Culture

Teater Tradisional Noh: Keindahan yang Klasik

Jepang, sebagai negara yang dikenal dengan warisan budayanya yang kaya, memiliki beragam seni pertunjukan tradisional yang memukau. Salah satu yang paling menarik adalah teater tradisional Noh.

Dalam ulasan kali ini, Pandai Kotoba akan mengulas tentang sejumlah fakta tentang teater tradisional Noh yang menarik untuk diketahui. Yuk, kita simak Minasan!

Kenapa Dinamakan Noh?

teater tradisional noh

Nama “Noh” (能) berasal dari karakter Kanji Jepang yang merujuk pada kemampuan atau keahlian.

Pemilihan nama ini menggambarkan fokus pada kemampuan atau keahlian yang diperlukan untuk pertunjukan Noh.

Penggunaan karakter “Noh” untuk nama pertunjukan ini sebenarnya menggambarkan kesan bahwa teater tradisional Noh adalah bentuk seni pertunjukan tingkat tinggi yang memerlukan keahlian khusus untuk melaksanakannya dengan baik.

Aktor Noh harus menjalani pelatihan yang panjang dan intensif untuk menguasai gerakan, dialog, musik, dan penggunaan masker dalam pertunjukan ini.

Selain itu, nama “Noh” juga mencerminkan penghargaan terhadap nilai seni yang tinggi dalam pertunjukan ini. 

Pertunjukan Noh dianggap sebagai salah satu bentuk seni yang sangat dihormati dalam budaya Jepang, dan istilah “Noh” mencerminkan penghormatan terhadap tingkat keahlian yang dibutuhkan dalam seni pertunjukan ini.

Jadi, singkat cerita, nama “Noh” digunakan untuk menggambarkan kemampuan, keahlian, dan nilai seni yang tinggi yang terkait dengan pertunjukan teater tradisional ini.

Awal Mula Pertunjukan Noh

Sejarah Noh dimulai pada abad ke-14, pada masa pemerintahan Kaisar Go-Komatsu. 

Teater ini dikaitkan dengan Kanami Kiyotsugu, seorang aktor dan penulis, dan putranya Zeami Motokiyo, yang merupakan tokoh sentral dalam pengembangan Noh. 

Mereka menggabungkan unsur-unsur tarian, musik, dialog, dan drama untuk menciptakan bentuk seni yang sangat unik dan berbeda.

Pengaruh Budaya dan Agama

Noh sangat dipengaruhi oleh agama Shinto dan Buddhisme. Banyak cerita dalam pertunjukan Noh terkait dengan mitologi, cerita rakyat, dan tema-tema spiritual.

Penciptaan Noh sebagian besar teriinspirasi oleh keinginan untuk menghormati roh leluhur dan untuk menghormati para dewa.

Kesenian Klasik dan Warisan Budaya

Selama berabad-abad, Noh telah dianggap sebagai seni pertunjukan klasik Jepang yang penting.

Pementasan Noh tidak hanya dilihat sebagai hiburan, tetapi juga sebagai cara untuk mempertahankan warisan budaya Jepang. 

Bahkan saat ini, Noh tetap dianggap sebagai bentuk kesenian yang melambangkan keindahan dan kedalaman budaya Jepang.

Perkembangan Struktur Pertunjukan Noh

Pertunjukan Noh memiliki struktur yang khas, Minasan. Berikut ini akan dipaparkan secara singkat lima jenis peran dalam Noh:

  • Shite: Aktor utama yang mengenakan masker dan memainkan peran sentral.
  • Waki: Aktor pendamping yang bertindak sebagai karakter pendukung atau narator.
  • Tsure: Aktor pendamping kedua yang membantu shite.
  • Kyogen: Pertunjukan komedi pendek yang bertindak sebagai pembuka atau pengisi selingan.
  • Hayashi: Orkestra yang memainkan musik Noh dengan instrumen-instrumen tradisional seperti shamisen, nohkan, dan taiko.

Topeng dan Kostum Noh

Salah satu ciri khas teater tradisional Noh adalah penggunaan topeng yang sangat ekspresif. 

Topeng ini disebut “Noh-men,” digunakan untuk menggambarkan karakter dan emosi dalam pertunjukan. 

Kostum yang digunakan oleh aktor Noh juga sangat mewah dan sering kali merujuk pada periode sejarah tertentu.

Nah, berikut adalah beberapa jenis topeng Noh yang paling umum digunakan:

1. Hannya

Topeng Hannya menggambarkan karakter perempuan yang telah berubah menjadi setan karena rasa cemburu atau amarah yang mendalam. Hannya adalah salah satu topeng teater tradisional Noh yang paling ikonik dan sering kali digunakan dalam pertunjukan yang menyoroti tema-tema kegelapan dan tragedi.

2. Okina

Topeng Okina adalah topeng yang mewakili karakter seorang tua bijak atau dewa. Topeng ini memiliki tampilan yang tenang dan sering digunakan dalam pembukaan pertunjukan Noh untuk membawa kesucian dan keberuntungan.

3. Onna

Topeng Onna menggambarkan karakter perempuan dan umumnya digunakan untuk peran-peran perempuan dalam pertunjukan teater tradisional Noh. Topeng ini memiliki fitur-fitur wajah yang halus dan tampilan yang anggun.

4. Shiwa

Topeng Shiwa digunakan untuk menggambarkan karakter-karakter tua yang telah mengalami penuaan. Topeng ini memiliki kerutan-kerutan yang dalam dan menunjukkan karakter yang berpengalaman.

5. Ko-omote

Topeng Ko-omote adalah topeng yang menggambarkan karakter perempuan muda atau dewi. Topeng ini memiliki fitur-fitur wajah yang cantik dan tampilan yang anggun.

6. Tengu

Topeng Tengu menggambarkan karakter setengah burung setengah manusia yang dikenal sebagai Tengu dalam mitologi Jepang. Karakter ini seringkali digambarkan sebagai makhluk jahat yang memiliki kemampuan supranatural.

7. Hyottoko

Topeng Hyottoko menggambarkan karakter komedi yang konyol dan sering digunakan dalam pertunjukan komedi Noh. Karakter ini memiliki tampilan yang lucu, dengan mulut tersumpal menjadi bentuk oval.

8. Kishin

Topeng Kishin menggambarkan karakter dewa dan seringkali digunakan dalam pertunjukan yang menghadirkan tema-tema agama dan mitologi.

Setiap topeng Noh memiliki desain yang unik dan digunakan untuk menggambarkan karakter serta emosi yang berbeda dalam cerita. Kombinasi antara gerakan tubuh aktor, dialog, musik, dan topeng menciptakan pengalaman artistik yang mendalam dalam pertunjukan Noh.

Kisah-Kisah dalam Teater Tradisional Noh

Teater tradisional Noh memiliki beragam cerita yang dibawakan dalam pertunjukan-pertunjukannya.

Kira-kira apa saja cerita yang diangkat dalam teater tradisional Noh? Berikut adalah beberapa jenis cerita umum yang diperankan dalam teater Noh:

1. Cerita Sejarah (Shura Mono)

Jenis cerita ini sering mengambil latar belakang sejarah Jepang dan menggambarkan peristiwa-peristiwa penting atau pejuang-pejuang terkenal. Contoh dari cerita ini adalah “Atsumori” yang mengisahkan pertarungan antara pejuang muda Atsumori dan pejuang yang lebih tua.

2. Cerita Romantis (Katsura Mono)

Cerita-cerita romantis dalam teater tradisional Noh seringkali berfokus pada hubungan antara pria dan wanita. Contoh dari cerita ini adalah “Takasago” yang mengisahkan tentang pasangan yang bahagia selama bertahun-tahun.

3. Cerita Agama dan Mitologi (Kami Mono)

Cerita-cerita ini berkaitan dengan agama Shinto dan mitologi Jepang. Mereka seringkali melibatkan dewa-dewa atau makhluk-makhluk supranatural. Contoh dari cerita ini adalah “Aoi no Ue” yang melibatkan dewi dan roh jahat.

4. Cerita Leluhur (Ryōri Mono)

Cerita-cerita ini berkaitan dengan kehormatan leluhur dan ritual pemujaan leluhur. Mereka mencerminkan nilai-nilai keluarga dan tradisi. Contoh dari cerita ini adalah “Izutsu” yang berfokus pada seorang ibu yang merindukan anaknya yang telah meninggal.

5. Cerita Supernatural (Kiwame Mono)

Jenis cerita ini sering melibatkan makhluk-makhluk supranatural, hantu, atau roh. Mereka menciptakan suasana yang misterius dan seringkali mengeksplorasi tema-tema seperti karma dan kehidupan setelah kematian. Contoh dari cerita ini adalah “Matsukaze” yang melibatkan hantu-hantu yang berkeliaran.

6. Cerita Komedi (Kiri Noh)

Meskipun teater tradisional Noh dikenal dengan nuansa yang serius, ada juga cerita-cerita komedi yang diperankan dalam pertunjukan Noh. Mereka sering menghadirkan karakter-karakter kocak dan situasi lucu. Contoh dari cerita ini adalah “Takatsuki” yang berfokus pada kebingungan seorang pria yang tersesat.

Setiap jenis cerita dalam teater Noh memiliki karakteristiknya sendiri dan seringkali menggabungkan unsur-unsur musik, gerakan, dialog, dan kostum yang unik.

Pertunjukan Noh adalah pengalaman yang mendalam dan penuh dengan makna, dan cerita-cerita ini menciptakan beragam nuansa dan emosi yang dapat dinikmati oleh penonton.

Pengakuan UNESCO

Pada tahun 2001, seni pertunjukan Noh diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Manusia. Pengakuan ini mengukuhkan pentingnya Noh dalam budaya Jepang dan dampaknya di tingkat internasional.

Meskipun Noh adalah seni pertunjukan yang kuno, seni ini terus berkembang dan menginspirasi seniman dan penonton modern. Banyak upaya telah dilakukan untuk menjaga warisan budaya ini tetap hidup dan relevan di era modern.

Demikian Minasan beberapa hal yang menarik untuk diketahui perihal teater tradisional Noh. 

Bisa disimpulkan, teater tradisional Noh adalah warisan budaya yang indah dan penting bagi Jepang. Dengan sejarah yang panjang dan beragam, serta pengaruh agama dan budaya yang kuat, Noh tetap menjadi salah satu ciri khas terbesar dalam kekayaan budaya Jepang.

Pertunjukan ini adalah contoh sempurna dari bagaimana seni pertunjukan dapat menjadi jendela pengetahuan perihal sejarah dan keunikan suatu budaya.

Bagaimana Minasan? Tertarik untuk menonton pertunjukkan Noh secara langsung di Jepang? Untuk itu Minasan sangat perlu untuk mempelajari bahasa Jepang, Minasan.

Bagi Minasan yang ingin belajar bahasa Jepang dengan cara yang menarik, Minasan bisa mengikuti berbagai kelas bahasa Jepang di Pandai Kotoba, lho!

Tertarik untuk belajar bahasa Jepang bersama Pandai Kotoba? Buat yang penasaran, klik di sini ya!

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *