Culture

Pemikiran Orang Jepang tentang Tulang Belulang

Orang Jepang yang meninggal karena kecelakaan atau lainnya, akan dicari tulang belulangnya oleh keluarganya. Kecelakaan pesawat, misalnya, akan menjadi masalah besar karena sanak keluarga yang ditinggalkan akan berusaha mencari tulang belulang orang yang meninggal dengan sekuat tenaga.

Jenazah Sebaiknya Utuh

Berapa tahun pun yang diperlukan, mereka akan tetap berusaha mencarinya, karena mereka tidak mau orang yang meninggal tersebut tidak bisa beristirahat dengan tenang kalau tulang belulangnya tidak dimakamkan di kuburan keluarga. Ada peneliti yang mengatakan bahwa hal tersebut hanya ada pada orang Jepang.

Walaupun sudah lebih dari 70 tahun, orang Jepang masih mencari tulang belulang sanak saudaranya yang meninggal pada saat Perang Dunia II. Di Papua banyak tentara Jepang yang meninggal pada saat perang. Setiap tahun, banyak orang Jepang pergi ke Papua untuk mencari tulang belulang sanak keluarganya yang meninggal untuk dibawa pulang ke Jepang.

Ada sebuah artikel yang menarik. Dalam artikel itu dituliskan tentang seorang Amerika yang meninggal karena kecelakaan di Jepang. Ibu orang tersebut datang dari Amerika ke Jepang. Beliau lebih mementingkan liontin kalung yang dipakai anaknya daripada tulang belulangnya. Orang Jepang sangat terkejut melihat Ibu tersebut tidak mementingkan tulang belulang anaknya.

Roh Dan Raga

Dalam agama Kristen, roh akan meninggalkan raga dan pergi ke surga atau neraka. Arwah akan menjaga kita dari surga, tidak seperti pemikiran orang Jepang yaitu roh akan turun ke bumi. Pada dasarnya roh tidak berkomunikasi dengan manusia.

orang jepang tulang

Menurut orang Kristen, roh adalah yang paling penting. Kalau roh sudah terpisah dari raga, maka raga tersebut sudah tidak memiliki makna lagi. Karena itu, orang Kristen tidak berpikiran ingin membawa pulang jenazah ataupun tulang belulang orang yang sudah meninggal ke kampung halamannya dan dimakamkan di makam keluarga.

Orang Jepang juga berpikiran bahwa raga dan roh adalah hal yang berbeda. Tetapi orang Jepang tidak berpikiran bahwa setelah meninggal roh akan meninggalkan raga dan segera pergi ke tempat jauh. Orang Jepang menganggap bahwa roh, setelah meninggal, selama beberapa saat akan melayang dari raga/jenazah, ke kuburan, ataupun ke tempat sanak keluarga, teman yang akrab.

Di Jepang raga/jenazah diperlakukan sebagai hal yang penting karena alasan tersebut. Jenazah tidak langsung terpisah dengan roh, tapi ada satu kesatuan dengan roh.

Kamu tentu pernah mendengar tentang tranplantasi tubuh. Misalnya, pada orang yang meninggal karena kecelakaan atau sakit, organ tubuh tersebut (misalnya hati, paru-paru, liver, ginjal, pankreas) kalau ada yang masih sehat, organ tubuh tersebut didonorkan untuk orang yang memerlukannya.

Di Jepang tidak begitu banyak orang yang melakukan transplantasi organ tubuh (jumlahnya sangat sedikit). Kalau kita bandingkan dengan Amerika yang mempunyai tingkat tranplantasi tubuh tinggi di dunia, Jepang sangatlah sedikit. Pada tahun 2012, di Amerika jumlah orang yang menjadi pendonor setelah meninggal ada 8.143, sedagkan di Jepang hanya ada 110.

Alasan mengapa jumlah orang yang menjadi pendonor di Jepang cukup beragam. Salah satunya karena orang Jepang tidak berpikiran bahwa setelah meninggal raga dan roh akan langsung terpisah. Karena pemikiran orang Jepang yang seperti itu, orang Jepang jadi ragu-ragu untuk mendonorkan organ tubuhnya. Sebab roh dianggap masih berada di dalam jenazah di mana organ tersebut berada.

Sementara dalam pemikiran orang Kristen, raga dan roh merupakan dua hal yang terpisah, tentu tidak akan ada penolakan untuk mendonorkan organ tubuh.

Bagi orang Jepang, kalau tulang belulang saudara yang meninggal tidak dimasukkan ke dalam makam keluarga, maka roh tersebut tidak akan dengan tenang terpisah dari raga dan pergi menuju “dunia sana”.

Agar Jiwa Tenang

Kematian dengan cara apapun merupakan hal yang menyedihkan. Kecelakaan dan cara kematian yang tidak alami bagi orang yang meninggal merupakan hal yang tidak beruntung. Kalau tingkat ketidakberuntungannya lebih kuat, jiwa dan raganya tidak bisa beristirahat dengan tenang. Kalau seperti itu, maka tidak bisa terus pergi ke dunia lain, dan mungkin akan melakukan hal yang buruk.

Orang di sekelilingnya akan susah, orang yang meninggalnya pun demikian. Karena itu, orang Jepang akan berusaha supaya jenazah dan tulang belulang bisa dikembalikan dan dimakamkan di kuburan. Supaya rohnya tenang, dan bisa dengan tenang menuju dunia lain.

Sampai sekarang sanak keluarga dari tentara Jepang yang meninggal di Papua masih mencari tulang belulang keluarganya. Ini tidak hanya terjadi di Papua. Di daerah lain pun keluarga tentara yang ditinggalkan mencari rulang belulang keluarga mereka.

Orang Jepang tidak bisa tenang dengan membiarkan begitu saja arwah tentara yang meninggal. Karena situasi perang di tempat yang jauh dari kampung halamannya di Jepang.

Sementara itu, pada Perang Dunia II, juga banyak tentara Jerman yang meninggal di Rusia, Polandia, dan negara lainnya. Orang Jerman tidak membawa pulang tulang belulang tentara yang meninggal kembali ke Jerman. Tapi memakamkannya di tempat tersebut dan membuat monumen peringatan. Berbeda dengan orang Jepang yang ingin membawa pulang tulang belulang keluarga yang meninggal.

Baca artikel Budaya Jepang lainnya hanya di Pandai Kotoba ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *