Culture

Akira Kurosawa, Sutradara Legendaris dari Jepang

Minasan, siapa yang tidak kenal dengan Akira Kurosawa, salah satu sutradara legendaris dalam sejarah perfilman baik di Jepang maupun dunia internasional? 

Dengan pandangan mata yang khas, Akira Kurosawa mampu menghadirkan kisah-kisah yang mendalam dan penuh emosi di layar perak. Mari Minasan, kita selami kisah hidup inspiratif dari sosok kreatif ini.

Awal yang Tidak Mudah

sutradara jepang akira kurosawa

Masa kecil Akira Kurosawa adalah periode yang penuh tantangan dan perubahan dalam kehidupannya. 

Akira Kurosawa lahir pada 23 Maret 1910, di kota Tokyo, Jepang. Ia adalah anak bungsu dari delapan bersaudara dalam keluarga Kurosawa. Keluarganya memiliki sejumlah masalah finansial yang sering kali harus dihadapinya selama masa kecilnya.

Ayah Kurosawa, Isamu Kurosawa, adalah seorang tentara yang bekerja sebagai guru di sekolah dasar. Namun, ia mengalami berbagai masalah kesehatan mental yang mengakibatkan pemecatan dan perpisahan dengan keluarganya. Ini adalah salah satu faktor yang berkontribusi pada kesulitan finansial keluarga mereka.

Orang tua Kurosawa, Isamu dan Fuku Kurosawa, akhirnya bercerai ketika Akira masih muda. Ini memisahkan keluarga dan meninggalkan Akira dengan perasaan terisolasi dan kesulitan dalam mencari jati dirinya.

Kehidupan keluarga Kurosawa menjadi semakin sulit setelah perpisahan orang tua. Akira dan saudara-saudaranya tinggal bersama ibu mereka, Fuku Kurosawa, yang berjuang keras untuk menghidupi mereka dalam situasi keuangan yang sulit.

Masa kecil Kurosawa juga mencakup periode Perang Dunia I dan berbagai masalah sosial yang muncul terkait dengan konflik tersebut. Kondisi ekonomi di Jepang pada saat itu tidak stabil, yang juga memengaruhi kehidupan keluarga Kurosawa.

Meskipun masa kecil Akira Kurosawa diwarnai oleh berbagai tantangan dan ketidakstabilan, pengalamannya ini mungkin juga memberinya perspektif unik dan pemahaman mendalam tentang kompleksitas kondisi manusia.

Keterlibatannya dalam dunia perfilman kemudian membantu menciptakan karya-karya yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan dan kemanusiaan. Dalam perjalanan hidupnya, Akira Kurosawa berhasil mengatasi berbagai rintangan untuk menjadi salah satu sutradara paling terkenal dan dihormati dalam sejarah perfilman dunia.

Ketertarikan Pada Dunia Film

Ketertarikan Akira Kurosawa pada dunia film bermula ketika ia masih muda, khususnya pada awal tahun 1930-an. 

Akira Kurosawa tumbuh di kota Tokyo, yang pada masa itu merupakan pusat aktivitas budaya dan hiburan. Kota ini menawarkan banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dunia seni, termasuk perfilman.

Sebelum memasuki dunia perfilman, Kurosawa belajar seni lukis di Universitas Seni Rupa Imperial Tokyo. Pengalaman ini memperkuat minatnya dalam ekspresi visual dan komposisi gambar, yang kemudian menjadi elemen kunci dalam pekerjaannya sebagai sutradara.

Selama masa kuliahnya tersebut, Kurosawa membaca banyak karya sastra, termasuk karya-karya dari penulis terkenal seperti Fyodor Dostoevsky. Ini memperdalam pemahamannya tentang karakter dan konflik, yang menjadi elemen penting dalam naskah-naskah filmnya.

Selain itu, Akira Kurosawa mulai menghabiskan waktu menonton film-film asing, terutama film-film Barat, seperti karya-karya dari sutradara seperti John Ford dan Frank Capra. Pengaruh dari film-film tersebut terlihat dalam karyanya, terutama dalam penggunaannya yang cerdas mengenai komposisi visual dan narasi.

Pada tahun 1936, Kurosawa mendapat pekerjaan sebagai asisten sutradara di perusahaan film Toho. Inilah awal perjalanannya dalam dunia perfilman. Ia belajar banyak tentang teknik-teknik sutradara dan produksi film selama masa ini.

Setelah bekerja sebagai asisten sutradara selama beberapa tahun, Kurosawa akhirnya mendapatkan kesempatan untuk debut sebagai sutradara. Film pertamanya, “Sanshiro Sugata” (1943), merupakan awal dari karirnya yang cemerlang sebagai sutradara.

Ketertarikan Kurosawa pada dunia film berkembang menjadi kecintaan yang mendalam, dan ia menjadi salah satu sutradara paling berpengaruh dalam sejarah perfilman.

Gaya sutradara yang unik, penggunaan visual yang brilian, dan narasi yang kompleks membuatnya menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam perfilman internasional. Ia terus menghasilkan karya-karya yang memengaruhi banyak sutradara dan penonton di seluruh dunia.

Pasangan Hidup Akira Kurosawa

Akira Kurosawa memiliki dua istri selama hidupnya. Istri pertamanya adalah Yoko Kajima. Tidak banyak informasi yang tersedia tentang Yoko Kajima, dan pernikahan mereka berakhir dengan perceraian.

Setelah perceraian dengan Yoko Kajima, Akira Kurosawa menikah dengan Yōko Yaguchi, istri keduanya, pada tahun 1945.

Kisah cinta Akira Kurosawa dengan Yōko Yaguchi, istri keduanya, adalah bagian yang lebih pribadi dari kehidupan seorang sutradara legendaris ini. 

Meskipun tidak banyak informasi yang tersedia tentang kisah cinta mereka, namun diketahui bahwa mereka menikah pada tahun 1945, saat Jepang masih dalam masa pasca-Perang Dunia II.

Pernikahan mereka berlangsung selama beberapa dekade, dan mereka memiliki dua anak bersama. Yōko Yaguchi adalah seorang penulis dan ilustrator yang juga meniti karirnya dalam dunia seni. 

Meskipun Akira Kurosawa terkenal karena pekerjaannya di dunia perfilman, kisah cinta mereka adalah bagian yang lebih pribadi dari kehidupan mereka. Kurosawa sendiri tidak terlalu banyak membicarakan kehidupan pribadinya kepada media.

Ia lebih fokus pada karyanya dalam perfilman. Namun, keberadaan keluarganya, termasuk Yōko Yaguchi, memberinya dukungan dan stabilitas yang penting dalam perjalanan panjangnya sebagai sutradara.

Pada akhirnya, kisah cinta Akira Kurosawa dengan Yōko Yaguchi adalah salah satu dari banyak aspek kehidupannya yang lebih pribadi. Karya-karya besar dan warisannya dalam dunia perfilman tetap menjadi pusat perhatian dan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Pencapaian Akira Kurosawa dalam Dunia Film

Akira Kurosawa adalah salah satu sutradara paling berpengaruh dan dihormati dalam sejarah perfilman.

Film Klasik yang Mendunia

Kurosawa menciptakan sejumlah film klasik yang diakui secara internasional dan masih menjadi inspirasi bagi banyak sutradara hingga saat ini. Beberapa film terkenalnya termasuk “Seven Samurai,” “Rashomon,” “Yojimbo,” “Sanjuro,” “Throne of Blood,” dan “Ikiru.”

Penghargaan Internasional

Karya-karyanya meraih berbagai penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Grand Prix di Festival Film Cannes untuk “Rashomon” pada tahun 1951. Ia juga memenangkan Academy Award (Oscar) untuk film “Dersu Uzala” (1975) dan “Kagemusha” (1980).

Pengaruh Terhadap Sutradara Dunia

Kurosawa memengaruhi generasi sutradara di seluruh dunia, termasuk sutradara Barat seperti George Lucas, Steven Spielberg, dan Martin Scorsese. Karyanya telah memengaruhi perkembangan sinematografi modern dan teknik penyutradaraan.

Inovasi Teknik Sinematik

Kurosawa dikenal karena inovasinya dalam penggunaan teknik-teknik sinematik. Ia sering bekerja sama dengan sinematografer Teruyoshi Nakano untuk menciptakan komposisi visual yang memukau, pergerakan kamera yang dinamis, dan penggunaan cahaya yang dramatis.

Pencipta Genre

Kurosawa berperan dalam menciptakan dan mengembangkan genre jidaigeki (film samurai) dalam perfilman Jepang. Film seperti “Seven Samurai” menjadi contoh utama dari genre ini dan menginspirasi banyak film samurai lainnya.

Kebebasan Artistik

Kurosawa sering kali bekerja di luar batas-batas konvensional dan memiliki kebebasan artistik yang besar dalam pembuatan filmnya. Ia menghadapi tantangan dalam industri film Jepang yang pada waktu itu terstruktur, tetapi terus menerus mengejar visinya.

Pengakuan dalam Karier Panjang

Kurosawa menjalani karier yang panjang dan produktif, menciptakan lebih dari tiga puluh film selama hidupnya. Ia juga mendapatkan pengakuan atas kontribusinya terhadap perkembangan dan peningkatan kualitas perfilman Jepang.

Penghargaan

Selain Academy Award dan Penghargaan Grand Prix Cannes, Kurosawa menerima banyak penghargaan dan pujian dari berbagai organisasi dan festival film di seluruh dunia, menjadikannya salah satu sutradara terkemuka dalam sejarah perfilman.

Pencapaian-pencapaian ini hanya sebagian kecil dari warisan besar Akira Kurosawa dalam dunia film. Ia terus memengaruhi dunia perfilman dan tetap dihormati sebagai salah satu sutradara terbesar dalam sejarah perfilman dunia.

Kritik Terhadap Karya Akira Kurosawa

Tak hanya pujian, tentu muncul beberapa kritik terhadap karya-karya Akira Kurosawa. 

Meskipun Akira Kurosawa dianggap sebagai salah satu sutradara terbesar dalam sejarah perfilman, seperti banyak tokoh seni besar, ia juga menerima kritik dan kontroversi sepanjang kariernya.

Beberapa kritik terhadap Akira Kurosawa di antaranya sebagai berikut:

1. Tokoh Wanita yang Kurang Dikembangkan

Beberapa kritikus menyoroti bahwa karakter wanita dalam film-film Kurosawa sering kali kurang dikembangkan dan cenderung menjadi peran pendukung. Ini dapat dilihat dalam film-film seperti “Seven Samurai” di mana peran-peran wanita cenderung terbatas.

2. Stereotip Etnis

Beberapa kritikus juga menganggap bahwa Kurosawa terkadang menggunakan stereotip etnis dalam film-filmnya, terutama dalam menggambarkan karakter-karakter asing atau non-Jepang. Misalnya, dalam film “Red Beard,” karakter dokter Eropa digambarkan dengan stereotip yang tidak selalu positif.

3. Kompleksitas Cerita

Meskipun banyak orang menghargai kecerdasan cerita Kurosawa, beberapa kritikus merasa bahwa alur cerita dalam beberapa filmnya terlalu rumit atau terlalu lambat. Ini bisa membuat beberapa penonton merasa sulit untuk terlibat sepenuhnya dalam cerita.

4. Kritik Pribadi

Selama karirnya, Kurosawa juga menghadapi kritik dan konflik pribadi dengan industri perfilman Jepang. Beberapa karyanya, seperti “Dodeskaden” (1970), yang tidak sesuai dengan ekspektasi, menerima ulasan negatif dan komersial yang buruk.

5. Pengaruh Barat

Beberapa kritikus Jepang menganggap bahwa Kurosawa terlalu terpengaruh oleh film-film Barat, terutama dalam film-film yang diproduksinya setelah Perang Dunia II. Mereka mengkritiknya karena dianggap terlalu mencoba “mengakulturasi” film Jepang.

6. Kritik Finansial

Beberapa film Akira Kurosawa, meskipun diakui secara kritikal, tidak selalu sukses secara finansial. Hal ini menyebabkan beberapa produser dan investor kecewa, dan ia mengalami kesulitan dalam mendanai beberapa proyeknya.

Meskipun Kurosawa menerima kritik-kritik ini, karya-karyanya tetap dihormati di seluruh dunia dan memiliki pengaruh yang kuat dalam sejarah perfilman. 

Ia terus dikenang sebagai salah satu sutradara terbesar dalam sejarah perfilman dan warisannya terus hidup melalui pengaruhnya terhadap generasi sutradara yang datang setelahnya.

Warisan yang Abadi

Akira Kurosawa meninggal dunia pada 6 September 1998, di usia 88 tahun, di Setagaya, Tokyo, Jepang. Penyebab kematian adalah serangan jantung.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir hidupnya ia mengalami masalah kesehatan, termasuk masalah punggung dan ginjal, namun namanya tetap menjadi salah satu figur paling ikonik dalam dunia perfilman.

Kurosawa terus bekerja di dunia perfilman hingga usia senjanya. Karya terakhirnya adalah “Madadayo” (1993), sebuah film yang dirilis ketika ia berusia 83 tahun. Meskipun ia mengalami tantangan dan kritik dalam kariernya, ia tetap menjalani karier yang panjang dan produktif, menciptakan sejumlah film klasik yang menjadi bagian penting dari sejarah perfilman.

Setelah kematiannya, warisannya tetap hidup melalui karya-karyanya yang terus ditonton dan dihormati oleh penonton di seluruh dunia. Akira Kurosawa adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam dunia perfilman, dan pengaruhnya terasa hingga saat ini, terutama dalam pengembangan teknik sinematik dan narasi dalam film.

Begitulah Minasan seulas kisah tentang sutradara Jepang legendaris bernama Akira Kurosawa. Kisah hidup Akira Kurosawa adalah contoh nyata dedikasi, kegigihan, dan cinta pada seni perfilman.

Ia membuktikan bahwa bahkan dalam menghadapi rintangan terbesar sekalipun, seseorang dapat menciptakan karya yang abadi dan menginspirasi generasi setelahnya.

Semoga kisah Akira Kurosawa ini bisa menjadi inspirasi juga bagi kita ya. 

Oh ya, jangan lupa untuk terus ikuti info tentang bahasa dan budaya Jepang melalui instagram Pandai Kotoba dan Channel Youtube Pandai Kotoba!

Mata ne~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *