Culture

Tradisi Furoshiki, Seni Melipat Kain Ala Jepang

Siapa yang tidak menyukai barang-barang yang serba guna dan ramah lingkungan? Nah, Minasan mari kita kenali lebih dekat dunia Furoshiki, seni melipat kain ala Jepang yang tak hanya praktis, tapi juga kreatif, dan tentu saja ramah lingkungan.

Bagi Minasan yang penasaran apa itu tradisi Furoshiki dan hal lain tentangnya, yuk simak ulasan lengkapnya melalui ulasan berikut ini.

Furoshiki Adalah…

Furoshiki adalah seni tradisional Jepang perihal melipat kain persegi menjadi berbagai bentuk untuk membungkus, membawa, atau mengemas berbagai barang.

Furoshiki terbuat dari kain yang seringkali berbentuk persegi dengan berbagai ukuran, warna, dan desain. Kain-kain ini bisa terbuat dari berbagai bahan, termasuk sutra, katun, atau kain sintetis, tergantung pada tujuan penggunaannya.

Asal Usul Istilah Furoshiki

Istilah “Furoshiki” sendiri berasal dari kata Jepang “furo”  (風呂)  yang berarti “mandi” dan “shiki” (敷) yang berarti “selubung” atau “penutup.”

Pada awalnya, tradisi Furoshiki memang digunakan untuk membawa pakaian ke pemandian umum di Jepang. Namun, seiring berjalannya waktu, seni melipat kain ini berkembang menjadi suatu cara yang serba guna dan ramah lingkungan dalam hal mengemas dan membawa berbagai barang.

Sejarah Furoshiki

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tradisi Furoshiki pada awalnya digunakan untuk membungkus pakaian kotor atau barang-barang lainnya sebelum dibawa ke pemandian umum. Dengan terbungkus Furoshiki barang-barang menjadi terjaga kebersihannya dan mudah saat dibawa.

Selama periode Edo (1603-1868), Furoshiki mulai digunakan lebih luas untuk beragam tujuan. Selain penggunaan di pemandian umum, Furoshiki juga digunakan sebagai alas tidur, alas duduk, dan bahkan untuk mengemas makanan.

Seiring berjalannya waktu, teknik lipatan kreatif berkembang, yang memungkinkan Furoshiki digunakan untuk berbagai keperluan. Teknik lipatan ini menjadi semakin rumit, namun menciptakan tampilan yang estetis dan cantik.

Pada abad ke-20, Furoshiki mulai mendapatkan popularitas di luar Jepang sebagai solusi ramah lingkungan dalam mengemas dan membungkus barang-barang. Kehadiran tradisi furoshiki menjadi semakin relevan dengan meningkatnya kesadaran akan masalah lingkungan.

Dengan kata lain, tradisi Furoshiki telah menjadi simbol gerakan dalam pengurangan limbah plastik. 

Jenis Teknik Melipat Kain dalam Tradisi Furoshiki

Minasan, terdapat berbagai teknik lipatan yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis bungkusan dalam seni tradisi Furoshiki. Jenis lipatan bisa berbeda-beda tergantung tujuan penggunaannya. Yuk mari kita cek, beberapa jenis teknik Furoshiki berikut ini.

1. Yasashii Tsutsumi (Cara Melipat Sederhana)

“Yasashii Tsutsumi” adalah salah satu teknik dasar dalam seni Furoshiki yang digunakan untuk membungkus barang dengan cara yang sederhana dan praktis.

Dalam bahasa Jepang, “Yasashii” berarti “mudah” atau “sederhana,” dan “Tsutsumi” berarti “pembungkusan” atau “penutupan.” Jadi, secara harfiah “Yasashii Tsutsumi” berarti “Pembungkusan yang Sederhana atau mudah.”

Nah, cara melipat Furoshiki dengan teknik Yasashii Tsutsumi adalah sebagai berikut:

  • Letakkan barang yang ingin dibungkus di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain dan tarik ke atas sehingga mereka bertemu di atas barang. Ini akan membuat dua sudut berlawanan kain yang tersisa berada di bawah barang.
  • Ikatkan dua sudut berlawanan yang telah ditarik ke atas menjadi simpul di atas barang. Pastikan simpul ini cukup kuat untuk menjaga barang tetap tertutup.
  • Barang sekarang terbungkus dengan aman dalam Furoshiki dan langsung bisa dibawa dengan nyaman.

2. Otsukai Tsutsumi (Pembungkusan Belanja)

Teknik Otsukai Tsutsumi sangat cocok untuk membungkus barang-barang yang dibeli saat berbelanja.

Dengan memakai Furoshiki saat berbelanja maka akan mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga membantu menjaga kebersihan serta memberikan tampilan yang lebih estetis. Intinya, ini merupakan cara yang ramah lingkungan sebagai kantong belanja.

Secara harfiah, istilah Otsukai Tsutsumi sendiri terdiri atas dua kata. Yaitu, “otsukai” berarti “belanja,” dan “tsutsumi” berarti “pembungkusan”. Jadi, “Otsukai Tsutsumi” secara harfiah berarti “Bungkus Belanjaan.”

Cara melipat Furoshiki dengan teknik Otsukai Tsutsumi adalah sebagai berikut:

  • Letakkan barang-barang belanjaan di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain dan tarik ke atas sehingga keduanya bertemu di atas barang belanjaan. Ini akan membentuk dua sudut berlawanan kain yang tersisa di bawah barang belanjaan.
  • Ikatkan dua sudut berlawanan yang telah ditarik ke atas dengan kuat di atas barang belanjaan. Pastikan simpul ini cukup kuat untuk menjaga barang-barang belanjaan tetap aman dan tertutup.
  • Barang-barang belanjaan sekarang terbungkus dengan rapi dalam Furoshiki, dan sudah bisa dibawa dengan dengan nyaman.

3. Bin Tsutsumi (Pembungkusan Kotak)

Dalam bahasa Jepang, “bin” berarti “kotak,” dan “tsutsumi” berarti “pembungkusan”. Jadi, “Bin Tsutsumi” berarti “Pembungkusan Kotak.”

Sesuai namanya, teknik Bin Tsutsumi sangat cocok untuk membungkus barang-barang berbentuk kotak, seperti buku, kotak hadiah, atau barang-barang lain yang berbentuk serupa.

Dengan teknik ini, Furoshiki membentuk penutup yang estetis dan fungsional untuk barang-barang tersebut.

Nah, langkah untuk melipat Furoshiki ala Bin Tsutsumi adalah seperti berikut:

  • Letakkan barang yang ingin dibungkus di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain yang berdekatan dengan sudut-sudut kotak barang yang ingin dibungkus.
  • Tarik kedua sudut tersebut ke atas, sehingga kedua sudut tersebut bertemu di atas barang yang ingin dibungkus. Ini akan membentuk dua sudut berlawanan kain yang tersisa di bawah barang.
  • Ambil dua sudut berlawanan yang tersisa dan tarik ke atas melewati barang dan simpul yang telah dibuat. Pastikan kain yang telah ditarik ke atas melewati barang.
  • Ikatkan dua sudut berlawanan yang telah ditarik ke atas di atas barang dengan kuat. Ini akan membentuk simpul di atas barang yang menutupnya dengan rapat.
  • Barang sudah terbungkus dan siap dibawa dengan Furoshiki.

4. Hira Tsutsumi (Pembungkusan Datar)

Hira Tsutsumi adalah teknik yang digunakan untuk membungkus barang datar seperti buku atau dokumen. “Hira” berarti “datar,” dan “tsutsumi” berarti “pembungkusan”.

Cara melipatnya tidak jauh berbeda dengan teknik melipat Furoshiki sebelumnya. Barang diletakkan di tengah kain, lalu kain ditarik dari atas dan bawah dan diikat menjadi simpul.

5. Oni Musubi (Simpul Setan)

“Oni Musubi” adalah salah satu teknik Furoshiki yang digunakan untuk membuat simpul yang sangat kuat. Dalam bahasa Jepang, “Oni” mengacu pada setan atau makhluk supernatural, dan “Musubi” berarti “simpul” atau “pengikatan.”

Teknik ini digunakan ketika ingin memastikan bahwa Furoshiki tetap terikat dengan sangat kuat dan aman, misalnya, saat membawa barang yang berat atau saat ingin memastikan bahwa bungkusan tetap tertutup dengan rapat.

Seperti namanya, simpul Oni Musubi memiliki reputasi kekuatan yang menyerupai “setan” dalam arti positif, karena sangat kuat dan tahan lama. 

Langkah membuat Oni Musubi

  • Letakkan barang yang ingin ingin dibungkus di tengah kain.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain yang berdekatan dengan sudut-sudut barang yang ingin dibungkus.
  • Tarik kedua sudut tersebut ke atas, sehingga sudut tersebut bertemu di atas barang yang ingin dibungkus. Ini akan membentuk dua sudut berlawanan kain yang tersisa di bawah barang.
  • Ambil dua sudut berlawanan yang tersisa dan tarik ke atas melewati barang dan simpul yang telah dibuat. Pastikan kain yang telah ditarik ke atas melewati barang.
  • Ikatkan dua sudut berlawanan yang telah ditarik ke atas dengan sangat kuat di atas barang. Simpul ini sebaiknya diikat dengan kuat dan dengan beberapa kali ikatan untuk memastikan keamanan.

6. Katachi Tsutsumi (Pembungkusan Berdasarkan Bentuk)

“Katachi Tsutsumi” adalah teknik Furoshiki yang digunakan untuk membungkus barang berdasarkan bentuknya. Dalam bahasa Jepang, “katachi” berarti “bentuk,” dan “tsutsumi” berarti “pembungkusan”. 

Teknik ini digunakan ketika ingin membungkus barang dengan bentuk tertentu, seperti botol, buah, atau barang-barang yang memiliki bentuk yang tidak simetris. Katachi Tsutsumi memungkinkan Furoshiki untuk dibentuk sedemikian rupa sehingga mengikuti bentuk barangnya dengan rapi.

Cara menggunakan teknik Katachi Tsutsumi bervariasi tergantung pada bentuk barang yang ingin dibungkus. Teknik ini melibatkan lipatan dan pengikatan kain Furoshiki dengan cara yang disesuaikan untuk menciptakan bungkusan yang sesuai dengan bentuk barang tersebut. 

Berikut adalah contoh penggunaan teknik Katachi Tsutsumi

  • Botol: Saat membungkus botol, Furoshiki dapat dilipat dan diikat sedemikian rupa sehingga botol terlindung dengan baik dan bisa dengan mudah dibawa.
  • Buah: Untuk membungkus buah, Furoshiki bisa dibentuk agar sesuai dengan ukuran dan bentuk buah tersebut dan diikat dengan baik sehingga buah tetap aman dan bersih.
  • Barang Berbentuk Aneh: Jika memiliki barang yang memiliki bentuk aneh atau tidak biasa, seperti alat elektronik, Furoshiki dapat diterapkan dengan teknik Katachi Tsutsumi agar cocok dengan bentuk barang yang ingin dibungkus.

7. Hon Tsutsumi (Pembungkusan Hadiah)

Dalam bahasa Jepang, “hon” berarti “hadiah,” dan “tsutsumi” berarti “pembungkusan”. Seperti namanya, “Hon Tsutsumi” adalah teknik dari tradisi Furoshiki yang digunakan untuk mengemas hadiah.

agar terlihat indah dan estetis.

Cara menggunakan teknik Hon Tsutsumi bervariasi tergantung pada ukuran hadiah dan kain Furoshiki yang digunakan.

Langkah untuk membungkus hadiah dengan cara Hon Tsutsumi adalah sebagai berikut.

  • Letakkan hadiah di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Lipat kain dan hadiah ke atas dengan hati-hati sehingga menciptakan lapisan-lapisan yang rapi dan estetis.
  • Ikuti teknik lipatan yang sesuai untuk menciptakan tampilan yang diinginkan, seperti pembungkusan berbentuk bunga atau simpul yang indah.
  • Pastikan bahwa kain Furoshiki tertutup dengan rapat.
  • Ikatkan simpul atau pita secukupnya untuk mengamankan pembungkusan dan menambahkan sentuhan akhir yang cantik.

8. Bento Tsutsumi (Pembungkusan Bento)

Selain menjaga makanan tetap aman dan bersih, teknik Bento Tsutsumi juga memungkinkan untuk membawa bekal makanan dengan gaya yang estetis.

Kata “Bento” merujuk  pada bekal makanan yang biasanya terdiri dari nasi, lauk, dan sayuran yang disajikan dalam kotak khusus yang disebut “bento box.” Sedangkan, kata “Tsutsumi” berarti “pembungkusan” . Jadi, “Bento Tsutsumi” artinya “Pembungkusan Bento.”

Langkah membungkus bento dengan cara melipat Bento Tsutsumi adalah sebagai berikut:

  • Letakkan bento box atau wadah makanan di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain dan tarik ke atas sehingga bertemu di atas bento box. Ini akan membentuk dua sudut berlawanan kain yang tersisa di bawah bento box.
  • Ikatkan dua sudut berlawanan yang telah ditarik ke atas di atas bento box dengan kuat. Pastikan simpul ini cukup kuat untuk menjaga bento box tetap tertutup.
  • Bento box sudah terbungkus dengan aman dalam Furoshiki dan siap dibawa.

9. Bottsu Tsutsumi (Pembungkusan Botol)

Bottsu Tsutsumi adalah cara membungkus botol dengan yang aman, sehingga botol tetap utuh dan tidak bocor selama perjalanan. Ini juga membantu melindungi botol dari goresan atau kerusakan.

Cara menerapkan teknik Furoshiki ala Bottsu Tsutsumi adalah sebagai berikut:

  • Letakkan botol yang ingin dibungkus di tengah kain persegi Furoshiki.
  • Ambil dua sudut berlawanan dari kain yang berdekatan dengan botol.
  • Tarik kedua sudut tersebut ke atas dan melilitkannya di sekitar leher botol, hal ini menjaga agar kain tertutup rapat di sekitar leher botol.
  • Ikatkan kedua sudut yang telah ditarik ke atas di bagian atas botol dengan kuat. Ini akan membentuk simpul yang mengamankan botol.
  • Pastikan bahwa kain Furoshiki tertutup dengan rapat di sekitar botol dan botol tetap dalam posisi tegak.

Demikian Minasan, hal-hal seputar tradisi Furoshiki, seni melipat kain sebagai bagian dari budaya Jepang.

Selain memiliki nilai tradisi dan budaya, penggunaan Furoshiki pun dianggap ramah lingkungan karena turut mengurangi sampah plastik.

Bagi Minasan yang mencari informasi tentang budaya Jepang lainnya, bisa pantau terus artikel di pandaikotoba.net, ya. Dan jangan lupa untuk follow dan subscribe Pandai Kotoba di Instagram dan Youtube!

Mata ne~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *