Culture,  Entertainment

Di Balik Komposisi Musik Ajaib Joe Hisaishi

Tentu kita sudah akrab dengan film-film rilisan studio Ghibli yang magical, penuh fantasi, dan tak jarang mengharukan. Selain animasinya yang khas, musik latar dari film-film Ghibli pun memiliki warna tersendiri yang menjadikannya ikonik, khas Ghibli. Maestro di belakang musik-musik Ghibli yang ajaib itu adalah seorang musisi jenius bernama Joe Hisaishi.

Siapa sebenarnya Joe Hisaishi sang pembuat musik latar fenomenal di banyak film Ghibli? Mari kita ulas dengan singkat di artikel Pandai Kotoba berikut ini.

Siapa itu Joe Hisaishi?

joe hisaishi musik ghibli soundtrack

Joe Hisaishi adalah seorang komposer musik dan pianis asal Jepang yang terkenal dengan karyanya dalam menggubah musik untuk film-film Studio Ghibli, yang seperti yang sudah kita tahu, merupakan salah satu studio animasi paling terkenal di dunia. 

Joe Hisaishi telah bekerja sama dengan sutradara Hayao Miyazaki dalam banyak film Studio Ghibli yang terkenal, seperti “My Neighbor Totoro,” “Princess Mononoke,” “Spirited Away,” dan banyak lagi. Karya-karyanya sering dianggap sebagai bagian integral dari keseluruhan pengalaman sinematik film-film tersebut, karena musiknya berhasil menyampaikan emosi serta bisa mendukung narasi film dengan sangat baik.

Selain bekerja di dunia film, Hisaishi juga telah merilis banyak album musiknya sendiri dan tampil dalam konser di seluruh dunia. Musiknya mencakup berbagai genre, termasuk klasik, avant-garde, dan pop. Joe Hisaishi dianggap sebagai salah satu komposer terkemuka di dunia dan telah memenangkan berbagai penghargaan untuk kontribusinya dalam industri musik dan film.

Awal Kehidupan Joe Hisaishi

Joe Hisaishi, yang lahir dengan nama Mamoru Fujisawa pada 6 Desember 1950, tumbuh besar di Nagano, Jepang. Saat masih muda, dia menunjukkan minat yang kuat dalam musik dan mulai belajar piano sejak usia lima tahun. Bakatnya dalam musik berkembang dengan cepat, dan pada usia sembilan tahun, dia sudah menulis komposisi musiknya sendiri.

Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Hisaishi melanjutkan studi musik di Kunitachi College of Music di Tokyo. Setelah lulus, dia mulai bekerja di industri musik Jepang dan mulai menciptakan nama untuk dirinya sendiri sebagai komposer dan pianis. Pada awal kariernya, dia menggunakan nama Mamoru Fujisawa untuk pekerjaannya di luar industri film.

Namun, ketika dia mulai bekerja dengan Studio Ghibli, yang dipimpin oleh sutradara Hayao Miyazaki, dia mengambil nama Joe Hisaishi sebagai nama panggung. Kolaborasinya dengan Studio Ghibli membawanya ke puncak ketenaran, dan karyanya dalam menyusun musik untuk film-film animasi tersebut menjadi sangat diakui secara internasional.

Penggunaan nama panggung seringkali adalah keputusan artistik atau profesional yang dibuat untuk berbagai alasan, termasuk daya tarik panggung, branding, atau bahkan pertimbangan pribadi.

Dalam hal Joe Hisaishi, penggunaan nama panggung mungkin dilakukan untuk memberikan identitas yang kuat dan terpisah dari pekerjaannya di dunia film, terutama ketika dia mulai membangun reputasi sebagai komposer untuk Studio Ghibli. Nama panggung juga dapat membantu dalam membangun merek yang dikenali oleh penonton internasional.

Seiring berjalannya waktu, nama Joe Hisaishi menjadi sangat terkait dengan musik film animasi Jepang, dan dia telah mencapai ketenaran internasional dengan karya-karyanya. Sebagai Joe Hisaishi, dia telah menciptakan beberapa scoring musik paling ikonik untuk film-film Studio Ghibli dan berhasil menciptakan identitasnya dalam industri musik dan perfilman.

Di Balik Komposisi Ajaib Joe Hisaishi

Salah satu ciri khas musik Joe Hisaishi adalah kemampuannya untuk menyampaikan emosi dengan sangat kuat. Melalui musiknya, ia mampu menciptakan atmosfer yang mendalam dan menggugah perasaan penonton.

Melodi dalam komposisi Hisaishi seringkali sangat membekas dan mudah diingat. Ia memiliki keahlian khusus dalam menciptakan melodi yang mengena dan memberikan dampak emosional yang besar.

Selain itu, musik Joe Hisaishi sering kali dianggap mampu mendukung narasi film agar terasa lebih hidup. Musik yang diciptakannya mampu mendukung cerita film dengan sangat baik, meningkatkan intensitas saat adegan-adegan penting, dan menciptakan kesan mendalam dalam ingatan penonton.

Yang menarik, Hisaishi tidak terpaku pada satu gaya musik tertentu. Ia mampu menggabungkan berbagai elemen dari genre yang berbeda, di antaranya klasik, pop, avant-garde, dan lebih banyak lagi. Hal ini membuatnya dianggap sebagai komposer yang unik, dan karyanya bisa relevan dalam berbagai kesan adegan dalam film.

Kolaborasinya dengan Studio Ghibli, terutama dengan Hayao Miyazaki, juga memberikan dimensi tambahan pada karyanya. Musiknya bukan hanya menjadi pelengkap, tetapi juga menjadi bagian inti dalam penciptaan dunia yang diceritakan dalam film-film animasi Studio Ghibli.

Penggunaan orkestrasi yang cerdik pun menjadi kelebihan tersendiri dari Joe Hisaishi. Joe Hisaishi sering menggunakan orkestra dalam komposisinya, dan kemampuannya dalam orkestrasi menciptakan suara yang megah dan kaya. Ini menghasilkan musik film yang epik dan mendalam.

Selain berbakat, Joe pun dianggap sebagai musisi yang kreatif dan kerap menawakan musik yang inovatif. Ia sering mencoba hal-hal baru dan eksperimental dalam komposisinya, menciptakan suara yang segar dan berbeda dari yang lain. Ini pula yang membuat Joe Hisaishi dianggap sebagai musisi dan komposer yang unik.

Tambah lagi, karya-karya Joe Hisaishi tak hanya populer di dalam negeri Jepang, namun juga memiliki daya tarik internasional. Seakan-akan musik karya Joe Hisaishi mampu menembus batasan budaya dan bahasa, menciptakan pengalaman mendalam bagi penonton dari berbagai negara.

Sejumlah Karya Joe Hisaishi

Sejak tahun 1981, Joe Hisaishi sudah menciptakan karya lebih dari 100 soundtrack, belum termasuk album-album konvensionalnya. Joe Hisaishi juga merilis banyak album solo dan tampil dalam konser-konser di seluruh dunia, menunjukkan keberagaman dan kemampuannya dalam menciptakan musik yang bersifat universal.

Nah berikut ini Pandai Kotoba ulas sejumlah  karya Joe Hisaishi yang paling populer, dibatasi sampai beberapa saja ya, kalau 100 kebanyakan. Hehehe.

Berikut adalah beberapa karya terkenal Joe Hisaishi, baik yang bekerja sama dengan Ghibli maupun untuk project di luar Ghibli. 

  1. “My Neighbor Totoro” (1988)

Soundtrack “My Neighbor Totoro” mencerminkan keajaiban dan keindahan dunia yang diciptakan oleh Joe Hisaishi untuk film ini, menjadi salah satu elemen penting yang menyempurnakan pengalaman sinematik Totoro.

Joe Hisaishi menciptakan sebuah soundtrack yang indah dan ikonik untuk film “My Neighbor Totoro” (Tonari no Totoro) yang dirilis pada tahun 1988 dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Berikut adalah beberapa lagu yang termasuk dalam soundtrack tersebut.

  • “Sanpo” (Stroll): Lagu pembuka film ini yang ceria dan penuh semangat, menggambarkan kegembiraan Mei dan Satsuki ketika mereka mulai menjelajahi lingkungan sekitar rumah baru mereka.
  • “Mai to He no Taxi” (A Taxi to the Sea of Trees): Musik ini menyertai adegan ketika Mei dan Satsuki menaiki taksi untuk pergi menemui ibu mereka di rumah sakit. Lagu ini memiliki nuansa haru dan menyentuh.
  • “Path of the Wind”: Melodi yang indah dan melankolis yang sering kali terdengar dalam momen-momen reflektif dalam film. Lagu ini menciptakan atmosfer yang penuh emosi.
  • “Susuwatari” (Dust Sprites): Musik yang imajinatif dan ceria yang menciptakan gambaran tentang makhluk kecil dan ramah yang ditemui oleh Mei dan Satsuki di rumah baru mereka.
  • “Gogatsu no Mura” (The Village in May): Lagu ini memberikan nuansa alam dan musim semi yang indah, menggambarkan keindahan alam sekitar rumah Totoro.
  • “Mei to Kitten Bus” (Mei and the Kittenbus): Lagu ini digunakan dalam versi pendek dari film yang disebut “Mei and the Kittenbus.” Musik ini meriah dan penuh fantasi, menciptakan suasana keajaiban.
  • “Yoi no Fushigi” (Night Wonder): Lagu malam yang indah yang menciptakan nuansa misteri dan keanggunan ketika Mei dan Satsuki berinteraksi dengan Totoro di malam hari.
  • “Tsukiyo no Hikou” (Moonlit Flight): Melodi yang mempesona yang menciptakan suasana ketika karakter-karakter terbang bersama-sama dengan Totoro di atas pohon.
  • “Kaze no Toori Michi” (The Path of Wind): Lagu ini muncul dalam beberapa adegan kunci dalam film dan memiliki melodi yang sangat mengesankan.
  • “Tonari no Totoro” (My Neighbor Totoro): Lagu tema film ini, dengan melodi yang akrab dan menggembirakan, yang sering kali dihubungkan dengan karakter Totoro dan keajaiban yang terkandung dalam cerita.
  1. “Spirited Away” (2001)

Scoring untuk film ini, yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki, memenangkan Academy Award untuk Original Score. Musiknya menciptakan atmosfer magis dan misterius yang sesuai dengan tema film.

  • “One Summer’s Day”: Ini adalah lagu pembuka film yang memiliki melodi indah dan melankolis. Lagu ini pertama kali terdengar ketika Chihiro dan keluarganya mendekati taman bermain yang kemudian menjadi tempat ajaib di film ini.
  • “The Empty Restaurant”: Lagu ini menciptakan atmosfer misterius dan tegang ketika Chihiro menemukan restoran yang sepi, di mana kemudian dia menemui hantu-hantu dan roh-roh yang berpesta.
  • “The Dragon Boy”: Muncul ketika Chihiro bertemu Haku dan mengungkap beberapa elemen keajaiban dan misteri dalam cerita. Musiknya menggambarkan keberanian dan petualangan.
  • “Sootballs”: Lagu ini memiliki nuansa yang ceria dan menyenangkan yang menciptakan kesan suasana di mana roh-roh berbentuk bola abu sedang bekerja.
  • “Yubaba”: Musik ini menggambarkan karakter antagonis utama, Yubaba, dengan sentuhan misterius dan menakutkan.
  • “The Return”: Merupakan lagu yang mengiringi momen Chihiro menemui Haku setelah dia kehilangan ingatannya. Lagu ini menciptakan momen emosional dan penuh haru.
  • “The Sixth Station”: Lagu ini membangun ketegangan dan drama dalam beberapa adegan kunci dalam film, termasuk saat Chihiro mencoba menyelamatkan orang tua dan bertemu dengan No-Face.
  • “Reprise”: Sebuah versi kembali dari “One Summer’s Day,” yang muncul pada akhir film ketika Chihiro mengenang petualangannya dan kembali ke dunia manusia.
  • “Always with Me” (Itsumo Nando Demo): Lagu ini adalah lagu tema untuk film, yang dinyanyikan oleh penyanyi Jepang Yumi Kimura. Ini adalah lagu yang indah dan menyentuh yang sering kali dihubungkan dengan kisah cinta dalam film.
  • “The Name of Life” (Inochi no Namae): Ini adalah lagu yang kaya emosi yang sering kali diidentifikasi dengan momen-momen penuh perasaan dalam film, terutama saat Chihiro dan Haku berinteraksi.
  1. “Princess Mononoke” (1997)

Joe Hisaishi menciptakan musik epik untuk film ini yang menggambarkan pertempuran antara manusia dan alam. Musiknya mencakup nuansa etnis dan orkestrasi yang kuat. Scoring karya Joe Hisaishi menjadi elemen kunci dalam menambah kedalaman dan daya tarik film ini.

Berikut adalah beberapa lagu yang mencakup scoring film “Princess Mononoke”:

  • “The Legend of Ashitaka”: Lagu pembuka yang menampilkan melodi yang epik dan melankolis, memberikan pendahuluan untuk tema utama film.
  • “The Demon God”: Lagu ini memberikan nuansa misterius dan magis yang sesuai dengan kehadiran Moro, dewi serigala, yang memiliki peran penting dalam cerita.
  • “The Journey to the West”: Lagu yang menciptakan atmosfer petualangan ketika Ashitaka memulai perjalanannya untuk menemukan penyebab kekuatan kematian dan kutukan yang menimpa dirinya.
  • “Ashitaka and San”: Muncul pada momen-momen penting antara Ashitaka dan San (Princess Mononoke), menyajikan sentuhan romantis dan emosional dalam skor film.
  • “The Forest of the Deer God”: Lagu ini menciptakan atmosfer magis dan agung yang terkait dengan kehadiran Hutan Dewa Rusa, sebuah tempat yang penuh dengan roh hutan dan makhluk gaib.
  • “The Tatara Women Work Song”: Sebuah lagu yang menggambarkan kesulitan dan ketekunan para pekerja yang mencoba mengolah besi di kota Tatara.
  • “The Battle Drums”: Lagu ini menemani adegan pertempuran yang intens dan dramatis dalam film.
  • “The Demon God II – The Lost Mountains”: Lagu ini merupakan kelanjutan dari tema “The Demon God,” memberikan dimensi tambahan pada elemen misterius dan magis dalam cerita.
  • “Ashitaka Receives the Spirit of the Forest”: Sebuah lagu yang penuh haru dan menakjubkan, terjadi dalam momen penting ketika Ashitaka berinteraksi dengan Roh Hutan.
  • “Princess Mononoke Theme Song” (“Mononoke Hime”): Lagu tema film yang menciptakan nuansa heroik dan epik yang terkait dengan karakter Princess Mononoke.
  1. “Howl’s Moving Castle” (2004)

Scoring untuk film ini mencakup melodi yang romantis dan melankolis, menciptakan suasana ajaib yang cocok dengan cerita fantasi.

  • “Merry-Go-Round of Life”: Lagu ini menjadi sangat terkait dengan film dan menciptakan nuansa keajaiban. Melodi ini menciptakan suasana optimisme dan petualangan.
  • “The Merry Light Cavalry”: Lagu ini menciptakan suasana ceria dan bersemangat, cocok untuk momen-momen petualangan di dalam dan di sekitar Istana Bergerak Howl.
  • “The Heart’s Sadness”: Sebuah lagu yang memancarkan keindahan dan melankoli, memberikan nuansa yang mendalam pada momen-momen emosional dalam film.
  • “Whisper of the Heart” (Yado no Uta): Lagu ini diaransemen ulang untuk “Howl’s Moving Castle” dan memberikan nuansa nostalgia dan keindahan.
  • “The Promise of the World”: Lagu tema yang sering kali diidentifikasi dengan film, menciptakan atmosfer epik dan menyentuh.
  • “The Flower Garden”: Musik yang indah dan tenang yang menggambarkan keindahan taman bunga di Istana Bergerak Howl.
  • “The Moving Castle”: Sebuah lagu yang menciptakan gambaran tentang bagaimana Istana Bergerak bergerak dan berkelana melintasi tanah.
  • “The Boy Who Swallowed a Star”: Lagu ini memberikan nuansa misterius dan penuh keajaiban yang sesuai dengan tema fantasi film.
  • “War War War”: Lagu ini menyertai adegan pertempuran dan menghadirkan elemen ketegangan dan drama.
  • “Sulliman’s Magic Square”: Lagu ini menciptakan atmosfer misterius dan sihir yang terkait dengan karakter Sulliman.
  1. “Kiki’s Delivery Service” (1989)

Musik yang ceria dan penuh semangat karya Joe Hisaishi untuk film ini mencerminkan perjalanan Kiki sebagai penyihir muda yang mencari jati dirinya.

  • “On a Clear Day”: Lagu ini merupakan lagu pembuka yang ceria dan optimis, menciptakan suasana kebahagiaan dan petualangan saat Kiki memulai perjalanan pengantaran paketnya.
  • “Departure”: Sebuah lagu yang memancarkan semangat perjalanan dan keberanian ketika Kiki memulai perjalanannya menuju kota baru.
  • “A Town with an Ocean View”: Melodi yang indah dan menenangkan yang menciptakan suasana kota yang tenang dan penuh dengan keindahan.
  • “The Baker’s Assistant – ‘Starting the Job'”: Musik yang ceria dan menyenangkan yang sesuai dengan momen-momen Kiki bekerja sebagai asisten tukang roti.
  • “Jeff”: Lagu tema yang menyertai karakter Jiji, kucing hitam Kiki. Melodi ini menciptakan nuansa humor dan kegemaran.
  • “A Very Busy Kiki”: Sebuah lagu yang memancarkan kesibukan dan semangat Kiki saat dia berusaha menjalankan layanan pengiriman paketnya.
  • “Late for the Party”: Lagu ini menyertai momen-momen keterlambatan Kiki dalam mengantarkan paket, menciptakan ketegangan dan humor.
  • “Red Shoes Dance”: Sebuah lagu yang ceria dan bersemangat yang menciptakan gambaran tentang Kiki menari dengan sepatu merahnya.
  • “Wrapped in Kindness”: Musik yang penuh kehangatan dan kebaikan, cocok untuk momen-momen persahabatan dan kebersamaan.
  • “Message by Rouge”: Lagu tema yang menciptakan nuansa melankolis dan keindahan ketika Kiki mencari tahu lebih banyak tentang dirinya sendiri.
  1. “Porco Rosso” (1992)

Skor untuk film ini mencakup elemen musik jazz yang menarik, cocok dengan setting penerbangan dan petualangan karakter utama. Berikut adalah beberapa lagu yang menjadi scoring film “Porco Rosso” (Kurenai no Buta):

  • “The Bygone Days” (“A Haunting Recollection”): Lagu ini menggambarkan nuansa nostalgia dan melankolis, sering kali diidentifikasi dengan tema penuaan karakter utama, Porco Rosso.
  • “Mamma Aiuto”: Musik yang ceria dan bersemangat yang menyertai momen-momen penerbangan dan petualangan di film.
  • “Addio!” (“Farewell”): Sebuah lagu yang memancarkan emosi perpisahan dan rasa kehilangan, menciptakan atmosfer dramatis dalam beberapa adegan kunci.
  • “Serbian March”: Sebuah lagu yang menciptakan nuansa petualangan dan kegembiraan selama momen-momen pertempuran udara.
  • “Porco e Bella”: Lagu tema cinta yang mengiringi hubungan antara Porco dan Gina, menciptakan nuansa romantis dan melankolis.
  • “Dog Fight”: Musik yang intens dan dramatis yang menyertai adegan pertempuran udara yang seru.
  • “Il Porco Rosso”: Lagu tema film yang menciptakan nuansa keajaiban dan keunikan karakter utama, Porco Rosso.
  • “Sorrow of Losing the Sea”: Lagu yang memancarkan nuansa melankolis dan kehilangan, cocok untuk momen-momen yang menyoroti kesendirian karakter Porco.
  • “Madness”: Sebuah lagu yang menciptakan atmosfer ketegangan dan konflik dalam film.
  • “A Picture in Sepia”: Musik yang indah dan memikat hati yang menciptakan gambaran keindahan dan nostalgia.
  1. “The Wind Rises” (2013)

Hisaishi menyusun skor yang indah dan mengharukan untuk film ini, yang merupakan film terakhir yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki sebelum pensiunnya. Berikut adalah beberapa lagu yang mencakup scoring film “The Wind Rises”.

  • “A Journey”: Lagu pembuka yang menciptakan nuansa petualangan dan pengembaraan, mencerminkan perjalanan hidup Jiro Horikoshi, seorang insinyur pesawat terkenal.
  • “Caproni”: Lagu yang menciptakan atmosfer keajaiban dan inspirasi, terkait dengan karakter Caproni, seorang mentor bagi Jiro Horikoshi.
  • “The Wind Rises”: Lagu tema film ini, yang membawa nuansa keindahan, kegembiraan, dan keajaiban. Musiknya memberikan gambaran yang mendalam tentang semangat pembuat pesawat dan cinta Jiro Horikoshi terhadap karyanya.
  • “Naoko”: Sebuah lagu yang menciptakan nuansa romantis dan melankolis, terkait dengan hubungan cinta antara Jiro dan Naoko.
  • “A Dream of Flight”: Lagu yang mengiringi momen-momen penciptaan pesawat dan uji terbang, menciptakan nuansa kegembiraan dan prestasi.
  • “The Wind of Ages”: Lagu ini menciptakan nuansa kesedihan dan refleksi, meresapi momen-momen sulit dalam hidup Jiro.
  • “Fossil Hunting”: Sebuah lagu yang menyertai momen-momen yang mengeksplorasi keajaiban ilmu pengetahuan dan penemuan dalam film.
  • “Castorp”: Musik yang ceria dan bersemangat yang menciptakan atmosfer kegembiraan dan persahabatan, terkait dengan karakter-karakter di dalam cerita.
  • “A Journey – Airship”: Lagu yang melanjutkan tema “A Journey,” memberikan nuansa petualangan yang terkait dengan perjalanan udara dalam film.
  • “Porco Rosso”: Lagu yang menyertai adegan spesial dalam film yang menghadirkan kembali karakter Porco Rosso dari film sebelumnya.
  1. “Ponyo” (2008)

Skor yang penuh warna dan ceria untuk film animasi ini menciptakan suasana yang cocok dengan kisah tentang persahabatan antara seorang anak kecil dan ikan ajaib. Berikut adalah beberapa lagu yang mencakup scoring film “Ponyo”.

  • “Deep Sea Ranch”: Lagu pembuka yang menciptakan nuansa ajaib dan misterius, sesuai dengan tema laut dan kehidupan bawah air dalam film.
  • “Mother Sea”: Sebuah lagu yang indah dan menyentuh yang menciptakan atmosfer kehangatan dan kebaikan.
  • “The Empty Bucket”: Lagu ini menciptakan nuansa ceria dan bersemangat yang sesuai dengan petualangan Ponyo dan Sosuke.
  • “Umbrella of Sazare”: Musik yang indah dan tenang yang menciptakan nuansa keajaiban dan keindahan saat Ponyo berubah menjadi manusia.
  • “Fleet of Ships in the Moonlight”: Lagu ini menciptakan gambaran indah tentang armada kapal laut di bawah cahaya bulan.
  • “Ponyo’s Lullaby”: Sebuah lagu yang lembut dan menenangkan yang diucapkan oleh karakter Ponyo dalam film.
  • “Gran Mamare”: Lagu tema untuk karakter utama, Gran Mamare, menciptakan nuansa keanggunan dan kekuatan.
  • “Ponyo and Sosuke”: Sebuah lagu tema yang menciptakan nuansa romantis dan kehangatan antara Ponyo dan Sosuke.
  • “Riding the Waves”: Musik yang bersemangat yang menyertai adegan petualangan Ponyo dan Sosuke di atas gelombang laut.
  • “Lisa’s Decision”: Lagu ini menciptakan nuansa dramatis dan emosional yang terkait dengan keputusan karakter Lisa dalam film.
  1. “Castle in the Sky” (1986)

Joe Hisaishi menciptakan skor musik yang indah dan epik untuk film “Castle in the Sky” (Tenkū no Shiro Rapyuta), yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki dan dirilis pada tahun 1986. Skor musik “Castle in the Sky” oleh Joe Hisaishi berhasil menciptakan atmosfer yang mendalam, menghidupkan dunia penuh fantasi dan petualangan dalam film Studio Ghibli ini. Musiknya menjadi salah satu elemen kunci yang memberikan daya tarik dan kedalaman pada kisah Laputa.

Berikut adalah beberapa lagu yang mencakup scoring film “Castle in the Sky”:

  • “Laputa: Castle in the Sky”: Lagu pembuka yang menciptakan nuansa epik dan ajaib, mencirikan keberadaan Laputa sebagai kastil terbang dalam film.
  • “Morning in the Slag Ravine”: Sebuah lagu yang menggambarkan suasana misterius dan petualangan ketika karakter utama, Pazu dan Sheeta, menjelajahi tempat-tempat yang terpencil.
  • “The Girl Who Fell from the Sky”: Lagu tema yang menciptakan nuansa keajaiban dan romantis, terkait dengan karakter Sheeta.
  • “Robot Soldier”: Musik yang mendukung momen-momen pertempuran dan ketegangan dalam film, terutama melibatkan robot tentara.
  • “Discouraged Pazu”: Lagu yang menciptakan nuansa emosional dan keputusasaan dalam beberapa adegan kritis dalam cerita.
  • “The Castle in the Sky”: Sebuah lagu yang menciptakan atmosfer magis dan megah, terkait dengan pertemuan karakter dengan Laputa itu sendiri.
  • “The Dola Gang”: Lagu yang ceria dan energetik yang menyertai karakter-karakter bajak laut Dola, memberikan sentuhan humor dan kegembiraan.
  • “An Omen to Ruin”: Musik yang menciptakan nuansa ketegangan dan ancaman, terutama dalam menghadapi musuh utama dalam cerita.
  • “Confessions in the Moonlight”: Lagu yang memancarkan nuansa romantis dan keintiman, terjadi dalam momen-momen antara Pazu dan Sheeta.
  • “Carrying You”: Lagu ini memunculkan momen-momen penuh keajaiban dan keindahan, memberikan gambaran tentang kekuatan cinta dan petualangan.

Demikian Minasan, sekilas tentang Joe Hisaishi seorang komposer yang piawai dalam meramu musik yang emosional dan membebaskan. Joe Hisaishi, dengan keajaiban melodi dan kekayaan emosionalnya, telah mengukir namanya sebagai salah satu komposer terkemuka di dunia. 

Karya-karyanya melintasi batas genre dan budaya, menjadi pemandangan suara yang menggambarkan keindahan dan kompleksitas manusia serta alam semesta. Dengan seni musiknya yang timeless, Joe Hisaishi tidak hanya menjadi pemberi musik untuk film-film terkenal, tetapi juga penjaga memori dan pengingat akan keajaiban yang dapat diciptakan oleh kekuatan musik.

Jadi, yang mana musik Joe Hisaishi yang paling kamu suka?


Bagi Minasan yang ingin tahu lebih banyak seputar dunia Jepang, baik bahasa dan budaya Jepang, ikuti terus artikel-artikel dari pandaikotoba.net, juga konten-konten menarik dan edukatif yang bisa Minasan temukan di Instagram Pandai Kotoba, channel Youtube Pandai Kotoba, dan Tik Tok Pandai Kotoba.

Mata ne!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *