Culture,  Fenomena

Inilah 4 Perbedaan Onsen dan Sento, Sudah Tahu?

Saat berbicara tentang pemandian umum di Negeri Sakura, istilah “onsen” dan “sento” mungkin sering terdengar, tetapi apa sebenarnya perbedaan Onsen dan Sento ? Meskipun keduanya sama-sama pemandian umum air panas, namun masing-masing memiliki nuansanya tersendiri. 

Nah, di artikel kali ini Pandai Kotoba akan mengajak Minasan untuk menelusuri bersama perbedaan onsen dan sento, dan bagaimana Onsen dan Sento memandang para pengunjung bertato. Yuk langsung simak!

Perbedaan Onsen dan Sento

perbedaan onsen dan sento

Tradisi pemandian umum tradisional Jepang yang telah berusia berabad-abad bisa dibilang unik berkat banyaknya pemandian air panas alami di negara ini, serta adanya penelitian akan manfaat kesehatan dari pemandian air panas yang kaya akan mineral. Tambah lagi kepercayaan dari agama Shinto dan Budha yang mengasosiasikan pemandian tradisional sebagai cara untuk membersihkan tubuh dan jiwa, sekaligus sebagai cara untuk mendapatkan berkah.

Di Jepang modern, pemandian air panas merupakan suatu bentuk dari aktivitas sehari-hari, sampai-sampai bahasa Jepang memiliki banyak kata yang menggambarkan pemandian umum ini. Sento (pemandian umum) dan onsen (pemandian air panas) adalah dua kata yang digunakan untuk mendeskripsikan pemandian umum tradisional. Walaupun sento dan onsen tampak serupa, namun masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Nah, berikut ini adalah beberapa informasi dasar mengenai perbedaan onsen dan sento yang perlu MInasan ketahui.

1. Sumber air yang digunakan berbeda

Perbedaan Sento dan Onsen yang pertama adalah perihal sumber air yang digunakan. 

Jepang memang benar-benar serius jika menyangkut soal onsen. Jepang bahkan menetapkan hukum yang tegas yang tertuang dalam Undang-Undang Pemandian Air Panas. Agar sah bisa disebut dengan onsen, sebuah pemandian air panas harus bersuhu 25 derajat Celcius dan mengandung sejumlah mineral tertentu.

Tempat pemandian air panas yang secara alami memenuhi persyaratan tersebut kemudian bisa disebut sebagai tennen onsen (pemandian air panas alami). Sementara itu, jinko onsen (onsen buatan) harus mampu memenuhi syarat-syarat khusus yang sudah ditentukan misalnya, mata air harus mengandung sejumlah mineral yang memadai, dan harus dipanaskan hingga 25 derajat. Sedangkan sento hanya memerlukan air keran yang dipanaskan untuk memenuhi bak pemandiannya.

2. Harganya berbeda

Soal harga dan biaya termasuk perbedaan Sento dan Onsen berikutnya. Tarif onsen cenderung lebih mahal dibandingkan dengan sento. Onsen pada umumnya merupakan bisnis pribadi, sehingga pemiliknya sendiri yang menentukan berapa tarifnya. Di sisi lain, harga sento ditentukan oleh pemerintah, mengingat statusnya yang merupakan fasilitas publik. Terhitung sejak tahun 2020, tarif masuk sento bagi orang dewasa adalah 520 yen, sehingga menjadikannya sebagai tempat pemandian umum yang terjangkau. Selain itu, regulasi pemerintah juga menjamin masyarakat luas dapat menggunakan fasilitas ini dengan mudah.

Akan tetapi, terdapat sejumlah pengecualian dalam regulasi pemerintah ini. “Super sento,” yang termasuk dalam kategori fasilitas rekreasi di bawah Undang-Undang Pemandian Umum, ternyata tidak tunduk pada peraturan harga. Salah satu contohnya adalah Spa World di Osaka, sebuah super sento yang menawarkan pemandian umum dengan tema tertentu, juga kolam renang dan kegiatan lainnya seperti karaoke. Perendaman untuk kaki, atau ashiyu dalam bahasa Jepang, adalah contoh pengecualian lain dari peraturan harga. Ashiyu biasanya terdapat di bagian outdoor di area onsen, dan umumnya ashiyu bebas dari biaya.

3. Aturan Tato di Onsen dan Sento

Pada tahun 2016, Departemen Pariwisata Jepang secara terbuka menganjurkan agar setiap pemandian umum dapat memfasilitasi para tamu yang memiliki tato agar mereka juga bisa menggunakan fasilitas pemandian umum. Sejak saat itu, banyak fasilitas yang mengikuti saran dari pemerintah, misalnya dengan menyediakan plester tahan air bagi para tamu yang bertato agar mereka bisa menutup tatonya meskipun hanya untuk tato berukuran kecil. Hal ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat dan interpretasi terhadap hukum, dan bukan untuk mengubah ketetapan hukum tertentu.

Undang-Undang Pemandian Umum tidak secara tegas melarang pengunjung bertato untuk masuk ke sento; melainkan hanya membatasi pengunjung yang mungkin berpotensi membawa risiko penyakit, seperti mereka yang mengidap penyakit menular. Undang-undang yang mengatur tentang hotel dan penginapan, yang juga berlaku di onsen, mengizinkan menolak tamu yang terbukti melakukan aktivitas ilegal dan dianggap mengganggu ketentraman umum, meskipun demikian, undang-undang tersebut tidak secara khusus membahas tentang tato.

Secara tradisional tato sering dikaitkan dengan yakuza (anggota kejahatan terorganisir) di Jepang, dan sering kali dijadikan alasan untuk melarang para pengunjung. Berbagai fasilitas, terutama yang bersifat rekreasi seperti onsen dan super sento, mendukung kebijakan tersebut dengan melarang siapa pun yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung lain.

Sementara itu, sento, sebagai fasilitas umum, cenderung tidak terlalu ketat dalam urusan tato dibandingkan dengan onsen. Jika MInasan memiliki tato dan berencana untuk mengunjungi onsen, sangat penting untuk memeriksa terlebih dahulu aturan khusus dari setiap fasilitas.  Meskipun beberapa tempat sudah mulai menerima tato, beberapa tempat lainnya mungkin masih memberlakukan pembatasan berdasarkan aturan atau pertimbangan kultural.

3. Fungsinya berbeda

Perbedaan Sento dan Onsen selanjutnya adalah soal fungsi. Sejak zaman Heian (794-1185), sento berfungsi sebagai tempat mandi bersama dan sebagai ruang untuk bersosialisasi. Tradisi ini terus berlanjut bahkan setelah Perang Dunia II akibat kurangnya sarana kamar mandi di rumah-rumah pada saat itu.

Seiring dengan semakin banyaknya pemandian pribadi di rumah-rumah, jumlah sento pun semakin berkurang. Meskipun demikian, beberapa undang-undang seperti Peraturan Pemandian Umum secara resmi menyatakan bahwa sento sangat penting untuk kesehatan dan higienitas lingkungan. Adanya pernyataan ini menjadikan banyak sento tetap buka selama masa karantina di beberapa wilayah di Jepang. Berbeda dengan sento, onsen lebih ditujukan sebagai tempat untuk bersantai dan relaksasi. Umumnya onsen terletak di daerah luar perkotaan, dimana para pengunjung datang ke onsen untuk berendam di pemandian air panas, menyantap makanan lezat, dan menghabiskan waktu untuk menginap.

Undang-Undang Pemandian Umum tidak meregulasi keberadaan onsen, karena adanya berbagai macam fasilitas pendukung seperti akomodasi dan juga karena kandungan air onsen yang khas. Lagipula, “sento” biasanya merujuk pada satu fasilitas saja, sedangkan “onsen” mencakup keseluruhan fasilitas atau seluruh area. Sebagai contoh, Tamayu di Prefektur Shimane memiliki kawasan yang terdiri dari beberapa resor yang masing-masing memiliki layanan onsen. Semuanya mengambil air dari mata air yang sama dan kemudian dikenal dengan nama Tamatsukuri Onsen.


Demikian Minasan, sejumlah perbedaan onsen dan sento yang perlu MInasan ketahui. Bagi Minasan yang mencari informasi menarik dan edukatif perihal dunia Jepang, baik bahasa maupun budayanya, MInasan bisa ikuti Instagram Pandai Kotoba, chanel Youtube Pandai Kotoba, dan Tik Tok Pandai Kotoba.

Mata!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *