Bahasa Jepang,  Culture

Belajar Bahasa Jepang Lewat Dongeng (1) “Nenek Yamanba dari Gunung Choufuku”

Dongeng-dongeng yang ada dalam masyarakat Jepang, banyak mencerminkan pola berpikir masyarakat Jepang terhadap etika yang berlaku. Hal itu penting untuk pembelajar bahasa Jepang, selain untuk menambah wawasan kebahasaan juga menambah pengetahuan tentang budaya Jepang.

Kali ini pandaikotoba akan menyajikan dongeng Jepang berjudul “Nenek Yamanba dari Gunung Choufuku” beserta naskah asli, daftar kosakata dan pola kalimat yang terdapat dalam dongeng Jepang tersebut. Siapa tahu bisa menambah wawasan ke-Jepang-an kamu. Yuk simak!

dongeng jepang

Dongeng “Nenek Yamanba dari Gunung Choufuku”

Pada zaman dahulu kala, ada desa kecil yang terletak di kaki gunung Choufuku. Konon ada seorang nenek bernama Yamanba yang menakutkan tinggal di gunung Choufuku.

Pada malam bulan purnama, orang-orang desa sedang merayakan festival tsukimi, untuk menikmati indahnya bulan purnama. Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap, dan terdengar ada suara mengerikan yang bergema dari gunung Choufuku.

“Aku adalah Yamanba dari gunung Choufuku, aku telah melahirkan seoarang anak, bawakan aku kue mochi! Jika tidak datang, akan kubunuh dan kumakan kuda juga manusia!” Suara keras nenek Yamanba menggelegar.

Orang-orang desa terkejut. Oleh karena itu, orang-orang desa bergegas mengumpulkan beras untuk membuat kue mochi yang akan digunakan untuk persembahan pada nenek Yamanba.

Kue mochi sudah jadi, tetapi orang-orang desa takut dengan Yamanba. Sehingga tidak ada satu orang pun yang mau membawa kue mochi itu ke gunung Choufuku. Dan kemudian menyerahkannya pada nenek Yamanba.

“Kamu saja yang pergi.” Kata salah satu penduduk desa.

“Mana mungkin, aku kan punya istri dan anak.” Sahut yang lain.

“Aku juga tidak mau.” Hampir bersamaan semua penduduk desa berkata.

“Lalu, siapa kalau begitu?” Seseorang bertanya dengan lantang.

“Bagaimana jika si Kamoyasu dan si Gonroku yang kita suruh? Mereka kan selalu sombong dan membanggakan kekuatan mereka.” Seseorang memberikan usulan.

Kemudian penduduk desa memanggil keduanya yang terkenal karena wataknya yang sombong, penakut dan tidak tidak jujur.

“Kalau hanya untuk membawa saja tidak apa-apa, tetapi kami tidak tahu jalan. Jadi, kalau tidak tahu jalan, mana mungkin bisa pergi.” Mereka berdua menolaknya dengan berkata seperti itu.

Kemudian, ada Obanba, orang tertua di desa menawarkan diri dan berkata, “Aku tahu. Sewaktu kecil, aku pernah melihat Yamanba di gunung Choufuku. Aku akan menunjukkan jalannya.”

Dengan begitu, Kamoyasu dan Gonroku tidak dapat menolaknya. Apa boleh buat, mereka pun membawa kue mochi itu. Mereka pun berjalan mengikuti di belakang Obanba, dan pergi mendaki ke gunung Choufuku.

Saat mereka bertiga melanjutkan perjalanan melewati jalan setapak di gunung, angin hangat datang bertiup.

“Ah, Obanba, tidak apa-apa kah?” Kata Kamoyasu dengan nada khawatir.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.” Obanba meyakinkan mereka.

“Iya, sebentar lagi. Ayo cepat.” Obanba memberikan semangat.

Saat itu, angin bertiup kencang, dan terdengar suara aneh yang bergema, “Heeeiii…kue mochinya masih ada…!”

Kamoyasu dan Gonroku terkejut setelah mendengar itu.

“Hee, keluarlah!” Tantang Obanba.

“To…tolong!” Kamoyasu dan Gonroku tak bisa menyembunyikan ketakutannya.

Mereka melarikan diri dalam sekejap, setelah meletakkan kue mochi.

“Ah, sekarang, perlu menunggu mereka kah? Yah, akhirnya, aku sendiri yang membawa kue mochi ini.” Obanba berkata pada dirinya sendiri.

Apa boleh buat. Obanba meletakkan kue mochi itu, dan pergi menuju ke rumah Yamanba.

Setelah melihat Obanba, Yamanba tertawa dengan senang.

“Oh, terima kasih telah bersusah payah datang ke sini. Sebenarnya, kemarin aku melahirkan anak, dan dia ingin makan kue mochi. Oleh karena itu, aku ingin membuatnya senang dengan kue mochi pemberianmu. Lalu, mana kue mochinya?” Yamanba bertanya pada Obanba.

Obanba terkejut. Ternya pemilik suara yang mengerikan itu baru saja melahirkan seorang bayi.

“Iya, iya. Aku membawanya, tapi aku meletakannya di tengah perjalanan karena terlalu berat.” Kata Obanba.

Setelah mendengar itu, Yamanba menyuruh bayinya itu, “Hei, Maru. Kamu pergilah dan ambil kue mochinya!”

Kemudian, bayi yang dipanggil Maru itu pergi terbang seperti angin, dan pulang membawa kue mochi yang berat itu sendiri. Anak Yamanba luar biasa.

“Baiklah, kalau begitu aku pamit.” Obanba menjadi semakin ketakutan, dan bermaksud untuk pulang. Tetapi Yamanba menahannya.

“Kau sudah susah payah datang kemari, maka bantulah beres-beres sebentar!”

“Haa?” Obanba kaget bukan kepalang.

Obanba tidak dapat menolaknya. Setelah itu, dalam dua puluh satu hari, Obanba bekerja mencuci pakaian dan menyapu di rumah Yamanba.

Kemudian Yamanba berkata, “Maaf, sudah menahanmu terlalu lama. Ini oleh-oleh yang bisa kuberikan padamu dan pulanglah ke rumahmu.”

Setelah itu, Yamanba memberikan kain sutra yang cantik pada Obanba.

“Dengar, Maru. Antarkan Obanba pulang ke desa.”

Maru segera memanggul Obanba dengan mudahnya, dan dalam sekejap mengantarkannya ke desa.

Saat itu orang-orang desa sedang mengadakan upacara kematian, karena disangka Obanba telah meninggal dunia. Di tengah-tengah upacara kematian yang diadakan oleh orang-orang desa, Obanba tiba-tiba muncul.

“Obanba, kamu masih hidup?” Semua orang desa terkejut.

“Tentu saja. Begitu mudahnya menyimpulkan bahwa aku sudah meninggal. Tapi lupakan saja, karena kita mendapat oleh-oleh dari Yamanba.” Kata Obanba.

Obanba pun membagi kain dari Yamanba pada orang-orang desa. Tetapi, kain itu meskipun dipotong berulang kali, keesokan paginya panjang kembali seperti semula. Kain ajaib.

Setelah itu, kain itu menjadi produk khas desa tersebut. Orang-orang desa hidup bahagia dari berpenghasilan menjual kain sutra itu.

Tamat.

ちょうふく山のやまんば

むかしむかし、ちょうふく山という山のふもとに、小さな村がありました。このちょうふく山には、恐ろしいやまんばが住んでいると言われています。

ある年の十五夜の晩、村人たちがお月見をしていると、にわかに空がかきくもり、ちょうふく山から恐ろしい声がひびきわたりました。

「ちょうふく山のやまんばが、子どもを産んだで、もち持って来い!来ないと、人も馬も食い殺すぞ!」

村人たちは、びっくりです。そこでみんなで米を出し合って、大あわってで祝いのもちをつきました。こうしてもちは出来たのですが、ところがみんなやまんばを怖がって、ちょうふく山にもちを届けようとはしません。

「お前が行けよ」

「とんでもない、おれには女房と子どもがいるんだ」

「おれもいやだぞ」

「じゃあ、誰がよい?」

「そうだ、いつも力じまんをいばっておる、かも安と権六に行かせたらどうだ?」

そこで二人が呼び出されたのですが、二人は、

「持って行ってもいいが、おれたちは道を知らねえぞ。知らねえところへは、持って行けねえぞ」

と、断りました。

すると村一番の年寄りの大ばんばが、進み出て言いました。

「わしが知っとる。子供の頃、ちょうふく山でやまんばを見たことがあるでな。わしが、道案内をしよう」

こうなっては、かも安と権六も断れません。二人は仕方なくもちをかかえると、大ばんばの後をついてちょうふく山へと登っていきました。

ちょうふく山の山道を進む三人に、なまあたたかい風が吹いて来ました。

「お、大ばんば、大丈夫か?」

「大丈夫、大丈夫」

「大ばんば。まだ行くんか?」

「ああ、もうちっと先だ。はやく行くぞ」

その時、さっと強い風が吹き付けて、不気味な声がひびきました。

「もちは、まだだがーーー!」

それを聞いたかも安と権六はびっくりです。

「ひえっ、出たあー!」

「た、助けてくれえー!」

二人はもちを放り出すと、たちまち逃げてしまいました。

「ああっ、これ、待たんか。やれやれ、わし一人では、もちを連べんだろ」

仕方がありません。大ばんばはもちを置いて、やまんばの家をたす訪ねていきました。

やまんばは大ばんばを見ると、うれしそうに笑いました。

「おう、ごくろうじゃな。実は昨日赤子を産んで、もちが食いとうなったんだ。そこで赤子にもちをもらってくる様に使いに出したんじゃ。して、もちはどこじゃな?」

大ばんばは、びっくりです。あの恐ろしい声を出したのが、生まれたばかりの赤かん坊だったのです。

「はい、はい。持って来たども、あんまり重いので、山の途中に置いてきましただ」

これを聞くと、やまんばは赤ん坊に言いつけました。

「これ、まる。お前、ちょっと言ってもちを取ってこい」

すると、まると呼ばれた赤ん坊は、風のように飛びだしていき、一人で重いもちをかついて帰ってきました。

さすがは、やまんばの子です。

「それじゃあ、わしはこれて」

恐ろしくなった大ばんばが帰ろうとすると、やまんばが引き止めました。

「せっかく来たんだ。ついでに家の手伝いをしてくれ」

「・・・はあ」

大ばんばは嫌とも言えず、それから二十一日間、やまんばの家で掃除をしたり洗濯をしたりして働きました。

するとやまんばが、

「長い事、引き止めてすまんかった。それじゃ、土産にこれをやるべ」

と、やまんばは見事なにしきの布を大ばんばにくれたのです。

「ほれ、まる。大ばんばを、村まで送ってやれ」

言われたまるは大ばんばを軽々とかつぎあげ、あっという間に村に運んで行きました。

さて、大ばんばが村に帰ってみると、みんなは大ばんばが死んだと思って葬式の最中でした。

「大ばんば、生きていたのか!?」

「当たり前だ。そう簡単に死んでたまるか。それより、やまんばから土産をもらったぞ」

大ばんばはやまんばのにしきを、村人たちにも分けてやりました。ところがそのにしき、切っても切っても次の朝には元の長さに戻るという、不思議なにしきでした。

それからと言うもの、そのにしきはこの村の名物となり、みんなはにしきを売って幸せに暮らしたという事です。

Kosakata

KotobaRomajiArti
吹くFukuBertiup
ふもと  Fumoto     Kaki gunung; lereng
祝い   Iwai     Persembahan; perayaan
十五夜の晩Juu go ya no ban Malam bulan purnama
帰る Kaeru     Pulang
かきくもり Kakikumori   Langit yang tiba-tiba menjadi gelap karena kabut atau mendung
風 Kaze Angin
Kome Beras
道案内    Michi annai  Penunjuk jalan; pemandu
村   Mura   Desa
村人たち  Murabitotachi Orang-orang desa
にしき      Nishiki     Kain sutra
登る Noboru    Mendaki
Nuno Kain
お月見  Otsukimi  Menikmati/melihat pemandangan indah saat bulan purnama
葬式 Soushiki Upacara kematian
YamaGunung
山道 Yamamichi Jalan setapak (di pegunungan)
やまんばYamanba Wanita tua penghuni gunung

Tata Bahasa

さっと

Pola Kalimat: さっと+動詞(Kata Kerja)

Contoh Kalimat:

その時、さっと強いが吹き付けて、不気味な声がひびきました。

Arti:

Saat itu, angin bertiup kencang, dan terdengar suara aneh yang bergema.

さっとpada contoh kalimat tersebut merupakan onomatope yang berkaitan dengan gerakan suatu benda mati. さっとsendiri memiliki makna, yaitu menggambarkan pergerakan yang cepat. Pada contoh kalimat di atas さっとdiartikan kencang.

Makna tersebut menyesuaikan dengan konteks kalimat, yang berkaitan dengan gerakan angin. Selain itu, pada kalimat tersebut さっとberfungsi sebagai kata keterangan yang memperjelas kata kerja yang mengikuti setelahnya.

Ungkapan

じゃあ

Contoh Kalimat:

「じゃあ、誰がよい?」

Arti: “Baiklah, siapa kalau begitu?”

じゃあmerupakan kata seru yang digunakan saat hendak memutuskan atau menyimpulkan suatu hal. じゃあadalah bentuk tidak formal dari では.

そうだ

Contoh Kalimat:

「そうだ、いつも力じまんをいばっておる、かも安と権六に行かせたらどうだ?」

Arti: “Kalau begitu, bagaimana dengan Kamoyasu dan Gonroku yang pergi? Mereka kan selalu membanggakan kekuatan mereka.”

そうだadalah ungkapan yang digunakan untuk memberikan jawaban atau balasan yang menunjukkan sikap yang sependapat dengan lawan bicara.

ああ

Contoh Kalimat:

「ああ、もうちっと先だ。はやく行くぞ」

Arti: “Iya, sebentar lagi. Ayo cepat.”

ああadalah ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan antusiasme, dan dapat juga digunakan untuk menunjukkan kesan pembicara terhadap hal yang diutarakan lawan bicara.

ひえっ

Contoh Kalimat:

「ひえっ、出たあー!」

Arti: “Hee, keluarlah!”

ひえっmerupakan kata seru atau kata perintah yang digunakan secara tidak formal. Berdasarkan contoh kalimat tersebut. Kata ひえっdigunakan untuk memanggil seseorang.

やれやれ

Contoh Kalimat:

「ああっ、これ、待たんか。・・・やれやれ、わし一人では、もちを運べんだろ」

Arti: “Ah, perlu menunggu lagi kah? …Yah, akhirnya, aku sendiri yang membawa kue mochi ini.”

やれやれmerupakan kata seru yang digunakan untuk mengungkapkan kelegaan atau kekecewaan. Berdasarkan isi kalimat tersebut dapat diketahui bahwa やれやれ digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan seseorang terhadap suatu hal.

はい

Contoh Kalimat:

「はい、はい。持って来たども、あんまり重いので、山の途中に置いてきましたた」

Arti: “Iya, iya. Aku membawanya, tapi aku meletakannya di tengah perjalanan karena terlalu berat.”

はいmerupakan jenis kata seru yang digunakan untuk memberikan jawaban atau balasan yang mengiyakan hal yang diutarakan oleh lawan bicara.

これ

Contoh Kalimat:

「これ、まる。お前、ちょっと行ってもちを取ってこい」

Arti: “Hei. Maru. Kamu pergilah dan ambil kue mochinya!”

これjuga merupakan kata seru yang digunakan untuk memanggil seseorang. Selain itu, これ digunakan dalam situasi tidak formal.

Simak artikel lainnya tentang Dongeng Jepang hanya di Pandai Kotoba!

Baca Dongeng Jepang Lainnya:

“Bola Kristal Siluman Ular”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *