Bahasa Jepang Bisnis,  Budaya Kerja,  Karir Jepang

37 Jenis “Harassment”, Tindak Kekerasan saat Kerja di Jepang

Akhir-akhir ini, jumlah orang Indonesia yang bekerja di Jepang nampaknya bertambah menjadi lebih banyak. Dalam beberapa waktu terakhir, muncul video viral berseliweran di sosial media, tentang pekerja asal Indonesia di Jepang yang terkena perlakuan tidak menyenangkan dari rekan kerja atau senior maupun atasan kerja nya.

bully 3233568 640
harassment di tempat kerja

Sebenarnya memang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di tempat bekerja bukan hanya dialami pekerja dari Indonesia, banyak juga pekerja asing lainnya di Jepang, bahkan warga negara Jepangnya sendiri pun mengalami perlakuan yang sama.

Berbicara tentang pelecehan di tempat kerja, di Jepang sendiri mulai muncul konsep dan istilah harassment pada sekitar tahun 1980-an.

Biasanya beberapa jenis perlakuan tidak menyenangkan atau perundungan saat bekerja, yang mungkin sudah kita kenal adalah “sexual harassment” (セクシャル・ハラスメント/セクハラ : sekusharu harasumento/sekuhara) atau “power harassment” (パワーハラスメント/パワハラ : pawaa harasumento/pawahara). Dan secara teoritis, sexual harassment ini mulai dikenal pada sekitar tahun 1990-an.

Tapi tau nggak sih Mina san, bahwa sebenarnya ada lebih banyak lagi jenis Harassment atau pelecehan, atau perlakuan tidak menyenangkan yang menjadi perhatian di Jepang? Jenis Harassment ini dibagi berdasarkan tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan pelaku.

Kita bahas satu persatu, yuk!

Contents

1. セクハラ/Seku-Hara 
Sexual Harassment (セクシャルハラスメント)

Sexual harassment atau di Jepang lebih lazim diucapkan dengan kata sekuhara, merupakan sebuah bentuk pelecehan secara seksual di tempat kerja baik dari sesama rekan kerja, atau dari atasan ke bawahan kerja. Bentuk harassment ini bisa berupa fisik maupun non fisik, misalnya sebuah panggilan atau ucapan yang tidak atau kurang senonoh.

2. セカハラ/Seka-Hara
Second Harassment (セカンドハラスメント)

Harassment ini merupakan bentuk harassment ke dua yang diterima dari korban pekerja di Jepang, yang telah melaporkan ke komite perusahaan atas tindakan sekuhara yang diterima. Harassment ini dilakukan oleh lingkungan sekitar tempat kerja dengan cara pengacuhan, pengabaian atau ancaman karena kasus sekuhara yang telah korban terima.

bekerja dI Jepang dan jenis harassment saat bekerja di sana
bekerja di jepang

3. パワハラ/ Pawa-Hara
Power Harassment (パワーハラスメント)

Harassment ini terjadi ketika pelaku merupakan orang yang memiliki power atau kekuatan lebih di tempat kerja, baik itu berupa jabatan yang lebih tinggi atau lebih senior. Pelaku akan merundung rekan kerja yang jabatannya atau posisinya lebih rendah dari pada dirinya.

4. モラハラ/ Mora-Hara
Moral Harassment (モラルハラスメント

Bentuk harassment ini terjadi ketika seseorang melakukan tindak kekerasan yang melukai mental korban baik dilakukan secara verbal atau non-verbal, seperti perlakuan tidak menyenangkan. Biasanya bentuk harassment ini tidak dilakukan secara terang-terangan dan tidak disadari di tempat kerja.

5. アルハラ/ Aru-Hara
Alcohol Harassment (アルコールハラスメント

Segala sesuatu hal yang terkait dengan pemaksaan pada pekerja di Jepang untuk mengkonsumsi atau meminim minuman beralkohol disebut dengan Aru-Hara. Segala bentuk perpeloncoan atau perundungan yang dilakukan secara hirarki dengan pemaksaan untuk minum minuman keras adalah termasuk ke dalam kategori Aru-Hara.

6. ジェンハラ/ Gen-Hara
Gender Harassment (ジェンダーハラスメント

Gender Harassment ini terjadi saat adanya penerapan peran tradisional secara gender di tempat kerja. Misalnya adalah seperti memaksa karyawan wanita untuk membuat dan menyajikan teh, mengharapkan pekerja pria harus menjadi pemimpin yang dominan dalam tim kerja, atau memaksanya melakukan pekerjaan fisik dengan alasan gender. Perlakuan diskriminasi dan perundungan terhadap pelaku LGBTQ juga ke dalam Gender Harassment.

7. アカハラ/ Aka-Hara
Academic Harassment (アカデミックハラスメント

Perlakuan Harassment jenis ini adalah Harassment yang dilakukan oleh seorang superior atau profesor di bidang akademik, yang melakukan tindak pelecehan atau menghalangi perkembangan akademik dari siswa nya. Misalkan dengan menghalangi siswa untuk menggunakan fasilitas akademik, atau juga tidak memberikan siswa nilai atau penghargaan atas prestasi atau kegiatan akademik yang sudah mereka lakukan, dan lain-lain.

8. リスハラ/ Risu-Hara
Restructuring Harassment (リストラハラスメント

Sebuah bentuk Harassment untuk memaksakan seseorang agar bekerja dalam lingkungan, lokasi, posisi, departemen dan pekerjaan yang tidak cocok untuk dirinya. Restrukturisasi ini dilakukan sebagai bentuk usaha untuk menurunkan motivasi dan membuat karyawan yang bersangkutan merasa tidak nyaman.

9. テクハラ/ Teku-Hara
Textual Harassment (テクスチュアルハラスメント

Textual Harassment merupakan bentuk sexual Harassment pada pekerja di jepang dengan teks atau tulisan. Misalkan, menyangkal atau mengakui tulisan seseorang karena gender penulisnya.

10. キャンハラ/ Kyan-Hara
Campus Harassment (キャンパスハラスメント

Segala bentuk Harassment yang terjadi di lingkungan universitas masuk ke dalam kategori Campus Harassment, termasuk beberapa jenis Harassment lainnya seperti : Sexual Harassment, Academic Harassment, dan Power Harassment.

11. スクハラ/ Suku-Hara
School Sexual Harassment(スクールセクシャルハラスメント)
 

Sexual harassment yang dialami siswa dengan pelaku seorang guru di sekolah. Segala bentuk perlakuan yang termasuk ke dalam jenis Harassment ini adalah mengajak siswa untuk berkencan, memanfaatkan jabatan atau posisi seseorang untuk melarang sebuah hubungan atau perlakuan tidak senonoh antara guru dan siswa yang mengarah ke dalam konteks pelecehan seksual. Seringnya, pihak sekolah tidak memberikan penanganan dan fasilitas khusus untuk masalah Harassment ini, sehingga disarankan agar korban dapat menghubungi pihak ke-tiga untuk ketika Harassment ini terjadi.

12. ドクハラ/ Doku-Hara
Doctor Harassment(ドクターハラスメント)

Perasaan tidak nyaman atau stress yang dirasakan pasien karena perkataan, perlakuan, tindakan dan suasana yang tidak menyenangkan dari dokter. Hal ini termasuk juga kalimat seperti “Jika Anda tidak percaya dengan diagnosa saya, maka silakan cari dokter yang lain“, atau bisa juga menerima perlakuan seperti pemaksaan untuk melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien.

13. カラハラ/Kara-Hara
Karaoke Harassment (カラオケハラスメント)

Harassment ini terjadi saat seseorang menggunakan kekuasaan dari jabatan pekerjaannya untuk memaksa orang lain agar bernyanyi saat orang tersebut tidak mau melakukannya. Sementara bagi sebagian orang, karaoke merupakan salah satu bentuk aktivitas sosial bagi pekerja di Jepang, dan juga sebagai bentuk pelepasan stress, namun masih banyak orang yang tidak merasa senang untuk melakukan karaoke, atau bernyanyi di hadapan banyak orang.

14. スモハラ/ Sumo-Hara
Smoke Harassment (スモークハラスメント)

Hal ini merupakan Harassment yang diterima non-perokok dari perokok. Perlakuan yang terjadi adalah memaksa non-perokok untuk merokok, atau menjadikannya perokok pasif. Sering pula di tempat kerja di Jepang, karena perokok memerlukan waktu lebih lama untuk istirahat karena dipergunakan untuk merokok, maka waktu kerja aktif di kantor pun alhasil akan lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

15. ブラハラ/ Bura-Hara
Blood Type Harassment (ブラッドタイプハラスメント)

Di Jepang, banyak sekali orang yang percaya dengan kepribadian yang dipengaruhi oleh golongan darah, biasanya mereka menyebut hal ini dengan “horoskop golongan darah”. Bood Type Harrassment ini dapat berupa perkataan, tindakan, atau penghakiman dari seseorang dari kepribadian yang dipercaya berdasarkan golongan darahnya. Sebagai contoh, golongan darah O memiliki sifat yang tidak pedulian, sementara golongan darah A sangat teliti, dll. Bukan hanya menjadikan horoskop golongan darah ini sebagai validasi, bahkan hingga menentukan tanggung jawab dan tugas pekerjaan seseorang berdasarkan golongan darahnya adalah termasuk ke dalam Blood Type Harassment.

16. テクハラ/ Teku-Hara
Technology Harassment (テクノロジーハラスメント)

Sebuah kperlakuan tidak menyenangkan yang diterima oleh seseorang yang gagap teknologi. Terutama karyawan yang sudah tua di tempat kerja, yang mana mereka sudah agak sulit untuk beradaptasi dengan teknologi. Technology Harassment juga dapat berupa, tidak memberikan waktu yang cukup dan tidak mengizinkan seseorang untuk mempelajari dan beradaptasi dengan teknologi disaat pekerjaannya membutuhkan kompetensi yang cukup dalam bidang teknologi, yang mengakibatkan seseorang ini menjadi berkemampuan rendah.

17. エイハラ/Ei-Hara
Age Harassment (エイジハラスメント)

Age Harassment ini dapat terjadi dalam banyak bentuk. Mulanya, perlakuan ini ada dari orang yang berusia dewasa (middle aged) pada orang yang lebih tua di tempat kerja. Namun, Age Harassment ini sekarang tergolong lebih luas, mencakup diskriminasi usia dalam lowongan kerja, misalkan pelarangan untuk golongan usia tertentu agar tidak melamar, atau mengabaikan, serta menyakiti orang tua di panti jompo atau nursing homes.

18. シルハラ/Shiru-Hara
Silver Harassment (シルバーハラスメント)

Silver Harassment ini mirip dengan Age Harassment, namun lebih spesifik merujuk kepada mereka yang menerima kekerasan baik fisik maupun mental di fasilitas perawatan lansia. “Silver Generation” adalah sebutan bagi orang-orang yang telah berusia lebih dari 60 tahun, dan kekerasan untuk usia ini biasanya diterima beruma perlakuan rundungan, penelantaran, atau pelecehan yang dilakukan oleh petugas yang merawat mereka, bisa jadi keluarga atau staff nursing home. Hal ini menjadi peroblem yang terus bertumbuh seiring dengan masalah populasi di Jepang.

19. マリハラ/Mari-Hara
Marriage Harassment (マリッジハラスメント)

Marriage harassment merujuk kepada perlakuan mengusik secara terus-menerus pada mereka yang belum menikah untuk segera menikah. Biasanya dilakukan oleh rekan kerja atau atasan.

20. Pet Harassment (ペットハラスメント)

Perlakuan kekerasan pada hewan peliharaan ini bisa dalam bentuk pengabaian, atau perlakuan tidak semestinya yang dilakukan pemilik hewan pada hewannya, atau pada sesuatu hal yang dilakukan hewan peliharaannya di tempat umum, yang membuat orang sekitar menjadi tidak nyaman.

21. スメハラ/Sume-Hara
Smell Harassment (スメルハラスメント)

Smell Harassment ini merupakan tindakan untuk membuat orang lain tidak nyaman dengan bau. Bisa berupa bau badan, atau bau mulut, namun bisa juga berupa penggunaan parfum atau pewangi pakaian yang berlebihan.

22. エアハラ/Ea-Hara
Air Harassment (エアーハラスメント)

Atau biasa juga dikenal dengan Air-Conditioning Harassment. Harassment ini bisa dalam bentuk, perusahaan yang melarang penggunaan AC di musim panas dalam rangka penghematan biaya energi atau sengaja mengatur suhu ruangan terlalu rendah agar karyawan merasa tidak nyaman karena terlalu dingin.

23. ソーハラ/So-Hara
Social Harassment (ソーシャルハラスメント)

Segala bentuk ketidaknyamanan dan tekanan dari rekan kerja atau atasan kerja dalam sosial media. Tindakan yang dilakukan bisa berupa, bersikeras mengikuti sosial media nya, atau menggunakan unggahan sosial media untuk mengganggu yang bersangkutan di tempat kerja.

24. オワハラ/Owa-Hara
Stop Job (One’s) Search Harassment ((就)終われハラスメント)
 

Menarik keuntungan dari pencari kerja yang tidak percaya diri, dengan menjanjikan mereka pekerjaan secara verbal dan kondisi kerja yang sebagaimana rupa agar pencari kerja ini tidak mencari kerja di tempat lain.

25. カジハラ/Kaji-Hara
Housework Harassment (家事ハラスメント)

Perlakuan tidak adil dan tidak stabil, tidak hormat dan mendesak secara berlebihan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau pekerjaan domestik di dalam rumah.

26. ゼクハラ/Zeku-Hara
Zexual Harassment (ゼクシャルハラスメント)

Zexual Harassment merupakan perlakuan berupa pemberian tekanan secara langsung atau pasif-agresif dari wanita pada pria untuk menikah. Kata zexual ini muncul dari nama majalah pernikahan, bernama “Zexy“. Tekanan sosial pada wanita untuk menikah, mengakibatkan mereka memaksa atau melampiaskan tekanan kepada pasangannya, hal ini disebut sebagai zeku-hara.

27. パーハラ/ Pā-Hara
Personal Harassment (パーソナルハラスメント)

Segala bentuk perundungan atau serangan yang dilakukan secara personal. Misalkan karena preferensi selera yang berbeda, penampilan, kebiasaan atau kepribadiannya.

28. マタハラ/Mata-Hara
Maternity Harassment (マタニティハラスメント)

Harassment ini ditujukan pada wanita yang sedang hamil atau baru saja melahirkan, yang baik secara mental dan fisik diganggu cuti hamil dan melahirkannya karena tanggung jawab pekerjaan.

29. ラブハラ/ Rabu-Hara
Love Harassment ラブハラスメント

Merupakan stress emosional atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh seseorang yang bertanya mengenai topik percintaan pada seseorang lainnya. Salah satunya adalah bertanya mengenai kondisi hubungan percintaan, atau memberikan nasehat tentang hubungan kencan atau pernikahan yang tidak diminta.

30. レイハラ/Rei-Hara
Racial Harassment (レイシャルハラスメント)

Dengan kata lain, hal ini merujuk kepada tindakan rasis.

31. Religious Harassment (レリジャスハラスメント)

Harassment ini dilakukan oleh pengurus organisasi keagamaan yang melibatkan ketidaknyamanan emosi, fisik dan finansial. Bisa juga berupa tekanan untuk mengikuti aliran atau grup keagamaan tertentu, atau perlakuan ancaman apabila ingin keluar dari grup keagamaan tertentu itu. Atau bisa juga berupa kekerasan atau pelecehan seksual, baik pada anggota maupun anak-anak, yang terjadi dalam grup keagamaan tersebut.

Menariknya, tipikal Harassment ini tidak dipergunakan bagi orang yang mendapat diskriminasi karena agama yang ia anut.

32. ヌーハラ/Nu-Hara
Noodle Harassment (ヌードルハラスメント)

Hal ini merupakan suatu hal yang sudah biasa di Jepang, yakni menyantap mie dengan bunyi menghirup dari mulut. Namun bagi beberapa orang, suara ini menimbulkan ketidaknyamanan dan memberikan konteks yang bisa dipertimbangkan masuk ke dalam jenis Harassment.

33. フォトハラ/Foto-Hara
Photo Harassment (フォトハラスメント)

Adalah tindakan mengambil foto seseorang tanpa izin, atau juga mengunggah foto seseorang tanpa izin, atau bisa berupa menggunakan foto yang secara intens menimbulkan ketidaknyamanan, penghinaan, tekanan dan bahaya.

34. カスハラ/Kasu-Hara
Customer Harassment (カスタマーハラスメント)

Kasu-hara merupakan tindakan tidak senonoh dan tidak hormat dari pelanggan pada staff pelayanan. Sebagai contoh, membuat permintaan tidak berdasar, menolak pembayaran untuk layanan yang telah digunakan, atau tindakan pelecehan baik secara verbal maupun fisik.

35. ケアハラ/Kea-Hara

Harassment ini terjadi di tempat kerja pada mereka yang mengambil cuti dan bekerja dengan jam yang lebih sedikit karena harus menjaga keluarga mereka.

36. リモハラ・テレハラ/Remo-Hara or Tele-Hara
Remote Harassment (リモートハラスメント)

Hal ini merupakan tipe Harassment baru yang terbentuk dari kebiasaan bekerja secara remote atau Work From Home saat terjadi pandemi. Wilayah personal orang akan dengan mudahnya terekspos pada rekan kerja atau atasan, yang mengakibatkan berkurangnya privasi. Sebagai tambahan, orang yang dipaksa untuk mengikuti acara minum bersama secara online dan tidak dilibatkan dalam meeting pun termasuk ke dalam tindakan Harassment ini.

37. 継ぐハラ/Tsugu-Hara

Merupakan Harassment karena mewarisi bisnis keluarga. Tekanan dari orang tua atau keluarga untuk mengambil alih bisnis, tanpa memedulikan preferensi pribadi yang bersangkutan.

Mina san, saat ini di Jepang pun sedang berupaya untuk menurunkan tingkat Harassment yang terjadi di tempat kerja. Biasanya, perusahaan membuat aturan-aturan khusus demi mencegah terjadinya tindak kekerasan ini. Sampai-sampai, karena jumlah kasusnya yang terus bertambah setiap tahunnya, pemerintah Jepang hingga membuat peraturan khusus terkait dengan kekerasan di lingkungan kerja.

Oke, buat Mina san yang ingin tahu lebih lanjut tentang kehidupan bekerja di Jepang, tips and trik wawancara untuk bekerja di Jepang dan belajar etika kerja, silakan cek di artikel pandaikotoba yang lain yaa!

Source : izanau.com
achievement-hrs.co.jp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *