Culture,  Kuliner

Ragam Makanan Jepang Khas di 4 Musim : Gyoujishoku (行事食)

Bagi Minna yang tinggal di Indonesia pasti tahu kan setiap hari besar baik itu keagamaan atau kebudayaan akan ada makanan khas yang menjadi ciri khas dari waktu tersebut. Ternyata makanan Jepang juga ada yang seperti itu loh!

Gyoujishoku (行事食) atau yang berarti ‘makanan acara’ merupakan makanan yang hanya disantap pada waktu tertentu seperti Shōgatsu (正月), Hina Matsuri (雛祭り), dan lain-lain sebagai bentuk rasa terima kasih dan perayaan dan berkah yang diterima di musim atau waktu tersebut.

Karena hanya dinikmati pada perayaan dan musim tertentu Gyoujishoku dibuat berdasarkan bahan makanan yang ada di musim tersebut saja. Nilai unik lainnya adalah di setiap makanan yang disajikan ternyata juga memiliki arti dan doa.

Daripada berpanjang lebar, yuk kita simak apa saja sih makanan Jepang yang mewakili musim di jepang, jangan ngiler, ya! hehehe.

4 Musim dan Makanan Jepang yang Khas Sesuai Musim

1. Haru 春 (Musim Semi)

Sakura Mochi

Makanan Jepang Khas di 4 Musim : Gyoujishoku
Sakura mochi

Minna pasti sudah tau dengan hidangan yang satu ini kan, sakura mochi sering sekali beredar saat festival musim semi pada bulan maret sampai dengan april

Sakura mochi sebenarnya terbuat dari pasta kacang merah manis yang dibungkus dengan mochi berwarna pink kemudian dibalut dengan daun sakura yang telah di asinkan.

Memiliki aroma herbal yang unik, rasa manis asin dari sakura mochi pun membuat wagashi (Kudapan Jepang) ini memiliki rasa yang unik.

Hanami Dango

Makanan Jepang Khas di 4 Musim : Gyoujishoku
Hanami dango

Gyoujishoku terkenal ini adalah dango dengan tiga warna yang ditusuk menjadi satu. Minna pasti sering lihat di anime bahwa hanami dango biasa dinikmati sembari melakukan Hanami(melihat bunga sakura).

Selain bentuknya yang menarik, tiap warna di Hanami dango ternyata memiliki arti nya loh. Merah melambangkan bunga persik, putih melambangkan salju, dan hijau melambangkan rumput.

Chirashizushi

Makanan Jepang Khas di 4 Musim : Gyoujishoku
Chirashizushi

Makanan ini adalah nasi sushi yang dicampur serta dihias dengan berbagai macam lauk, Chiraishizushi juga diambil dari kata “chirashi” (散らし) yang berarti berserakan karena lauk pauk seperti ikan salmon, akar teratai, udang dan lain-lain dihias dengan sesuka hati.

Sesuai dengan namanya yang berarti berserakan, kondimen yang ada di dalam makanan jepang ini bisa di kreasikan dengan bebas oleh siapapun yang membuatnya. Jadi jika ada yang tidak bisa memakan salmon atau bahan makanan lainnya tetap bisa menikmati hidangan ini.

Chirashizushi by fabichan
Chirashizushi 2

2. Natsu (夏)

Kashiwa Mochi & Chimaki

kashiwa mochi
Kashiwa mochi

Kedua makanan ini biasa dimakan saat melakukan perayaan hari anak Kodomo no Hi (子供の日) atau menghormati kelahiran anak Tango no Sekku (端午の節句) pada tanggal 5 mei setiap tahunnya.

Kashiwa Mochi adalah jenis mochi putih yang didalamnya diberi pasta manis kacang merah, dan dibungkus dengan daun kashiwa atau daun oak.

Menyantap Kashiwa Mochi di perayaan Kodomo no Hi dipercaya dapat mendatangkan kemakmuran pada sang anak.

Berbeda dengan Kashiwa Mochi, Chimaki adalah beras ketan yang dibungkus dengan daun bambu kemudian di rebus. Untuk bentuk serta isian dari kashiwa mochi tergantung dari daerah masing-masing, ada yang segitiga, bulat bahkan panjang seperti tabung.

Karena pada musim panas banyak anak yang terserang demam, memakan kashiwa mochi oleh sebagian orang Jepang dipercaya dapat terbebas dari penyakit.

chimaki
Chimaki

Tanabata somen

tanabata somen
Tanabata somen

Makanan ini adalah salah satu makanan tradisional yang dimakan saat adanya festival tanabata. tanabata somen adalah hidangan mie somen yang disajikan dalam kondisi dingin dengan shoyu.

Tanabata somen juga bisa dilengkapi dengan berbagai macam toping seperti daun bawang dan juga sapi cincang. Orang Jepang menyantap tanabata somen dengan doa dan harapan mendapatkan kesehatan di sepanjang musim panas.

3. Aki (秋)

Kinukatsugi

kinukatsugi
Kinukatsugi cr. daidokolog

Kinukatsugi (衣かつぎ) adalah hidangan berbahan dasar talas atau ubi jalar yang di kukus dengan kulitnya, tapi pastikan saat memakannya kulit dari kinukatsugi harus di kupas. Kinukatsugi bisa dinikmati dengan berbagai cara salah satunya yaitu dicelupkan ke miso atau pun ditaburi garam.

Asal usul nama makanan ini dimulai dari wanita bangsawan di periode heian yang menyembunyikan wajahnya dengan jubah yang bernama kinukazuki. karena talas berwarna putih yang terlihat diatas kinukatsugi nampak seperti bangsawan tersebut, makanan ini akhirnya diberi nama Kinukatsugi.

Tsukimi Danggo

Tsukimi dango
Tsukimi dango

Pada musim gugur tepatnya di pertengahan bulan saat bulan di bentuk sempurnanya, di jepang biasanya akan melaksanakan festival Tsukimi (お月見) atau melihat keindahan bulan purnama.

Tsukimi dango adalah salah satu makanan yang biasa disantap dalam perayaan tsukimi, bentuknya yang seperti bulan penuh membuat hidangan ini identik dengan festival Tsukimi. Biasanya, Tsukimi dango dengan jumlah 15 butir akan di susun berbentuk piramida.

4. Fuyu (冬)

Osechiryoori

osechiryori
Osechiryori : New Year Dishes Japanese Food

Pada musim dingin tepatnya di saat pergantian tahun salah satu perayaan yang dilakukan di Jepang adalah Shōgatsu, dan di perayaan tersebut terdapat Osechi (おせち) yaitu salah satu makanan Jepang yang banyak dikenal oleh orang asing.

Gyoujishoku ini dulu dibuat sebagai persembahan kepada dewa atas hasil panen yang berlimpah, tapi sekarang banyak disajikan dengan tujuan doa serta memohon keberuntungan di dalamnya di tahun yang baru.

Hidangan ini berbagai macam isian, baik dari udang rebus, akar teratai, jamur shitake dan lain-lain. Osechi juga banyak dianggap sebagai makanan mewah.

Fukumame

fukumame
Fukumame cr : thetasteofjapan

Fukumame dapat ditemukan di festival setsubun (節分) atau perayaan hari sebelum hari pertama. Festival ini dahulu dilakukan setiap ingin menyambut musim baru, tetapi sekarang hanya dilaksanakan untuk menyambut risshun (hari pertama musim semi) saja.

Bahan makanan ini adalah kacang kedelai yang care pengolahannya di sangrai sampai matang. Di jaman kuno biasanya kacang yang sudah di sangrai ini akan dilemparkan ke arah pameran ‘oni’ sebagai perlambangan keinginan bebas dari penyakit dan sehat sepanjang tahun.

Shioiwashi

shioiwashi
Shioiwashi cr : gochichan

Memiliki persamaan dengan fukumame, Shioiwashi juga dipercaya bisa mengusir roh jahat dan sering dinikmati di perayaan setsubun. Masyarakat jepang percaya bahwa ‘’oni’’ atau iblis tidak suka dengan aroma garam dari Shioiwashi. Perlu diketahui Shioiwasi adalah sarden yang dibakar menggunakan garam.

Biasanya masyarakat Jepang akan menyisakan kepala sarden dan ditancapkan di batang tanaman holly kemudian diletakan di pintu masuk rumah. Hal ini dilakukan dengan harapan selalu bahagia, sehat dan terhindar dari nasib buruk.

shioiwashi 2
shioiwasi cr : omatsurijapan

Minna otsukaresama!

Banyak banget ‘kan ternyata makanan Jepang yang khas di mana hanya terdapat di musim-musim tertentu dengan maksud merayakan panen, berdoa untuk tahun yang baik, ataupun perayaan hari-hari besar.

Makanan Jepang khas di 4 musim ini semakin memperkaya budaya yang dimiliki Jepang ya minna.

Sebenarnya masih banyak referensi makanan yang hanya bisa dinikmati pada musim tertentu saja,

Semoga kita bisa merasakan makanan Jepang khas di 4 musim : Gyoujishoku ini ya minna, kalau bisa sih gratis ya hehehe.

Itu saja dari pandai kotoba kali ini, sampai bertemu di artikel berikutnya!

Yuk lihat kosakata bahasa Jepang bidang perawat lansia : Kochira desu!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *