Culture

Ziarah Shikoku, Perjalanan Spiritual Sepanjang 1200 Kilometer di Jepang

Ziarah Shikoku adalah ziarah dengan mengunjungi 88 kuil dengan jarak tempuh sepanjang lebih dari 1200 kilometer.

Menurut legenda, ziarah ini mengikuti perjalanan spiritual seorang biksu Budha bernama Kukai. Pada abad ke-9, Kukai menghabiskan sisa hidupnya dengan melakukan ziarah dengan mengunjungi kuil-kuil di pulau terkecil di antara empat pulau utama di Jepang, yaitu Shikoku.

Sejarah Ziarah Shikoku

ziarah shikoku

Biksu Budha Kukai yang juga dikenal dengan nama Kobo Daishi adalah seorang religius dan tokoh spiritual yang sangat berpengaruh yang hidup pada rentang tahun 774-835. 

Ia adalah seorang biksu Budha yang mendirikan sekolah Budha bernama Shingon. Selain itu, ia pun dikenal sebagai seorang penyair dan memiliki ketertarikan pada seni kaligrafi.

Setelah mendalami ajaran Budha di Cina, ia kembali ke Jepang lalu mempelopori berdirinya komplek kuil terbesar sebagai pusat peribadatan penganut Budha di Gunung Koya (Koya san) yang terletak di prefektur Wakayama, sebelah selatan Osaka. 

Kemudian Kobo Daishi menetap di Shikoku dan kehadirannya menjadi inspirasi bagi para pemuka agama Budha lain untuk turut mendirikan kuil-kuil.

Menurut catatan sejarah pada abad ke-12 disebutkan bahwa Kobo Daishi memulai perjalanan ziarah Shikoku pada tahun 800-an, meskipun tidak ada keterangan jelas mengenai rute ziarahnya. 

Beberapa abad kemudian, yaitu pada abad ke-16, muncullah ziarah Shikoku yang dikenal dan masih dilakukan hingga saat ini.

Mengapa Orang-Orang Melakukan Ziarah Shikoku

Berbeda dengan dahulu, pada zaman sekarang alasan orang-orang melakukan ziarah Shikoku memiliki motif yang lebih beragam.

Sebagian orang melakukan ziarah Shikoku sebagai sebuah perjalanan spiritual sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. Sebagian yang lain melakukan perjalan ziarah ini sebagai doa agar keinginannya terwujud. Dan uniknya, muncul alasan lain mengapa orang-orang pada zaman sekarang melakukan ziarah shikoku, tak lain adalah untuk sekadar kesenangan belaka.

Tidak ada aturan baku mengenai perjalanan ziarah Shikoku. Setiap orang bebas memulai dari mana saja dan bebas menempuh perjalanan dengan cara apapun. Mau jalan kaki atau naik kereta, tak ada yang melarang.

Meskipun tak ada aturan baku, namun pada umumnya banyak orang lebih memilih melakukan ziarah ini dengan cara berjalan kaki. 

Berjalan kaki sejauh lebih dari 1200 kilometer tentu merupakan sebuah tantangan tersendiri. Rata-rata ziarah Shikoku bisa memakan waktu selama 30-60 hari tergantung seberapa kuatnya fisik peziarah ketika menjalaninya.

Rute Ziarah Shikoku

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tak ada aturan dan ketentuan dari mana titik awal dan titik akhir dari ziarah Shikoku ini. 

Meskipun demikian, pada umumnya para peziarah sering kali memulai ziarah Shikoku dengan memulainya dari kuil nomor 1 dan berakhir di kuil nomor 88.. Uniknya kuil-kuil tersebut memiliki nomornya masing-masing, lho!

  • Kuil 1-23 (dan 66) di Tokushima
  • Kuil 24-39 di Kochi
  • Kuil 40-65 di Ehime
  • Kuil 67-88 di Kagawa

Yang Dilakukan Peziarah Ketika Mengunjungi Kuil

Tak bisa dipungkiri, sekarang ini kuil menjadi salah satu destinasi wisata bagi kebanyakan turis ketika mengunjungi Jepang. Meskipun demikian, kuil tetaplah harus dipandang sebagai tempat ibadah suatu keyakinan yang harus dihargai.

Lantas, apa saja yang dilakukan peziarah ketika mendatangi kuil. Berikut penjelasannya.

  • Berdiri di sebelah kiri gerbang utama, rapatkan tangan lalu membungkuk satu kali
  • Ketika masuk, cuci tangan dan mulut di wastafel yang biasanya sudah tersedia
  • Bunyikan bel ketika baru datang setelah sebelumnya memeriksa waktu kapan bel boleh dibunyikan (perlu diingat tidak perlu lagi membunyikan bel saat sudah selesai dan hendak keluar kuil)
  • Masukkan uang sumbangan ke dalam kotak donasi lalu nyalakan tiga buah dupa dan sebuah lilin.
  • Kemudian berdiri di sebelah kiri dan mulai berdoa
  • Setelah berdoa selesai, pastikan untuk membungkuk sekali lagi.

Pakaian Peziarah

Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai pakaian yang harus dikenakan para peziarah ketika melakukan ziarah Shikoku. Namun, kebanyakan peziarah mengenakan pakaian seperti berikut ini:

  • Sugegasa. Sugegasa adalah topi alang semacam topi caping berbentuk kerucut. Penutup kepala ini bisa terbilang kuat dan cocok digunakan di segala cuaca. Ketika memasuki kuil, sugegasa diharuskan untuk dilepas.
  • Hakue atau Hakui. Hakui adalah semacam rompi berwarna putih yang melambangkan kesucian dan bersih dari segala dosa. Selain itu, hakui juga dipandang sebagai simbol kematian, yang menyiratkan bahwa para peziarah rela mati kapan saja.
  • Kongozue. Kongozue adalah istilah yang merujuk pada tongkat. Para peziarah membawa tongkat dalam menjalani ziarah seperti halnya yang dilakukan oleh Kobo Daishi. Tongkat pun bisa difungsikan sebagai penanda makam peziarah yang meninggal di tengah perjalanan spiritualnya.
  • Wagesa. Wagesa adalah semacam jubah Budha yang dikenakan para peziarah sebagai simbol dari sebuah pengabdian.

Wilayah yang Dilalui Ketika Ziarah Shikoku

Berikut ini adalah rute yang dijalani para peziarah ketika menunaikan ziarah Shikoku. Terdapat 88 kuil yang tersebar di empat wilayah Shikoku.

  • Tokushima

Tokushima biasa dijadikan titik awal para peziarah ketika menunaikan ziarah Shikoku. Wilayah ini dikenal dengan konturnya yang bergunung-gunung dengan lembah dan ngarai yang dihubungkan dengan banyak jembatan. Lembah yang bernama Iya adalah salah satu lembah yang terkenal karena pemandangannya yang spektakuler.

  • Kochi

Tak jauh berbeda dengan Tokushima, Kochi juga merupakan wilayah dengan kontur pegunungan yang berbatasan langsung dengan pantai Katsurahama yang terkenal dengan keindahannya.

Di Kochi pun terdapat sungai Shimanto, salah satu sungai terjernih di Jepang dan pengunjung bisa menikmati keindahan sungai Shimanto dengan menggunakan kayak.

  • Ehime

Di Ehime terdapat sebuah sumber mata air panas yang terkenal di seantero Jepang bernama Dogo Onsen. Minasan pernah menonton anime Spirited Away? Nah, menurut beberapa pendapat, film tersebut terinspirasi dari Dogo Onsen.

Sedikit ke arah selatan Ehime, terdapat taman nasional Ashizuri Uwakai yang tak kalah indah dan menakjubkan.

  • Kagawa

Kagawa adalah prefektur terkecil di Jepang, namun demikian memiliki keindahan yang menawan.

Di Kagawa terdapat sebuah kuil yang dinamakan Konpirasan, atau disebut juga Kotohiragu. Kuil ini disebut kuil utama di Kagawa dan sudah sejak jaman kuno di Jepang digunakan sebagai tempat untuk menyembah dewa laut.

Nah, demikian Minasan sekilas tentang ziarah Shikoku yang hingga saat ini kerap dilakukan dan sudah menjadi bagian dari tradisi Jepang.

Pada awalnya ziarah Shikoku ini memanh hanya diperuntukkan untuk peziarah yang memang ingin menunaikan perjalanan spiritualnya. Namun, seiring perkembangan zaman, ziarah ini pun tak lepas menjadi aktifitas yang diperuntukkan untuk kepentingan pariwisata Jepang.

Sekian ya Minasan bahasan artikel kali ini, bagi Minasan yang ingin tahu lebih banyak tentang budaya, bahasa, dan dunia entertainment Jepang, bisa terus ikuti pandaikotoba.net. 

Jangan lupa untuk follow Instagram Pandai Kotoba, dan Channel Youtube Pandai Kotoba, ya! Minasan akan menemukan hal-hal menarik tentang Jepang lainnya di sana.

Mata ne..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *