10 Senjata Mitologi Jepang, Bagian Narasi Budaya Jepang
Di dunia mitologi Jepang yang kaya akan kisah-kisah epik, senjata-senjata yang digunakan oleh para dewa menduduki tempat istimewa. Berbagai senjata mitologi Jepang ini membawa kekuatan luar biasa dan memiliki peran penting dalam penciptaan alam semesta atau pertempuran dewa-dewa.
Menurut kisah-kisah mitologi, terdapat beberapa senjata mitologi Jepang yang kerap diceritakan dari generasi ke generasi. Pedang-pedang legendaris seperti Totsuka no Tsurugi, tombak surgawi seperti Ame no Nuhoko, dan berbagai artefak yang dianggap suci lainnya menjadi penanda kisah-kisah yang membentuk dasar kepercayaan dan budaya Jepang.
Nah, dalam artikel ini, Pandai Kotoba akan mengajak Minasan untuk untuk menjelajahi dunia senjata mitologi Jepang, mengungkap kisah di balik keberanian, kebijaksanaan, dan kekuatan yang terkandung dalam setiap senjata suci, serta bagaimana mereka memberikan warna pada warisan mitologis Jepang yang terus bertahan.
Senjata Mitologi Jepang
1. Ame No Nuhuko
Senjata mitologi Jepang yang pertama adalah Ame no Nuhuko. Ame no Nuhoko (juga dikenal sebagai Ame no Nuboko atau Ama no Nuhoko) adalah tombak surgawi atau lembing yang memiliki peran penting dalam mitologi Jepang. Nama ini sering kali muncul dalam kisah penciptaan yang melibatkan dewa-dewa Izanagi dan Izanami.
Menurut mitologi, Ame no Nuhoko digunakan oleh Izanagi dan Izanami untuk membuat pulau-pulau di Jepang saat mereka menciptakan dunia. Selama ritual pernikahan mereka di Surga, Izanagi memegang Ame no Nuhoko dan mencelupkannya ke dalam lautan. Ketika dia mengangkat tombak tersebut, tetesan air yang menetes dari ujung tombak membentuk pulau-pulau pertama di Jepang.
Selain peran dalam penciptaan, Ame no Nuhoko juga terkait dengan cerita tentang dewa Susanoo yang menemukan pedang legendaris Totsuka-no-Tsurugi (atau Kusanagi-no-Tsurugi) ketika ia membunuh delapan-kepala ular raksasa, Yamata no Orochi. Dalam beberapa versi, Ame no Nuhoko juga disebut sebagai senjata yang digunakan oleh Susanoo untuk membunuh Orochi.
Sebagai salah satu artefak mitologis, Ame no Nuhoko mencerminkan aspek penciptaan dan pertempuran dalam mitologi Jepang.
2. Totsuka no Tsurugi (Kusanagi no Tsurugi)
Totsuka no Tsurugi, yang juga dikenal sebagai Kusanagi no Tsurugi, adalah salah satu senjata legendaris dalam mitologi Jepang yang mencuat namanya melalui kisah-kisah epik. Senjata dewa mitologi Jepang ini merupakan pedang yang diambil dari ekor ular raksasa Yamata no Orochi oleh dewa laut dan badai, Susanoo, setelah mengalahkan makhluk tersebut.
Kusanagi no Tsurugi memiliki makna penting dalam mitologi Jepang selain dua senjata pusaka suci lainnya, Yata no Kagami dan Yasakani no Magatama, yang ketiganya menjadi simbol trinitas pusaka suci yang merepresentasikan kekuasaan dan legitimasi kaisar.
Bentuk dan kemampuan pedang ini selalu menciptakan aura misteri, dengan kemampuannya untuk memotong dan menebas segala sesuatu dengan sangat mudah. Kisah-kisah seputar Kusanagi-no-Tsurugi membawa pemahaman mendalam tentang pertempuran antara dewa dan makhluk-makhluk mitologis, serta sebagai simbol kekuasaan dan perlindungan. Senjata ini menjadi simbol keberanian dan pengorbanan Susanoo, memperkaya mitologi Jepang dengan lapisan-lapisan kisah yang menunjukkan kompleksitas karakter dewa-dewa dalam warisan budaya yang mendalam dan penuh makna.
3. Shichiseiken
Shichiseiken adalah pedang legendaris dalam senjata mitologi Jepang. Nama “Shichiseiken” secara harfiah berarti “Tujuh Bintang Pedang.” Pedang ini memiliki keunikan karena mampu mengeluarkan tujuh bintang cahaya yang sangat terang saat digunakan.
Dalam cerita mitologis, Shichiseiken sering kali dikaitkan dengan dewa keberuntungan dan kekayaan, Daikokuten. Daikokuten adalah salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan dalam agama Shinto dan Buddhisme Jepang. Shichiseiken dianggap sebagai senjata khusus yang dimiliki oleh Daikokuten dan digunakan untuk melindungi dan memberikan keberuntungan kepada para penganutnya.
Meskipun cerita mengenai Shichiseiken mungkin bervariasi tergantung pada sumbernya, banyak kisah mitologis mencirikan pedang ini sebagai simbol kekayaan, keberuntungan, dan perlindungan. Pedang legendaris ini menjadi salah satu elemen yang memperkaya mitologi Jepang dengan nilai-nilai spiritual dan budaya.
4. Yasakani No Magatama
Yasakani no Magatama adalah permata suci yang memiliki makna penting sebagai senjata mitologi Jepang. Bersama dengan Totsuka-no-Tsurugi (Kusanagi-no-Tsurugi) dan Yata no Kagami, Yasakani no Magatama membentuk trinitas harta suci yang disebut sebagai “Sanshu no Jingi” atau “Tiga Barang Suci Kekaisaran.”
Dalam kisah mitologis, Yasakani no Magatama dikaitkan dengan dewi matahari, Amaterasu. Cerita terkenal terjadi ketika Amaterasu, setelah mengasingkan diri dalam Amano-Iwato (gua batu surgawi) karena perselisihan dengan Susanoo, dibujuk untuk kembali. Para dewa lain menggunakan Yasakani no Magatama untuk merayu Amaterasu keluar dari gua, dan dengan demikian, sinar matahari kembali menyinari dunia.
Yasakani no Magatama sendiri berbentuk permata melingkar yang dibuat dari jade atau batu berlubang dan dihiasi dengan pola-pola yang artistik. Permata ini diyakini memiliki kekuatan suci dan pelindung, dan sebagai salah satu dari Tiga Barang Suci Kekaisaran, Yasakani no Magatama menjadi lambang kekuasaan dan legitimasi kaisar.
5. Yata No Kagami
Yata no Kagami adalah cermin suci dalam mitologi Jepang yang merupakan salah satu dari Tiga Barang Suci Kekaisaran bersama dengan Totsuka-no-Tsurugi (Kusanagi-no-Tsurugi) dan Yasakani no Magatama. Cermin ini memiliki peran penting dalam cerita mitologis dan digunakan untuk merefleksikan keindahan dan kebenaran.
Dalam kisah yang paling terkenal, Yata no Kagami dikaitkan dengan dewi matahari, Amaterasu. Ketika Amaterasu mundur ke dalam Amano-Iwato (gua batu surgawi) karena perselisihan dengan Susanoo, dunia menjadi gelap karena kepergiannya. Untuk mengembalikan cahaya, para dewa menciptakan rencana yang melibatkan penggunaan Yata no Kagami. Mereka meletakkan cermin ini di luar gua dan menciptakan situasi yang membuat Amaterasu penasaran. Ketika dia melihat refleksi dirinya di cermin, dia tertarik dan keluar dari gua, membawa kembali sinar matahari ke dunia.
Yata no Kagami sendiri diyakini memiliki kekuatan suci dan kemampuan untuk merefleksikan kebenaran. Bentuknya sering diilustrasikan sebagai cermin bundar dengan dekorasi artistik di sekitarnya. Sebagai salah satu dari Tiga Barang Suci Kekaisaran, Yata no Kagami adalah lambang kekuasaan dan legitimasi kaisar dalam konteks pusaka dan senjata mitologi Jepang.
6. Ame no Murakumo
Ame no Murakumo, juga dikenal sebagai Kusanagi-no-Tsurugi, adalah salah satu senjata mitologis penting dalam mitologi Jepang. Nama-nama ini sering digunakan secara bergantian, dan kadang-kadang terdapat perbedaan dalam penamaan tergantung pada versi cerita atau sumber mitologis tertentu. Dalam konteks mitologi Jepang, Ame no Murakumo atau Kusanagi-no-Tsurugi terkait dengan kisah dewa Susanoo.
Menurut legenda, Susanoo adalah dewa laut dan badai yang dikucilkan dari Surga karena perilaku kasar dan konfrontatif. Selama pengasingannya, Susanoo bertemu dengan pasangan tua yang sedang bersedih karena kehilangan delapan anak mereka karena ular raksasa bernama Yamata no Orochi. Susanoo setuju untuk membantu mereka dan dengan kelicikannya berhasil membunuh Orochi. Dalam salah satu versi cerita, ketika Susanoo memotong ekor ular tersebut, ia menemukan pedang yang kemudian dikenal sebagai Ame no Murakumo atau Kusanagi-no-Tsurugi.
Ame no Murakumo/Kusanagi-no-Tsurugi dianggap sebagai pedang legendaris yang memiliki kekuatan besar. Pedang ini kemudian diberikan kepada Amaterasu, dewi matahari, sebagai pemberian dan tanda perdamaian setelah Susanoo memperbaiki hubungan dengan saudara perempuannya.
Seiring waktu, Ame no Murakumo/Kusanagi-no-Tsurugi menjadi salah satu dari Tiga Barang Suci Kekaisaran Jepang bersama dengan Yata no Kagami (cermin suci) dan Yasakani no Magatama (permata suci).
7. Kogarasu Maru
Kogarasu Maru, yang artinya “tombak burung gagak” dalam bahasa Jepang, adalah pedang legendaris yang dianggap memiliki keindahan dan keunggulan tertentu. Nama ini merujuk pada pedang yang terkenal sebagai salah satu Senjata Nasional Jepang dan menjadi bagian dari harta keluarga Fujiwara.
Kogarasu Maru dianggap sebagai karya seni pandai besi yang luar biasa dan sering dikaitkan dengan keahlian Senjata Nasional Jepang dari periode Heian, Fujiwara no Masazane. Pedang ini dikenal dengan ukiran gagak yang terdapat pada bagian punggung bilahnya.
Legenda terkait dengan Kogarasu Maru mungkin tidak sebanyak senjata mitologi Jepang yang terkait dengan kisah-kisah dewa dan makhluk mitologi, tetapi keindahannya dan sejarahnya dalam seni bela diri dan kebudayaan Jepang menjadikannya senjata yang dihormati dan terkenal.
8. Onimaru Kunitsuna
Onimaru Kunitsuna adalah nama pedang legendaris dalam dunia senjata mitologi Jepang. Nama ini sering kali dikaitkan dengan pedang yang dimiliki oleh legendaris Minamoto no Yorimitsu, seorang panglima perang pada abad ke-10 di Jepang yang dikenal juga dengan nama Raikou.
Onimaru Kunitsuna dianggap sebagai salah satu dari lima pedang legendaris yang dimiliki oleh Minamoto no Yorimitsu, dan ceritanya sering kali dihubungkan dengan pertempuran melawan makhluk supernatural, seperti iblis dan setan. Minamoto no Yorimitsu, bersama dengan pengikutnya yang dikenal sebagai “Shitenno” atau “Empat Raja Surga,” menggunakan pedang-pedang ini untuk melindungi Kyoto dari ancaman supernatural.
Cerita-cerita ini sering kali mencampurkan elemen-elemen mitos dan kisah sejarah, dan legenda tentang Onimaru Kunitsuna menjadi salah satu aspek menarik dalam warisan budaya dan seni bela diri Jepang. Meskipun cerita dan atribut mitologis dapat bervariasi, Onimaru Kunitsuna tetap menjadi salah satu pedang legendaris yang memiliki peran penting dalam narasi mitologi Jepang.
9. Onikiri
Onikiri adalah jenis pedang atau pisau yang dalam bahasa Jepang berarti “memotong setan” atau “memotong roh jahat.” Meskipun Onikiri tidak selalu secara spesifik dikaitkan dengan senjata mitologi Jepang, namun istilah ini sering muncul dalam konteks senjata-senjata yang digunakan untuk melawan makhluk-makhluk supernatural atau setan.
Dalam tradisi dan cerita rakyat Jepang, Onikiri dapat merujuk pada pedang-pedang yang digunakan untuk membasmi setan, yokai, atau roh jahat. Pedang ini sering diasosiasikan dengan pahlawan-pahlawan mitologis atau tokoh-tokoh legendaris yang melibatkan diri dalam pertempuran melawan kekuatan gelap.
Meskipun tidak ada Onikiri spesifik yang terkenal dalam mitologi Jepang, namun konsep ini mencerminkan motif umum dalam mitos dan legenda di mana senjata-senjata khusus digunakan untuk menghadapi kekuatan jahat atau supernatural. Mitologi Jepang kaya akan kisah-kisah tentang pahlawan-pahlawan yang melibatkan diri dalam pertempuran melawan setan atau makhluk-makhluk mistis, dan senjata-senjata seperti Onikiri dapat menjadi elemen yang menarik dalam naratif tersebut.
10. Doujigiri Yasutsuna
Doujigiri Yasutsuna adalah nama dari pedang Jepang yang memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu pedang paling terkenal dalam warisan budaya Jepang. Meskipun tidak secara khusus dikaitkan dengan mitologi atau dewa, pedang ini memiliki asal-usul dan sejarah yang mendalam.
Doujigiri Yasutsuna diyakini dibuat pada abad ke-8 oleh seorang pandai besi terkenal bernama Amakuni. Menurut legenda, Amakuni menciptakan pedang ini setelah serangkaian kegagalan pedang-pedang lain dalam menghadapi pertempuran. Doujigiri Yasutsuna dikenal karena keunggulannya dalam pembuatan dan desainnya yang indah.
Nama “Doujigiri” sendiri memiliki kaitan dengan sejarah dan legenda. Dikatakan bahwa seorang biksu bernama Doujigiri Enmadaio, yang memiliki kekuatan supranatural, memberikan senjata ini kepada penyair Ono no Takamura. Senjata tersebut kemudian menjadi bagian dari koleksi pedang-pedang terkenal. Doujigiri Yasutsuna memiliki reputasi sebagai pedang yang memiliki kekuatan mistis dan dianggap sebagai harta nasional Jepang.
Itulah MInasan, sejumlah senjata mitologi Jepang yang masih kerap diceritakan dalam kisah-kisah mitologis dalam budaya Jepang.
Dalam mengeksplorasi senjata mitologis Jepang, kita telah menggali ke dalam warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai sejarah, seni bela diri, dan kisah epik yang membentuk dasar kepercayaan masyarakat. Senjata-senjata seperti Totsuka-no-Tsurugi, Yata no Kagami, dan Doujigiri Yasutsuna bukan hanya benda-benda fisik, melainkan simbol-simbol keberanian, kebijaksanaan, dan kekayaan spiritual.
Terkait dengan mitologi dan dewa-dewa Jepang, senjata-senjata ini bukan hanya alat pertempuran, tetapi juga ekstensi dari identitas dan warisan bangsa. Dengan memahami peran senjata dalam cerita mitologis, kita dapat menghargai bagaimana senjata dan pusaka telah membantu membentuk narasi budaya yang terus berkembang, menciptakan warisan yang berharga untuk generasi-generasi mendatang.
Pusaka-pusaka ini bukan hanya benda mati, tetapi cermin dari kebijaksanaan dan kekuatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan, mempertahankan keunikan dan kehebatan Jepang dalam seluruh spektrum kehidupan budaya mereka.
Bagi Minasan yang ingin tahu lebih banyak informasi menarik dan edukatif dari dunia Jepang lainnya, Minasan bisa peroleh dengan mengikuti Instagram Pandai Kotoba, channel Youtube Pandai Kotoba, dan Tik Tok Pandai Kotoba.
Mata ne!