Culture

Neko no Hi, Gemasnya Hari Kucing di Jepang!

Hai Minasan~! Siapa yang suka dengan kucing? Sepertinya semua orang suka ya. Di Jepang, kucing menjadi hewan peliharaan banyak orang dan bahkan menjadi bagian dari budaya, sejarah, dan mitologi Jepang. Salah satu bukti kecintaan orang Jepang terhadap kucing adalah perayaan Neko no Hi (猫の日) atau Hari Kucing. Hari ini menjadi momen spesial untuk menghargai keberadaan kucing, baik sebagai sahabat manusia maupun simbol keberuntungan.

Tapi apa sebenarnya Neko no Hi, kapan dirayakan, bagaimana sejarahnya, dan mengapa orang Jepang begitu mencintai kucing, Pandai Kotoba pada artikel ini akan membahas semua hal menarik tentang Hari Kucing di Jepang, termasuk tradisi unik yang dilakukan masyarakat Jepang pada hari tersebut. Daripada penasaran, yuk kita simak di bawah ini.

neko no hi 2
Neko no Hi atau Hari Kucing Nasional di Jepang
hinemosu8.com

Neko no Hi, Gemasnya Hari Kucing di Jepang!

A. Apa Itu Neko no Hi?

Neko no Hi (猫の日) adalah hari perayaan khusus untuk menghormati kucing di Jepang. Hari ini menjadi kesempatan bagi pemilik kucing untuk menunjukkan kasih sayang lebih kepada hewan peliharaannya, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan kucing.

Neko no Hi atau Hari Kucing bukan hanya hari perayaan biasa, karena banyak orang Jepang merayakannya dengan memberi hadiah khusus untuk kucing mereka, mengunggah foto kucing di media sosial, atau mengunjungi kafe kucing. Beberapa perusahaan juga memanfaatkan momen ini untuk meluncurkan produk bertema kucing.

B. Kapan Neko no Hi Dirayakan?

Neko no Hi diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Februari. Ada alasannya mengapa tanggal ini dipilih. Di Jepang, angka tanggal 2/22 (22 Februari) diucapkan sebagai “ni-ni-ni” (にーにーにー) yang terdengar seperti suara meongan kucing dalam bahasa Jepang, yaitu “nyan-nyan-nyan” (ニャンニャンニャン).

d0094245 956862
Nyan Nyan Nyan
popachi.exblog.jp

Karena kemiripan bunyi ini, tanggal tersebut dinobatkan sebagai Hari Kucing Nasional oleh Japan Pet Food Association (Asosiasi Makanan Hewan Peliharaan Jepang) pada tahun 1987. Sejak itu, perayaan ini semakin populer di kalangan pecinta kucing di Jepang.

C. Asal-Usul dan Sejarah Neko no Hi

Meskipun Neko no Hi baru secara resmi ditetapkan pada tahun 1987, hubungan antara orang Jepang dan kucing telah terjalin sejak berabad-abad yang lalu, dimulai dari kedatangan kucing pertama ke Jepang hingga peran mereka dalam budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kucing pertama kali dibawa ke Jepang dari Cina sekitar abad ke-6 Masehi, bersamaan dengan penyebaran agama Buddha melalui jalur perdagangan dan diplomatik. Saat itu, kucing diimpor dengan tujuan praktis, yaitu untuk melindungi naskah-naskah suci Buddha yang disimpan di kuil-kuil dari kerusakan akibat tikus.

Kucing dianggap sebagai penjaga yang efektif karena kemampuannya dalam membasmi hama, sehingga mereka menjadi hewan yang dihargai oleh para biksu dan bangsawan. Seiring waktu, kucing tidak hanya dipelihara di kuil-kuil, tapi juga mulai masuk ke rumah-rumah kalangan aristokrat Jepang.

Pada zaman Heian (794–1185), kucing mulai muncul dalam literatur dan seni Jepang. Salah satu catatan tertua tentang kucing dapat ditemukan dalam “The Pillow Book” (Makura no Soushi) karya Sei Shounagon. Dalam karya ini, ia menggambarkan kucing sebagai hewan yang elegan dan disayangi oleh kalangan istana. Bahkan, Kaisar Ichijou dikabarkan memiliki kucing peliharaan yang diberi kalung berbahan sutra sebagai tanda status tinggi.

ukiyoe kucing
Kucing dalam Lukisan Ukiyo-e dari Sekitar Tahun 1845
hachioji.keizai.biz

Memasuki zaman Edo (1603–1868), kucing semakin populer di kalangan rakyat biasa. Salah satu legenda yang terkenal adalah kisah Manekineko (Kucing Pemanggil Keberuntungan) yang konon berasal dari cerita tentang seorang pemilik warung yang diselamatkan dari kemiskinan berkat seekor kucing yang mengundang pelanggan dengan gerakan tangannya. Patung Manekineko kemudian menjadi simbol kemakmuran dan sering ditemukan di depan toko-toko hingga saat ini.

Selain itu, kucing juga memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang pada masa itu. Mereka menjadi pemburu tikus di lumbung padi dan kapal dagang dan juga menjadi sumber inspirasi dalam seni ukiran kayu atau disebut dengan ukiyo-e. Seniman seperti Utagawa Kuniyoshi menciptakan karya-karya yang menggambarkan kucing dalam berbagai pose, bahkan ada lukisan yang menampilkan kucing sebagai manusia dalam satir sosial.

ukiyoe kucing 2
Kucing dalam Lukisan Ukiyo-e dari Karya Utagawa Kuniyoshi
ukiyoe-ota-muse.jp

Pada abad ke-19, ketika Jepang mulai membuka diri terhadap pengaruh Barat, kucing semakin dihargai sebagai hewan peliharaan rumah tangga. Baru pada tahun 1987, Japan Pet Food Association secara resmi mendeklarasikan 22 Februari sebagai Neko no Hi atau Hari Kucing. Tanggal ini dipilih karena pengucapan “2-2-2” (ni-ni-ni) dalam bahasa Jepang terdengar seperti suara meongan kucing (“nyan-nyan-nyan”). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat kucing dengan baik sekaligus merayakan ikatan istimewa antara manusia dan kucing.

Maka dari itu, Neko no Hi selain menjadi hari perayaan modern, tapi juga penghargaan terhadap perjalanan panjang kucing dalam sejarah dan budaya Jepang. Dari hewan penjaga naskah suci hingga simbol keberuntungan dan teman setia manusia, kucing telah menemukan tempat yang tak tergantikan di hati masyarakat Jepang.

D. Mengapa Neko no Hi Dirayakan?

Perayaan Neko no Hi selain menjadi tradisi lucu atau alasan untuk membanjiri media sosial dengan foto-foto kucing saja, tapi hari ini memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat Jepang. Di balik kesan santai dan menggemaskan, terdapat nilai-nilai budaya, sejarah, dan sosial yang membuat Hari Kucing layak diperingati secara khusus.

Salah satu alasan utama perayaan ini adalah untuk menghormati peran kucing dalam perjalanan sejarah Jepang. Sejak pertama kali dibawa dari Cina pada abad ke-6, kucing telah menjadi mitra penting manusia, mulai dari penjaga naskah-naskah Buddha di kuil-kuil kuno hingga pelindung hasil panen dari serangan tikus di pedesaan.

Pada zaman Edo, kucing bahkan dianggap sebagai pembawa keberuntungan, seperti tercermin dalam legenda Manekineko yang menjadi ikon bisnis hingga saat ini. Dengan merayakan Neko no Hi, masyarakat Jepang secara tidak langsung mengakui kontribusi kucing dalam membentuk kehidupan sosial dan ekonomi mereka selama berabad-abad.

Di tingkat yang lebih personal, Neko no Hi menjadi momen untuk memperkuat ikatan emosional antara manusia dan kucing peliharaan. Dalam masyarakat urban modern di Jepang, di mana banyak orang tinggal sendirian di apartemen-apartemen kecil, kucing sering menjadi teman sekaligus penawar kesepian. Hari Kucing memberikan kesempatan khusus bagi para pemilik untuk menunjukkan kasih sayang ekstra, baik melalui hadiah istimewa, makanan favorit, atau sekadar perhatian yang lebih intens. Fenomena ini mencerminkan perubahan peran kucing dari hewan fungsional penangkap tikus menjadi anggota keluarga yang disayangi.

Aspek lain yang tidak kalah penting adalah fungsi edukasi dari perayaan ini. Neko no Hi dimanfaatkan oleh berbagai organisasi kesejahteraan hewan untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya merawat kucing dengan bertanggung jawab. Isu-isu seperti sterilisasi untuk mengontrol populasi kucing liar, pentingnya vaksinasi rutin, serta bahaya membuang kucing peliharaan sering menjadi tema kampanye sekitar tanggal 22 Februari. Beberapa klinik hewan bahkan menawarkan diskon pemeriksaan kesehatan atau konsultasi gratis pada hari ini sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan kucing.

Dari perspektif bisnis dan budaya populer, Neko no Hi telah menjadi fenomena komersial yang signifikan. Industri makanan hewan peliharaan, merchandise, dan pariwisata kucing seperti kafe kucing atau pulau kucing yang memanfaatkan momen ini untuk meluncurkan produk edisi terbatas atau paket promosi. Toko-toko dipenuhi dengan barang-barang bertema kucing, mulai dari makanan berbentuk ikan hingga aksesori dengan motif kucing. Bahkan karakter fiksi seperti Hello Kitty dan Doraemon ikut meramaikan perayaan ini melalui kolaborasi khusus.

hello kitty
Hello Kitty
spice.eplus.jp

Pada akhirnya, Neko no Hi adalah perpaduan unik antara penghargaan terhadap sejarah, ekspresi kasih sayang, kepedulian sosial, dan kreativitas budaya populer. Hari yang menjadi bukti kecintaan orang Jepang terhadap kucing dan juga cerminan bagaimana sebuah tradisi sederhana bisa berkembang menjadi fenomena budaya yang kaya makna.

Dari petani di pedesaan hingga eksekutif di Tokyo, dari anak-anak hingga manula, Neko no Hi berhasil menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam semangat yang sama, yaitu merayakan kehadiran kucing sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

E. Aktivitas yang Dilakukan Orang Jepang pada Neko no Hi

Perayaan Neko no Hi di Jepang bukan sembarang hari perayaan biasa, tapi menjadi sebuah festival kecil yang penuh dengan berbagai aktivitas unik dan menyenangkan bagi para pencinta kucing. Masyarakat Jepang yang terkenal dengan kreativitas dan kecintaan mereka terhadap hal-hal imut, memanfaatkan momen ini untuk mengekspresikan kasih sayang mereka kepada kucing, baik peliharaan sendiri maupun kucing-kucing yang mereka temui di lingkungan sekitar.

Salah satu kegiatan paling umum adalah memberikan hadiah spesial kepada kucing peliharaan. Pemilik kucing berbondong-bondong ke toko hewan untuk membeli makanan premium, camilan khusus kucing yang lezat, atau mainan baru yang menarik. Beberapa bahkan memesan kue ulang tahun khusus berbentuk ikan atau tikus untuk dinikmati sang kucing.

neko kafe
Anabul di Neko Kafe atau Kafe Kucing
cat.benesse.ne.jp

Toko-toko hewan peliharaan biasanya menawarkan diskon atau paket spesial menjelang 22 Februari dengan memanfaatkan momentum ini untuk menarik pelanggan. Tidak jarang kita melihat rak-rak khusus di supermarket yang penuh dengan produk bertema kucing, mulai dari makanan kaleng edisi terbatas hingga snack berbentuk hati dengan kemasan warna-warni.

Media sosial pun turut meramaikan perayaan ini dengan banjiran foto dan video kucing. Para pemilik kucing dengan bangga mengunggah gambar kucing mereka yang sedang mengenakan kostum lucu, duduk di atas bantal khusus, atau sedang menikmati hadiah Hari Kucing. Tagar (hashtag) seperti #NekoNoHi atau #猫の日 menjadi trending di X (dulunya Twitter) dan Instagram, diikuti oleh jutaan postingan dari seluruh Jepang. Beberapa akun terkenal bahkan mengadakan kontes foto kucing dengan hadiah menarik, seperti voucher belanja atau paket makanan kucing gratis selama setahun.

Bagi mereka yang tidak memiliki kucing peliharaan, mengunjungi kafe kucing menjadi alternatif populer untuk merayakan Neko no Hi. Kafe-kafe kucing di seluruh Jepang, terutama di daerah urban seperti Tokyo dan Osaka, biasanya menyiapkan program khusus pada hari ini. Beberapa menawarkan diskon masuk, sedangkan yang lain menyediakan menu spesial berbentuk kucing untuk pengunjung sambil mereka bermain dengan kucing-kucing penghuni kafe. Suasana di tempat-tempat ini menjadi lebih meriah dari biasanya dengan dekorasi bertema kucing dan bahkan kostum khusus yang dikenakan oleh staf.

Tidak ketinggalan, para penggemar berat kucing sering menjadikan Neko no Hi sebagai alasan untuk berwisata ke tempat-tempat yang identik dengan kucing. Pulau-pulau seperti Tashirojima di Miyagi atau Aoshima di Ehime yang dikenal sebagai “Pulau Kucing” mengalami peningkatan jumlah pengunjung pada hari tersebut. Para wisatawan datang tidak hanya untuk melihat kucing-kucing liar yang berkeliaran bebas, tapi juga untuk berpartisipasi dalam acara-acara khusus seperti pemberian makan massal atau foto bersama dengan kucing-kucing pulau.

Kumpulan Kucing yang ada di Pulau Kucing Tashirojima

Dari segi belanja, Neko no Hi menjadi momen penting bagi industri merchandise bertema kucing. Toko-toko menjual berbagai produk edisi terbatas, mulai dari stationery, pakaian, hingga perabot rumah tangga bergambar kucing. Produk-produk dengan karakter kucing terkenal seperti Hello Kitty atau Manekineko laris manis selama periode ini. Beberapa department store besar bahkan mengadakan pop-up store khusus yang hanya buka sekitar tanggal 22 Februari dan menawarkan barang-barang eksklusif yang tidak bisa ditemukan di hari biasa.

Acara-acara komunitas juga banyak diselenggarakan untuk memeriahkan Hari Kucing. Shelter hewan sering mengadakan open house atau acara adopsi kucing dengan biaya yang lebih murah dari biasanya. Beberapa komunitas pencinta kucing mengorganisir pertemuan untuk para anggota bisa berkumpul sambil membawa kucing peliharaan mereka untuk bersosialisasi. Di tingkat yang lebih besar, beberapa kota bahkan mengadakan festival kecil dengan berbagai gerai makanan, permainan, dan informasi seputar perawatan kucing.

1645178349 photo
Pop-up Store Spesial untuk Neko no Hi
shibukei.com

Menarik lagi, Neko no Hi juga dimanfaatkan oleh berbagai institusi untuk kampanye sosial. Klinik-klinik hewan sering memberikan diskon untuk vaksinasi atau pemeriksaan kesehatan pada hari ini. Organisasi-organisasi peduli kucing liar menggalang dana untuk program sterilisasi dan perawatan kucing jalanan. Bahkan beberapa perusahaan besar ikut serta dengan menyumbangkan sebagian keuntungan mereka pada tanggal 22 Februari untuk yayasan penyelamatan hewan.

Dari aktivitas-aktivitas ini, kita bisa melihat bagaimana Neko no Hi telah berkembang menjadi lebih dari sekadar hari perayaan biasa. Hari Kucing di Jepang telah menjadi sebuah fenomena budaya yang melibatkan berbagai aspek kehidupan mulai dari personal, komersial, hingga sosial. Setiap tahunnya perayaan ini semakin kreatif dan meriah, mencerminkan kedalaman hubungan antara masyarakat Jepang dengan kucing-kucing yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari.


Neko no Hi menjadi hari perayaan yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan kucing di Jepang. Dari sejarahnya yang panjang hingga tradisi modern, Hari Kucing menjadi bukti betapa kucing telah memengaruhi budaya Jepang.

Bagi pecinta kucing di seluruh dunia, Neko no Hi bisa menjadi inspirasi untuk lebih menghargai hewan peliharaan mereka. Jadi, jika Minasan punya kucing di rumah, kenapa tidak merayakan 22 Februari juga dengan memberinya hadiah spesial? Menarik kan tentang hari kucing ini.

Nah, cukup segitu yang bisa Pandai Kotoba berikan mengenai hari kucing di Jepang. Jika Minasan ingin tahu budaya dan trivia Jepangnya, di website ini tersedia banyak lho. Yuk, kepoin yang satu ini: Seifuku, Seragam Sekolah Jepang yang Menjadi Ikon Budaya dan Fashion Global. Klik untuk membacanya ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *