Tatami Jepang: Asal Usul, Mitos, Fungsi dan Proses Pembuatannya
Tatami Jepang, dengan keindahannya yang sederhana dan sejarahnya yang kaya, telah menjadi elemen ikonik dalam budaya dan desain interior Jepang.
Selain itu, terdapat beragam hal tentang tatami yang menarik untuk ditelusuri, mulai dari sejarah, asal usul, bahkan ada mitosnya lho, Minasan!
Yuk kita simak!
Tatami Adalah…
Tatami adalah jenis alas tradisional yang digunakan di Jepang sebagai lantai dalam rumah-rumah tradisional, seperti rumah-rumah gaya tatami (washitsu).
Tatami terbuat dari bahan-bahan alami seperti buluh, jerami, dan kain, yang dijahit dan dilapisi untuk menciptakan lantai yang empuk dan nyaman.
Selain sebagai alas lantai, tatami juga digunakan sebagai unit pengukuran dalam arsitektur Jepang untuk menentukan ukuran ruangan. Ukuran standar tatami disebut “kyoma” dan bervariasi tergantung masing-masing wilayah di Jepang.
Konsep ukuran tatami ini juga memainkan peran penting dalam desain interior rumah tradisional Jepang, membantu dalam menentukan tata letak perabotan dan elemen-elemen lainnya.
Asal Usul Nama Tatami Jepang
Ada beberapa teori yang menjelaskan asal-usul nama ‘tatami’.
Salah satu teori menyatakan bahwa kata “tatami” berasal dari kata dalam bahasa Jepang kuno yang berarti “melipat” atau “melipat dua”. Maknanya merujuk pada cara tatami dilipat dan disimpan saat tidak digunakan.
Sejarah Tatami Jepang
Sejarah tatami jepang cukup panjang dan berakar dalam budaya Jepang yang kaya.
Menurut catatan sejarah, penggunaan tatami sebagai alas lantai dapat ditelusuri kembali hingga zaman Kofun (abad ke-3 hingga ke-6) di Jepang. Pada awalnya, tatami terbuat dari daun-daunan atau jerami yang diatur sebagai alas tidur atau tempat duduk.
Selama periode Nara (abad ke-8 hingga ke-9) dan Heian (abad ke-9 hingga ke-12), pengaruh budaya Tiongkok membawa perubahan dalam cara tatami dibuat dan digunakan. Tatami menjadi lebih besar dan terbuat dari bahan-bahan seperti buluh dan kain.
Barulah pada periode Heian, tatami Jepang mulai digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bangunan-bangunan berbentuk gubuk kayu tradisional yang disebut “shoin” dan “shinden.” Tatami digunakan sebagai alas tidur dan tempat duduk.
Kemudian, selama periode Kamakura (abad ke-12 hingga ke-14), gaya arsitektur Jepang mengalami perkembangan lebih lanjut, dan tatami menjadi semakin terstandarisasi dalam ukuran dan tata letaknya.
Selama periode Edo (abad ke-17 hingga ke-19), tatami menjadi lebih umum digunakan di rumah-rumah biasa, tidak hanya di istana atau tempat tinggal bangsawan. Hal ini terutama terjadi karena perkembangan teknik manufaktur dan penurunan biaya produksi tatami.
Pada abad ke-18, diperkenalkan standarisasi ukuran tatami. Ukuran standar yang dikenal sebagai “kyoma” adalah sekitar 1,82 meter x 91 cm (6 kaki x 3 kaki). Ukuran ini masih menjadi acuan dalam desain interior rumah tradisional Jepang hingga hari ini.
Pada awal abad ke-20, banyak rumah di Jepang mulai beralih ke alas lantai modern seperti karpet atau lantai keras. Namun, rumah-rumah tradisional Jepang yang menggunakan tatami masih ada dan dihargai oleh banyak orang sebagai bagian dari warisan budaya Jepang.
Sekarang ini, tatami tetap menjadi elemen penting dalam rumah tradisional Jepang (washitsu), dan mereka juga digunakan dalam berbagai ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dan ruang teh (chashitsu).
Tatami tidak hanya berfungsi sebagai alas lantai, tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam budaya Jepang dan digunakan dalam upacara teh dan acara budaya lainnya.
Ragam Fungsi Tatami Jepang
Tatami Jepang memiliki banyak fungsi selain sebagai alas lantai dalam rumah-rumah tradisional Jepang. Kira-kira apa ya fungsi tatami selain sebagai alas lantai, berikut penjelasannya Minasan..
- Tempat Duduk: Tatami Jepangdigunakan sebagai tempat duduk dalam ruang tamu tradisional Jepang (zashiki) saat makan atau berbincang.
- Alas Tidur: Tatami sering digunakan sebagai alas tidur dalam kamar tidur tradisional (futon).
- Panggung Upacara Teh: Dalam ruang teh (chashitsu), tatami digunakan sebagai alas duduk untuk peserta dalam upacara teh Jepang.
- Tata Letak Ruangan: Ukuran dan tata letak tatami digunakan untuk menentukan desain interior ruangan dan tata letak perabotan.
- Alas Duduk Formal: Tatami digunakan sebagai tempat duduk formal dalam acara-acara penting atau saat menerima tamu penting.
- Alas Tidur di Ryokan: Ryokan, penginapan tradisional Jepang, sering memiliki kamar tidur dengan tatami untuk menawarkan pengalaman menginap yang otentik.
- Alas Duduk dalam Pameran Seni: Tatami sering digunakan dalam pameran seni tradisional Jepang seperti ikebana (seni merangkai bunga) atau seni kaligrafi.
- Pengaturan Ruang Meditation: Tatami digunakan dalam ruang meditasi dan yoga di Jepang.
- Tempat Duduk dalam Restoran Jepang: Beberapa restoran tradisional Jepang masih menggunakan tatami sebagai tempat duduk bagi pelanggan.
- Alas Lantai dalam Rumah Modern: Meskipun rumah-rumah modern biasanya menggunakan lantai keras, ada beberapa yang masih menggunakan tatami dalam ruangan tertentu seperti ruang tamu atau kamar tidur untuk memberikan sentuhan tradisional.
Nah Minasan, fungsi-fungsi tersebut menunjukkan fleksibilitas dan kepentingan tatami dalam budaya Jepang, yang lebih dari sekadar alas lantai.
Mitos Seputar Tatami
Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa tatami juga memiliki mitosnya sendiri lho MInasan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa mitos yang terkait dengan tatami:
1. Tatami Adalah Tempat Tinggal Roh-Roh
Beberapa orang percaya bahwa tatami memiliki hubungan dengan roh-roh atau arwah leluhur. Ini mungkin karena penggunaan tatami dalam upacara peringatan leluhur dan acara keagamaan tertentu. Meskipun ada penghormatan terhadap tatami dalam budaya Jepang, ini tidak berarti mereka sebenarnya adalah tempat tinggal roh-roh.
2. Jumlah Tatami Tidak Boleh Ganjil
Ada mitos bahwa jumlah tatami dalam sebuah ruangan tidak boleh ganjil karena dianggap sebagai tanda buruk. Ini mungkin berasal dari keinginan untuk menghindari angka ganjil, yang dianggap tidak seimbang dalam budaya Jepang. Namun, tidak ada aturan ketat yang mengharuskan jumlah tatami selalu genap.
3. Tatami Tidak Boleh Digunakan untuk Tidur Lain Selain Malam Hari
Beberapa orang mungkin mengira bahwa tatami hanya boleh digunakan sebagai tempat tidur pada malam hari dan tidak boleh digunakan untuk tidur siang. Ini mungkin berasal dari tradisi menggunakan tatami sebagai tempat tidur di malam hari dan tempat duduk di siang hari, tetapi pada kenyataannya, tatami dapat digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.
4. Tatami Harus Dijaga dari Sinar Matahari Langsung
Ada keyakinan bahwa sinar matahari langsung dapat merusak tatami. Ini sebagian besar benar, karena paparan sinar matahari langsung yang berlebihan dapat memudarkan warna dan merusak tatami. Oleh karena itu, tatami sering ditempatkan di bawah atap atau diberikan perlindungan tambahan saat tidak digunakan.
5. Tatami Tidak Boleh Dijatuhkan
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa menjatuhkan atau menginjak-injak tatami akan membawa sial. Ini mungkin terkait dengan keinginan untuk menjaga tatami dalam kondisi yang baik, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, tatami adalah benda yang digunakan dan dapat mengalami pemakaian normal.
Perlu diingat ya Minasan, bahwa mitos dan keyakinan seputar tatami dapat bervariasi dari satu daerah ke daerah lain di Jepang dan antara individu. Sementara beberapa orang mungkin memegang keyakinan ini dengan kuat, yang lain mungkin melihatnya sebagai bagian dari warisan budaya yang menarik.
Proses Pembuatan Tatami Jepang
Lanjut ke proses pembuatan tatami yuk. Jadi, pembuatan tatami adalah proses yang memerlukan keterampilan dan perhatian terhadap detail.
Mulai dari persiapan bahan baku, penyatuan bahan, hingga tahap penyelesaian harus dikerjakan dengan cermat dan detail. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan singkat tentang proses pembuatan tatami.
1. Persiapan Bahan Baku
- Bambu: Bagian bawah tatami, yang disebut “tatami-beri,” terbuat dari bambu yang diiris tipis.
- Jerami atau Serat Alam Lainnya: Lapisan atas tatami dibuat dari jerami atau serat alam lainnya seperti rumput-rumputan yang dijalin bersama.
2. Pengeringan Bahan
Bambu dan serat alam harus dikeringkan dengan baik untuk menghindari kelembaban yang dapat merusak tatami. Pengeringan serat alam juga dapat melibatkan pewarnaan dengan bahan alami untuk memberikan warna khas tatami.
3. Pemotongan Bahan
- Bambu dipotong menjadi ukuran yang sesuai untuk bagian bawah tatami.
- Jerami atau serat alam dipotong menjadi panjang yang dibutuhkan.
4. Pengecatan Bambu
Bambu yang akan digunakan untuk bagian bawah tatami sering dicat dengan warna merah atau hitam.
5. Pengikatan Bambu
- Bambu dipasang di dalam rangka bambu yang mengelilingi tatami.
- Pengikatan bambu biasanya dilakukan dengan menggunakan benang atau tali kuat.
6. Pemasangan Jerami atau Serat Alam
- Lapisan atas tatami dibentangkan di atas rangka bambu.
- Jerami atau serat alam dijalin bersama untuk menciptakan permukaan yang rata.
7. Penjahitan dan Penyatuan Bahan
- Jerami atau serat alam yang diletakkan di atas rangka bambu biasanya dijahit dengan benang halus.
- Bagian bawah dan atas tatami kemudian disatukan dengan benang dan dipasang dengan kuat.
8. Pemotongan dan Pengepakan Akhir
- Tatami dipotong sesuai ukuran yang diinginkan dan diberi bentuk tepi yang rapi.
- Tatami kemudian dikemas dengan rapat untuk pengiriman atau penyimpanan.
9. Pengeringan dan Pengecatan Akhir (Opsional)
Kadang-kadang, tatami dapat menjalani proses pengeringan dan pengecatan akhir untuk memberikan tampilan dan daya tahan yang lebih baik.
10. Inspeksi Kualitas
Tatami sering diperiksa secara teliti untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas yang tinggi.
Pembuatan tatami adalah seni yang diwariskan dari generasi ke generasi dan membutuhkan keterampilan yang tinggi.
Meskipun tatami tradisional masih sangat digunakan di rumah-rumah tradisional Jepang, ada juga tatami modern yang dibuat dengan teknologi yang lebih canggih untuk memenuhi standar kualitas dan kebutuhan pasar yang beragam.
Harga Tatami Jepang
Harga tatami Jepang dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran, kualitas, bahan, dan wilayah geografis saat membelinya.
Faktanya, ada beberapa hal yang dapat memengaruhi harga jual tatami, lho.
- Ukuran Tatami: Tatami Jepang memiliki ukuran standar yang dikenal sebagai “kyoma,” tetapi ukuran tatami dapat bervariasi. Tatami yang lebih besar akan cenderung lebih mahal.
- Kualitas: Kualitas tatami dapat bervariasi dari yang sederhana hingga yang sangat mewah. Tatami Jepang berkualitas tinggi biasanya menggunakan bahan yang lebih baik dan memiliki konstruksi yang lebih rumit, sehingga harganya lebih tinggi.
- Bahan: Bambu dan jerami adalah bahan tradisional untuk tatami, tetapi ada juga tatami modern yang menggunakan bahan-bahan alternatif seperti serat alam atau bahan sintetis. Bahan-bahan ini tentunya dapat memengaruhi harga.
- Pengrajin dan Merek: Tatami Jepang yang dibuat oleh pengrajin berpengalaman atau merek-merek terkenal mungkin memiliki harga yang lebih tinggi karena reputasi dan kualitasnya.
- Lokasi Pembelian: Harga tatami juga dapat bervariasi tergantung di mana Anda membelinya. Di Jepang, harga tatami mungkin lebih bersaing dibandingkan dengan negara-negara lain di mana tatami mungkin diimpor.
- Kostumisasi: Jika Anda ingin tatami dengan desain atau fitur khusus, harga dapat lebih tinggi daripada tatami standar.
Ya, secara umum, harga tatami berkualitas standar di Jepang bisa mulai dari sekitar 10.000 hingga 20.000 yen per tatami. Tetapi harga bisa jauh lebih tinggi untuk tatami Jepang yang lebih mewah atau ukuran khusus. Di luar Jepang, harga tatami dapat lebih tinggi karena biaya impor dan faktor-faktor lainnya.
Nah, demikian Minasan beberapa hal tentang tatami Jepang yang menarik untuk diketahui. Tak mudah untuk terus mempertahankan warisan budaya di tengah kemajuan zaman ya Minasan, tapi Jepang melalui Tatami Jepang bisa dikatakan berhasil mempertahankan salah satu warisan budayanya.
Bagi Minasan yang ingin mengetahui informasi menarik tentang bahasa, budaya dan aspek kejepangan lainnya, bisa ikuti instagram Pandai Kotoba dan nonton melalui channel Youtube Pandai Kotoba!
Mata ne~