Culture

Mengenal Rumah Kominka, Rumah Tradisional Jepang yang Masih Bertahan

Rumah Kominka adalah rumah tradisional Jepang yang umumnya berada di daerah-daerah pedesaan. Kominka dibangun dengan bahan-bahan alami, seperti tanah liat, kayu, jerami dan kayu berukuran besar yang berfungsi untuk tempat tinggal dan tempat bekerja.

Karena peruntukannya yang multifungsi itulah, Kominka cocok dihuni oleh pedagang dan petani yang membutuhkan ruang tempat tinggal yang nyaman dan ruang untuk bekerja.

Teknik pembangunannya pun berdasarkan prinsip-prinsip tradisional Jepang yang membutuhkan keterampilan khusus. Tak heran jika Kominka dapat bertahan dari bencana alam seperti badai salju atau gempa bumi.

Nah, pada artikel ini Pandai Kotoba akan mengulas tentang rumah Kominka sebagai tempat tinggal tradisional Jepang yang masih bertahan hingga saat ini.

Apa itu Kominka?

rumah kominka

Secara harfiah, kata “kominka” terdiri dari dua karakterkanji, yaitu “石” (ko) yang berarti “batu,” dan “民家” (minka) yang berarti “rumah warga.”Jadi, secara harfiah, “kominka” dapat diterjemahkan menjadi “rumah batu”.

Namun, dalam konteks yang lebih umum, istilah “kominka” dalam bahasa Jepang tidak selalu merujuk secara khusus pada rumah yang terbuat dari batu. Ini lebih berkaitan dengan rumah tradisional Jepang yang memiliki karakteristik tertentu dengan arsitektur tradisional. 

Karakter Kominka yang paling mencolok adalah atapnya yang dilapisi jerami dengan bentuk kemiringan yang khas. Atap yang miring ini untuk mengatasi salju tebal ketika musim dingin atau menahan sinar matahari saat musim panas.

Hal unik dari rumah Kominka lainnya adalah kerangka rumah yang dibangun dengan balok kayu tebal yang biasanya diambil dari pohon ek berusia ratusan tahun. Balok-balok kayu itu pun disusun untuk menopang rumah seperti puzzle tanpa dipaku.

Dari luar, Kominka pun mudah dikenali karena bentuknya yang menyerupai huruf A dengan atap jerami yang cukup tebal.

Sejarah Kominka

Kemunculan rumah Kominka bisa ditelusuri hingga ratusan tahun lalu. Pada awalnya, penduduk asli Jepang tinggal di dalam rumah-rumah yang sederhana, seperti gubuk-gubuk berdinding tanah liat dan atap jerami. Rumah-rumah ini sangat sederhana namun multi fungsi.

Pengaruh masuknya agama Buddha ke Jepang pun memiliki pengaruh dalam hal perkembangan arsitektur rumah-rumah tradisional Jepang. Filosofi hidup Zen Buddhisme yang salah satunya memiliki pandangan bahwa manusia memiliki keterikatan dengan alam, turut andil dalam memengaruhi konsep rancang bangun rumah-rumah di Jepang saat itu.

Oleh karena itu, rumah-rumah tradisional Jepang mulai dibangun dengan rancang bangun yang menyesuaikan dengan alam sekitarnya. Misalnya, rumah Kominka yang berada di kawasan pantai dibangun dengan arsitektur yang tahan angin topan. Sedangkan rumah Kominka yang berada di utara, seperti di Hokkaido dan Aomori dirancang untuk bisa bertahan dari badai salju.

Memasuki zaman Edo, rumah tradisional Jepang sudah memiliki bentuk seperti rumah Kominka yang dikenal saat ini. Seperti lantainya yang memakai alas tatami, memiliki pintu geser, tungku terbuka yang diletakkan di tengah-tengah rumah, hingga struktur kayu yang khas.

Memasuki zaman modernisasi, Kominka pun semakin langka, namun bukan berarti menghilang. Sebagian orang masih mempertahankan rumah Kominka di beberapa pedesaan di Jepang. Bahkan, kebanyakan rumah Kominka disewakan kepada para wisatawan yang ingin menginap dan merasakan bagaimana rasanya tinggal di rumah tradisional Jepang.

Bagian-Bagian Khas Rumah Kominka

1. Irori (Tungku Terbuka)

Ini adalah salah satu elemen paling ikonik dalam rumah kominka. Irori adalah tungku terbuka yang ditempatkan di tengah-tengah ruangan.

Irori digunakan untuk memasak makanan secara tradisional. Tungku ini biasanya terletak di tengah-tengah ruangan, dan api dinyalakan dengan menggunakan kayu atau arang. Selain untuk memasak, Irori pun berfungsi sebagai penghangat ruangan, terutama selama musim dingin di Jepang.

Biasanya, Irori terbuat dari batu bata atau tanah liat dan dikelilingi oleh bilah-bilah kayu. Tungku ini memiliki bentuk persegi panjang dengan lubang untuk menampung bara api. Di atas irori, terdapat jaring atau keranjang besi yang berfungsi sebagai tempat memasak makanan atau memanaskan air.

2. Tatami

Lantai rumah kominka sering dilapisi dengan tatami, tikar tradisional Jepang yang terbuat dari jerami dan bahan alami lainnya. Tatami memberikan ruangan tampilan yang khas dan nyaman untuk duduk atau tidur.

Tatami juga berfungsi untuk memberikan kenyamanan saat berjalan atau duduk di atasnya, dan juga bisa menghangatkan ketika musim dingin. Selain itu tatami juga memiliki aroma alami yang khas.

3. Shoji

Shoji adalah pintu geser atau layar jendela yang terbuat dari kertas tipis yang dibingkai dengan kayu yang juga berfungsi untuk mengatur cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan.

Pada umumnya, Shoji  memiliki desain yang sederhana dan elegan. Bahan utama untuk shoji adalah kertas tipis yang ditenun atau diplester ke bingkai kayu. Shoji memiliki berbagai pola atau gambar dekoratif, atau bisa sederhana dengan desain minimalis.

4. Fusuma

Fusuma adalah partisi geser yang terbuat dari kayu dan kertas. Partisi tradisional ini digunakan untuk memisahkan ruangan dalam rumah kominka yang dapat dipindahkan sesuai kebutuhan, sehingga penggunaan ruang menjadi bisa lebih fleksibel.

5. Tokonoma

Tokonoma adalah area khusus dalam rumah kominka yang sering digunakan untuk menampilkan seni seperti kaligrafi, lukisan, atau benda-benda dekoratif. Ini adalah salah satu area yang paling diperhatikan dalam rumah kominka.

6. Engawa

Engawa adalah teras luar yang melingkari rumah kominka. Ini adalah tempat yang menyenangkan untuk sekadar duduk-duduk dan menikmati pemandangan alam atau taman yang ada di sekitarnya.

Atap engawa memberikan perlindungan dari hujan dan sinar matahari, sehingga penghuni rumah dapat menikmati ruang terbuka ini berlama-lama sehingga menciptakan hubungan yang kuat antara penghuni rumah dan alam sekitarnya.

Karena engawa sering terbuka, maka memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan baik serta sehingga menjaga suhu dalam rumah Kominka tetap nyaman.

7. Kamidana

Kamidana adalah altar kecil yang ditempatkan di dalam rumah kominka dan digunakan untuk pemujaan roh leluhur atau dewa-dewa. Ini adalah bagian penting dalam kehidupan spiritual dan keagamaan di rumah tradisional Jepang.

8. Kura (Gudang)

Beberapa rumah kominka memiliki kura, yaitu gudang atau ruang penyimpanan yang kuat dan tahan api. Kura digunakan untuk menyimpan barang berharga dan makanan yang perlu dijaga dari bahaya seperti kebakaran.

9. Doma

Doma adalah ruang di rumah Kominka yang terletak di bagian depan rumah, tepatnya dekat dengan pintu masuk utama. Doma memiliki lantai yang berbeda dari bagian utama rumah, biasanya terbuat dari tanah liat atau batu, bukan tatami seperti di bagian rumah Kominka lainnya.

Bagian rumah Kominka ini bisa dibilang ruang serba guna yang digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti melepas dan menyimpan sepatu, membersihkan sepatu sebelum masuk ke dalam rumah, menerima tamu, atau bahkan mencuci pakaian. 

Bahkan, Doma juga bisa digunakan sebagai tempat untuk tidur selama musim panas, karena lantainya yang terbuat dari bahan yang lebih dingin.

10. Kusaridoi (Saluran Air)

Dalam bahasa Jepang, kata “kusaridoi” tersusun dari dua kata, yaitu”kusari” yang berarti “rantai” dan “doi” yang berarti “air.”

Jadi, kusaridoi adalah sistem saluran air atau saluran air yang digunakan untuk memasok air bersih ke dalam rumah dan mengalirkannya ke berbagai tempat yang memerlukan air, seperti dapur, dan kamar mandi.

Bentuk kusaridoi berupa pipa kayu yang digantung di atas atau di sekitar ruangan. Air mengalir melalui pipa ini dan dapat dikendalikan dengan membuka atau menutup keran.

Air untuk kusaridoi biasanya berasal dari sumur atau sumber air lokal. Air yang mengalir melalui kusaridoi sering kali alami dan dingin, yang bisa menyegarkan terutama selama musim panas.

Di Mana Bisa Melihat Kominka?

Kominka masih bertahan di beberapa pedesaan dan kota-kota kecil di berbagai wilayah di Jepang. Berikut ini di antaranya.

Shirakawa-go

Shirakawa-go adalah desa bersejarah yang terletak di Prefektur Gifu. Desa ini terkenal karena keberadaan rumah Kominka yang dipertahankan dengan baik. Shirakawa-go adalah salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO dan merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat rumah kominka yang otentik.

Gokayama

Terletak di Prefektur Toyama, Gokayama adalah daerah pedesaan yang mirip dengan Shirakawa-go. Kawasan ini juga memiliki rumah-rumah kominka dengan atap jerami yang menarik. Daerah ini juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO dan memiliki rumah-rumah kominka yang dapat dikunjungi.

Tsumago dan Magome

Terletak di Nakasendo, sebuah rute bersejarah di antara Tokyo dan Kyoto, Tsumago dan Magome adalah dua desa yang mempertahankan suasana tradisional Jepang. Termasuk beberapa rumah Kominka yang terbuka untuk umum.

Kyoto

Tak hanya terkenal karena kuil-kuil dan bangunan bersejarah lainnya, di Kyoto kita juga bisa menemukan rumah kominka. Salah satunya di Arashiyama, terdapat rumah kominka yang bisa dikunjungi wisatawan.

Museum 

Beberapa museum di Jepang juga menampilkan rumah kominka atau replikanya. Misalnya, 

Museum Edo-Tokyo di Tokyo yang memamerkan contoh rumah kominka dari zaman Edo.


Demikian Minasan, sejumlah hal tentang rumah Kominka, rumah tradisional warisan budaya Jepang yang masih bertahan.

Untuk kesimpulan artikel ini, izinkan Pandai Kotoba memaparkannya dengan agak romantis dan dramatis, ya. Hehehe.

Intinya, rumah kominka adalah perwujudan indah dari warisan budaya Jepang yang kaya. Dengan irori, tatami, shoji, dan segala elemen tradisionalnya, rumah ini menawarkan nuansa yang mengingatkan kita akan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam serta keindahan yang sederhana namun berkesan.

Meskipun zaman terus berubah dan teknologi modern merambah, rumah kominka berhasil mempertahankan esensinya sebagai tempat yang menghadirkan kenyamanan, kedamaian dan kenangan masa lalu Jepang. Mungkin rumah kominka akan terus bertransformasi, namun kehadirannya serupa jendela yang membawa pandangan kita ke dalam sejarah dan budaya Jepang yang kaya.

Sekian artikel kali ini Minasan, oh, ya bagi Minasan yang ingin mengetahui informasi tentang bahasa, budaya dan hal lainnya tentang Jepang, ikuti terus update artikel di Pandai Kotoba, ya. Dan jangan lewatkan postingan menarik dan edukatif Pandai Kotoba di Instagram Pandai Kotoba dan Yotutube Pandai Kotoba.

Mata!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *