Kodokushi : Fenomena Jepang “Mati Dalam Kesendirian”
Hai mina san! Mimin Pandai Kotoba mau tanya nih, di jaman sekarang apakah manusia bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain? kalau menurut mimin sih tidak mungkin ya karena bahkan walaupun terdengar menakutkan saat kita meninggal nanti kita juga pasti akan diurus pemakamannya oleh orang lain. Namun ternyata ada sebuah fenomena yang sangat menyedihkan loh di Jepang, yaitu “Mati Sendirian” tanpa ada yang mengetahuinya atau dalam istilah jepang fenomena ini disebut sebagai Kodokushi.
Diambil dari kanji 孤 (Ko) dan 独 (Doku) yang memiliki arti sendiri serta 死 (shi) yang berarti mati, Fenomena 孤独死 (dibaca : Kodokushi) sebenarnya bukan fenomena baru. Pada tahun 2018 menurut data 東京都 福祉保健局 監察 医務院 (dibaca : Tokyoo to Fukushi Hoken-Kyoku Kansatsu Imu-In) atau Kantor Inspektur Kesehatan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial Pemerintahan Metropolitan Tokyo terdapat 3,882 kasus lansia yang tinggal sendiri dan akhirnya meninggal tanpa diketahui orang lain.
Pada artikel kali ini Pandai Kotoba akan menjelaskan serta membahas fenomena ini baik dari penyebab ataupun dampak apa saja yang dapat terjadi baik pada korban, keluarga maupun lingkungan sekitar. Kita cek sama-sama yuk mina san!
Kodokushi : Hidup dan Mati Sendiri
Apakah mina san sering memberi kabar kepada keluarga yang tinggal jauh dengan mina san? atau bahkan memiliki teman dan kerabat yang sering mina san hubungi? Kodokushi sendiri adalah keadaan dimana korban meninggal sendirian tanpa didampingi oleh siapapun, bahkan tetangga terkadang tidak menyadari kematian dari korban-korban fenomena ini.
Keadaan ini juga biasanya sering terjadi kepada lansia Jepang yang tinggal sendiri dan tidak diperhatikan dalam waktu yang sangat lama. Kondisi seperti terasingkan dari warga lainnya juga menjadi penyebab terbesar fenomena ini terjadi ya mina san. Karena angka penduduk yang lanjut usia juga mulai meningkat drastis dan perilaku mereka yang juga sering hidup sendiri jauh dari keluarga lainnya membuat kasus ini semakin meningkat tiap tahunnya.
Siapa Saja yang Kemungkinan Bisa Mengalami Kodokushi?
Berdasarkan tulisan yang dipublish oleh laman kaigo.homes.co.jp atau laman badan keperawatan Jepang. Setidaknya ada beberapa kondisi dan penyebab fenomena ini terjadi, berikut adalah 5 penyebab tersebut:
Hidup Sendiri (Baik Seorang Janda/Duda)
Perilaku warga Jepang yang terus melajang sampai akhir hidupnya juga menjadi penyebab fenomena ini terjadi. Jika ada perubahan yang mendadak dalam kondisi fisik ataupun tidak memberikan kabar kepada orang yang dikenal akhirnya membuat korban jadi sulit untuk diperhatikan keadannya.
Memiliki Penyakit Kronis dan Tidak Dapat Mengatur Kesehatan Sendiri
Selain hidup sendiri, biasanya warga Jepang yang memiliki penyakit terkadang tidak dapat mengatur pola hidup mereka agar tidak lebih parah. Seperti kebiasaan minum alkohol berlebihan yang sudah menjadi budaya, ataupun kondisi badan yang lemah dapat meningkatkan resiko Kodokushi.
Ekonomi yang Miskin (Tidak Berkecukupan)
Kondisi ini bukan hanya berlaku di Jepang, tetapi juga diseluruh belahan dunia ini. Seperti tidak adanya pendingin atau penghangat di rumah korban yang menyebabkan tidak dapat bertahan dalam pergantian musim, atau bahkan kebiasaan makan yang tidak sehat dan gizi buruk. Selain itu pula saat korban tidak dapat melakukan pembayaran yang terbilang mahal di Jepang untuk berobat juga menjadi penyebab fenomena ini terjadi.
Terisolasi Secara Sosial
Keadaan dimana korban tidak lagi berhubungan dengan keluarga, teman, atau orang lain. Kondisi ini tidak jauh berbeda seperti fenomena Hikikomori yang pernah dibahas pada artikel Pandai Kotoba sebelumnya, silahkan dibaca ya mina san : Kochira Desu. Korban yang terisolasi baik secara kehendak sendiri atau ada faktor lain menjadi tidak dihiraukan oleh masyarakat bahkan keluarga.
Seorang Laki-Laki
Memang terlihat aneh dan tidak masuk akal, tetapi dalam survei yang dilakukan 日本 少額 短期 保険 協会(dibaca : Nihon Syogaku Tanki Hoken Kyookai) menyebutkan 80% korban dari kasus Kodokushi adalah Laki-laki. Tidak ada alasan yang jelas mengapa hal ini terjadi, tetapi ada kemungkinan bahwa lelaki yang selalu bergantung kepada istri mengenai urusan rumah tangga biasanya akan kesulitan saat harus melakukannya sendiri.
Langkah-Langkah Menghindari Kodokushi
Karena Kodokushi menjadi hal serius seperti menjadi kabar buruk bagi keluarga atau menganggu lingkungan sekitar, ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menanggulangi atau mengurangi angka fenomena ini, antara lain:
Upaya yang Dilakukan Pemerintah Daerah
Berbagai inisiatif telah dilakukan baik dari pemerintah daerah maupun kota dalam menanggulangi fenomena Kodokushi yang terus meningkat tiap tahunnya. Salah satunya adalah melakukan kerjasama dan bermusyawarah dengan tetangga. Hal-hal mencurigakan seperti cucian yang tidak diangkat dalam waktu lama, atau bahkan surat yang menumpuk akan dilaporkan kepada petugas keamanan setempat dan dilakukan kunjungan untuk mencek kondisi.
Hidup di Fasilitas atau Panti Lansia
Pernah tercatat lebih dari 15.000 Panti lansia yang tersebar dari ujung utara sampai ke selatan Jepang. Hal ini dilakukan karena tingginya masyarakat yang berumur lebih dari 65 tahun yang beberapa dari mereka memerlukan bantuan dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini setidaknya dapat mengurangi risiko peningkatan angka Kodokushi karena mereka akan mendapatkan perlakuan yang baik dan tanpa adanya diskriminasi dari para perawat.
Itulah mina san artikel mengenai fenomena Kodokushi yang menjadi salah satu masalah serius yang terjadi di Jepang saat ini. Biasanya korban yang sudah meninggal dan tidak diketahui oleh orang jasadnya akan membusuk sehingga menjadi hal yang tidak mengenakan orang-orang disekitar. Oleh karena itu sudah banyak program dan inisiasi dengan harapan kasus Kodokushi dapat berkurang.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi ilmu baru untuk mina san ya. Sampai jumpa di artikel berikutnya mina san, mata ne!