Culture,  Fenomena

Kenapa Banyak Maskot Lucu di Jepang?

Hai Minasan~! Jepang identik banget dengan budaya kawaii atau imut yang merambah berbagai aspek kehidupan, termasuk maskot. Maskot di Jepang selain jadi karakter yang lucu, memiliki peran penting dalam promosi daerah, produk, acara, bahkan instansi pemerintah. Maskot yang terkenal saat ini adalah Kumamon yang menggemaskan dan Chiitan yang hiperaktif. Maskot-maskot ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pop Jepang.

Pandai Kotoba pada artikel kali ini akan membahas uniknya maskot yang ada di Jepang. Apa rahasia di balik kesuksesan karakter-karakter menggemaskan ini, mengapa hampir setiap daerah, instansi pemerintah, bahkan perusahaan di Jepang merasa perlu memiliki maskot sendiri, apa saja maskot yang terkenal. Semuanya akan dibahas secara mendalam di sini. Yuk, kita simak di bawah ini.

chiitan
Chiitan, Salah Maskot Terkenal di Jepang
otakuusamagazine.com

Kenapa Banyak Maskot Lucu di Jepang?

A. Asal-Usul Maskot di Jepang

Maskot di Jepang memiliki akar sejarah yang mendalam dipengaruhi oleh tradisi budaya, perkembangan ekonomi, dan perubahan sosial. Untuk memahami kenapa sih Jepang sangat kaya akan karakter-karakter lucu ini, kita perlu menelusuri bagaimana maskot berkembang dari simbol-simbol kuno menjadi fenomena modern yang mendunia. Yuk, kita lanjut di bawah ini.

1. Tradisi Simbol dan Karakter dalam Budaya Jepang

Sebelum maskot dalam bentuk modern muncul, masyarakat Jepang telah lama menggunakan simbol dan karakter sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam kepercayaan Shinto, misalnya, banyak hewan dan makhluk mitologi dianggap sebagai pembawa pesan para dewa atau Kami. Contohnya adalah Tanuki (rakun) dan Kitsune (rubah) yang sering muncul dalam cerita rakyat sebagai makhluk cerdas dan penuh trik.

maneki neko wikicommons 1
Patung Kucing Manekineko
commons.wikimedia.org

Selain itu, Manekineko (kucing yang mengangkat kaki) telah menjadi ikon keberuntungan sejak zaman Edo (1603-1868). Patung kucing ini biasa dipajang di depan toko atau restoran sebagai simbol kemakmuran. Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepang sudah terbiasa menggunakan figur-figur simbolis untuk menyampaikan pesan tertentu, sebuah konsep yang kemudian diteruskan dalam bentuk maskot modern.

2. Pengaruh Maskot Olahraga dan Acara Besar

Perkembangan maskot di Jepang semakin pesat pada abad ke-20, terutama melalui acara-acara berskala internasional. Salah satu tonggak penting adalah Olimpiade Tokyo 1964. Saat itu Jepang memperkenalkan maskot resmi pertamanya, Olympic-kun, seekor anak laki-laki dengan bendera Olimpiade di kepalanya. Meskipun desainnya masih sederhana, kehadiran Olympic-kun menjadi awal dari penggunaan maskot sebagai alat promosi acara besar.

Tren ini berlanjut pada Piala Dunia FIFA 2002 yang diselenggarakan bersama oleh Jepang dan Korea Selatan. Maskot resmi turnamen tersebut, Ato, Kaz, dan Nik yang dirancang dengan gaya futuristik dan menjadi sangat populer. Keberhasilan maskot-maskot ini mendorong pemerintah daerah dan perusahaan di Jepang untuk menciptakan karakter mereka sendiri guna menarik perhatian publik.

3. Kelahiran Yuru-Chara: Maskot Daerah yang Menggemaskan

Pada awal tahun 2000-an, muncul fenomena baru bernama Yuru Chara (ゆるキャラ), kependekan dari “yurui mascot character” (maskot karakter yang santai). Konsep ini dipopulerkan oleh Jun Miura, seorang desainer yang melihat potensi maskot sebagai sarana promosi daerah.

Yuru Chara biasanya memiliki ciri khas, yaitu desain sederhana dan mudah diingat, memiliki cerita latar belakang yang unik, dan sering terlibat dalam kegiatan promosi dan interaksi langsung dengan masyarakat.

Salah satu Yuru Chara pertama yang sukses besar adalah Hikonyan, maskot Kastil Hikone yang diperkenalkan pada tahun 2007. Hikonyan adalah seekor kucing dengan helm samurai, berhasil menarik wisatawan dan memicu gelombang maskot daerah di seluruh Jepang.

4. Peran Media dan Kompetisi Maskot

Popularitas Yuru Chara semakin meledak berkat media sosial dan acara televisi. Pada tahun 2010, Yuru-Chara Grand Prix diluncurkan sebagai ajang kompetisi tahunan untuk memilih maskot terpopuler di Jepang. Acara ini bertujuan meningkatkan persaingan kreatif antardaerah dan juga menjadikan maskot sebagai bagian dari budaya pop yang dinikmati oleh segala usia.

blog10 1 800x533 1
Kemeriahan Acara Yuru-Chara Grand Prix yang Diselenggarakan Tahun 2016
kosublog.com

Oleh karena itu, maskot di Jepang muncul dengan melalui proses panjang yang melibatkan tradisi budaya, inovasi pemasaran, dan interaksi masyarakat. Dari simbol-simbol kuno hingga karakter-karakter imut masa kini, maskot telah menjadi cerminan kreativitas dan identitas Jepang yang unik, lucu, dan mudah diingat. Kata “yuru” berasal dari “yurui” (santai), karena karakter ini biasanya memiliki desain sederhana dan cerita di baliknya yang tidak terlalu serius.

B. Mengapa Jepang Memiliki Banyak Maskot?

Fenomena banyak maskotnya di Jepang ini tidak muncul secara tiba-tiba, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, ekonomi, dan sosial yang saling berkaitan. Untuk memahami kenapa ya maskot banyak mendominasi kehidupan masyarakat Jepang, kita perlu melihatnya dari perspektif yang lebih luas. Yuk, kita simak lagi di bawah ini.

1. Budaya Visual dan Kecintaan terhadap Karakter (Kyara Bunka)

Masyarakat Jepang memiliki tradisi panjang dalam mengapresiasi karakter dan simbol visual. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke seni ukiran kayu Netsuke dari periode Edo, lukisan Ukiyo-e, hingga manga dan anime modern. Kecenderungan ini menciptakan budaya yang sangat terbuka terhadap personifikasi benda mati atau konsep abstrak menjadi karakter yang memiliki nama, kepribadian, dan cerita.

Maskot, dalam hal ini adalah kelanjutan dari tradisi tersebut. Sebuah cara untuk menghidupkan suatu produk, daerah, atau institusi melalui figur yang mudah dikenali dan dicintai. Selain itu, Jepang telah lama mengembangkan konsep Kyara atau “karakter” sebagai bagian dari identitas.

Mulai dari Hello Kitty hingga Pikachu, karakter-karakter imut ini menjadi komoditas budaya yang mendunia. Maskot daerah atau Yuru Chara yang telah disebutkan di atas mengambil pendekatan serupa, tapi dengan fokus pada identitas lokal. Masyarakat Jepang cenderung lebih mudah menerima pesan melalui karakter yang menyenangkan dibandingkan sekadar teks atau logo formal.

2. Strategi Pemasaran dan Branding Daerah yang Kreatif

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak daerah di Jepang yang menghadapi tantangan seperti penurunan populasi, minimnya minat wisatawan, atau kurangnya daya tarik produk lokal. Maskot muncul sebagai solusi cerdas untuk masalah ini. Dibandingkan dengan iklan konvensional, maskot menawarkan pendekatan yang lebih hangat, personal, dan mudah diingat.

08cf350c d6f5 4737 8af0 6c8eb3ec99ef l
Merch Maskot Kumamon
kumamoto.guide

Sebagai contoh, yaitu Kumamon, maskot beruang hitam dari Prefektur Kumamoto. Awalnya maskot ini dibuat untuk mempromosikan jalur kereta api baru pada tahun 2010. Namun, popularitasnya meledak dan membawa dampak ekonomi yang luar biasa baik dari peningkatan kunjungan turis maupun penjualan merchandise yang mencapai miliaran yen. Kesuksesan Kumamon memicu pemerintah daerah lain untuk menciptakan maskot mereka sendiri, sehingga memunculkan gelombang Yuru Chara di seluruh Jepang.

3. Fungsi Sosial: Maskot sebagai Penghubung Emosional

Selain aspek komersial, maskot di Jepang juga berperan sebagai sarana komunikasi sosial. Pemerintah dan instansi publik menggunakan maskot untuk menyampaikan pesan penting dengan cara yang lebih ringan dan tidak menakutkan. Misalnya, Pipo-kun, maskot burung polisi digunakan untuk mengedukasi anak-anak tentang keselamatan lalu lintas. Sementara itu, setelah bencana gempa Kumamoto 2016, kehadiran Kumamon membantu menenangkan korban dan memulihkan semangat masyarakat.

Maskot juga berfungsi sebagai alat pemersatu komunitas. Di banyak daerah, maskot dijadikan simbol promosi dan juga ikon kebanggaan lokal. Masyarakat merasa memiliki ikatan emosional dengan karakter-karakter ini, sehingga mereka lebih antusias mendukung produk atau acara yang diwakilinya.

4. Kompetisi dan Media Sosial yang Memperkuat Popularitas

Faktor lain yang mempercepat penyebaran maskot di Jepang adalah kompetisi seperti Yuru Chara Grand Prix yang telah disebutkan di atas sejak 2010 menjadi ajang tahunan untuk menentukan maskot terpopuler. Acara ini memacu kreativitas desainer dan juga memberi ruang bagi maskot dari daerah kecil untuk mendapatkan perhatian nasional.

Chiitan yang Imut dengan Tingkahnya di Luar Nalar (youtube.com)

Selain itu, media sosial memainkan peran besar dalam memviralkan maskot-maskot tertentu. Funassyi, maskot buah pir dari Funabashi, awalnya tidak resmi, tapi menjadi terkenal berkat video-video lucunya di YouTube. Demikian pula, Chiitan dari Susaki awalnya kontroversial karena aksinya yang terlalu “di luar nalar” dan nyeleneh, tapi justru menjadi viral dan menarik perhatian internasional.

5. Industri Merchandising yang Menggiurkan

Keberhasilan maskot tidak lepas dari bisnis merchandise yang mengikutinya. Dari gantungan kunci, pakaian, sampai makanan kemasan, karakter-karakter ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Beberapa maskot bahkan memiliki kontrak eksklusif dengan perusahaan besar, seperti Kumamon yang bekerja sama dengan Japan Airlines dan berbagai merek internasional.

Oleh karena itu, banyaknya maskot di Jepang bukan hanya tren sesaat, tapi hasil dari kombinasi faktor budaya, strategi pemasaran, kebutuhan sosial, dan peluang ekonomi. Maskot telah menjadi bahasa universal yang memudahkan komunikasi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat sekaligus mencerminkan kreativitas dan keunikan Jepang dalam memadukan tradisi dengan modernitas.makin memacu kreativitas desain maskot baru.

C. Fungsi Maskot di Jepang

Di Jepang, maskot tidak hanya berperan sebagai gambar lucu dan imut yang menghiasi produk atau brosur promosi. Keberadaan mereka telah berkembang menjadi alat multifungsi yang memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dari aspek ekonomi hingga sosial budaya, maskot ini telah menjadi ujung tombak strategis dalam menyampaikan pesan dan membangun hubungan emosional dengan publik. Yuk, kita lanjut di bawah ini.

1. Fungsi Promosi dan Pemasaran Daerah

Salah satu fungsi utama maskot di Jepang adalah sebagai duta promosi untuk daerah-daerah. Dalam era persaingan menarik wisatawan semakin ketat, setiap prefektur dan kota berlomba-lomba menciptakan maskot yang lucu dan juga kaya akan makna lokal. Maskot seperti Kumamon dari Kumamoto atau Hikonyan dari Shiga dirancang dengan cermat untuk mencerminkan identitas dan keunikan daerah mereka.

Kumamon, misalnya warna hitam dari beruang ini terinspirasi dari warna kastil Kumamoto, sementara pipi merahnya melambangkan semangat masyarakat setempat. Kehadiran mereka dalam berbagai acara promosi, merchandise, dan media sosial berhasil menciptakan daya tarik yang jauh lebih efektif dibandingkan metode promosi konvensional.

2. Alat Komunikasi Pemerintah yang Efektif

Yang membuat lebih menarik adalah maskot di Jepang juga berfungsi sebagai media komunikasi pemerintah yang unik. Berbeda dengan pesan resmi yang seringkali terasa kaku dan formal, maskot mampu menyampaikan informasi penting dengan pendekatan yang lebih santai dan menyenangkan. Contoh nyata adalah Pipo-kun, maskot kepolisian Jepang yang berbentuk tikus dengan antena berwarna biru.

Demonstrasi Maskot Pipo-Kun dalam Membantu Kepolisian Jepang (youtube.com)

Karakter ini digunakan untuk mengedukasi anak-anak tentang keselamatan lalu lintas melalui cara yang tidak menakutkan. Selain itu, maskot dari pemerintah daerah sering muncul dalam kampanye kesehatan masyarakat, pengumuman kebijakan baru, atau bahkan himbauan pembayaran pajak. Pendekatan ini terbukti lebih efektif dalam menjangkau berbagai kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang mungkin kurang tertarik dengan informasi resmi.

3. Pemersatu Komunitas dan Simbol Kebanggaan Lokal

Pada tingkat yang lebih mendalam, maskot telah menjadi simbol kebanggaan dan identitas komunitas. Di banyak daerah kecil, kehadiran maskot resmi mampu membangkitkan semangat masyarakat dan menciptakan rasa memiliki yang kuat. Proses pemilihan nama dan desain maskot sering melibatkan partisipasi warga setempat, sehingga masyarakat merasa memiliki andil dalam penciptaannya.

Ketika sebuah maskot menjadi populer secara nasional, hal ini membawa dampak psikologis yang positif bagi warga daerah tersebut, mereka merasa daerahnya diakui dan diperhatikan. Fenomena ini jelas terlihat pada kasus Fukka-chan, maskot dari Fukaya, Saitama, yang meskipun berasal dari kota kecil, berhasil mencuri perhatian nasional dan membawa kebanggaan tersendiri bagi warganya.

4. Terapi Sosial dan Pemulihan Pascabencana

Fungsi maskot yang mungkin paling menyentuh adalah perannya dalam memberikan dukungan psikologis, terutama pascabencana alam. Jepang yang rawan gempa seringkali memanfaatkan maskot sebagai simbol pemulihan dan harapan. Setelah gempa besar melanda Kumamoto pada 2016, Kumamon muncul sebagai simbol pembangunan kembali.

hoyaboya mascot
Maskot Hoya Boya dari Kesennuma
miyagiolle.jp

Kehadirannya di tempat-tempat pengungsian dan acara-acara pemulihan memberikan semangat bagi korban. Maka dari itu, maskot daerah yang terkena tsunami 2011 seperti Hoya Boya, maskot khas dari Kesennuma memainkan peran penting dalam memulihkan semangat masyarakat. Kemampuan maskot untuk menghibur dan memberikan senyuman di tengah kesulitan menunjukkan bahwa fungsi mereka melampaui sekadar alat pemasaran.

5. Diplomasi Budaya dan Soft Power

Pada tingkat internasional, maskot Jepang telah menjadi bagian dari diplomasi budaya negara tersebut. Karakter-karakter seperti Kumamon atau Funassyi tidak hanya populer di Jepang, tapi juga menjadi duta budaya di luar negeri. Mereka muncul di berbagai event internasional menjadi wajah promosi pariwisata Jepang di luar negeri dan bahkan membantu mempromosikan produk-produk Jepang di pasar global.

Keberhasilan mereka mencerminkan soft power Jepang yang unik, kemampuan untuk mengekspor budaya populer yang mudah diterima secara global. Maskot-maskot ini menjadi jembatan budaya yang mempresentasikan Jepang sebagai negara yang kreatif, ramah, dan penuh daya tarik.

D. 10 Maskot Lucu dan Populer di Jepang

Di atas sudah dijelaskan secara mendalam serba-serbi maskot yang ada di Jepang. Beberapa karakter maskot berhasil menonjol dan menjadi sangat dicintai, tidak hanya oleh masyarakat lokal tapi juga oleh penggemar internasional. Mereka sangat menarik dari segi visual dan juga memiliki kepribadian unik serta cerita menarik di balik penciptaannya. Berikut di bawah ini Pandai Kotoba berikan sembilan maskot paling populer yang telah menjadi ikon budaya Jepang modern.

1. Kumamon, Beruang Hitam yang Menjadi Superstar

Kumamon, maskot resmi Prefektur Kumamoto adalah salah satu Yuru Chara paling sukses di Jepang. Dirancang pada tahun 2010 untuk mempromosikan pembukaan jalur kereta api Kyushu Shinkansen, karakter beruang hitam dengan pipi merah ini langsung memikat hati publik.

Maskot Kumamon (youtube.com)

Yang membuat Kumamon istimewa adalah kepribadiannya yang energik dan sering muncul dalam berbagai event, bahkan sampai “ditangkap” karena terlalu sering bolos kerja. Kesuksesannya tidak hanya meningkatkan pariwisata Kumamoto, tapi juga menciptakan bisnis merchandise bernilai miliaran yen.

2. Funassyi, Pir Kuning yang Hiperaktif

Berbeda dengan kebanyakan maskot resmi pemerintah, Funassyi awalnya adalah karakter independen yang dibuat oleh seorang warga biasa untuk mempromosikan Kota Funabashi, Chiba. Dengan bentuk pir kuning yang selalu bersemangat dan suara melengking khas, Funassyi menjadi viral berkat video-video lucunya di YouTube.

Maskot ini terkenal karena kelakuannya yang tidak terkontrol, sering terlihat berlarian dan berteriak “Nasshi!” (singkatan dari Funabashi). Meskipun tidak resmi, popularitas Funassyi justru mengalahkan banyak maskot resmi daerah lain.

3. Hikonyan, Kucing Samurai dari Kastil Hikone

Hikonyan, maskot Kastil Hikone di Prefektur Shiga adalah salah satu Yuru Chara pertama yang mencapai popularitas nasional. Karakter kucing dengan helm samurai ini terinspirasi dari legenda Ii Naotaka, daimyo yang pernah memerintah wilayah tersebut.

hikonyan
Maskot Hikonyan
visit-omi.com

Hikonyan menjadi simbol pariwisata, sekaligus juga berperan dalam melestarikan sejarah lokal. Setiap penampilannya selalu diiringi dengan tarian khas yang membuatnya semakin disukai anak-anak dan dewasa.

4. Bary-san, Maskot Ayam Lucu dari Imabari

Bary-san adalah maskot unik dari Imabari yang berbentuk anak ayam gemuk dengan ekspresi polos. Dirancang untuk mempromosikan makanan khas dari Imabari, karakter ini memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan sangat bersemangat ketika mempromosikan produk yang paling terkenal dari Imabari yaitu handuk katun.

bary san mascot
Maskot Bary-san
bows-and-arrows.net

Bary-san sering muncul untuk mempromosi Kota Imabari dengan lucunya memamerkan handuk katun khas Imabari dan handuk ini menjadi produksi terbesar di Jepang.

5. Sento-kun, Maskot Kontroversial yang Akhirnya Dicintai

Ketika pertama kali diperkenalkan sebagai maskot Nara pada 2008, Sento-kun sempat menuai kontroversi. Karakter anak kecil dengan tanduk rusa ini dianggap terlalu aneh oleh sebagian orang karena memadukan unsur manusia dengan rusa yang merupakan simbol Kota Nara.

Penampilan Maskot Sento-kun di Publik (youtube.com)

Namun, justru keunikannya ini membuat Sento-kun akhirnya diterima dan menjadi maskot yang sangat populer. Ia sering terlihat bermain dengan rusa-rusa di taman Nara dan menciptakan pemandangan yang menggemaskan bagi para wisatawan.

6. Mikyan, Jeruk yang Penuh Semangat dari Ehime

Mikyan, maskot berbentuk jeruk dari Prefektur Ehime, adalah contoh sempurna bagaimana produk pertanian bisa dihidupkan menjadi karakter yang penuh kepribadian. Dengan desain sederhana berupa jeruk besar dengan ekor berbentuk bunga jeruk, Mikyan berhasil menjadi duta yang efektif untuk jeruk Ehime yang terkenal manis. Karakter ini sering terlihat “berolahraga”, menekankan pesan bahwa jeruk Ehime sehat dan penuh vitamin.

Maskot Mikyan (youtube.com)

7. Chiitan, Maskot Nakal dari Susaki

Chiitan adalah maskot “paling kontroversial” sekaligus menghibur di Jepang. Secara resmi, Chiitan adalah versi muda dari maskot resmi Shinjo-kun (seekor berang-berang dari Susaki, Kochi). Namun dalam kenyataannya, Chiitan lebih terkenal karena video-video viralnya yang menunjukkan karakter ini melakukan hal-hal konyol seperti terbang menggunakan kipas angin atau berkelahi dengan benda mati. Meskipun sempat ditegur karena dianggap tidak sopan, justru kelakuan “nakal” dan di luar nalar ini yang membuat Chiitan dicintai banyak orang.

Maskot Chiitan (youtube.com)

8. Pipo-kun, Maskot Polisi yang Ramah Anak

Pipo-kun adalah contoh bagaimana maskot digunakan untuk tujuan edukasi yang serius tapi dengan pendekatan yang menyenangkan. Sebagai maskot resmi Kepolisian Nasional Jepang, berbentuk tikus dengan antena berwarna biru bertugas mengajarkan keselamatan lalu lintas kepada anak-anak. Pipo-kun sering muncul di sekolah-sekolah dasar dan acara masyarakat, ia dengan cara yang lucu mengingatkan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas.

pipo kun
Maskot Pipo-kun
qz.com

9. Domo-kun, Monster Televisi yang Mendunia

Domo-kun mungkin adalah salah satu maskot Jepang paling dikenal secara internasional. Karakter persegi berwarna coklat bergigi tajam ini awalnya dibuat sebagai maskot stasiun TV NHK pada 1998. Dengan ekspresi marah yang sebenarnya polos, Domo-kun menjadi ikon budaya pop Jepang yang muncul di berbagai merchandise hingga film pendek. Keunikannya terletak pada sifatnya yang canggung tapi baik hati, membuatnya disukai oleh semua usia.

p11 freeman domo a 20180914
Maskot Domo-kun
japantimes.co.jp

Dari Kumamon yang membawa berkah ekonomi bagi Kumamoto hingga Chiitan yang menghibur dengan kelakuannya yang nyeleneh, maskot-maskot Jepang ini telah membuktikan diri sebagai lebih dari sekadar gambar lucu pada merchandise. Mereka adalah cerminan kreativitas tanpa batas masyarakat Jepang dalam mengemas identitas lokal, pesan sosial, bahkan trauma kolektif pasca bencana menjadi sesuatu yang menyentuh hati dan mudah dicintai.

Mungkin inilah pelajaran terbesar yang bisa kita ambil dari fenomena maskot Yuru Chara, di era yang semakin digital dan impersonal, kehangatan dan kelucuan tulus sebuah maskot justru menjadi bahasa universal yang mampu menyentuh hati siapa saja, melintasi batas usia dan budaya. Jadi, mana nih maskot favorit Minasan? Kalau berkunjung ke Jepang, jangan lupa sempatkan berfoto dengan maskotnya favorit ya.

Jika Minasan ingin tahu budaya Jepang lebih mendalam lagi, Pandai Kotoba punya banyak artikel di website ini lho. Ada salah satu rekomendasinya nih: Undangan Pernikahan di Jepang, klik untuk membacanya ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *