Mengapa Kata “Mati (死ぬ)” dalam Bahasa Jepang Masuk dalam Kategori Kata Kerja
Dalam bahasa Jepang, kata “mati” atau “shinu” (死ぬ) termasuk dalam kategori kata kerja. Ini mungkin terlihat berbeda dibandingkan beberapa bahasa lain yang sering mengklasifikasikan “mati” sebagai kata benda (seperti dalam bahasa Inggris: “death”) atau bentuk pasif (seperti “meninggal”). Namun, sistem bahasa Jepang memiliki aturan dan logika tersendiri yang menjelaskan pengelompokan ini. Mari kita telusuri lebih dalam alasannya.

Pengertian Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
Kata kerja dalam bahasa Jepang berfungsi untuk menggambarkan aktivitas atau keadaan yang terjadi dalam waktu tertentu. Kata kerja ini dapat dibagi dalam berbagai kelas atau kelompok berdasarkan pola perubahan bentuk (konjugasi) dan penggunaannya dalam kalimat. Secara umum, kata kerja dapat berupa kata yang menunjukkan:
- Tindakan (action) – seperti berlari, makan, atau tidur.
- Keadaan (state) – seperti ada, tidak ada, atau berubah.
Mati (死ぬ, Shinu) sebagai Tindakan
Kata “死ぬ” (shinu) berarti “mati” atau “meninggal” dalam bahasa Indonesia. Kata ini termasuk dalam kategori kata kerja karena ia menggambarkan suatu tindakan atau peristiwa yang terjadi pada subjek. Dalam hal ini, subjek yang melakukan tindakan adalah orang atau makhluk hidup yang mengalami kematian.
Contoh kalimat:
彼は死ぬ。(Kare wa shinu.) – Dia akan mati.
Kalimat ini menunjukkan bahwa subjek (彼, kare, “dia”) mengalami peristiwa mati (死ぬ, shinu). Ini menunjukkan bahwa “死ぬ” adalah kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa atau perubahan yang terjadi pada subjek.
Mati sebagai Keadaan yang Terjadi
Selain sebagai tindakan, 死ぬ (shinu) juga bisa dianggap sebagai keadaan atau kondisi yang terjadi pada suatu individu atau makhluk hidup. Ketika seseorang mati, mereka memasuki keadaan atau kondisi yang tetap, yaitu keadaan tidak lagi hidup. Mati dalam konteks ini dapat dipandang sebagai perubahan kondisi yang bersifat permanen.
Contoh kalimat:
動物は死ぬことがある。(Doubutsu wa shinu koto ga aru.) – Hewan dapat mati.
Di sini, kata “死ぬ” menggambarkan perubahan keadaan atau kondisi makhluk hidup, yang mencerminkan konsep perubahan atau transisi dari kehidupan menuju kematian.
Pola Konjugasi dan Penggunaan dalam Kalimat
Seperti kata kerja lainnya, 死ぬ (shinu) mengikuti konjugasi kata kerja Jepang yang biasa. Kata kerja ini dapat berubah bentuk sesuai dengan waktu atau aspek dalam kalimat.
- Bentuk dasar: 死ぬ (shinu) – mati
- Bentuk masu (formal): 死にます (shinimasu) – akan mati
- Bentuk negatif: 死なない (shinanai) – tidak mati
- Bentuk lampau: 死んだ (shinda) – mati (lampau)
Kata shinu mengikuti pola perubahan kata kerja golongan 1 (五段動詞, godan doushi), yang menjadikannya secara struktur dan fungsi memenuhi semua kriteria sebagai kata kerja dalam bahasa Jepang.
Kata Kerja yang Menggambarkan Proses atau Keadaan
Kata 死ぬ (shinu) juga berfungsi sebagai kata kerja yang menggambarkan suatu proses atau perubahan dalam konteks waktu tertentu. Mati adalah peristiwa yang biasanya terjadi dalam waktu tertentu dan berujung pada suatu kondisi yang permanen, yaitu tidak adanya kehidupan. Oleh karena itu, ia dianggap sebagai kata kerja yang menggambarkan proses atau kejadian yang mengubah keadaan subjek.
Contoh kalimat:
彼は戦争で死んだ。(Kare wa sensou de shinda.) – Dia mati dalam perang.
Kata kerja 死ぬ (shinu) berfungsi untuk menunjukkan peristiwa yang telah terjadi, dengan kata kerja konjugasi 死んだ (shinda) yang mengindikasikan waktu lampau.

Dia mati dalam perang.
Makna “Mati” sebagai Perubahan Keadaan
Dalam bahasa Jepang, kata kerja tidak hanya digunakan untuk tindakan fisik, tetapi juga untuk menggambarkan perubahan kondisi atau transisi. Shinu menggambarkan transisi dari keadaan “hidup” menjadi “tidak hidup.“ Hal ini berbeda dengan bahasa lain yang mungkin menganggap “mati” sebagai keadaan statis atau sifat (adjektiva).
Contoh:
人が死んだ (hito ga shinda) – Orang telah meninggal.
Kata kerja shinda menunjukkan peristiwa atau perubahan keadaan yang sudah terjadi.
Perbandingan dengan Bahasa Lain
Dalam beberapa bahasa seperti bahasa Indonesia, “mati” sering kali dianggap sebagai kata kerja atau adjektiva tergantung konteksnya. Namun, dalam bahasa Jepang, perubahan keadaan seperti ini hampir selalu dikategorikan sebagai kata kerja. Contoh lain adalah kata kerja kawaru (変わる, berubah), yang menunjukkan sifat bahasa Jepang dalam menggambarkan transisi sebagai tindakan aktif.
Penggunaan “Shinu” dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata shinu digunakan dalam konteks formal maupun informal untuk menggambarkan kematian. Dalam percakapan sehari-hari, sering kali digunakan bentuk sopan seperti:
- 亡くなる (nakunaru): “meninggal” (lebih halus).
- 他界する (takai suru): “berpulang” (sangat formal).
Namun, semua kata ini pada dasarnya menggambarkan perubahan keadaan dari hidup ke mati, sehingga tetap tergolong dalam kategori kata kerja.
Berbagai macam kata yang berkaitan dengan kata 死ぬ (shinu) dalam bahasa Jepang.
Kata-kata ini mencakup sinonim, antonim, istilah yang lebih formal, serta ungkapan yang terkait dengan konsep kematian.
1. Sinonim dari 死ぬ (shinu)
Sinonim dari 死ぬ sering digunakan untuk menggambarkan kematian dalam berbagai konteks, baik formal, informal, maupun puitis.
Kata | Makna | Penggunaan |
亡くなる (nakunaru) | Meninggal dunia | Lebih sopan daripada 死ぬ, sering digunakan untuk manusia. |
逝く (yuku/iku) | Pergi (ke alam lain) | Ungkapan puitis untuk menggambarkan kematian. |
昇天する (shouten suru) | Naik ke surga | Ungkapan religius untuk “wafat” atau “meninggal dengan damai.” |
永眠する (eimin suru) | Tidur selamanya | Digunakan dalam konteks formal seperti pengumuman kematian. |
2. Antonim dari 死ぬ (shinu)
Antonim dari 死ぬ menggambarkan kehidupan atau kelangsungan hidup.
Kata | Makna | Penggunaan |
生きる (ikiru) | Hidup | Lawan kata langsung dari 死ぬ, menunjukkan keberadaan hidup. |
生存する (seizon suru) | Bertahan hidup | Digunakan untuk konteks bertahan hidup, misalnya dalam bencana. |
蘇る (yomigaeru) | Hidup kembali | Mengacu pada kebangkitan, baik literal maupun metaforis. |
3. Istilah Formal atau Sastra yang Berkaitan dengan Kematian
Dalam konteks resmi, sastra, atau puitis, terdapat banyak istilah yang digunakan untuk merujuk pada kematian.
Kata | Makna | Penggunaan |
ご逝去 (goseikyo) | Wafat (sangat formal) | Digunakan dalam pengumuman resmi atau ucapan belasungkawa. |
ご冥福 (gomeifuku) | Kebahagiaan di alam baka | Frasa yang sering muncul dalam ungkapan duka cita. |
他界する (takai suru) | Pergi ke dunia lain | Ungkapan sopan untuk menyatakan seseorang telah meninggal. |
戦死 (senshi) | Gugur dalam perang | Digunakan untuk kematian dalam konteks peperangan. |
病死 (byoushi) | Meninggal karena penyakit | Menggambarkan kematian akibat penyakit tertentu. |
事故死 (jikoshi) | Meninggal akibat kecelakaan | Digunakan untuk kematian yang terjadi dalam kecelakaan. |

4. Ungkapan dan Frasa yang Berkaitan dengan Kematian
Ungkapan ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dalam situasi tertentu.
Ungkapan | Makna | Penggunaan |
死ぬほど (shinu hodo) | Sampai mati / Sangat | Digunakan untuk menekankan intensitas, misalnya 死ぬほど疲れた (shinu hodo tsukareta) = “Capek banget.” |
九死に一生を得る (kyuushi ni isshou wo eru) | Selamat dari maut | Menggambarkan situasi di mana seseorang hampir mati namun berhasil selamat. |
死んでもいい (shinde mo ii) | Tidak apa-apa jika mati | Biasanya digunakan dalam konteks dramatis atau bercanda. |
犬死に (inujini) | Mati sia-sia | Menggambarkan kematian tanpa hasil atau tanpa arti. |
死に際 (shini giwa) | Saat-saat menjelang kematian | Mengacu pada momen terakhir sebelum seseorang meninggal. |
5. Kata yang Menggambarkan Kematian dalam Konteks Khusus
Beberapa kata digunakan dalam situasi spesifik seperti peperangan, bunuh diri, atau bencana.
Kata | Makna | Penggunaan |
自殺 (jisatsu) | Bunuh diri | Mengacu pada tindakan mengambil nyawa sendiri. |
殉職 (junshoku) | Gugur dalam tugas | Kematian dalam konteks profesional, misalnya polisi atau pemadam kebakaran. |
餓死 (gashi) | Mati kelaparan | Digunakan untuk kematian akibat kekurangan makanan. |
水死 (suishi) | Mati tenggelam | Menggambarkan kematian akibat tenggelam. |
戦死 (senshi) | Gugur dalam perang | Digunakan dalam konteks peperangan atau militer. |
安楽死 (anrakushi) | Eutanasia (kematian dengan damai) | Mengacu pada tindakan mengakhiri hidup untuk mengurangi penderitaan. |

Contoh Kalimat
- 彼は戦争で死にました。
(Kare wa sensou de shinimashita.) – Dia meninggal dalam perang.
- この植物は水がないと死んでしまう。
(Kono shokubutsu wa mizu ga nai to shinde shimau.) – Tanaman ini akan mati jika tidak ada air.
- 死ぬ気で頑張ろう!
(Shinu ki de ganbarou!) – Mari berusaha sekuat tenaga!
- 彼は若い頃に死んだ。
(Kare wa wakai koro ni shinda.) – Dia meninggal ketika masih muda.

Tanaman ini akan mati jika tidak ada air.
- 死ぬほど暑い夏だった。
(Shinu hodo atsui natsu datta.) – Itu adalah musim panas yang sangat panas (panasnya seperti mau mati).
- おじいさんが昨夜亡くなりました。
(Ojiisan ga sakuya nakunarimashita.) – Kakek saya meninggal tadi malam.
- 彼女の犬が先週亡くなったそうです。
(Kanojo no inu ga senshuu nakunatta sou desu.) – Saya dengar anjingnya meninggal minggu lalu.
- 犬死にするな!
(Inujini suru na!) – Jangan mati sia-sia!

Kakek saya meninggal tadi malam.
- 彼は静かに逝きました。
(Kare wa shizuka ni ikimashita.) – Dia pergi dengan tenang (meninggal dunia).
- 多くの人が逝った戦争でした。
(Ooku no hito ga itta sensou deshita.) – Itu adalah perang yang menyebabkan banyak orang meninggal.
- 安楽死について議論が続いています。
(Anrakushi ni tsuite giron ga tsuduiteimasu.) – Diskusi tentang eutanasia masih berlangsung.
- 彼女は安楽死を選ぶことにしました。
(Kanojo wa anrakushi wo erabu koto ni shimashita.) – Dia memutuskan untuk memilih eutanasia.

Dia pergi dengan tenang (meninggal dunia).
- 彼は仕事のストレスで自殺した。
(Kare wa shigoto no sutoresu de jisatsu shita.) – Dia bunuh diri karena stres pekerjaan.
- 自殺は大きな社会問題です。
(Jisatsu wa ookina shakai mondai desu.) – Bunuh diri adalah masalah sosial yang besar.
- 彼の祖父は第二次世界大戦で戦死しました。
(Kare no sofu wa dainiji sekai taisen de senshi shimashita.) – Kakeknya gugur dalam Perang Dunia II.
- 多くの兵士が戦争で戦死した。
(Ooku no heishi ga sensou de senshi shita.) – Banyak tentara gugur dalam perang.

Kakeknya gugur dalam Perang Dunia II.
- 死に際に何を考えるのだろうか。
(Shini giwa ni nani wo kangaeru no darouka.) -Apa yang orang pikirkan di saat-saat terakhir sebelum meninggal?
- 九死に一生を得た出来事だった。
(Kyuushi ni isshou wo eta dekigoto datta.) – Itu adalah peristiwa di mana saya hampir mati tetapi berhasil selamat.
Kesimpulan
Kata “shinu” (死ぬ) dalam bahasa Jepang termasuk dalam kategori kata kerja karena menggambarkan proses atau tindakan kematian, bukan sekadar keadaan statis. Klasifikasinya sebagai kata kerja mencerminkan dinamika bahasa Jepang yang berfokus pada aksi dan perubahan kondisi. Dengan memahami hal ini, kita dapat lebih mengapresiasi bagaimana bahasa Jepang memandang konsep kehidupan dan kematian sebagai perjalanan yang terus berlangsung.
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan cara berpikir sebuah budaya. Dengan mengategorikan “mati” sebagai kata kerja, bahasa Jepang memberikan sudut pandang unik terhadap konsep yang universal ini. Memahami logika dan filosofi di balik bahasa membantu kita lebih menghargai kekayaan budaya Jepang. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat!
Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

