Bahasa Jepang,  Pemula

“Yare Yare” : Ungkapan Kelegaan dan Kejengahan dalam Bahasa Jepang

Kalau minasan suka nonton anime atau baca manga, pasti pernah dengar karakter ngomong “yare yare” sambil menghela napas atau menggelengkan kepala. Ekspresi ini sering muncul dari karakter yang terlihat capek, pasrah, atau sedikit kesal tapi tetap santai kayak bilang, “Duh, ya ampun…” atau “Aduh, lagi-lagi deh…” dalam bahasa Indonesia. Tapi sebenarnya, apa sih arti “yare” dan “yare yare” ini? Kenapa ungkapan sederhana ini bisa punya banyak makna tergantung situasi? Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang ekspresi khas Jepang yang satu ini, biar minasan nggak cuma paham artinya tapi juga tahu kapan dan gimana cara pakainya!

Yare yare
Yare yare (やれやれ

Apa Itu Yare Yare?

Kalau minasan suka nonton anime atau baca manga, pasti pernah denger karakter ngomong Yare yare…sambil menghela napas, kan? Nah, yare yare (やれやれ) itu adalah ekspresi dalam bahasa Jepang yang biasanya dipakai pas seseorang merasa capek, pasrah, atau sedikit jengkel sama situasi yang bikin repot.

Bayangin deh, minasan baru aja beresin tugas yang bikin stres, terus langsung bilang, “fiuh… akhirnya kelar juga.” Nah, perasaan kayak gitu bisa banget digambarkan dengan “yare yare.” Kadang juga dipakai waktu harus ngadepin hal yang nyebelin, tapi minasan udah terlalu lelah buat marah. Jadi ya… “yare yare” aja deh. Dalam bahasa Indonesia, ekspresi ini mirip kayak kita bilang “haduh…”, “ya ampun…”, “duh capek deh…”, atau “fiuh…” tergantung konteksnya.

Yang bikin seru, ekspresi ini nggak selalu serius. Kadang bisa terdengar lucu, terutama kalau dipakai sama karakter anime yang cool-cool nyebelin gitu. Pokoknya, “yare yare” itu semacam ungkapan lega campur jenuh, tapi tetap chill. Jadi bisa juga di artikan sebagai :

  • “Haaah… cape deh.”
  • “Ya ampun… lagi-lagi begini.”
  • “Aduh, susah banget sih…”
  • “Yaah, mau gimana lagi…”

Jadi, intinya “yare yare” itu bukan cuma satu arti tetap, tapi lebih ke ekspresi suasana hati tergantung konteksnya. Bisa jadi si pembicara merasa:

  • Nuansa: Lebih kuat dari “yare” tunggal, menekankan rasa lelah, jenuh, atau kesal secara ringan.
  • Intonasi: Biasanya diucapkan dengan jeda singkat di tengah: やれやれ (ya-re ya-re).

Situasi Penggunaan:

  • Saat orang lain melakukan sesuatu yang merepotkan.
  • Ketika menghadapi masalah berulang.
  • Sebagai ekspresi kelelahan mental atau emosional ringan.

Makanya, ekspresi ini sering dipakai tokoh-tokoh di anime yang punya kepribadian santai atau agak cuek tapi tetap perhatian kayak Joutarou Kuujou di JoJo’s Bizarre Adventure yang terkenal banget dengan ucapan khasnya:

やれやれだぜ (Yare yare daze…) – Hadeh… ya ampun…

download 1
やれやれだぜ (Yare yare daze…) – Hadeh… ya ampun…

Kalau dalam percakapan sehari-hari, orang Jepang bisa bilang “yare yare” setelah hari yang melelahkan, setelah menyelesaikan tugas berat, atau saat menghadapi sesuatu yang bikin geleng-geleng kepala.

Situasi Umum Penggunaan Ungkapan “Yare Yare”

“Yare yare” sering banget muncul di berbagai situasi, terutama yang bikin seseorang merasa capek, jengkel, atau pasrah. Meskipun nggak ada aturan pasti, berikut ini beberapa situasi umum di mana orang Jepang biasanya pake ungkapan ini:

1. Saat Tugas Berat Akhirnya Kelar

  • Misalnya minasan baru aja selesai ngerjain tugas yang ribet banget. Sambil hembus napas panjang, minasan mungkin akan bilang, “Yare yare, akhirnya kelar juga…” Ini berarti minasan merasa lega banget, tapi juga sedikit lelah karena udah berusaha keras buat nyelesainnya.

2. Menghadapi Situasi yang Nggak Terduga

  • Bayangin minasan lagi santai, tiba-tiba ada masalah yang datang dengan cara yang bikin stress. Mungkin ada temen yang minta tolong di saat yang nggak tepat, atau minasan dapet kabar buruk. Dalam situasi kayak gitu, minasan bakal ngomong, “Yare yare, kenapa sih selalu ada aja masalah…” Menunjukin kalau minasan lagi nggak habis pikir, tapi tetap santai ngadepinnya.

3. Melihat Orang Lain Lakukan Hal yang Membuat Frustrasi

  • Di anime, sering banget ada karakter yang ngomong “yare yare” pas ngeliat temennya atau orang lain ngelakuin hal konyol atau nyebelin. Misalnya, karakter utama ngeliat temennya yang selalu bikin masalah, dan dengan ekspresi wajah malas, dia ngomong, “Yare yare, kamu lagi…” Ini nunjukin kalau dia udah nggak kaget lagi, tapi tetep bingung sama perilaku temennya.

4. Saat Udah Nggak Punya Energi buat Marah

  • Kadang, kita nggak punya energi lagi buat marah atau nge-react berlebihan. Nah, saat itu juga minasan bisa ngomong “yare yare” sebagai bentuk pasrah, seperti “Udah deh, nggak usah dibahas lagi…” Ini cocok banget buat situasi di mana minasan udah capek dan nggak mau ribut.

Asal-usul dan Nuansa Ekspresi ‘Yare Yare’

Nah, kalau ngomongin asal-usul “yare yare”, sebenarnya nggak ada sumber yang pasti dan jelas, tapi kita bisa sedikit menelusuri asalnya. “Yare yare” ini termasuk ungkapan yang sudah ada sejak lama dalam bahasa Jepang dan sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahkan, ungkapan ini banyak digunakan dalam budaya populer Jepang, kayak anime dan manga.

Kata “yare” itu berasal dari kata kerja “yaru” (やる) yang artinya “melakukan” atau “mengerjakan.” Biasanya, “yare” dipakai dalam bentuk perintah atau eksklamasi, jadi bisa menunjukkan bahwa seseorang udah selesai atau capek dengan sesuatu. Tapi, di konteks ini, “yare yare” lebih ke ungkapan kelegaan atau kejengkelan, yang biasanya diucapkan setelah seseorang ngalamin hal yang bikin stres atau nggak nyaman.

Biar lebih mudah, bayangin deh: minasan lagi capek banget ngadepin masalah, dan setelah masalah itu selesai, minasan langsung ngomong, “Yare yare…”. Ini tuh menunjukkan kalau minasan udah merasa lega atau pasrah, tapi nggak mau berlarut-larut tentang masalah tersebut.

Nuansa Ekspresi “Yare Yare”

Yang menarik dari “yare yare” adalah nuansa emosinya yang bisa beda-beda tergantung dari situasi dan cara pengucapannya. Misalnya, bisa jadi ekspresi lega setelah selesai kerja keras, tapi bisa juga jadi kecewa atau jengkel kalau diucapkan dengan nada yang lebih rendah atau malas.

Di anime, karakter sering pakai “yare yare” untuk mengekspresikan kebosanan atau kelelahan mereka dalam menghadapi situasi yang tak terduga atau absurd. Biasanya, karakter yang ngomong ini adalah tipe yang cool atau santai, tapi tetap menunjukkan kalau dia udah nggak sabar lagi menghadapi situasi yang bikin pusing. Ini bikin “yare yare” terdengar keren dan kadang malah lucu.

Selain itu, ungkapan ini juga mencerminkan budaya Jepang yang sangat menghargai ketenangan dan pengendalian diri, sehingga “yare yare” bisa juga menunjukkan bahwa orang tersebut memilih untuk nggak bereaksi berlebihan, meskipun dia mungkin merasa agak kesal.

yare yare bose
yare yare untuk mengekspresikan kebosanan

Yare Yare dalam Anime dan Budaya Pop Jepang

Kalau ngomongin “yare yare” tanpa nyebut anime, rasanya kurang lengkap! Ungkapan ini makin melekat di kepala penggemar anime berkat beberapa karakter ikonik dan momen lucu dalam budaya pop Jepang:

1. Meresap ke Budaya Meme

  • Di ranah global, banyak fansubbing dan komunitas anime yang pakai “yare yare” sebagai meme baik dalam video jagokan, editan GIF, maupun soundbite pendek di TikTok. Intinya, ekspresi ini sudah jadi “bahasa universal” buat ngegambarin momen di mana kita semua cuma bisa bilang, “Fiuh… sudahlah.”

2. Jotaro Kujo (JoJo’s Bizarre Adventure)

  • Siapa yang nggak langsung kebayang Jotaro Kujo dengan jaket panjang dan topinya begitu dia berkata “やれやれだぜ…” (yare yare daze…) sambil menghela napas? Baris ini jadi semacam trademark-nya, menggambarkan sikap cool tapi juga capek karena ribetnya situasi yang ia hadapi. Kesan santai sekaligus sinis inilah yang bikin “yare yare daze” jadi frase wajib para cosplayer dan meme lord di internet.

3. Parodi dan Paraphrase di Anime Lain

  • Banyak anime atau manga lain yang sengaja “menyenggol” ungkapan ini sebagai nod ke JoJo. Kadang muncul dalam dialog singkat atau bahkan jadi lelucon meta ketika karakter merasa bosan atau malas. Misalnya, versi lucu やれやれポーズ (pose ‘yare yare’) di mana karakter menaruh tangan di dahi sambil ekspresi setengah meremehkan.

4. Stiker LINE & Emoji Chat

  • Di Jepang, aplikasi chat LINE banyak menyediakan stiker bertema “yare yare.” Mulai dari karakter anime sampai ilustrasi hewan lucu yang menghela napas, semua ditujukan buat minasan yang mau kirim reaksi pas capek atau jengah. Jadi, kapan pun temanmu kirim tugas mendadak atau drama keluarga, minasan tinggal kirim stiker “yare yare…” dan semua langsung paham rasa pegalmu.
26030498
やれやれポーズ (pose ‘yare yare’)

Perbedaan Yare Yare dengan Ungkapan Serupa

Walaupun “yare yare” sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan capek atau jengkel, ada beberapa ungkapan Jepang lain yang mirip tapi punya nuansa berbeda. Yuk, kita bandingin beberapa ungkapan serupa dengan “yare yare”!

1. Arai Arai (あらあら)

  • “Arai arai” bisa diartikan sebagai “wah, wah” atau “oh, oh” dalam bahasa Indonesia. Biasanya diucapkan oleh orang yang merasa terkejut atau agak kesal, terutama dalam situasi yang agak nggak terduga. Kalau “yare yare” lebih ke kelegaan setelah mengatasi masalah, “arai arai” lebih cenderung ke ekspresi kekagetan atau keresahan. Jadi, misalnya kamu lihat temen minasan jatuh, minasan bisa bilang, “Arai arai, hati-hati dong!” Ini beda banget sama “yare yare” yang lebih menunjukkan sikap lelah atau pasrah.

2. Haa (はあ)

  • Kalau lagi malas atau kecewa, kita sering banget ngeluarin suara seperti “haa” (sigh). Walaupun ekspresinya hampir mirip sama “yare yare,” “haa” lebih terasa seperti keluhan yang tidak terlalu bernuansa pasrah, lebih ke keletihan emosional. “Yare yare” mengandung nuansa sedikit ironi, seolah-olah kamu nggak bisa marah lagi, sedangkan “haa” lebih ngerasa kayak nggak ada energi buat berusaha lebih.

3. Baka (バカ)

  • Baka adalah kata yang sering dipakai untuk menyebut orang bodoh atau melakukan hal yang konyol. Meskipun tidak persis sama, “yare yare” kadang juga bisa mengandung unsur kecewa yang lebih halus, sementara “baka” lebih terkesan mengkritik atau menyalahkan orang lain. Misalnya, kalau temen minasan bikin masalah yang nggak perlu, minasan bisa ngomong “Baka…” tapi untuk situasi yang lebih ringan atau tidak begitu mengkritik, “yare yare” lebih cocok.

4. Sore wa ii desu (それはいいです)

  • Frasa ini bisa diterjemahkan sebagai “It’s fine” atau “It’s okay.” Kalau “yare yare” menggambarkan keletihan atau kejengkelan setelah menghadapi situasi, ungkapan ini lebih kepada menerima sesuatu dengan relaks tanpa ada ekspresi terlalu emosional. Misalnya, minasan ditawarin sesuatu yang kurang menyenangkan, dan dengan nada santai kamu bisa jawab, “Sore wa ii desu,” yang berarti “Gak apa-apa, saya terima aja.” Di sini, “yare yare” jauh lebih penuh perasaan dan menandakan minasan udah cukup capek atau frustrasi.
ini ok
Sore wa ii desu (それはいいです)

5. Dōmo (どうも)

  • “Dōmo” bisa diartikan sebagai “terima kasih” atau “maaf,” tergantung konteks. Meski punya arti yang berbeda, “dōmo” kadang juga digunakan sebagai ekspresi singkat untuk menggambarkan rasa pasrah atau tidak ingin melanjutkan percakapan. Bedanya, “yare yare” lebih emosional dan personal, sedangkan “dōmo” lebih bersifat sopan dan tidak langsung mengekspresikan perasaan kecewa atau lelah.

Perbedaan Yare dan Yare Yare

Walaupun yare dan yare yare kelihatan mirip, keduanya punya makna dan nuansa yang sedikit berbeda, lho! Yuk, kita bahas lebih dalam:

1. Yare (やれ)

Yare adalah bentuk perintah atau eksplisit dari kata “yaru” (やる) yang artinya “melakukan” atau “mengerjakan”. Kalau minasan cuma bilang “yare”, itu bisa berarti “lakukan” atau “kerjakan” sesuatu, sering kali dalam nada tegas atau menyuruh. Dalam beberapa konteks, “yare” juga bisa berarti keluhan atau sedikit kekecewaan, terutama kalau diucapkan dengan nada lelah atau malas. Contoh penggunaan:

  • やれ!遠くに行こう!(Yare! Tōku ni ikō!) – Ayo! Pergi ke sana!
  • やれやれ、どうしようか…(Yare yare, dō shiyō ka…) – Aduh, apa yang harus dilakukan…(Ini lebih menunjukkan keluhan atau frustrasi)

2. Yare Yare (やれやれ)

  • Yare yare adalah bentuk yang lebih relaks atau emosional, biasanya dipakai untuk menunjukkan kelegaan, kejengkelan, atau keputusasaan dalam situasi yang bikin capek atau sedikit mengganggu. Kalau “yare” bisa jadi perintah langsung, “yare yare” lebih menggambarkan rasa lelah atau pasrah dengan situasi tertentu. Ungkapan ini sering dipakai ketika seseorang sudah nggak bisa atau malas lagi untuk terlibat lebih jauh dalam masalah tersebut. Contoh penggunaan:
  • やれやれ、それは気持ち悪いな… (Yare yare, sore wa kimochi warui na...) – Aduh, itu bikin nggak nyaman banget…
  • やれやれ、なんか時々変なことが起こるね… (Yare yare, nanka tokidoki hen na koto ga okoru ne…) – Aduh, kadang-kadang hal aneh bisa terjadi ya…

Intinya:

  • Yare yare cenderung lebih emosional dan sering dipakai untuk menunjukkan kelegaan atau kejengkelan, biasanya setelah menyelesaikan sesuatu yang menyebalkan atau melelahkan.
  • Yare lebih langsung dan bisa jadi lebih perintah atau keluhan singkat yang ditujukan untuk melakukan sesuatu.

Penggunaan “Yare Yare” dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun sering kita dengar di anime, “yare yare” juga nyata dipakai oleh orang Jepang dalam keseharian apalagi di kalangan remaja atau orang yang gemar budaya pop. Berikut contohnya:

1. Obrolan Santai dengan Teman

A: えっ、化学の宿題、明日の朝提出だよ!(E, kagaku no shukudai, ashita no asa teishutsu da yo!) -Eh, tugas kimia kita dikumpulin besok pagi!

B: やれやれ…わかってるよ、わかってる。今夜やるってば。(Yare yare… wakatteru yo, wakatteru. Konya yaru tteba.) – Hadeuh… iya, iya, aku tahu. Nanti malam aku kerjain, kok.
Di sini “yare yare” menyampaikan nada santai sekaligus jengah karena tugas mendadak.

yaa nnti mlm di kerjain
A: (E, kagaku no shukudai, ashita no asa teishutsu da yo!) -Eh, tugas kimia kita dikumpulin besok pagi!
B: (Yare yare… wakatteru yo, wakatteru. Konya yaru tteba.) – Hadeuh… iya, iya, aku tahu. Nanti malam aku kerjain, kok.

2. Respon di Grup Chat

Teman kantor: 部長が今すぐプレゼンの修正を頼んでるよ。(Buchou ga ima sugu purezen no shuusei o tanonderu yo.) – Bos minta revisi presentasi sekarang juga.

Minasan di chat: やれやれ…退勤まであと2時間か。(Yare yare… taikin made ato ni-jikan ka.) – Hadeuh… jam pulang masih dua jam lagi.
“Yare yare” menegaskan rasa lelah emosional minasan capek tapi masih harus melanjutkan kerja.

3. Saat Menghadapi Rutinitas yang Biasa

Mengantre panjang di minimarket setiap pagi, lalu gumam sendiri: やれやれ、毎日同じだな…
(Yare yare, mainichi onaji da na…) – Hadeuh, tiap hari sama aja..

Ini ungkapan pasrah sambil menghela napas ringan.

4. Batasan Penggunaan

  • Informal: Cocok dipakai sama teman dekat atau keluarga.
  • Formal: Kurang disarankan di rapat resmi atau saat bicara dengan atasan; terkesan terlalu santai atau jengah.

5. Tips Biar Terasa Natural

  • Intonasi turun-naik: Buat terdengar lembut, bukan berteriak.
  • Ekspresi wajah: Sedikit mengerling atau mengangkat bahu.
  • Nada napas panjang: Temukan ritme hembusan napas sebelum bicara.

Dengan memahami konteks dan intonasi, kamu bisa pakai “yare yare” dengan pas menunjukkan kelegaan atau kelelahan ringan dalam keseharian tanpa terkesan kasar.

Perbandingan Ekspresi Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia

1. Ekspresi Kelegaan: “Yare Yare” vs. “Duh”

“Yare Yare” (やれやれ) – Jepang

Makna dan Penggunaan: Seperti yang telah dijelaskan, “yare yare” digunakan untuk mengungkapkan kelegaan, kebingungan, atau frustrasi ringan. Biasanya diucapkan ketika seseorang merasa lega setelah menghadapi sesuatu yang melelahkan atau membingungkan.

Nuansa: Ada rasa “pasrah” yang ringan di balik ekspresi ini, yang menyiratkan kelelahan tapi juga rasa menyerah terhadap keadaan.

Contoh:

やれやれ、やっと終わった。(Yare yare, yatto owatta.) – Duh, akhirnya selesai juga.

beres jg
やれやれ、やっと終わった。(Yare yare, yatto owatta.) – Duh, akhirnya selesai juga.

“Duh” – Indonesia

Makna dan Penggunaan: Ungkapan “duh” di Indonesia sering digunakan dalam situasi yang mirip dengan “yare yare”, yaitu ketika seseorang merasa kelegaan atau keluhan ringan. Bisa juga diucapkan saat merasa kesal atau terkejut.

Nuansa: Mirip dengan “yare yare,” ungkapan “duh” juga bisa menunjukkan keletihan, keluhan, atau sedikit frustrasi dalam konteks yang ringan.

Contoh:

“Duh, akhirnya selesai juga.”
→ Sama seperti ekspresi Jepang di atas, menunjukkan kelegaan setelah sebuah tugas yang panjang.

2. Ekspresi Kebingungan: “Ehh?” vs. “Hah?”

“Ehh?” (えっ?) – Jepang

Makna dan Penggunaan: “Ehh?” digunakan untuk mengekspresikan kebingungan atau keheranan terhadap sesuatu yang baru saja didengar atau terjadi. Ini adalah bentuk ekspresi yang umum digunakan dalam situasi yang membutuhkan klarifikasi lebih lanjut.

Nuansa: Dikenal karena kesan “terkejut” atau “tidak percaya”, namun tidak terlalu berlebihan. Biasanya, ini adalah ekspresi yang cukup sopan untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Contoh:

えっ?本当に?(Ehh? Hontou ni?) – Hah? Serius?

 “Hah?” – Indonesia

Makna dan Penggunaan: Ungkapan “hah?” dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menunjukkan kebingungan, atau meminta penjelasan lebih lanjut. Ini juga sering digunakan saat seseorang merasa terkejut atau tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan.

Nuansa: “Hah?” terdengar sedikit lebih spontan dan kadang bisa sedikit lebih kasar, tergantung pada intonasi dan konteks penggunaannya.

 Contoh:

“Hah? Itu beneran?” → Menunjukkan kebingungan atau keheranan, sangat mirip dengan penggunaan “ehh?” dalam bahasa Jepang.

3. Ekspresi Frustrasi Ringan: “Yare Yare” vs. “Cape Deh”

“Yare Yare” (やれやれ) – Jepang

Makna dan Penggunaan: Selain sebagai ekspresi kelegaan, “yare yare” juga bisa digunakan untuk menyatakan frustrasi ringan atau kesal terhadap sesuatu yang tidak diinginkan namun tidak terlalu mengganggu. Karakter dalam anime sering menggunakannya dalam situasi yang membuat mereka sedikit jengkel, tetapi tetap terlihat tenang dan tidak terlalu emosional.

Nuansa: Ada rasa “pasrah” namun dengan sedikit humor, lebih seperti ungkapan “cape deh” atau “aduh, ribet deh” dalam bahasa Indonesia.

 Contoh:

やれやれ、また問題かよ。(Yare yare, mata mondai ka yo.) – Duh, masalah lagi nih.

mslh ini lg
やれやれ、また問題かよ。(Yare yare, mata mondai ka yo.) – Duh, masalah lagi nih.

“Cape Deh” – Indonesia

Makna dan Penggunaan: “Cape deh” adalah ekspresi yang sering digunakan oleh orang Indonesia untuk menyatakan frustrasi atau kelelahan, biasanya setelah melakukan sesuatu yang berulang kali atau tidak menyenankan. Ungkapan ini mengandung nuansa “lelah” secara fisik atau mental.

Nuansa: Ekspresi ini terdengar lebih kasar atau langsung, menandakan kelelahan yang lebih nyata dibandingkan dengan “yare yare” yang lebih santai.

Contoh:

Cape deh, ini kerjaan nggak selesai-selesai! → Menunjukkan rasa frustrasi dan kelelahan, hampir setara dengan “yare yare” dalam situasi frustasi ringan.

Contoh Kalimat

  • やれやれ、また宿題を忘れたのか。(Yare yare, mata shukudai o wasureta no ka.) – Duh, kamu lupa PR lagi, ya…
  • やれやれ、今日も忙しい一日だった。(Yare yare, kyō mo isogashii ichinichi datta.) – Haaah, hari ini juga sibuk banget deh.
  • やれやれ、結局僕がやるしかないか。(Yare yare, kekkyoku boku ga yaru shika nai ka.) – Ya ampun, ujung-ujungnya aku juga yang harus ngerjain, ya.
Gemini Generated Image lwp83hlwp83hlwp8
(Yare yare, kekkyoku boku ga yaru shika nai ka.) – Ya ampun, ujung-ujungnya aku juga yang harus ngerjain, ya.
  • やれやれだぜ…本当に面倒なやつだな。(Yare yare daze… hontō ni mendō na yatsu da na.) – Cape deh… emang nyusahin banget sih orang ini.
  • やれ、やっと終わった!(Yare, yatto owatta!) – Fiuh, akhirnya selesai juga!
  • やれやれ、また忘れ物か。(Yare yare, mata wasuremono ka.) – Aduh, lupa barang lagi ya…(Digunakan ketika merasa lelah atau pasrah karena kesalahan yang berulang.)
Gemini Generated Image ldfrefldfrefldfr
やれやれ、また忘れ物か。(Yare yare, mata wasuremono ka.) – Aduh, lupa barang lagi ya…
  • やれやれ、やっと終わった。(Yare yare, yatto owatta.) – Haaah, akhirnya selesai juga. (Menunjukkan rasa lega setelah menyelesaikan tugas berat.)
  • やれやれ、今日は本当に忙しかったな。(Yare yare, kyō wa hontō ni isogashikatta na.) –  Duh, hari ini benar-benar sibuk deh. (Ekspresi lelah yang dicampur rasa puas setelah hari yang padat.)

 Contoh Percakapan

A: ねえ、今日の宿題やった?(Nee, kyō no shukudai yatta?) – Hei, kamu udah ngerjain PR hari ini?

B: え?宿題あったの?(E? Shukudai atta no?) – Hah? Emang ada PR?

A:もう!先生が昨日言ってたでしょ!(Mou! Sensei ga kinō itteta desho!) – Aduh! Sensei kan udah bilang kemarin!

B: やれやれ、またやっちまったな…。(Yare yare, mata yacchimatta na…) – Duh, aku keulang lagi deh…

Konteks: B merasa pasrah dan sedikit frustasi karena lupa mengerjakan PR—ungkapan “yare yare” di sini menunjukkan penyesalan ringan dan rasa lelah karena kesalahan yang sama.

lupa ngga bikin PR
A: (Nee, kyō no shukudai yatta?) – Hei, kamu udah ngerjain PR hari ini?
B: (E? Shukudai atta no?) – Hah? Emang ada PR?
A: (Mou! Sensei ga kinō itteta desho!) – Aduh! Sensei kan udah bilang kemarin!
B:  (Yare yare, mata yacchimatta na…) – Duh, aku keulang lagi deh…

Kesimpulan

Walaupun terdengar sepele, ekspresi seperti “yare” dan “yare yare” sebenarnya punya peran penting dalam komunikasi sehari-hari orang Jepang terutama dalam menyampaikan emosi tanpa harus berkata panjang lebar.Dari sekadar rasa lega, capek, kesel, sampai pasrah yang santai, semua bisa dirangkum dalam satu-dua kata ini. Apalagi kalau minasan suka anime atau manga, paham makna “yare yare” bisa bikin minasan lebih nyambung sama karakter dan suasana ceritanya.


Semoga penjelasan tentang “yare” dan “yare yare” ini bikin minasan makin paham seluk-beluk ekspresi khas dalam bahasa Jepang. Kalau suatu hari minasan mendengar karakter anime menghela napas sambil bilang “yare yare daze…”, minasan sudah tahu maknanya! Terus semangat belajar, dan jangan lupa kalau capek belajar, boleh kok bilang: “yare yare…” Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!

Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *