Bahasa Jepang,  Culture,  Fenomena

Takhyul 迷信 (meishin) yang Ada di Jepang – Kepercayaan Tradisional yang Masih Hidup

こんにちは、みなさん  Jepang dikenal sebagai negara dengan kemajuan teknologi dan sistem sosial yang modern. Namun di balik kemajuan tersebut, masih melekat kuat berbagai kepercayaan tradisional dan takhyul 迷信 (meishin) yang diwariskan turun-temurun. Meskipun zaman sudah modern, banyak orang Jepang masih mempercayai atau setidaknya menghormati takhyul ini, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

takhyul
迷信 (meishin) – takhyul

Asal Usul dan Sejarah Takhyul Jepang

Takhyul dalam budaya Jepang memiliki akar sejarah yang sangat panjang dan kaya, berkembang sejak zaman kuno hingga masa modern. Kepercayaan ini berakar dari kombinasi berbagai pengaruh keagamaan, mitologi, alam, dan pengalaman kolektif masyarakat Jepang dari generasi ke generasi.

1. Pengaruh Shinto dan Animisme

Salah satu sumber utama takhyul Jepang berasal dari agama asli Jepang, yaitu Shinto. Dalam Shinto, diyakini bahwa segala sesuatu di alam memiliki roh atau kekuatan spiritual yang disebut kami (神). Dari gunung, pohon, sungai, hingga benda mati seperti batu dan alat rumah tangga semuanya bisa dihormati dan dianggap sakral. Kepercayaan ini melahirkan banyak takhyul yang berkaitan dengan alam, seperti tidak boleh menebang pohon tua karena dihuni oleh roh.

2. Pengaruh Buddha dan Agama Rakyat

Masuknya agama Buddha ke Jepang pada abad ke-6 juga memperkaya dunia takhyul Jepang. Kepercayaan tentang reinkarnasi, karma, dan arwah orang mati menyatu dengan Shinto, menciptakan sistem kepercayaan yang kompleks. Ritual untuk mengusir roh jahat (悪霊, akuryou) atau untuk menenangkan arwah penasaran (怨霊, onryou) menjadi bagian penting dalam budaya dan takhyul masyarakat.

3. Cerita Rakyat dan Legenda Urban

Takhyul juga banyak muncul dari cerita rakyat (民話, minwa) dan kisah-kisah horor (怪談, kaidan) yang diceritakan secara turun-temurun. Sosok-sosok seperti yūrei (hantu wanita berpakaian putih dengan rambut panjang), kitsune (rubah gaib), dan tengu (makhluk bersayap) menjadi ikon takhyul Jepang yang terkenal. Pada zaman Edo (1603–1868), teater kabuki dan ukiyo-e sering menggambarkan kisah-kisah ini, membuatnya semakin populer.

24026194
kisah-kisah horor (怪談, kaidan)

4. Pengaruh Sosial dan Peristiwa Sejarah

Peristiwa seperti wabah penyakit, gempa bumi, dan perang juga turut membentuk banyak takhyul. Misalnya, kemunculan kupu-kupu hitam dipercaya sebagai pertanda kematian, atau peluit di malam hari bisa mengundang roh jahat semuanya merupakan cara masyarakat memahami dan menghadapi hal-hal yang tak terjelaskan.

Modernisasi dan Adaptasi

Di era modern, meski ilmu pengetahuan semakin maju, takhyul tetap bertahan. Bahkan beberapa mengalami “evolusi” menjadi bentuk baru dalam budaya pop, game, manga, dan anime. Karakter-karakter dengan latar belakang takhyul atau makhluk gaib kini menjadi bagian dari hiburan Jepang yang mendunia.

Dengan sejarah yang berlapis-lapis ini, takhyul Jepang tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga jendela untuk memahami cara berpikir, rasa takut, harapan, dan cara orang Jepang menjalin hubungan dengan dunia yang tak terlihat.

Takhyul yang Berkaitan dengan Angka: Dari Nomor 4 hingga 9

Dalam budaya Jepang, angka tidak sekadar simbol matematis, tetapi juga mengandung makna simbolis dan spiritual yang kuat. Beberapa angka dianggap membawa sial karena kesamaan pelafalannya dengan kata-kata yang memiliki konotasi negatif, seperti kematian dan penderitaan. Takhyul angka ini masih sering memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, mulai dari nomor kamar rumah sakit, lantai gedung, hingga hadiah ulang tahun.

Berikut adalah beberapa angka yang diyakini membawa sial (忌み数, imisū) atau keberuntungan:

1. Angka 4 (四, shi) – Simbol Kematian

Angka 4 sangat dihindari di Jepang karena dibaca “shi”, yang memiliki pelafalan sama dengan kata 死 (shi) yang berarti “kematian”. Karena itu, angka ini sering tidak digunakan pada nomor kamar di rumah sakit, hotel, atau rumah susun. Hadiah dalam jumlah empat juga dianggap tidak pantas, terutama dalam acara-acara penting seperti pernikahan atau kelahiran.

Contoh:

  • Lantai 4 di banyak gedung sering diganti menjadi “3A” atau dilewati.
  • Tidak memberikan 4 bunga sebagai hadiah karena melambangkan nasib buruk.
369866488 601428082194198 1583057370812381357 n 1
Lantai 4 di banyak gedung sering diganti menjadi “3A” atau dilewati.

2. Angka 9 (九, ku) – Simbol Penderitaan

Angka 9 juga dianggap sial karena dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan 苦 (ku) yang berarti “penderitaan” atau “kesengsaraan”. Seperti angka 4, angka ini juga dihindari dalam konteks medis atau acara penting.

Contoh:

  • Di rumah sakit, kamar bernomor 9 atau 49 (shi-ku = kematian dan penderitaan) sering ditiadakan.
  • Hadiah yang berjumlah 9 dianggap tidak sopan dalam acara formal.

Kombinasi Angka yang Dianggap Sial

Beberapa kombinasi angka juga memiliki makna simbolis yang kuat:

1. 42 (shi-ni): “Mati”
→ Diartikan sebagai “kematian akan datang”.

2. 49 (shi-ku): “Mati dalam penderitaan”
→ Sangat dihindari, terutama di rumah sakit atau saat melahirkan.

Angka Keberuntungan

Meskipun banyak angka dianggap membawa sial, ada juga angka yang dianggap membawa keberuntungan:

1. Angka 7 (七, nana/shichi): Sering dianggap membawa keberuntungan.
→ Festival Tanabata dirayakan pada tanggal 7 bulan 7.

2. Angka 8 (八, hachi): Bentuknya yang melebar dianggap melambangkan kemakmuran.
→ Banyak digunakan dalam nama bisnis dan alamat rumah.

Pengaruh dalam Kehidupan Sehari-hari

Karena kepercayaan terhadap angka ini cukup kuat, takhyul angka memengaruhi berbagai aspek kehidupan:

  • Nomor kamar rumah sakit atau hotel tidak memakai angka 4 atau 9.
  • Nomor kendaraan pribadi atau pelat nomor bisa dipilih agar menghindari angka sial.
  • Hadiah seperti handuk atau bunga tidak diberikan dalam jumlah 4 atau 9.
  • Banyak pasangan yang memilih tanggal pernikahan berdasarkan angka keberuntungan.

Takhyul angka adalah contoh nyata bagaimana bahasa dan budaya saling memengaruhi dalam kehidupan masyarakat Jepang. Meski generasi muda mulai bersikap lebih santai terhadapnya, takhyul angka tetap memiliki tempat tersendiri dalam tradisi dan kebiasaan sosial Jepang.

Makhluk Gaib dan Legenda Urban dalam Kepercayaan Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya horor yang sangat kuat dan kaya akan cerita rakyat yang berisi makhluk-makhluk gaib. Dalam kepercayaan dan takhyul Jepang, makhluk halus ini tidak hanya hadir dalam kisah masa lalu, tetapi juga terus berkembang melalui legenda urban modern. Beberapa di antaranya dikenal secara luas, baik di Jepang maupun mancanegara, karena sering muncul dalam anime, manga, film horor, hingga game.

1. Yūrei (幽霊) – Hantu Berpakaian Putih

Yūrei adalah roh orang mati yang belum bisa beristirahat dengan tenang. Biasanya digambarkan sebagai wanita berambut panjang, berpakaian kimono putih (pakaian pemakaman tradisional), dengan wajah pucat dan ekspresi kosong. Yūrei sering muncul dalam cerita balas dendam, terutama jika mereka meninggal secara tidak wajar.

Contoh terkenal:

  • Oiwa dari kisah Yotsuya Kaidan
  • Sadako dari film Ring

2. Onryō (怨霊) – Arwah Pendendam

Berbeda dari yūrei biasa, onryō adalah arwah yang dipenuhi dendam dan mampu mencelakai manusia. Mereka biasanya adalah korban pembunuhan atau pengkhianatan yang kembali untuk menuntut balas. Kepercayaan pada onryō sangat kuat, sampai-sampai ritual pemurnian dilakukan untuk menenangkannya.

3. Tengu (天狗) – Makhluk Bersayap Penjaga Gunung

Tengu adalah makhluk setengah manusia, setengah burung, yang tinggal di gunung dan hutan. Dalam banyak cerita, mereka digambarkan sebagai penjaga alam atau pelatih seni bela diri, tapi kadang juga dianggap suka menculik anak-anak atau menggoda biksu yang tidak tulus. Tengu biasanya punya wajah merah dan hidung sangat panjang.

4. Kitsune (狐) – Rubah Gaib

Kitsune dipercaya sebagai makhluk cerdas yang bisa berubah bentuk menjadi manusia, terutama wanita cantik. Mereka sering digambarkan sebagai pelindung atau penipu, tergantung ceritanya. Dalam Shinto, kitsune adalah pembawa pesan dari dewa Inari dan dianggap suci.

5. Kuchisake-onna (口裂け女) – Legenda Urban Modern

Kuchisake-onna adalah salah satu legenda urban paling terkenal di Jepang. Ia digambarkan sebagai wanita berwajah tertutup masker bedah yang akan bertanya, “Apakah aku cantik?” (Watashi, kirei?). Jika minasan menjawab “ya”, ia akan membuka maskernya dan menunjukkan mulut robek dari telinga ke telinga, lalu menanyakan lagi. Salah jawab bisa berujung pada serangan.

22349096
Kuchisake-onna (口裂け女) – Legenda Urban Modern

6. Gashadokuro (がしゃどくろ) – Tengkorak Raksasa

Gashadokuro adalah hantu raksasa berbentuk kerangka manusia setinggi 15 meter, yang muncul di malam hari dan menyerang orang yang sendirian. Makhluk ini konon terbentuk dari kumpulan tulang orang-orang yang mati kelaparan di medan perang.

7. Rokurokubi (ろくろ首) – Leher Panjang di Malam Hari

Pada siang hari mereka tampak seperti wanita biasa, tapi saat malam tiba, leher mereka bisa memanjang dan berkeliaran mencari mangsa atau sekadar menakut-nakuti orang.

Legenda Urban Lain

Beberapa legenda urban Jepang lain yang populer meliputi:

  • Hanako-san (花子さん): Hantu gadis yang konon menghuni toilet sekolah.
  • Aka Manto (赤マント): Hantu pria berjubah merah yang muncul di toilet umum dan memberikan pilihan “merah” atau “biru”, dua-duanya membawa kematian.
  • Teke Teke: Hantu wanita setengah badan yang menyeret dirinya dengan tangan dan bisa membelah tubuh korbannya.

Pengaruh dalam Budaya Pop

Makhluk-makhluk ini tidak hanya hidup dalam kepercayaan, tapi juga merasuk ke dalam budaya populer Jepang. Mereka muncul dalam berbagai bentuk media seperti anime (contoh: Natsume Yuujinchou, GeGeGe no Kitarou), film horor (Ju-on, Noroi), hingga game (Fatal Frame, Nioh). Keberadaan mereka juga memperkuat nuansa spiritual dan mistis dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Makhluk gaib dan legenda urban ini mencerminkan cara orang Jepang memahami dunia tak kasatmata penuh misteri, moralitas, dan pesan tersembunyi. Walau terkesan menyeramkan, banyak dari mereka juga mengandung pelajaran penting atau peringatan akan bahaya tertentu.

Perbuatan Tertentu yang Membawa Nasib Buruk

  • Menarik payudara kiri saat tersandung: Beberapa orang percaya bahwa jika seseorang secara tidak sengaja menarik atau menyentuh payudara kiri mereka saat tersandung atau jatuh, itu akan membawa keberuntungan.
  • Meletakkan tas atau dompet di lantai: Banyak orang Jepang yang percaya bahwa meletakkan dompet atau tas di lantai akan membawa nasib buruk dan menyebabkan masalah finansial.

Kepercayaan Terkait Alam dan Cuaca

  • Pertanda cuaca: Jika hujan turun pada hari pernikahan, beberapa orang Jepang percaya bahwa pernikahan itu akan “basah” atau membawa kesedihan. Sebaliknya, cuaca cerah dianggap sebagai pertanda kebahagiaan.
  • Angin timur laut (kita no kaze): Kepercayaan ini mengatakan bahwa angin timur laut dapat membawa penyakit dan bencana, sehingga dihindari oleh beberapa orang pada saat tertentu.

Kepercayaan dalam Alam dan Hewan

  • Kupu-kupu: Dalam budaya Jepang, kupu-kupu sering kali dianggap sebagai simbol roh orang yang telah meninggal. Jika seorang kupu-kupu terbang mendekat, itu bisa menjadi tanda bahwa roh seseorang yang dekat dengan kita sedang mengunjungi.
  • Kucing Hitam: Di beberapa daerah di Jepang, kucing hitam dipercaya membawa keberuntungan, meskipun di tempat lain kucing hitam dianggap sebagai pertanda buruk.
542179
Kucing Hitam

Takut pada Hal-Hal yang Berhubungan dengan Kematian

  • Menuliskan nama orang dengan tinta merah: Ada kepercayaan bahwa menulis nama orang dengan tinta merah bisa membawa kematian bagi orang tersebut, atau menunjukkan niat buruk terhadap mereka.
  • Tidur dengan kepala menghadap ke utara: Tidur dengan kepala menghadap ke utara, arah yang sama dengan arah makam, dianggap membawa kesialan.

Kepercayaan pada Amulet dan Jimat

Orang Jepang sering membawa omamori (お守り), yaitu jimat atau talisman dari kuil, untuk perlindungan atau keberuntungan. Omamori ini bisa melindungi seseorang dari bahaya, memberikan kesuksesan dalam ujian, atau mendoakan keselamatan dalam perjalanan.

Kepercayaan dalam Mimpi

  • Mimpi yang dianggap pertanda: Dalam tradisi Jepang, beberapa jenis mimpi dianggap sebagai pertanda atau pesan dari dunia lain. Misalnya, mimpi yang melibatkan kematian bisa dianggap sebagai peringatan bahwa seseorang akan menghadapi kesulitan besar dalam hidupnya.

Kepercayaan Takhyul dalam Dunia Sekolah dan Pendidikan di Jepang :

1. Memakai Barang Keberuntungan saat Ujian (合格グッズ – Gōkaku Guzzu)

  • Menjelang ujian masuk sekolah atau universitas, para siswa Jepang sangat memperhatikan keberuntungan. Mereka sering membawa atau menggunakan barang-barang keberuntungan, misalnya:

2. Pensil keberuntungan (合格鉛筆 – gōkaku enpitsu) dengan tulisan harapan lulus.

  • Jimat dari kuil (お守り – omamori) khusus untuk keberhasilan akademik.
  • Makanan seperti Kit Kat, karena pelafalannya mirip dengan “kitto katsu” (きっと勝つ) yang berarti “pasti menang/lulus”.

3. Menghindari Makanan atau Simbol yang Dianggap Sial

Saat ujian besar, siswa biasanya menghindari makanan yang dianggap bisa membawa kesialan. Contohnya:

  • Makanan berbahan dasar rumput laut wakame (わかめ), karena dipercaya menyebabkan kehilangan konsentrasi.
  • Makanan yang licin seperti natto (納豆) atau tororo (とろろ), karena melambangkan “tergelincir” dalam ujian.

Tempat dan Barang yang Dianggap Berhantu di Sekolah

Beberapa sekolah di Jepang memiliki cerita atau legenda urban tentang ruangan atau tempat berhantu, seperti:

  • Toilet di lantai tiga yang katanya dihuni oleh roh bernama Hanako-san.
  • Ruang musik atau ruang laboratorium yang diyakini dihantui oleh arwah mantan siswa atau guru.

Cerita-cerita seperti ini sering menjadi bagian dari budaya sekolah dan bahkan dijadikan tema dalam festival budaya (bunkasai), meskipun terkadang menimbulkan ketakutan tersendiri.

Menghindari Perilaku Tertentu Sebelum Ujian

Beberapa siswa percaya bahwa ada hal-hal yang harus dihindari sebelum ujian penting:

  • Memotong kuku atau rambut sehari sebelum ujian, karena dianggap bisa “memotong” keberuntungan.
  • Tidur dengan kaki mengarah ke utara, karena posisi ini sama seperti saat orang mati dikuburkan.

Tradisi Mengunjungi Kuil Sebelum dan Sesudah Ujian

Banyak siswa dan keluarga mereka akan mengunjungi kuil Shinto atau Buddha untuk berdoa demi keberhasilan akademik. Contohnya:

  • Kuil Yushima Tenjin (湯島天神) di Tokyo, yang terkenal sebagai tempat berdoa bagi para pelajar.
  • Kuil Kitano Tenmangu (北野天満宮) di Kyoto, yang didedikasikan untuk dewa belajar Sugawara no Michizane.

Mereka akan menulis permohonan pada papan ema (絵馬), yaitu papan kayu bergambar kuda tempat menggantungkan harapan dan doa.

24479799
Kuil Yushima Tenjin (湯島天神) di Tokyo

Ucapan yang Dianggap Tidak Pantas

Sebelum ujian, ada ucapan-ucapan yang pantang diucapkan karena dianggap membawa sial, seperti:

  • Ochiru (落ちる) yang berarti “jatuh” – dihindari karena juga bisa berarti “gagal” dalam ujian.
  • Suberu (すべる) yang berarti “terpeleset” – makna simbolisnya mirip dengan gagal.

Sebagai gantinya, siswa dan orang tua lebih memilih ucapan semangat seperti “Ganbatte!” (がんばって – Semangat!) atau “Kitto ukaru!” (きっと受かる – Pasti lulus!).

Takhyul Guru dan Staf Sekolah

Tidak hanya siswa, guru dan staf sekolah juga terkadang mempercayai takhyul. Beberapa guru akan mengenakan pakaian tertentu yang dianggap membawa keberuntungan ketika membagikan hasil ujian, atau menyimpan benda-benda tertentu di meja guru sebagai jimat.

Budaya Menggantung Harapan di Festival Sekolah

Pada beberapa festival sekolah, siswa akan menuliskan harapan atau doa mereka pada potongan kertas dan menggantungkannya di bambu seperti pada Tanabata (七夕). Harapan tersebut bisa berupa keberhasilan masuk universitas atau harapan lolos ujian semester.

Cara Masyarakat Jepang Menghadapi dan Menghormati Takhyul

Di tengah kemajuan teknologi dan pemikiran rasional di Jepang, takhyul tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Meskipun banyak orang Jepang yang tidak benar-benar percaya secara harfiah terhadap semua takhyul, mereka tetap menghormati keberadaan kepercayaan tersebut sebagai bagian dari budaya, tradisi, dan identitas kolektif bangsa.

Berikut ini adalah beberapa cara masyarakat Jepang menghadapi dan menghormati takhyul dalam kehidupan sehari-hari:

1. Tidak Mengabaikan Tradisi, Meski Tidak Percaya Sepenuhnya

Banyak orang Jepang yang mengatakan, “Shinjite wa inai kedo, yappari…” (信じてはいないけど、やっぱり… – Aku tidak percaya, tapi tetap saja…). Ungkapan ini mencerminkan sikap bahwa meskipun mereka tidak sepenuhnya percaya, mereka tetap tidak mau mengambil risiko melanggar takhyul tertentu. Contohnya:

  • Tidak menulis nama dengan tinta merah.
  • Menghindari angka 4 atau 9 di rumah sakit atau hotel.
  • Tidak meniup makanan panas secara sembarangan saat di kuil.

2. Mengikuti Ritual sebagai Bentuk Rasa Hormat

Saat mengunjungi kuil atau tempat-tempat sakral, masyarakat Jepang sering mengikuti ritual seperti mencuci tangan, membungkuk, melemparkan koin, dan memanjatkan doa. Meskipun ada yang tidak percaya akan “efek spiritual”-nya, mereka tetap melakukannya sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan nilai leluhur.

3. Mengajarkan Takhyul secara Halus kepada Anak-anak

Sejak kecil, anak-anak Jepang dikenalkan dengan kisah-kisah rakyat, cerita yokai (makhluk gaib), dan pantangan-pantangan tertentu. Meskipun sebagian besar bersifat edukatif atau simbolik, cerita-cerita ini mengajarkan etika dan tata krama sosial secara tidak langsung.

Misalnya:

  • Jangan menjilat sumpit (karena menyerupai ritual pemakaman).
  • Jangan tidur menghadap utara (karena itu arah tidur orang mati).
  • Jangan menusukkan sumpit ke nasi (karena itu seperti persembahan untuk arwah).
sumpit nasi 682x1024 1
Jangan menusukkan sumpit ke nasi (karena itu seperti persembahan untuk arwah)

4. Menggunakan Takhyul sebagai Sarana Menjaga Kebersamaan

Takhyul sering dijadikan bahan pembicaraan yang menyenangkan atau sebagai hiburan bersama, terutama dalam festival, acara sekolah, dan perbincangan santai. Misalnya:

  • Menceritakan legenda Hanako-san di sekolah.
  • Membuat rumah hantu (お化け屋敷 – obake yashiki) di acara budaya.
  • Berbagi tips keberuntungan sebelum ujian atau wawancara kerja.

5. Mengintegrasikan Takhyul dalam Produk dan Budaya Pop

Di Jepang, banyak produk dan layanan yang mengadopsi elemen takhyul atau keberuntungan. Contohnya:

  • Maskot keberuntungan seperti maneki-neko (kucing keberuntungan).
  • Produk-produk dengan desain simbol keberuntungan seperti daruma, kura-kura, atau kipas.
  • Anime dan manga yang mengangkat tema yokai, onmyouji (pengusir roh), dan kuil-kuil mistis.

6. Menghindari Pelanggaran Takhyul untuk Menjaga Ketertiban Sosial

Sebagian takhyul berfungsi sebagai norma sosial yang tidak tertulis. Menghormati takhyul berarti menjaga kenyamanan bersama. Contohnya:

  • Tidak menaruh sandal secara terbalik di rumah (menandakan kematian).
  • Tidak menggunakan angka 4 dalam nomor kamar rumah sakit.
  • Tidak bercanda sembarangan di tempat keramat atau tempat pemakaman.

Menggunakan Takhyul sebagai Sarana Introspeksi

Sebagian orang Jepang menganggap bahwa takhyul bisa menjadi cara untuk mengenali diri, menghindari kesombongan, dan belajar rendah hati. Mereka mungkin percaya bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan logika dan takhyul menjadi simbol dari kerendahan hati itu.

Kosakata Takhyul dalam Bahasa Jepang

Bahasa JepangFuriganaRomajiArti dalam Bahasa IndonesiaKeterangan
迷信めいしんmeishinTakhyulIstilah umum untuk kepercayaan tak logis
縁起えんぎengiPertanda (baik/buruk)Digunakan untuk menyebut nasib atau keberuntungan
不吉ふきつfukitsuSial, tidak membawa keberuntunganPertanda buruk
幽霊ゆうれいyūreiHantuRoh orang mati dalam legenda Jepang
妖怪ようかいyōkaiMakhluk gaib / yokaiMakhluk supranatural dalam cerita rakyat
お化けおばけobakeHantu / makhluk halusKadang lucu dalam budaya pop
お守りおまもりomamoriJimat keberuntunganDijual di kuil untuk perlindungan
厄年やくどしyakudoshiTahun sialUsia tertentu yang dianggap membawa kesialan
きょうkyōRamalan burukSering muncul dalam omikuji
大吉だいきちdaikichiKeberuntungan besarRamalan terbaik dalam omikuji
呪いのろいnoroiKutukanDoa jahat atau sihir yang menyebabkan kesialan
れいreiRoh / arwahBisa positif atau negatif
数字の迷信すうじのめいしんsūji no meishinTakhyul angkaKepercayaan terhadap angka tertentu
し / よんshi / yonAngka 4Dianggap sial karena bunyi “shi” mirip dengan “kematian”
く / きゅうku / kyūAngka 9Dianggap sial karena “ku” bisa berarti “kesakitan”
トンネルtonneruTerowonganSering dikaitkan dengan tempat munculnya hantu
かがみkagamiCerminDianggap sebagai pintu ke dunia lain
神社じんじゃjinjaKuil ShintoTempat keramat dan spiritual dalam budaya Jepang
厄払いやくばらいyakubaraiUpacara penolak balaUntuk membersihkan nasib buruk
地縛霊じばくれいjibakureiRoh terikat tempatArwah yang tidak bisa meninggalkan tempat kematiannya
お祓いおはらいoharaiUpacara penyucianDilakukan oleh pendeta Shinto
隠れキリシタンかくれきりしたんkakure kirishitanKristen tersembunyiSering dikaitkan dengan legenda dan rahasia spiritual
丑の刻参りうしのこくまいりushi no koku mairiRitual kutukan tengah malamSering digambarkan dalam horor Jepang
狐憑ききつねつきkitsune tsukiKesurupan rubahKepercayaan bahwa seseorang dirasuki oleh roh rubah
おにoniOgre / iblis JepangMakhluk mitos yang jahat
天狗てんぐtenguTenguMakhluk mitologi berhidung panjang dan bersayap
巫女みこmikoPendeta wanita ShintoTerkadang dianggap mampu berhubungan dengan dunia roh
清め塩きよめじおkiyomejioGaram pemurnianDitaburkan untuk membersihkan tempat dari roh jahat
黒猫くろねこkuronekoKucing hitamTanda buruk atau keberuntungan tergantung konteks
階段幽霊かいだんゆうれいkaidan yūreiHantu tanggaCerita hantu yang muncul di tangga
生霊いきりょうikiryōRoh hidupRoh dari orang yang masih hidup
死霊しりょうshiryōRoh orang matiRoh yang belum tenang
獅子舞ししまいshishimaiTarian singa tradisionalKadang dipercaya mengusir roh jahat
赤い紙あかいかみakai kamiKertas merahMuncul dalam legenda hantu di toilet sekolah
青い紙あおいかみaoi kamiKertas biruPasangan dari kertas merah dalam cerita horor
人形にんぎょうningyōBonekaBeberapa boneka dipercaya menyimpan roh
お札おふだofudaJimat kertas dari kuilDitempel untuk perlindungan spiritual
火の玉ひのたまhinotamaBola api rohFenomena supranatural yang melayang di malam hari
雨女あめおんなame onnaPerempuan hujanLegenda tentang wanita pembawa hujan
雪女ゆきおんなyuki onnaWanita saljuMakhluk salju yang dingin dan misterius
379613
お守り(omamori) – Jimat keberuntungan
Dijual di kuil untuk perlindungan

Contoh Kalimat

  • この話は迷信だと思います。(Kono hanashi wa meishin da to omoimasu.) –  Saya pikir cerita ini hanyalah takhyul.
  • 彼女は縁起が悪いと言って、その道を通らなかった。(Kanojo wa engi ga warui to itte, sono michi o tōraranakatta.) –  Dia bilang itu pertanda buruk, jadi tidak melewati jalan itu.
  • 夜中に幽霊を見たという人が多いです。(Yonaka ni yūrei o mita to iu hito ga ōi desu.) – Banyak orang mengaku melihat hantu di tengah malam.
  • 日本にはさまざまな妖怪の伝説があります。( Nihon ni wa samazama na yōkai no densetsu ga arimasu.) – Di Jepang, ada berbagai legenda tentang makhluk gaib (yokai).
  • お守りを持っていると安心します。(Omamori o motte iru to anshin shimasu.) – Saya merasa tenang saat membawa jimat keberuntungan.
ChatGPT Image 27 Apr 2025 14.23.10
(Kanojo wa engi ga warui to itte, sono michi o tōraranakatta.) –  Dia bilang itu pertanda buruk, jadi tidak melewati jalan itu.
  • 彼は厄年なので、厄払いに行きました。( Kare wa yakudoshi na node, yakubarai ni ikimashita.) –  Karena dia sedang dalam tahun sial, dia pergi untuk upacara tolak bala.
  • 神社で大吉の御神籤を引きました!(Jinja de daikichi no omikuji o hikimashita!) – Saya mendapatkan ramalan keberuntungan besar di kuil!
  • 鏡が割れると、不吉なことが起こると言われています。( Kagami ga wareru to, fukitsu na koto ga okoru to iwareteimasu.) – Dikatakan bahwa jika cermin pecah, hal sial akan terjadi.
  • 数字の「四」は「死」と同じ音なので避けられます。( Sūji no “shi” wa “shi” to onaji oto na no de sakeraremasu.) – Angka “empat” dihindari karena memiliki bunyi yang sama dengan “kematian”.
  • 地縛霊が出るという噂のトンネルがある。(Jibakurei ga deru to iu uwasa no tonneru ga aru.) – Ada terowongan yang katanya dihuni oleh roh terikat tempat.
ChatGPT Image 27 Apr 2025 14.31.48
( Kagami ga wareru to, fukitsu na koto ga okoru to iwareteimasu.) – Dikatakan bahwa jika cermin pecah, hal sial akan terjadi.

Contoh Percakapan

percakapan 1 : Membahas Ramalan di Kuil

A: 昨日、神社でおみくじを引いたんだ。( Kinō, jinja de omikuji o hii tanda.) -Kemarin aku mengambil ramalan di kuil.

B: へえ、結果はどうだった?( Hē, kekka wa dō datta?) – Wah, hasilnya bagaimana?

A: 大吉だったよ!すごく運が良いって書いてあった。(Daikichi datta yo! Sugoku un ga ii tte kaite atta.) – Aku dapat “daikichi”! Tertulis kalau aku sangat beruntung.

B: いいな〜。私はこの前、凶を引いちゃった…。( Ii na~. Watashi wa kono mae, kyō o hichatta…) – Enaknya~. Aku waktu itu malah dapat ramalan buruk…

A: うわ、それはちょっとショックだね。(Uwa, sore wa chotto shokku da ne.) – Wah, pasti agak kaget ya.

B: うん、だからそのおみくじ、すぐ木に結んできたよ。( Un, dakara sono omikuji, sugu ki ni musunde kita yo.) – Iya, makanya aku langsung ikat ramalan itu di pohon.

A: 厄払いになるって言うよね。( Yakubarai ni naru tte iu yo ne.) – Katanya itu bisa menangkal kesialan, ya?

B: そうそう。来年こそは大吉が出るといいな〜。(Sōsō. Rainen koso wa daikichi ga deru to ii na~.) – Iya, iya. Semoga tahun depan aku dapat daikichi deh~

A: じゃあ、一緒にまた行こうよ!今度はお守りも買ってみたら?(Jā, issho ni mata ikō yo! Kondo wa omamori mo katte mitara?) – Kalau begitu, kita pergi bareng lagi yuk! Kali ini coba beli omamori juga?

B: いいね!心強くなりそう〜!( Ii ne! Kokorozuyoku narisō~!) –  Ide bagus! Kayaknya bakal bikin hati lebih tenang~

ChatGPT Image 27 Apr 2025 14.38.45
A: (Daikichi datta yo! Sugoku un ga ii tte kaite atta.) – Aku dapat “daikichi”! Tertulis kalau aku sangat beruntung.
B: ( Ii na~. Watashi wa kono mae, kyō o hichatta…) – Enaknya~. Aku waktu itu malah dapat ramalan buruk…

 Percakapan 2: Membahas Angka Takhyul

A: 新しいアパートを見に行ったけど、部屋番号が「404」だったんだ。( Atarashii apāto o mi ni itta kedo, heya bangō ga “yon maru yon” dattan da.) – Aku lihat apartemen baru, tapi nomornya “404”.

B: えっ、それって縁起が悪くない?「4」は「死」に聞こえるし…。( E, sore tte engi ga warukunai? “Shi” wa “shi” ni kikoeru shi…) – Eh, bukannya itu pertanda buruk? “4” terdengar seperti “kematian”…

A: だよね。ちょっと気になって、やめといたよ。( Dayone. Chotto ki ni natte, yametoita yo.)  Iya juga. Aku jadi merasa ragu, jadi batalin aja deh.

B: 正解!ああいう場所は、変なものを連れて帰っちゃうって聞いたことあるし。(Seikai! Aā iu basho wa, hen na mono o tsurete kaecchau tte kiita koto aru shi.) -Keputusan yang tepat! Aku pernah dengar, katanya dari tempat kayak gitu bisa bawa pulang hal-hal aneh lho.

A: しかも、昨日は仏滅だったしね。(Shikamo, kinō wa butsumetsu datta shi ne.) – Lagi pula, kemarin itu juga hari sial (butsumetsu) kan?

B: うわ、それはダブルでアウトだね。(Uwa, sore wa daburu de auto da ne.) -Wah, itu sih double out, bener-bener sial.

A: やっぱり迷信でも、気にしすぎない程度に気をつけたほうがいいかもね。

(Yappari meishin demo, ki ni shisuginai teido ni ki o tsuketa hō ga ii kamo ne.) -Memang sih cuma takhyul, tapi kayaknya tetap perlu waspada, asal nggak berlebihan aja.

Kesimpulan

Takhyul adalah bagian penting dari budaya Jepang yang diwariskan turun-temurun. Kepercayaan ini terlihat dalam hal seperti angka sial, makhluk gaib, jimat (omamori), dan upacara penolak bala. Takhyul ada dalam kehidupan sehari-hari, sekolah, budaya pop, dan kebiasaan modern. Meskipun tidak semua orang Jepang percaya, banyak yang tetap menghormatinya sebagai tradisi. Hal ini menunjukkan bahwa takhyul membentuk identitas budaya dan kepercayaan masyarakat Jepang.


Meskipun kita hidup di dunia yang serba modern dan rasional, takhyul tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, takhyul memberikan rasa aman dan penghiburan bagi banyak orang. Terlepas dari apakah kita percaya atau tidak, takhyul tetap memiliki daya tarik yang kuat dan memengaruhi cara orang Jepang melihat dunia mereka.Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!

Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *