Bahasa Jepang,  Culture,  Fenomena

Sering Dengar ‘Banzai’? Ini Kisah Panjang di Balik Pekikan Legendaris

Kalau minasan sering menonton anime, drama Jepang, atau membaca manga, mungkin tidak asing lagi dengan pekikan lantang “Banzai!”. Kata ini biasanya diteriakkan dengan penuh semangat, bahkan sambil mengangkat kedua tangan ke udara. Sekilas terdengar seperti sorakan kemenangan atau ucapan selamat, tapi tahukah minasan kalau “Banzai” punya sejarah panjang dan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar teriakan semangat? Dari asal-usulnya di istana kekaisaran hingga penggunaannya dalam budaya populer modern, “Banzai” menyimpan kisah menarik yang layak untuk kita telusuri.

Pengertian ‘Banzai’ (万歳)

Kata “Banzai” (万歳) berasal dari gabungan dua kanji: 万 (ban) yang berarti sepuluh ribu atau tak terhitung banyaknya, dan 歳 (zai/sai) yang berarti usia atau tahun. Jika digabungkan, “Banzai” secara harfiah berarti “sepuluh ribu tahun” atau “semoga panjang umur hingga ribuan tahun.”

Awalnya, kata ini digunakan sebagai bentuk doa penghormatan kepada Kaisar Jepang, yang dipercaya sebagai simbol negara dan lambang keberlangsungan hidup bangsa. Pekikan “Banzai” diucapkan dengan maksud mendoakan panjang umur dan kejayaan.

Seiring waktu, makna “Banzai” berkembang lebih luas. Tidak hanya terbatas pada penghormatan kepada kaisar, tetapi juga dipakai sebagai seruan semangat, kegembiraan, kemenangan, atau ucapan selamat dalam berbagai situasi, mulai dari upacara resmi hingga perayaan sehari-hari.

Banzai
“Banzai” (万歳)

Asal-Usul Sejarah ‘Banzai’

Penggunaan kata “Banzai” berakar dari tradisi kuno Jepang yang erat kaitannya dengan sistem kekaisaran. Pada masa lalu, rakyat Jepang meneriakkan “Tenno Heika Banzai!” (天皇陛下万歳) yang berarti “Semoga Kaisar hidup sepuluh ribu tahun!” sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada kaisar. Pekikan ini bukan sekadar sorakan, tetapi doa yang mencerminkan loyalitas dan pengabdian rakyat kepada pemimpin mereka.

Dalam upacara-upacara resmi, terutama saat perayaan kenegaraan atau penyambutan kaisar, “Banzai” biasanya diteriakkan tiga kali dengan penuh semangat sambil mengangkat kedua tangan ke udara. Tradisi ini melambangkan doa kolektif rakyat agar kejayaan dan umur panjang senantiasa menyertai kaisar dan negara Jepang.

Seiring berjalannya waktu, pekikan ini juga mulai meresap ke berbagai aspek kehidupan masyarakat Jepang. Dari yang awalnya eksklusif untuk kaisar, “Banzai” kemudian menjadi simbol kebersamaan, kemenangan, dan harapan baik dalam banyak perayaan.

‘Banzai’ dalam Konteks Militer dan Nasionalisme

Pada era modern awal, terutama menjelang dan selama Perang Dunia II, pekikan “Banzai” mengalami pergeseran makna. Dari yang awalnya doa untuk kaisar, kata ini berubah menjadi seruan nasionalisme dan semangat tempur. Tentara Jepang kerap meneriakkan “Tenno Heika Banzai!” sebelum menyerbu musuh, sebagai simbol keberanian, pengorbanan, dan kesetiaan kepada kaisar.

Istilah “Banzai Charge” bahkan dikenal dalam sejarah militer, merujuk pada serangan terakhir para prajurit Jepang yang dilakukan dengan penuh keberanian meskipun menghadapi situasi hampir mustahil. Walaupun sering berakhir dengan kekalahan besar, pekikan “Banzai” dalam momen ini menunjukkan tekad dan loyalitas yang luar biasa.

Namun, penggunaan “Banzai” dalam konteks militer juga menimbulkan nuansa yang kompleks. Di satu sisi, ia dipandang sebagai simbol patriotisme, tetapi di sisi lain, juga diingat sebagai bagian dari masa kelam peperangan dan ekspansi militer Jepang. Karena itu, makna “Banzai” pascaperang tidak lagi hanya terkait dengan militer, melainkan bergeser ke arah penggunaan yang lebih damai dan penuh semangat positif.

‘Banzai’ dalam Politik dan Kehidupan Sosial Jepang

Selain di dunia militer dan budaya populer, “Banzai” juga memiliki tempat penting dalam politik serta kehidupan sosial masyarakat Jepang.

1. Upacara Politik dan Kenegaraan

  • Dalam acara resmi, terutama saat menyambut kaisar atau perayaan kenegaraan, pekikan “Tenno Heika Banzai!” (天皇陛下万歳) masih digunakan.
  • Biasanya diteriakkan tiga kali bersama-sama oleh peserta upacara sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk kaisar serta bangsa Jepang.

2. Kemenangan Politik

  • Dalam dunia politik modern, terutama saat seorang kandidat memenangkan pemilu, para pendukung kerap meneriakkan “Banzai” untuk merayakan kemenangan.
  • Pekikan ini menambah nuansa euforia sekaligus simbol solidaritas di antara para pendukung.

3. Acara Sosial dan Perayaan Kolektif

  • “Banzai” juga dipakai dalam berbagai acara sosial, seperti pernikahan, perayaan ulang tahun, atau festival masyarakat.
  • Dalam konteks ini, “Banzai” lebih dekat dengan makna “Selamat!” atau “Hore!”, menjadi bagian dari ekspresi kegembiraan bersama.

4. Nuansa Serius dan Simbolis

  • Meski kini lebih banyak bernuansa positif, “Banzai” tetap membawa kesan formal saat digunakan di ranah politik.
  • Pekikan ini mengingatkan pada nilai tradisional Jepang: loyalitas, kebersamaan, dan doa panjang umur.
ChatGPT Image 6 Okt 2025 17.09.31
Kemenangan Politik

‘Banzai’ dalam Budaya Populer

Setelah Perang Dunia II berakhir, penggunaan kata “Banzai” mulai bergeser dari nuansa militer ke arah yang lebih ringan dan positif. Kini, “Banzai” lebih sering terdengar dalam berbagai momen perayaan, festival, hingga budaya populer Jepang.

Di acara pernikahan, misalnya, tamu undangan bersama-sama meneriakkan “Banzai!” untuk mendoakan kebahagiaan pengantin baru. Dalam festival tradisional (matsuri), teriakan “Banzai” bergema sebagai ungkapan sukacita dan kebersamaan. Bahkan dalam dunia hiburan seperti anime, manga, dan drama Jepang, kata ini sering muncul sebagai pekikan kemenangan atau semangat ketika tokoh berhasil mencapai tujuannya.

Penggunaan “Banzai” juga tidak terbatas pada masyarakat Jepang saja. Karena penyebaran budaya pop Jepang ke seluruh dunia, kata ini menjadi salah satu ekspresi yang dikenal luas oleh penggemar anime maupun budaya Jepang internasional. Teriakan “Banzai” kini lebih identik dengan sorakan penuh energi dan kebahagiaan, jauh dari kesan serius atau militeristik di masa lalu.

Perbedaan Nuansa dan Etika Penggunaan ‘Banzai’

Meskipun terdengar sederhana sebagai pekikan semangat, penggunaan “Banzai” memiliki nuansa yang berbeda tergantung pada konteksnya.

1. Konteks Resmi dan Tradisional

  • Saat upacara kenegaraan atau acara besar, “Banzai” diucapkan dengan penuh hormat, biasanya tiga kali berturut-turut sambil mengangkat kedua tangan ke udara.Teriakan ini tetap mengandung makna doa, terutama untuk kejayaan dan kebahagiaan bersama.

2. Konteks Perayaan dan Sosial

  • Digunakan dalam pernikahan, pesta, atau festival sebagai ekspresi kegembiraan.
  • Dalam situasi ini, “Banzai” mirip dengan ucapan “Hore!” atau “Selamat!” dalam bahasa Indonesia.

3. Konteks Populer dan Santai

  • Sering dipakai di anime, manga, atau percakapan sehari-hari untuk menyemangati diri sendiri maupun orang lain.
  • Lebih bernuansa kasual dan penuh energi positif.
  • Namun, ada juga situasi di mana penggunaan “Banzai” perlu diperhatikan. Karena pernah terkait dengan sejarah militerisme Jepang, pekikan ini bisa dianggap sensitif jika digunakan sembarangan di negara lain, terutama dalam konteks yang bernuansa perang.

Makna Filosofis di Balik Pekikan ‘Banzai’

Di balik teriakannya yang singkat dan penuh energi, “Banzai” menyimpan makna filosofis yang dalam bagi masyarakat Jepang. Kata ini tidak hanya sekadar sorakan, tetapi juga mencerminkan harapan, doa, dan semangat hidup.

1. Doa untuk Umur Panjang dan Kejayaan

  • Sesuai arti harfiahnya, “sepuluh ribu tahun,” pekikan ini melambangkan harapan akan umur panjang, keberlangsungan hidup, serta kejayaan yang abadi.

2. Simbol Kebersamaan

  • Saat diucapkan bersama-sama, “Banzai” menjadi simbol persatuan. Pekikan serentak ini memperkuat rasa solidaritas, baik dalam acara formal maupun perayaan rakyat.

3. Semangat Positif dan Kemenangan

  • Dalam budaya populer modern, “Banzai” menjadi representasi semangat juang, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dipakai untuk menyambut kemenangan kecil maupun besar, seolah menyuntikkan energi baru.

4. Transformasi dari Masa ke Masa

  • Dari doa untuk kaisar, menjadi sorakan perang, lalu berubah lagi menjadi ekspresi sukacita sehari-hari “Banzai” menunjukkan bagaimana satu kata bisa bertransformasi sesuai perjalanan sejarah dan nilai sosial suatu bangsa.
ChatGPT Image 6 Okt 2025 17.26.56
Transformasi dari Masa ke Masa

Kontroversi Seputar Kata ‘Banzai

Walaupun kini identik dengan semangat positif, kata “Banzai” tidak lepas dari kontroversi, terutama di luar Jepang. Hal ini disebabkan oleh sejarah penggunaannya yang erat dengan militerisme Jepang pada era Perang Dunia II.

1. Nuansa Perang dan Agresi Militer

  • Pekikan “Banzai” sering terdengar dalam serangan militer Jepang di Asia Pasifik.
  • Bagi sebagian negara yang pernah dijajah atau berperang melawan Jepang, teriakan ini bisa memunculkan kenangan pahit dan trauma sejarah.

2. Citra Negatif di Mata Internasional

  • Di beberapa tempat, kata “Banzai” masih dikaitkan dengan serangan bunuh diri (Banzai Charge) atau semangat fanatisme perang.
  • Akibatnya, penggunaan kata ini secara sembarangan bisa dianggap tidak sensitif.

3. Transformasi dalam Jepang Modern

  • Jepang pascaperang berusaha menggeser makna “Banzai” ke arah yang lebih damai dan positif.
  • Kini lebih sering digunakan dalam festival, perayaan, dan budaya pop, sehingga perlahan lepas dari bayang-bayang militerisme.

Pengaruh Globalisasi dan Budaya Pop Jepang

Dengan semakin mendunianya budaya Jepang melalui anime, manga, J-pop, cosplay, hingga festival budaya, pekikan “Banzai” kini juga dikenal luas oleh masyarakat internasional.

1. Muncul dalam Anime dan Manga

  • Banyak karakter dalam anime atau manga yang meneriakkan “Banzai!” saat merayakan keberhasilan atau kemenangan.
  • Hal ini membuat kata tersebut menjadi familiar di kalangan penggemar budaya pop Jepang di seluruh dunia.

2. Festival Jepang di Luar Negeri

  • Pada acara Japan Festival atau perayaan budaya di berbagai negara, “Banzai” kerap diteriakkan oleh peserta maupun penonton.
  • Biasanya dipakai untuk menyemarakkan suasana dengan nuansa khas Jepang.

3. Simbol Jepang yang Mudah Dikenali

  • Bersama kata-kata populer lain seperti Konnichiwa, Arigatou, atau Ganbatte, “Banzai” menjadi salah satu ekspresi bahasa Jepang yang mudah dikenali bahkan oleh orang yang tidak belajar bahasa Jepang.

4. Perubahan Persepsi di Dunia Internasional

  • Jika dulu “Banzai” di luar Jepang sering dikaitkan dengan perang, kini kata tersebut lebih dikenal sebagai sorakan penuh energi dan kegembiraan.
  • Globalisasi dan penyebaran budaya pop berhasil menggeser citra negatif “Banzai” menjadi sesuatu yang lebih positif dan inklusif.

Perbandingan dengan Sorakan di Budaya Lain

Meskipun “Banzai” sangat khas Jepang, sebenarnya hampir setiap budaya memiliki pekikan atau seruan semangat yang mirip dalam fungsi, meski berbeda dalam nuansa dan sejarahnya.

1. “Hurrah!” (Barat/Inggris)

  • Digunakan sebagai sorakan kemenangan atau kebahagiaan.
  • Mirip “Banzai” dalam konteks perayaan, tapi tidak mengandung makna doa umur panjang.

2. “Merdeka!” (Indonesia/Malaysia)

  • Awalnya pekikan perjuangan kemerdekaan, penuh nuansa nasionalisme dan patriotisme.
  • Sama seperti “Banzai” yang dulu dipakai dalam konteks militer, tetapi kini lebih bernuansa kebanggaan bangsa.
ChatGPT Image 6 Okt 2025 17.47.30
“Merdeka!” (Indonesia)

3. “Viva!” (Italia/Spanyol/Latin)

  • Berarti “Hidup!” atau “Panjang umur!”
  • Hampir sama persis dengan makna asli “Banzai” sebagai doa umur panjang, biasanya digunakan dalam acara perayaan atau penghormatan.

4. “Ganbatte!” (Jepang)

  • Artinya “Semangatlah!” atau “Lakukan yang terbaik!”
  • Berbeda dari “Banzai” karena lebih personal (untuk memberi dorongan motivasi), sementara “Banzai” lebih bersifat kolektif sebagai sorakan bersama.

Kesimpulan

Perjalanan kata “Banzai” (万歳) menunjukkan bagaimana sebuah pekikan sederhana bisa menyimpan sejarah dan makna yang luas. Dari awalnya sebagai doa penghormatan kepada kaisar, lalu berubah menjadi seruan semangat di medan perang, hingga kini dipakai dalam festival, perayaan, maupun budaya populer, “Banzai” terus bertransformasi mengikuti zaman. Di Jepang modern, “Banzai” lebih sering diasosiasikan dengan kebahagiaan, kemenangan, dan doa panjang umur daripada dengan nuansa militer. Teriakan ini kini menjadi simbol semangat hidup, kebersamaan, dan optimisme yang dapat dirasakan oleh siapa pun yang mendengarnya.


Dengan memahami makna dan sejarah di baliknya, kita tidak hanya tahu arti kata “Banzai,” tetapi juga bisa merasakan filosofi hidup masyarakat Jepang yang penuh dengan doa, harapan, dan semangat untuk terus maju. Yuk, lanjutkan membaca artikel-artikel menarik lainnya di Pandaikotoba. Dan supaya nggak ketinggalan update seru seputar Jepang, jangan lupa untuk follow Instagram @pandaikotoba  tempat di mana minasanbisa belajar sekaligus menikmati Jepang dengan cara yang lebih ringan dan menyenangkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *