Ramadhan di Jepang: Merajut Tradisi dan Kehidupan Muslim dalam Nuansa Negeri Sakura
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di Jepang, meskipun mayoritas penduduknya bukan Muslim, Ramadhan tetap dirayakan oleh komunitas Muslim yang ada di negara ini. Di Jepang, umat Muslim menjalani bulan suci ini dengan cara yang mirip dengan negara-negara lain, meskipun ada beberapa perbedaan budaya dan kebiasaan.

Penjelasan Bulan Ramadhan
Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah, yang dianggap sebagai bulan paling mulia dalam agama Islam. Di bulan ini, umat Muslim diwajibkan berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain berpuasa, umat Muslim juga memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berzakat.
Asal Usul dan Sejarah Ramadhan di Jepang
Meskipun Islam telah ada di Jepang sejak abad ke-8, tetapi Ramadhan mulai dikenal lebih luas di Jepang setelah Perang Dunia II, ketika sejumlah pedagang dan pekerja Muslim datang ke Jepang dari negara-negara Asia dan Timur Tengah. Pada awalnya, komunitas Muslim di Jepang masih sangat kecil, namun seiring berjalannya waktu, jumlah umat Muslim bertambah, dan dengan itu, perayaan Ramadhan pun semakin dikenal.
Kebiasaan Ramadhan di Jepang
Kebiasaan menjalani Ramadhan di Jepang mirip dengan di negara lain, tetapi ada beberapa perbedaan yang mencolok. Di Jepang, waktu berbuka puasa biasanya lebih lama karena perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Jepang dan negara-negara Muslim lainnya. Makanan berbuka puasa yang populer di Jepang antara lain adalah kurma, meskipun tidak sebanyak di negara-negara Arab. Umat Muslim di Jepang juga mengadakan acara buka puasa bersama di masjid-masjid yang ada di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto.
Perbedaan Ramadhan di Indonesia dan di Jepang
- Waktu Puasa – 断食の時間 (だんじきのじかん, Danjiki no jikan)
Di Indonesia, waktu puasa biasanya lebih pendek karena Indonesia terletak di dekat ekuator. Sebaliknya, di Jepang, yang memiliki musim panas yang panjang, waktu puasa bisa lebih lama, mencapai 16 hingga 17 jam.

- Makanan Berbuka – イフタールの食べ物 (イフタールのたべもの, Ifutāru no Tabemono)
Di Indonesia, makanan berbuka biasanya melimpah, dengan berbagai hidangan khas seperti kolak, es buah, dan gorengan. Di Jepang, meskipun ada masakan khas Jepang yang disiapkan untuk berbuka, seperti nasi dan sup miso, makanan berbuka di Jepang lebih sederhana.
- Suasana Ramadhan – ラマダンの精神 (Ramadan no seishin)
Di Indonesia, bulan Ramadhan dirayakan dengan suasana yang sangat meriah dan terasa di seluruh penjuru negeri, dengan banyaknya acara dan bazar Ramadhan. Di Jepang, meskipun ada komunitas Muslim yang aktif, suasana Ramadhan tidak seintensif di Indonesia, tetapi umat Muslim Jepang tetap menjaga kebersamaan, terutama di masjid.
- Komunitas Muslim yang Erat
Karena umat Muslim adalah minoritas di Jepang, komunitas Muslim, baik lokal maupun dari berbagai negara, menjadi sangat erat. Mereka sering berkumpul untuk berbuka puasa bersama di masjid atau pusat komunitas.
- Masjid Menjadi Pusat Aktivitas
Masjid di Jepang, seperti Masjid Tokyo Camii atau Masjid Kobe, bukan hanya tempat ibadah tetapi juga menjadi pusat acara buka puasa bersama, ceramah, dan shalat tarawih. Masjid ini juga sering terbuka untuk non-Muslim yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam dan Ramadhan.
- Ketersediaan Makanan Halal
Makanan halal di Jepang lebih terbatas dibandingkan negara mayoritas Muslim. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang menyiapkan sendiri makanan berbuka dan sahur. Namun, toko halal dan restoran Timur Tengah menjadi sangat ramai selama Ramadhan.
- Kehadiran Non-Muslim di Acara Ramadhan
Beberapa masjid atau komunitas Muslim mengundang non-Muslim untuk ikut berbuka puasa. Ini menjadi momen edukasi tentang Islam dan mempererat hubungan lintas budaya.
- Suasana yang Tenang
Berbeda dengan negara mayoritas Muslim, di Jepang tidak ada suasana khas Ramadhan seperti azan maghrib terdengar di mana-mana atau pasar takjil. Ramadhan di Jepang lebih tenang dan bersifat pribadi, yang memberikan suasana spiritual yang unik.
Tantangan Muslim di Jepang Selama Ramadhan
Meskipun semangat Ramadhan tetap terjaga, ada beberapa tantangan yang dihadapi Muslim di Jepang:
- Lingkungan kerja dan sekolah yang tidak menyesuaikan jadwal Ramadhan.
Karena Jepang bukan negara Muslim, tidak ada kebijakan khusus yang memberikan kelonggaran bagi umat Islam yang berpuasa.
- Minimnya hari libur saat Idul Fitri.
Tidak seperti di negara mayoritas Muslim, Idul Fitri di Jepang bukan hari libur nasional, sehingga banyak Muslim tetap harus bekerja atau bersekolah.
Tradisi dan Kegiatan Ramadhan di Jepang
Berbagai tradisi dan kegiatan Ramadhan tetap hidup di Jepang meskipun berada di lingkungan yang minoritas Muslim.
- Buka Puasa Bersama – 断食明けの食事会 (Danjiaki no shokujikai)
Masjid dan komunitas Muslim sering mengadakan acara buka puasa bersama yang dihadiri oleh berbagai latar belakang etnis dan negara. Ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus memperkenalkan Islam kepada masyarakat Jepang.

- Kajian Keislaman dan Tarawih
Selain berbuka puasa, masjid juga menyelenggarakan kajian Islam dan shalat Tarawih. Kegiatan ini menjadi momentum bagi Muslim di Jepang untuk mempererat kebersamaan dan meningkatkan keimanan.
- Pengenalan Islam kepada Masyarakat Jepang
Ramadhan menjadi kesempatan bagi komunitas Muslim untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jepang melalui acara buka puasa terbuka, festival budaya, dan seminar keislaman
Kegiatan Amal Tetap Berjalan
Komunitas Muslim di Jepang mengadakan berbagai kegiatan amal selama Ramadhan, seperti penggalangan dana untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, baik di Jepang maupun negara lain.
Shalat Tarawih yang Multinasional
Di masjid-masjid Jepang, shalat tarawih dilakukan oleh umat Muslim dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda. Hal ini menciptakan suasana Ramadhan yang multikultural dan penuh kebersamaan.
Adaptasi Budaya Lokal
Beberapa umat Muslim di Jepang mengadaptasi budaya lokal, seperti menggunakan nasi dan sup miso sebagai makanan berbuka, tetapi tetap menjaga prinsip kehalalan.
Hal-hal unik ini menjadikan Ramadhan di Jepang sebagai pengalaman yang berbeda tetapi tetap penuh makna bagi umat Muslim.
Tabel Kosakata
Kosakata | Hiragana/ Katakana | Romaji | Arti | Penjelasan |
ラマダン | ラマダン | Ramadan | Ramadhan | Bulan puasa dalam Islam |
断食 | だんじき | Danjiki | Puasa | Berpantang makan dan minum |
お祈り | おいのり | Oinori | Doa | Ibadah dengan berdoa |
ザカート | ザカート | zakat | Zakat | Sedekah wajib bagi Muslim |
夕食 | ゆうしょく | Yūshoku | Makan malam | Makanan berbuka puasa |
モスク | モスク | mosuku | Masjid | Tempat ibadah Muslim |
サフール | サフール | sahūru | Sahur | Makan sebelum fajar |
断食明け | だんじきあけ | danjiki-ake | Buka puasa | Waktu berbuka puasa |
礼拝 | れいはい | Reihai | Shalat | Ibadah wajib umat Muslim |
コーラン | コーラン | Kōran | Al-Qur’an | Kitab suci umat Islam |
断食月 | だんじきづき | danjiki-zuki | Bulan puasa | Sebutan lain untuk bulan Ramadhan |
タラウィー | タラウィー | taraūī | Tarawih | Shalat malam khusus Ramadhan |
イフタール | イフタール | iftāru | Iftar | Makan berbuka puasa |
ムスリム | ムスリム | musurimu | Muslim | Orang yang beragama Islam |
イスラム教 | イスラムきょう | Isuramukyō | Agama Islam | Agama yang dianut umat Muslim |
チャリティー | チャリティー | charitī | Kegiatan amal | Aktivitas membantu orang yang membutuhkan |
イード・アル=フィトル | イード・アル=フィトル | īdo arufitoru | Idul fitri | Perayaan akhir Ramadhan (Idul Fitri) |

Contoh Kalimat
- ラマダンは、イスラム教徒にとって最も神聖な月とされています。
(Ramadan wa, Isuramu kyōto ni totte mottomo shinsei na tsuki to sareteimasu.) – Ramadhan adalah bulan yang paling suci bagi umat Muslim.)
- 日本では、ラマダンの間、ムスリムは長い時間断食をします。
(Nihon de wa, Ramadan no aida, musurimu wa nagai jikan danjiki o shimasu.) – Di Jepang, umat Muslim berpuasa dalam waktu yang panjang selama Ramadhan.
- マスジッドで一緒にお祈りをするのは、ムスリムの大切な習慣です。
(Masujiddo de issho ni oinori o suru no wa, musurimu no taisetsu na shūkan desu.) – Berdoa bersama di masjid adalah kebiasaan penting bagi umat Muslim.

Contoh Percakapan
A: ラマダンの時期、どう過ごしますか?(Ramadan no jiki, dō sugoshimasu ka?) – Bagaimana kamu menghabiskan waktu selama Ramadan?
B: 毎日、お祈りをして、日没後に友達と一緒に食事をします。(Mainichi, oinori o shite, nichibotsu go ni tomodachi to issho ni shokuji o shimasu.) – Setiap hari, saya berdoa dan makan bersama teman-teman setelah matahari terbenam.
A: 日本ではラマダンがどんな風に感じられますか?(Nihon de wa Ramadan ga donna fū ni kanjiraremasu ka?) – Bagaimana suasana Ramadan dirasakan di Jepang?
B: 日本では他の国のように大きな祭りはありませんが、コミュニティと一緒に過ごすことが大切です。(Nihon de wa hoka no kuni no yō ni ōkina matsuri wa arimasen ga, komyuniti to issho ni sugosu koto ga taisetsu desu.) – Di Jepang, tidak ada perayaan besar seperti di negara lain, tetapi penting untuk meluangkan waktu bersama komunitas.
Kesimpulan
Ramadhan di Jepang meskipun tidak dirayakan secara besar-besaran seperti di Indonesia, tetap menjadi bulan yang sangat berarti bagi umat Muslim di negara tersebut. Mereka menjalani ibadah puasa dengan penuh ketenangan dan kebersamaan dalam komunitas. Meskipun ada perbedaan dalam kebiasaan dan suasana, nilai-nilai spiritual Ramadhan tetap terjaga dengan baik.
Bulan Ramadhan adalah waktu untuk refleksi diri, perbaikan spiritual, dan kebersamaan. Meskipun dilaksanakan di negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim, seperti Jepang, Ramadhan tetap memberikan dampak positif dan mempererat hubungan antara sesama umat Muslim.
Sebagai umat Muslim, menjalani Ramadhan dengan penuh pengertian dan hikmah adalah hal yang sangat penting, di mana pun kita berada. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat!
Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

