Yatai, Kedai Kaki Lima Jepang yang Unik dan Penuh Cerita
Hai Minasan~! Siapa yang suka dengan jajanan kaki lima? Siapa aja kayaknya suka ya. Negara kita tentunya sudah banyak yang seperti ini. Di negara lain pun ternyata ada yang konsepnya sama seperti jajanan atau dagangan kaki lima lho, misalnya di Jepang lebih dikenal dengan nama Yatai.
Yatai sama seperti kedai jajanan kaki lima di Indonesia yaitu sering menjualkan makanan dan minuman khas Jepang yang biasanya ada di yatai. Yatai ini berbentuk gerobak kayu beroda yang dibawa keliling oleh pedagangnya dan menetap sementara di satu tempat.
Yatai juga telah menarik banyak perhatian orang dan selalu menjadi daya tarik wisata yang bernuansa tradisional. Pada artikel kali ini, Pandai Kotoba akan membahas lebih banyak tentang yatai mulai dari sejarah singkatnya, tren yatai saat ini, sampai makanan dan minuman apa saja yang dijual. Yuk, kita lanjut di bawah ini.
Yatai, Warung Kaki Lima Jepang yang Unik dan Penuh Cerita
Sejarah Singkat Adanya Yatai
Yatai memiliki sejarah yang panjang, dan yatai tertua di berbagai daerah di Jepang termasuk di Kota Nagasaki di Prefektur Nagasaki, Kota Fukuoka di Prefektur Fukuoka, Kota Kurume, Kota Kitakyushu di Prefektur Yamaguchi, Kota Kure di Prefektur Hiroshima, dan Kota Kochi di Prefektur Kochi. Yatai sendiri sudah ada sejak akhir zaman Edo sebagai kedai sushi, tempura, dan makanan lainnya di Edo, Kyoto, Osaka, dan kota-kota besar lainnya sebelum perang.
Namun, pada tahun 1949, mengikuti instruksi dari Panglima Tertinggi Sekutu (GHQ) menganggap kebersihan yatai sebagai masalah. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan pada saat itu mengumumkan kebijakan untuk secara bertahap mengurangi jumlah yatai.
Selanjutnya, pada bulan Agustus 1955, Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan saat itu mengeluarkan pemberitahuan kepada gubernur di berbagai prefektur yang isinya tentang peraturan dan hal apa saja dilakukan oleh operator restoran terbuka.
Pada tahun-tahun setelahnya, terjadi gejolak dalam negeri terhadap eksistensi yatai itu sendiri mulai dari aturan pengelolaan yatai diperketat, mengamankan banyak yatai yang tidak memiliki izin resmi, sampai pemerintah saat itu lewat gubernur prefektur selalu menekan pemilik yatai untuk lebih mempertahankan standar kondisi izin sanitasi yang ada.
Kemudian seiring waktu, naik turunnya eksistensi yatai selalu dipengaruhi oleh interaksi dengan pihak aparat dan pemerintah daerah di setiap prefektur, tetapi terus berjalannya kehidupan masyarakat Jepang yang semakin makmur selama periode pertumbuhan ekonomi yang cepat, jumlah yatai secara alami menurun secara nasional.
Tren Terkini Yatai Masa Kini
Saat ini, yatai menyediakan banyak menu lokal dan pasti Minasan pernah tahu, menu yang paling umum dijual di antaranya yaitu gyoza, ramen, oden, takoyaki, dango, kabayaki, sushi, okonomiyaki, tempura, yakitori, sake, dan teh oolong.
Ada beberapa lokasi kedai yatai tua yang masih berdiri kokoh di Jepang. Yatai di Kota Fukuoka, Prefektur Fukuoka itu sangat terkenal. Yatai lain di Prefektur Fukuoka juga dapat ditemukan di Kitakyushu dan Kurume. Kedai ramen terkenal yang didirikan dari yatai juga sering dikenal banyak orang di Kyushu.
Kedai yatai lain di Kota Kure, Prefektur Hiroshima di sepanjang Jalan Kuramoto, dan di Kota Kochi, Prefektur Kochi juga terkenal dengan gyoza mereka. Namun, jumlah yatai tradisional menurun di beberapa daerah karena populasinya menua dan peraturan daerah yang ketat.
Walaupun menghadapi kenyataan yang seperti itu, kedai yatai sangat familiar bagi orang Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah distrik restoran di seluruh Jepang yang mengadopsi konsep kedai yatai sebagai daya tarik utama bagi pelanggannya.
Distrik Restoran tersebut di antaranya “Kita no Yatai” di Inuki-Toori, Kota Obihiro, Prefektur Hokkaido, lalu ada “Kagoshima Furusato Yatai Mura” di Kota Kagoshima, dan yatai di Kota Awara, Prefektur Fukui bernama “Awara Onsen Yatai Mura Yukemuri Yokocho” disebut-sebut sebagai tempat wisata lokal di sana.
Kedai-kedai makanan di jalanan tersebut bukan hanya kedai yatai keliling yang didorong dengan tangan, melainkan kedai makan dan minum bergaya kios dengan tempat duduk semi-outdoor yang dipasang secara permanen dan lain sebagainya, sehingga pengunjung dapat menikmati makan dan minum dengan nyaman dan mudah.
Banyak izakaya di kota tersebut juga didesain dengan lentera merah seperti kedai yatai pada umumnya, dan tampaknya budaya kedai yatai telah diwariskan ke generasi berikutnya, meskipun bentuknya telah berubah.
Nah, itulah kedai kaki lima yatai di Jepang yang unik dan penuh cerita lika-likunya dari zaman dulu sampai sekarang.
Bagi Minasan yang berniat dan sedang berlibur di Jepang, jangan lupa untuk mencoba berkunjung ke yatai ya. Tentunya akan menambah pengalaman yang lebih berkesan saat di sana.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk memperkaya wawasan traveling dan kulinernya ya. Oh iya, ngomong-ngomong soal travel juga nih, Pandai Kotoba pernah membahas survei orang Jepang tahun 2022 tentang 5 prefektur apa saja yang ingin dikunjungi lho, yuk baca selengkapnya di sini.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya!