Bahasa Jepang,  Pemula

Ketika Satu Kata Menyimpan Seribu Rasa: Kata Jepang yang Sulit Diterjemahkan

Pernah nggak sih, minasan nemu satu kata dalam bahasa asing misalnya bahasa Jepang yang rasanya dalem banget, tapi pas coba diterjemahin ke bahasa Indonesia, malah jadi kurang pas atau kehilangan makna aslinya? Nah, itu karena nggak semua kata bisa diterjemahkan secara langsung. Ada kata-kata yang punya nuansa, perasaan, bahkan budaya tertentu yang cuma bisa dipahami kalau minasan tahu konteksnya. Contohnya kayak mottainai, yoroshiku, atau natsukashii kelihatannya simpel, tapi maknanya bisa panjang kalau dijelasin.

Di artikel ini, kita bakal bahas kata-kata Jepang yang seperti itu. Siap-siap buat ngerasain keindahan bahasa yang nggak selalu bisa ditangkap cuma dari terjemahan!

kata
もったいない ( Mottainai ) – sayang banget

Makna dalam Satu Kata: Apa Itu Kata yang Sulit Diterjemahkan?

Jadi gini nggak semua kata dalam suatu bahasa punya terjemahan yang pas banget di bahasa lain. Kadang ada kata yang, kalau diterjemahin langsung, malah jadi aneh atau kehilangan rasa aslinya. Nah, kata-kata kayak gini biasa disebut sebagai “kata yang sulit diterjemahkan.” Biasanya sih karena kata itu punya makna yang lebih dari sekadar arti harfiah ada emosi, budaya, atau kebiasaan hidup yang ikut nempel di dalamnya. Di bahasa Jepang, banyak banget kata seperti ini. Satu kata bisa menggambarkan perasaan yang rumit, momen tertentu, atau bahkan cara pandang hidup orang Jepang. Makanya, seru banget buat dibahas bareng-bareng!

Contoh Kata-Kata Jepang yang Sulit Diterjemahkan Secara Langsung

Nah, sekarang kita masuk ke bagian serunya contoh nyata dari kata-kata Jepang yang bikin kita mikir, “Lho, ini maksudnya apa ya?” Ini dia beberapa kata yang sering bikin bingung kalau diterjemahin langsung ke bahasa Indonesia:

1. Mottainai (もったいない)

  • Kata ini dipakai saat sesuatu terasa “sayang banget” kalau dibuang, disia-siakan, atau nggak dimanfaatkan. Bisa dipakai buat makanan, barang, waktu, atau kesempatan.
  • Contoh: Makanan enak dibuang gitu aja? Mottainai!

2. Ganbatte (がんばって)

  • Sering diterjemahkan sebagai “semangat!”, tapi sebenarnya maknanya lebih luas. Bisa berarti “lakukan yang terbaik ya,” “jangan menyerah,” atau “aku dukung kamu.
  • Contoh: Besok ujian? Ganbatte ne!

3. Natsukashii (懐かしい)

  • Perasaan hangat dan sedikit sedih saat mengingat masa lalu yang indah. Nggak ada terjemahan satu kata yang pas.
  • Contoh: Dengar lagu ini jadi natsukashii banget… kayak balik ke masa SMA.

4. Yoroshiku Onegaishimasu (よろしくお願いします)

  • Ini susah banget diterjemahkan satu kata. Tergantung konteksnya, bisa berarti “mohon bantuannya,” “senang berkenalan,” “tolong kerjasamanya,” dan lain-lain.
  • Contoh: Saya baru pindah ke tim ini. Yoroshiku onegaishimasu!

Mottainai, Natsukashii, dan Lainnya Emosi dalam Satu Kata

Yang bikin kata-kata seperti mottainai atau natsukashii begitu spesial adalah karena mereka nggak cuma sekadar “kata,” tapi juga mewakili perasaan yang dalam banget. Kadang satu kata bisa mengandung rasa sayang, nostalgia, penyesalan, harapan, bahkan dukungan emosional semuanya dikemas rapat dalam satu ungkapan. Bahasa Jepang tuh jago banget soal ini. Misalnya, waktu minasan ngeliat barang yang masih bagus tapi dibuang begitu aja, muncul rasa “sayang banget ya…” Nah, itulah mottainai. Atau pas minasan tiba-tiba denger lagu lama yang pernah sering kamu putar pas SMA, lalu hatimu kayak ditarik balik ke masa lalu natsukashii banget rasanya!

Begitu juga dengan ganbatte, yang kelihatannya cuma ucapan semangat, tapi sebenarnya penuh dengan rasa peduli dan dukungan tulus. Bahkan ucapan yoroshiku onegaishimasu yang sering banget dipakai dalam perkenalan, kerja sama, atau permintaan bantuan, juga mengandung harapan akan hubungan yang baik antara dua orang. Kata-kata ini menggambarkan emosi yang kadang susah banget dijelaskan panjang lebar. Dan itulah yang bikin bahasa Jepang terasa begitu hidup dan penuh nuansa.

ChatGPT Image 11 Apr 2025 15.00.24 e1744358499962
Yoroshiku Onegaishimasu

Lebih dari Sekadar Terjemahan: Budaya di Balik Kata

Kalau minasan pernah belajar bahasa Jepang (atau bahasa asing lainnya), minasan pasti sadar deh, kadang susah banget nerjemahin suatu kata karena ternyata itu bukan cuma soal bahasa, tapi juga soal cara pandang hidup. Yup, di balik satu kata, seringkali tersembunyi nilai-nilai budaya yang kuat banget. Contohnya mottainai. Di Jepang, konsep ini nggak cuma soal “sayang barang,” tapi juga bagian dari gaya hidup hemat, penuh rasa syukur, dan menghargai sumber daya. Makanya, anak-anak di Jepang udah diajarin sejak kecil buat nggak buang makanan sembarangan karena itu mottainai.

Atau yoroshiku onegaishimasu, yang kelihatannya cuma formalitas, padahal mengandung filosofi hubungan antar-manusia yang saling menghargai dan kerja sama. Bahkan kata seperti natsukashii juga nunjukin gimana orang Jepang sangat menghargai kenangan, waktu, dan momen-momen kecil dalam hidup. Kata-kata ini jadi semacam cermin dari pola pikir, nilai sosial, dan kebiasaan masyarakat Jepang. Jadi, makin dalam minasan pahami artinya, makin minasan bisa ngerti cara orang Jepang melihat dunia.

1. Mengapa “Ganbatte” Tidak Sama dengan “Semangat”?

Sering banget ya kita dengar orang Jepang bilang “Ganbatte!” lalu diterjemahin jadi “Semangat ya!” Tapi sebenarnya, ganbatte itu punya makna yang lebih luas dan dalam dibanding sekadar “semangat”. Kata dasar ganbatte adalah ganbaru (頑張る) yang artinya “berusaha sebaik mungkin,“pantang menyerah,” atau “tetap bertahan walau sulit.” Jadi, waktu seseorang bilang “Ganbatte!”, itu bukan cuma nyemangatin, tapi juga seperti bilang: “Aku tahu ini nggak mudah, tapi aku percaya kamu bisa.”

Maknanya bisa berubah tergantung situasi juga. Misalnya:

  • Sebelum ujian: Ganbatte! → Lakukan yang terbaik, ya!
  • Teman lagi kerja lembur: Ganbatte! → Semangat terus, ya. Jangan nyerah!
  • Mau mulai pekerjaan baru: Ganbatte! → Aku dukung kamu. Semoga semuanya lancar!

Jadi, walaupun “semangat” adalah terjemahan yang paling umum, kata itu nggak selalu bisa menangkap seluruh rasa peduli dan harapan yang disampaikan lewat ganbatte. Di Jepang, ini bukan cuma kata penyemangat, tapi juga bentuk dukungan emosional yang dalam banget.

ganbare
Ganbaru (頑張る) yang artinya berusaha sebaik mungkin,”

2. Yoroshiku Onegaishimasu – Permintaan Halus yang Penuh Makna

Kalau minasan pernah nonton anime, drama Jepang, atau ngobrol sama orang Jepang, pasti familiar banget deh sama kalimat “Yoroshiku onegaishimasu.” Tapi… sebenernya artinya apa sih? Kalau diterjemahin langsung, kalimat ini susah banget dijelaskan dalam satu kata. Secara kasar sih sering diartikan sebagai “Mohon bantuannya” atau “Senang bekerja sama.” Tapi aslinya, maknanya jauh lebih dalam dan halus.

Kata ini sering dipakai waktu kamu:

  • Kenalan sama orang baru
  • Minta tolong
  • Mulai kerja bareng
  • Menutup email formal
  • Bahkan pas nitip sesuatu ke orang

Contohnya:

  • これ、お願いします。よろしく!(Kore, onegaishimasu. Yoroshiku!) – Ini tolong ya. Makasih sebelumnya!
  • 明日からよろしくお願いします。(Ashita kara yoroshiku onegaishimasu.) – Mulai besok saya mohon kerjasamanya ya.

Kata “yoroshiku” sendiri adalah bentuk sopan dari “yoi” (baik), dan “onegaishimasu” berasal dari onegai suru (memohon). Jadi gabungannya jadi semacam “Saya mohon dengan baik.” Tapi dalam budaya Jepang, ungkapan ini bukan cuma soal sopan santun ini juga cara halus untuk membangun hubungan yang saling menghargai dan menjaga harmoni. Makanya, yoroshiku onegaishimasu itu nggak bisa diganti begitu aja dengan “tolong ya” atau “makasih.” Ada rasa tanggung jawab, harapan baik, dan keinginan menjaga hubungan di baliknya. 

3. Natsukashii: Nostalgia yang Tak Punya Padanan Kata

Pernah nggak sih minasan lagi jalan, terus tiba-tiba cium aroma tertentu atau denger lagu lama dan langsung keinget masa kecil, momen liburan, atau waktu bareng teman lama? Rasanya hangat, manis, tapi juga bikin sedikit mellow. Nah, itulah yang orang Jepang sebut sebagai natsukashii (懐かしい). Secara harfiah, natsukashii sering diterjemahkan sebagai “nostalgia” atau “mengingat dengan rasa rindu.” Tapi kenyataannya, kata ini punya nuansa yang nggak bisa direkam sepenuhnya dengan terjemahan biasa.

Yang unik dari natsukashii adalah:

  • Kata ini bukan cuma tentang mengingat masa lalu, tapi juga menikmati kenangan itu dengan perasaan positif.
  • Bukan galau, bukan sedih. Tapi semacam rasa syukur dan kehangatan karena pernah mengalami momen itu.

Contohnya:

  • Dengar lagu zaman sekolah: “Wah, natsukashii na~”
  • Lihat foto lama waktu main bareng teman: “Ini bikin natsukashii banget deh.”
  • Di Jepang, kata ini sering dipakai dalam obrolan ringan, kadang bahkan cuma dilontarkan sambil senyum kecil. Tapi maknanya dalam banget, karena menghubungkan masa lalu dengan perasaan sekarang.
  • Kalau dalam bahasa Indonesia, mungkin yang paling deket itu “jadi inget masa lalu…” tapi tetap aja, nggak bisa meng-capture kehangatan dan rasa manis yang terkandung di dalam natsukashii.
Gemini Generated Image wa1d7gwa1d7gwa1d
Lihat foto lama waktu main bareng teman: “Ini bikin natsukashii banget deh.”

Kata-Kata Unik Lainnya dari Bahasa Jepang yang Penuh Nuansa

Selain mottainai, natsukashii, ganbatte, dan yoroshiku onegaishimasu, masih banyak banget lho kata-kata Jepang lain yang punya makna dalam dan nggak bisa diterjemahkan begitu aja. Yuk, intip beberapa di antaranya!

1. Wabi-sabi (侘寂)

Makna :

  • Keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kesederhanaan.
  • Kata ini menggambarkan filosofi hidup orang Jepang yang melihat nilai dalam hal-hal yang sederhana, tua, dan nggak “sempurna.” Misalnya, cangkir keramik yang retak tapi tetap punya pesona tersendiri.

2. Tsundoku (積ん読)

Makna :

  • Kebiasaan membeli buku tapi nggak langsung dibaca dan malah numpuk di rumah.
  • Relate banget buat para book-hoarder! Kata ini lucu tapi juga menggambarkan cinta terhadap buku, meskipun belum sempat dibaca semua.

3. Komorebi (木漏れ日)

Makna :

  • Cahaya matahari yang menyelip di antara daun-daun pohon.
  • Estetik banget, ya? Kata ini menggambarkan suasana yang tenang dan damai sampai sekarang nggak ada padanan langsungnya dalam bahasa Indonesia.

4. Mono no aware (物の哀れ)

Makna :

  • Kesadaran akan kefanaan hidup, dan perasaan melankolis karena hal-hal indah itu nggak bertahan selamanya.
  • Kata ini menunjukkan bagaimana orang Jepang menghargai momen, walaupun mereka tahu semuanya akan berlalu.

5. Shoganai (しょうがない)

Makna :

  • “Mau gimana lagi?” atau “Nggak bisa diapa-apain.”
  • Tapi bukan pasrah negatif, ya. Ini lebih ke menerima keadaan dengan tenang dan tetap melangkah ke depan.
mo gmn lagi
Shoganai (しょうがない)

6. Otsukaresama (お疲れ様)

Makna :

  • Diucapkan kepada orang yang sudah bekerja keras atau baru selesai melakukan sesuatu. Bisa berarti “terima kasih atas kerja kerasnya” atau “kamu pasti capek ya.”
  • Contoh: Kamu udah lembur seharian. Otsukaresama!

7. Itadakimasu (いただきます)

Makna :

  • Diucapkan sebelum makan. Sering diterjemahkan sebagai “selamat makan,” tapi sebenarnya ungkapan syukur kepada semua yang terlibat dalam proses makanan itu dari petani sampai koki.
  • Contoh: Sebelum makan ramen, jangan lupa bilang “itadakimasu!”

Kenapa Kita Perlu Memahami Makna Budaya di Balik Kata-Kata Ini?

Mungkin minasan mikir, “Ya udah sih, tinggal diterjemahin aja, beres.” Tapi ternyata, memahami makna di balik kata-kata seperti ganbatte, natsukashii, atau yoroshiku itu bisa membuka cara pandang kita ke budaya Jepang dan bahkan bikin kita jadi lebih peka secara emosional. Bahasa bukan cuma alat komunikasi, tapi juga cerminan dari cara orang berpikir, merasakan, dan hidup. Waktu kita benar-benar paham nuansa suatu kata, kita nggak cuma ngerti arti katanya, tapi juga bisa merasakan maksud dan perasaan di baliknya.

Contohnya:

  • Kita jadi ngerti kenapa orang Jepang sangat menghargai kerja keras lewat kata ganbaru.
  • Atau kenapa mereka suka mengenang masa lalu dengan perasaan hangat lewat natsukashii.
  • Dan kenapa hubungan sosial mereka dibangun dengan kehati-hatian dan rasa hormat lewat yoroshiku onegaishimasu.

Dengan memahami ini, kita nggak cuma jadi lebih jago bahasa Jepang, tapi juga lebih ngerti orangnya. Kita bisa lebih bijak saat berkomunikasi, lebih empati, dan lebih menghargai perbedaan budaya. Jadi, belajar bahasa itu nggak berhenti di kosakata dan grammar doang tapi juga menyelami nilai dan rasa di balik tiap kata.

Belajar Bahasa Lewat Makna Tersembunyi: Kaya Rasa, Kaya Budaya

  • Belajar bahasa Jepang (atau bahasa apa pun, sebenernya) itu lebih dari sekadar hafal kosakata atau ngulik tata bahasa. Lewat kata-kata yang sulit diterjemahkan seperti mottainai, yoroshiku, natsukashii, dan ganbatte, kita diajak menyelami cara berpikir dan cara merasakan orang Jepang.
  • Setiap kata punya cerita. Punya emosi. Dan punya nilai budaya yang menyertainya.
  • Dengan memahami makna tersembunyi di balik kata-kata ini, kita jadi nggak cuma pintar ngomong bahasa Jepang, tapi juga makin peka, makin terbuka, dan makin menghargai keindahan dalam keberagaman budaya.

Kesimpulan 

Akhirnya, kita sampai juga di ujung pembahasan ini. Dan satu hal yang paling kerasa: bahasa itu bukan cuma kumpulan kata, tapi juga cerminan cara hidup, cara berpikir, dan perasaan manusia. Kata-kata seperti natsukashii, ganbatte, atau yoroshiku onegaishimasu membuka mata kita bahwa ada banyak hal dalam hidup yang nggak cukup diungkapkan dalam satu kata tapi bisa dirasakan lewat nuansa.


Memahami kata-kata yang “nggak bisa diterjemahkan langsung” ini bikin kita jadi lebih sadar kalau setiap budaya punya cara unik untuk menyentuh hati. Dan semakin kita pelajari bahasanya, semakin terbuka pula jendela kita untuk melihat dunia mereka lebih jernih, lebih dalam.Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!

Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *