Batu Sessho Seki Terbelah pada 2022 Bikin Heboh! Apa yang Terjadi? Ada Segel Kyubi?
Hai Minasan~! Di antara bentang alam Jepang yang memukau, terdapat sebuah batu legendaris bernama Sessho Seki yang berada di dataran vulkanik Nasu, Prefektur Tochigi. Lebih dari sekadar bongkahan batu besar, Sessho Seki adalah simbol mitos dan misteri yang telah bertahan selama berabad-abad.
Batu ini dikenal dalam cerita rakyat sebagai tempat terkurungnya roh jahat Kitsune berekor sembilan bernama Tamamo No Mae yang konon membawa malapetaka ke mana pun ia pergi. Namun, pada Maret 2022, batu ini menjadi pusat perhatian dunia setelah sebuah kejadian mengejutkan: Sessho Seki terbelah menjadi dua.
Peristiwa ini tidak hanya menarik perhatian karena keunikannya, tapi juga memicu kehebohan karena kaitannya dengan legenda dan nilai spiritual dalam budaya Jepang. Pandai Kotoba pada artikel ini akan mengupas tuntas sejarah, asal-usul, hingga dampak dari peristiwa yang membuat batu Sessho Seki kembali menjadi sorotan. Yuk, kita simak di bawah ini.
Batu Sessho Seki di Jepang Terbelah pada 2022 Bikin Heboh! Apa yang Terjadi?
1. Mengenal Batu Sessho Seki
Sebelum ke inti peristiwanya, kita kenalan dulu dengan batunya. Batu Sessho Seki (殺生石) adalah sebuah batu terkenal di Jepang yang berada di daerah Nasu, Prefektur Tochigi. Nama “Sessho Seki” ini sendiri berarti “batu pembunuh” dan batu ini dikaitkan erat dengan legenda tentang roh jahat Kitsune (rubah berekor sembilan) bernama Tamamo No Mae.
Menurut legenda, roh jahat ini telah dikalahkan dan disegel dalam batu tersebut pada abad ke-12. Karena itulah, Sessho Seki memiliki reputasi sebagai batu yang mengeluarkan racun berbahaya, bahkan dianggap bisa membunuh siapa saja yang mendekat. Batu ini terletak di area yang dikenal sebagai sumber air panas Nasu yang telah lama menjadi destinasi wisata dengan keindahan alam dan sejarahnya.
2. Legenda di Balik Batu Sessho Seki
A. Asal-Usul Tamamo No Mae, Kitsune yang Berwujud Wanita
Legenda batu Sessho Seki bermula dari kisah Tamamo No Mae, salah satu figur paling terkenal dalam mitologi Jepang. Tamamo No Mae adalah rubah atau dalam bahasa Jepangnya Kitsune berekor sembilan yang sangat kuat dan cerdas. Berekor sembilan dalam bahasa Jepang disebut Kyuubi (九尾).
Dalam cerita rakyat, Kitsune sering digambarkan sebagai makhluk supranatural yang bisa berubah wujud menjadi manusia, biasanya wanita cantik, untuk memperdaya manusia. Kitsune seperti Tamamo No Mae sering dikaitkan dengan kekuatan sihir gelap, kecerdasan luar biasa, dan niat jahat yang berbahaya.
Menurut cerita, Tamamo No Mae menyamar menjadi seorang wanita yang sangat cantik, berwibawa, dan memiliki pesona tak tertandingi. Ia berhasil masuk ke dalam istana Kaisar Toba (1107–1123), kaisar yang memerintah Jepang pada zaman Heian. Tamamo No Mae menjadi dayang kesayangan di istana, dikenal karena kecantikannya yang memikat, kecerdasannya yang luar biasa, dan keahliannya dalam berbagai seni. Tidak ada yang curiga bahwa dia sebenarnya adalah roh Kitsune yang jahat.
B. Kutukan yang Dialami Kaisar Toba
Kaisar Toba (後鳥羽天皇) yang terpesona oleh kecantikan Tamamo No Mae semakin dekat dengannya, tapi mendadak dia jatuh sakit parah. Penyakitnya misterius dan tidak bisa disembuhkan oleh tabib mana pun. Keadaan semakin buruk hingga para penasihat istana memanggil seorang Onmyoji (praktisi ilmu spiritual dan ramalan) terkenal bernama Abe No Yasuchika untuk menyelidiki penyebab penyakit Kaisar.
Abe No Yasuchika menggunakan kemampuan spiritualnya dan menemukan bahwa Tamamo No Mae adalah penyebab penyakit Kaisar. Dia mengungkapkan bahwa Tamamo No Mae sebenarnya adalah Kitsune berekor sembilan yang menyerap energi kehidupan Kaisar untuk mempertahankan wujud manusianya. Saat identitasnya terbongkar, Tamamo No Mae melarikan diri dari istana dan menghilang ke dataran Nasu, sebuah wilayah vulkanik yang dikenal dengan sumber air panasnya.
C. Perburuan Tamamo No Mae
Kaisar yang merasa terancam oleh keberadaan Tamamo No Mae, memerintahkan prajurit terbaiknya untuk mengejar dan membunuh Kitsune tersebut. Prajurit-prajurit ini dipimpin oleh dua samurai terkenal, Kazusa No Suke dan Miura No suke. Setelah pengejaran yang panjang dan pertempuran sengit, Tamamo No Mae akhirnya tewas di dataran Nasu. Namun, sebelum meninggal, ia mengutuk wilayah tersebut dengan racunnya.
Roh Tamamo No Mae tidak pergi begitu saja. Konon, rohnya menyatu dengan sebuah batu besar di dataran Nasu, yang kemudian dikenal sebagai Sessho Seki. Batu ini dipercaya mengeluarkan racun mematikan yang mampu membunuh siapa pun yang mendekat. Karena itulah, daerah sekitar Sessho Seki sering dianggap berbahaya dan penuh misteri.
D. Batu Sessho Seki dalam Folklor Jepang
Dalam cerita rakyat Jepang, batu Sessho Seki adalah simbol kejahatan yang terkurung. Namun, legenda ini juga mencerminkan nilai-nilai spiritual dalam budaya Jepang, terutama kepercayaan tentang keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan. Sessho Seki dianggap sebagai pengingat bahwa kejahatan, meskipun bisa ditaklukkan, tetap membutuhkan pengawasan untuk mencegahnya kembali.
Legenda ini juga menyoroti bagaimana masyarakat Jepang memandang Kitsune sebagai makhluk supranatural yang ambivalen, mereka bisa menjadi pelindung atau pembawa malapetaka yaitu tergantung pada niat dan tujuan mereka.
E. Variasi Legenda Terkait
Terdapat beberapa variasi cerita tentang Tamamo No Mae dan batu Sessho Seki, tergantung pada sumber cerita rakyatnya. Dalam beberapa versi, roh Tamamo No Mae akhirnya dibebaskan oleh seorang biksu pengembara yang mampu menenangkan rohnya melalui doa dan ritual. Versi ini memberikan akhir yang lebih damai pada legenda Sessho Seki, menggambarkan bahwa kejahatan bisa ditebus melalui pengampunan dan spiritualitas.
Namun, sebagian besar cerita tetap fokus pada aura mistis batu ini dan ancaman yang dibawa oleh roh Tamamo No Mae. Kepercayaan bahwa batu Sessho Seki memancarkan racun atau energi negatif menjadi bagian dari cerita tersebut yang menambah daya tariknya sebagai situs penuh misteri.
F. Tamamo No Mae dalam Budaya Populer
Legenda Tamamo No Mae tidak hanya dikenal dalam cerita rakyat, tapi juga sering diadaptasi dalam berbagai bentuk media modern, seperti anime, manga, dan novel. Sosok Tamamo No Mae sering digambarkan sebagai karakter antagonis atau makhluk misterius yang memiliki kecantikan memukau dan kekuatan luar biasa. Adaptasi modern ini menunjukkan bagaimana legenda Sessho Seki terus hidup dan relevan dalam budaya Jepang hingga saat ini.
3. Peristiwa Terbelahnya Batu Sessho Seki pada 2022
Pada Maret 2022, batu Sessho Seki mengalami peristiwa yang tidak terduga, yaitu terbelah menjadi dua bagian. Foto-foto batu Sessho Seki yang terbelah ini beredar luas di media sosial dan menimbulkan kehebohan di Jepang maupun internasional. Banyak orang merasa terkejut dan bertanya-tanya tentang apa yang menyebabkan batu tersebut bisa retak.
Para ahli geologi menjelaskan bahwa perubahan suhu serta paparan cuaca ekstrem yang terus menerus dapat membuat batu menjadi rapuh dan retak. Namun, bagi sebagian orang, kejadian ini memiliki makna mistis yang lebih dalam.
4. Mengapa Peristiwa Ini Menghebohkan?
Peristiwa terbelahnya Sessho Seki pada tahun 2022 menjadi topik yang ramai diperbincangkan, baik di Jepang maupun secara internasional. Kehebohan ini tidak hanya disebabkan oleh fenomena fisik retaknya batu tersebut, tapi juga oleh lapisan makna budaya, mitologi, dan simbolisme yang melekat pada batu Sessho Seki. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kejadian ini menjadi begitu menghebohkan:
A. Kaitan Erat dengan Legenda dan Mitos
Sessho Seki adalah simbol penting dalam cerita rakyat Jepang, khususnya yang berkaitan dengan legenda Tamamo No Mae. Menurut kepercayaan lokal, batu ini merupakan tempat terkurungnya roh jahat Kitsune berekor sembilan. Ketika batu ini terbelah, banyak orang mengaitkan kejadian tersebut dengan “kebebasan” roh Tamamo No Mae. Kepercayaan bahwa roh jahat tersebut kembali ke dunia menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang masih menghormati mitos ini.
Legenda Sessho Seki sudah tertanam kuat dalam budaya Jepang selama berabad-abad, sehingga peristiwa ini dianggap lebih dari sekadar fenomena alam. Banyak orang memandangnya sebagai pertanda atau pesan dari dunia spiritual.
B. Nilai Spiritual dalam Budaya Jepang
Dalam budaya Jepang, fenomena alam yang tidak biasa sering kali diasosiasikan dengan tanda-tanda mistis atau perubahan besar. Batu Sessho Seki yang selama ini dianggap sebagai “penjara” roh jahat tiba-tiba terbelah menjadi dua, yang menurut beberapa orang adalah simbol pelepasan energi negatif atau kekuatan gelap.
Bagi masyarakat yang percaya pada nilai-nilai spiritual, terbelahnya batu ini bisa menjadi peringatan akan kejadian besar yang akan datang, baik itu bencana, perubahan sosial, atau konflik. Asosiasi ini diperkuat oleh fakta bahwa peristiwa terbelahnya Sessho Seki terjadi di tengah periode penuh tantangan, seperti pandemi global, perubahan iklim, dan ketidakstabilan politik dunia.
C. Dampak Emosional dan Psikologis
Batu Sessho Seki telah menjadi ikon lokal dan bagian penting dari identitas daerah Nasu di Prefektur Tochigi. Kehadirannya memberikan rasa kontinuitas dengan masa lalu yang seolah-olah menghubungkan generasi saat ini dengan cerita-cerita dari zaman dahulu. Ketika batu itu terbelah, banyak orang merasa seperti kehilangan sesuatu yang abadi, sesuatu yang seharusnya tetap utuh sebagai warisan sejarah.
Rasa kehilangan ini diperparah oleh interpretasi spiritual bahwa peristiwa ini mungkin melambangkan akhir dari era atau perubahan yang tidak bisa dihindari. Dalam beberapa diskusi daring (online), orang-orang mengungkapkan rasa takut, penasaran, dan bahkan harapan bahwa kejadian ini bisa membawa perubahan positif di masa depan.
D. Ketertarikan Media Sosial dan Reaksi Global pada Peristiwa Ini
Peristiwa ini menjadi viral di media sosial, baik di Jepang maupun di luar negeri. Foto-foto batu yang terbelah menyebar luas, dan banyak pengguna internet memberikan komentar, mulai dari yang serius hingga humoris. Beberapa bahkan mengaitkan peristiwa ini dengan kebangkitan roh Tamamo No Mae dalam konteks budaya pop, seperti referensi ke anime, game, dan novel yang menggunakan karakter Kitsune.
Media internasional juga meliput kejadian ini menjadikannya berita yang menarik bagi audiens global. Keindahan legenda Sessho Seki yang dikombinasikan dengan elemen mistis dan misterius, menarik perhatian pembaca di seluruh dunia, terutama mereka yang menyukai budaya Jepang dan cerita supernatural.
E. Momen Refleksi terhadap Alam dan Tradisi
Bagi sebagian orang, terbelahnya Sessho Seki bukan hanya tentang mitos atau cerita rakyat, tapi juga pengingat akan kekuatan alam yang tidak bisa dikendalikan manusia. Negara Jepang sebagai negara yang sangat menghargai alam dan fenomena alam, sering kali memandang peristiwa seperti ini sebagai momen refleksi.
Batu Sessho Seki yang sudah ada selama berabad-abad, akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada yang abadi. Fenomena retaknya batu ini menjadi pengingat bahwa bahkan sesuatu yang tampak kokoh sekalipun dapat berubah atau rusak seiring waktu. Refleksi ini memberikan dimensi filosofis yang mendalam, terutama bagi masyarakat Jepang yang sangat menghormati keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia spiritual.
5. Dampak dari Peristiwa Terbelahnya Batu Sessho Seki
Peristiwa ini berdampak besar, baik dalam segi budaya maupun pariwisata. Beberapa dampak dari kejadian ini adalah sebagai berikut:
A. Meningkatnya Minat Wisatawan
Setelah kabar terbelahnya batu Sessho Seki beredar, banyak wisatawan yang semakin tertarik untuk mengunjungi situs ini. Terbelahnya batu ini membuat Sessho Seki kembali menjadi pusat perhatian dan daya tarik bagi pengunjung yang ingin melihat fenomena ini langsung. Tak hanya wisatawan lokal, tapi juga turis mancanegara datang untuk mengabadikan momen tersebut dan merasakan atmosfer dari tempat yang dianggap mistis ini.
B. Peningkatan Penelitian Geologi
Peristiwa ini juga memicu ketertarikan ilmuwan dan ahli geologi untuk meneliti lebih lanjut struktur batu Sessho Seki dan bagaimana batu ini bisa retak. Beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa faktor cuaca serta proses alamiah pengikisan menjadi penyebab utama terbelahnya batu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai peristiwa alam yang dapat mempengaruhi batuan purba lainnya.
C. Meningkatnya Minat pada Budaya dan Folklore Jepang
Banyak orang mulai menggali cerita rakyat Jepang setelah peristiwa ini, terutama yang berkaitan dengan legenda Kitsune dan roh-roh mistis dalam budaya Jepang. Sessho Seki dan legenda Tamamo No Mae menjadi simbol yang lebih dikenal, bahkan di kalangan yang sebelumnya tidak terlalu akrab dengan mitologi Jepang.
D. Dampak Psikologis dan Spiritual pada Masyarakat Lokal
Bagi masyarakat lokal, terbelahnya Sessho Seki dianggap sebagai tanda atau peringatan. Sebagian mengaitkan hal ini dengan situasi dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Banyak yang percaya bahwa peristiwa ini merupakan simbol dari sesuatu yang akan datang, mungkin peringatan tentang peristiwa besar yang akan mengubah dunia.
6. Pemaknaan dan Refleksi dari Peristiwa Ini
Peristiwa terbelahnya Sessho Seki menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara mitologi dan kehidupan modern di Jepang. Meskipun alasan ilmiah sudah diberikan untuk fenomena ini, banyak yang masih percaya bahwa ada unsur mistis yang tidak bisa dijelaskan. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa peristiwa ini mengajarkan tentang kerentanan alam, bahwa sesuatu yang dianggap abadi pun bisa berubah seiring waktu.
Di sisi lain, peristiwa ini membuka wawasan baru bagi masyarakat global tentang kekayaan budaya Jepang. Kisah Sessho Seki memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Jepang menghargai mitos, spiritualitas, dan hal-hal mistis dalam kehidupan sehari-hari. Ini menekankan bahwa meskipun Jepang adalah negara maju, masyarakatnya tetap menghargai nilai-nilai tradisional dan memiliki kepercayaan yang kuat terhadap alam dan dunia roh.
Peristiwa terbelahnya Sessho Seki pada tahun 2022 tidak hanya menjadi bukti kekuatan alam, tapi juga pengingat akan bagaimana mitos dan budaya dapat terus hidup dalam ingatan masyarakat. Legenda Tamamo No Mae yang telah bertahan selama berabad-abad menemukan relevansi baru di dunia modern, menjadi cerminan tentang bagaimana Jepang menghormati sejarah dan spiritualitasnya, bahkan di tengah arus kemajuan teknologi.
Sebagai batu yang memancarkan aura mistis dan mengandung cerita rakyat yang kaya, Sessho Seki terus menarik perhatian, baik sebagai objek penelitian maupun sebagai simbol refleksi spiritual. Terlepas dari apakah terbelahnya batu ini membawa pesan mistis atau tidak, fenomena ini menunjukkan bahwa alam dan budaya saling berhubungan dalam cara yang mendalam dan penuh makna.
Di tengah interpretasi yang beragam, satu hal yang pasti yaitu batu Sessho Seki telah memperlihatkan bahwa legenda masa lampau tetap mampu menaikkan rasa ingin tahu dan menginspirasi generasi modern untuk terus menjaga warisan budaya mereka.
Cukup segitu saja untuk artikel kali ini mengenai peristiwa terbelahnya batu Sessho Seki yang sempat bikin heboh tahun 2022. Ngeri-ngeri sedap ya latar belakang ceritanya. Walaupun hanya sebuah batu besar, tapi menyimpan banyak legenda dan sisi misterius.
Oh iya, kalo Minasan ingin baca artikel berisi budaya lainnya, bisa kunjungi yang satu ini nih: Gerbang Torii. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!