Bahasa Anak vs Bahasa Orang Dewasa: Gaya Bicara Unik Orang Jepang!
Pernah nggak sih minasan nonton anime atau drama Jepang, terus mikir, “Lho, kok cara ngomong anak-anak beda banget sama orang dewasa, ya?” Yap, di Jepang, cara bicara itu bisa berubah tergantung umur, status sosial, bahkan situasi! Anak-anak biasanya ngomong dengan gaya yang lebih polos dan lucu, sedangkan orang dewasa lebih banyak pakai bahasa sopan dan formal. Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas gimana sih bedanya cara bicara anak-anak Jepang dan orang dewasa, mulai dari pilihan kata sampai cara mereka menyampaikan sesuatu. Yuk, simak bareng-bareng~!

Apa Sih Maksudnya Gaya Bahasa Anak-anak dan Orang Dewasa di Jepang?
Jadi gini, Di Jepang, cara orang ngomong itu bisa berubah tergantung siapa yang ngomong, ke siapa dia ngomong, dan dalam situasi apa. Nah, di antara semua perbedaan itu, yang paling kelihatan banget adalah cara ngomong antara anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak biasanya ngomong lebih sederhana, ekspresif, dan sering pakai gaya lucu atau manja. Mereka belum terlalu paham soal aturan sopan santun dalam bahasa, jadi ya gayanya cenderung polos dan apa adanya.
Sebaliknya, orang dewasa di Jepang harus lebih hati-hati waktu ngomong. Mereka pakai bahasa sopan (keigo), apalagi kalau ngobrol sama orang yang lebih tua, atasan, atau orang yang nggak begitu dekat. Gaya bicaranya bisa formal banget, bahkan kadang terdengar kaku. Tapi ya itu emang bagian dari budaya Jepang yang menjunjung tinggi kesopanan dan hierarki sosial. Makanya, kalau minasan belajar bahasa Jepang, penting juga nih buat tahu kapan harus ngomong kayak anak kecil, dan kapan harus pakai bahasa formal ala orang dewasa. Biar nggak salah tempat.
Perbedaan Gaya Bahasa Sehari-hari Anak dan Orang Dewasa
Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak Jepang biasanya ngomong dengan gaya yang lebih santai, lucu, dan kadang pakai suara yang agak manja. Misalnya, mereka sering banget pakai kata-kata kayak:
- ~だよ!(~dayo!) – buat menegaskan sesuatu.
Contoh: これ、ぼくのだよ!(Kore, boku no dayo!) – Ini punyaku, lho!
- ~なの!(~nano!) – sering dipakai anak perempuan waktu ngomong dengan gaya imut.
Contoh: わたしがやるの!(Watashi ga yaru no!) – Aku yang mau ngerjain!
Sementara itu, orang dewasa lebih cenderung memakai bahasa yang sopan atau formal, apalagi kalau ngomong sama orang yang lebih tua atau di situasi kerja. Contohnya:
- ~です/ます(~desu/masu) – bentuk sopan yang wajib banget dipakai.
Contoh: これは私のものです。(Kore wa watashi no mono desu.) – Ini adalah milik saya.
Kalau udah akrab banget atau sama teman dekat, baru deh mereka pakai gaya bahasa kasual, kayak:
- うん、それ俺の。(Un, sore ore no.) – Iya, itu punyaku. (buat cowok)
Jadi intinya, anak-anak cenderung lebih ekspresif dan polos dalam berbicara, sementara orang dewasa lebih menyesuaikan gaya bicara mereka tergantung situasi dan lawan bicaranya.

Peralihan Gaya Bicara: Dari Anak ke Dewasa
Dalam budaya Jepang, perubahan cara bicara dari anak-anak ke orang dewasa adalah proses alami yang terjadi seiring bertambahnya usia dan pengalaman sosial. Anak-anak Jepang biasanya mulai dengan gaya bicara yang polos dan ekspresif. Namun, saat mereka tumbuh dan masuk sekolah, mereka mulai diperkenalkan dengan bentuk sopan (~です/~ます) melalui pembelajaran di kelas dan interaksi dengan guru.
Memasuki masa remaja, mereka mulai membedakan gaya bahasa untuk teman sebaya dan orang yang lebih tua. Saat masuk dunia kerja, penggunaan keigo (敬語) bahasa hormat dalam bentuk sonkeigo (bahasa sopan menghormati orang lain) dan kenjougo (merendahkan diri sendiri) menjadi sangat penting, terutama dalam komunikasi profesional.
Contoh perubahan gaya bicara:
- Anak-anak:
🧒「これ、ぼくのだよ!」(Ini punyaku, lho!) - Remaja:
🧑「これ、俺のなんだけど…」(Ini punyaku, tapi…) - Dewasa:
👨「こちらは私のものです。」(Ini adalah milik saya.)
Perubahan ini tidak hanya mencerminkan usia, tetapi juga memperlihatkan kedewasaan dalam memahami norma sosial dan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.
Kosakata yang Sering Digunakan Anak-anak
Anak-anak Jepang biasanya ngomong dengan kata-kata yang simpel, imut, dan kadang agak beda dari yang dipakai orang dewasa. Mereka belum terlalu pakai bahasa sopan, jadi lebih santai dan polos. Nah, ini dia beberapa kosakata yang sering banget keluar dari mulut anak-anak Jepang:
Kosakata Anak-anak | Arti | Catatan |
ぼく (boku) | aku (untuk anak laki-laki) | Dipakai anak cowok, kesannya sopan tapi tetap kasual |
わたし (watashi) | aku | Umum untuk anak cewek, tapi juga sopan |
~だよ (~dayo) | …lho / …ya | Penekanan, khas anak-anak |
~なの (~nano) | …kok / …nih | Gaya imut, sering dipakai anak cewek |
うん (un) | iya | Versi kasual dari はい (hai) |
いや (iya) | nggak / tidak mau | Kasual dari いいえ (iie) |
ねえ (nee) | eh / hey | Buat manggil orang, mirip “eh” dalam bahasa Indonesia |
おなかすいた (onaka suita) | aku lapar | Umum banget diucapin anak-anak! |
もう! (mou!) | aduh! / ih! / udah, ah! | Ekspresi kesal/ngerajuk khas anak-anak |
わーい! (waai!) | horeee! | Ekspresi senang |
Contoh kalimat anak-anak:
- ぼく、アイスたべたい!(Boku, aisu tabetai!) – Aku mau makan es krim!
- もう!やだよ!(Mou! Yada yo!) – Ih, nggak mau ah!
- ねえねえ、いっしょにあそぼ?(Nee nee, issho ni asobo?) – Eh, main bareng yuk?
Kosakata mereka memang terdengar lebih natural dan luwes, soalnya mereka belum kepikiran soal tata krama bahasa kayak orang dewasa. Lucu dan menggemaskan, ya!
Ekspresi dan Ucapan Khas Orang Dewasa Jepang
Nah, kalau anak-anak ngomongnya cenderung santai dan polos, orang dewasa Jepang justru sebaliknya mereka pakai bahasa yang lebih hati-hati, sopan, dan kadang formal banget tergantung situasinya. Nggak cuma pilihan katanya yang beda, tapi intonasi dan struktur kalimatnya juga lebih “tertata”.
Berikut beberapa ucapan khas yang sering dipakai orang dewasa Jepang:
Ekspresi Orang Dewasa | Artinya | Kapan Dipakai |
おはようございます (ohayou gozaimasu) | Selamat pagi | Untuk sapaan pagi yang sopan |
おつかれさまです (otsukaresama desu) | Terima kasih atas kerja kerasmu | Umum dipakai di tempat kerja, antar kolega |
よろしくおねがいします (yoroshiku onegaishimasu) | Mohon bantuannya / salam kenal | Sangat umum dalam perkenalan atau permintaan |
すみません (sumimasen) | Permisi / Maaf | Bisa buat minta maaf, atau manggil orang |
失礼します (shitsurei shimasu) | Permisi / Maaf mengganggu | Dipakai waktu masuk/keluar ruangan formal |
かしこまりました (kashikomarimashita) | Baik, saya mengerti | Super sopan, sering dipakai di pelayanan pelanggan |
ありがとうございます (arigatou gozaimasu) | Terima kasih | Bentuk sopan dari “arigatou” |
Contoh kalimat ala orang dewasa:
- 本日はありがとうございます。(Honjitsu wa arigatou gozaimasu.) – Terima kasih untuk hari ini.
- 少々お待ちください。(Shoushou omachi kudasai.) – Mohon tunggu sebentar ya.
- こちらこそ、よろしくお願いします。(Kochira koso, yoroshiku onegaishimasu.) – Sama-sama, saya juga mohon bantuannya.
Bisa kelihatan kan, kalau gaya bicara orang dewasa di Jepang itu lebih kalem, penuh hormat, dan kadang agak “berjarak.” Ini karena mereka sangat menjunjung tinggi tatemae (kesopanan luar) dan keigo (bahasa hormat).

Tingkat Kesopanan: Anak-anak vs Orang Dewasa
Nah, ini bagian penting banget tingkat kesopanan (keigo 敬語) dalam bahasa Jepang. Kalau anak-anak sih biasanya nggak mikir terlalu dalam soal sopan-sopan, ya. Mereka masih belajar, jadi ngomongnya polos dan langsung aja. Kadang mereka cuma pakai bentuk dasar kata kerja, atau bahkan cuma potong-potong katanya.
Contoh:
Anak-anak:
- これなに?(Kore nani?) – Ini apa?
(Langsung, tanpa basa-basi, haha)
Sementara itu, orang dewasa harus lebih hati-hati, terutama kalau ngomong sama orang yang lebih tua, atasan, atau orang asing. Mereka sering pakai bentuk sopan (masu-form), dan kalau situasinya formal, bisa naik level lagi pakai bahasa hormat (keigo).
Contoh:
Orang dewasa:
- こちらは何でしょうか?(Kochira wa nan deshou ka?) – Boleh saya tahu ini apa?
(Lebih panjang, terdengar sopan dan halus)
Perbandingannya bisa disederhanakan kayak gini:
Situasi | Anak-anak | Orang Dewasa |
Bicara dengan teman | Kasual, polos | Kasual tapi tetap menjaga sopan santun |
Bicara dengan guru | Mungkin masih polos | Lebih sopan dan hati-hati |
Bicara di kantor | Nggak relevan | Super sopan + pakai keigo |
Ekspresi emosi | Meledak-ledak, jujur banget | Ditahan dan disampaikan dengan sopan |
Jadi, kesopanan dalam bahasa Jepang itu penting banget buat orang dewasa, sedangkan anak-anak masih dianggap wajar kalau ngomongnya blak-blakan. Tapi seiring bertambah usia, mereka juga pelan-pelan belajar gimana caranya bicara sopan sesuai situasi.
Bentuk Kata Ganti yang Berbeda
Dalam bahasa Jepang, kata ganti orang juga beda-beda tergantung umur, jenis kelamin, dan tingkat kesopanan. Nah, ini yang bikin gaya ngomong anak-anak dan orang dewasa bisa beda banget! Anak-anak cenderung pakai kata ganti yang lebih kasual, imut, atau lucu, sedangkan orang dewasa pakai yang lebih netral atau sopanterutama kalau lagi di tempat kerja atau ngomong sama orang penting.
Yuk, kita lihat perbandingannya:
Makna | Anak-anak | Orang Dewasa (Kasual) | Orang Dewasa (Sopan/Netral) |
Aku (laki-laki) | ぼく (boku) | おれ (ore) | わたし (watashi) |
Aku (perempuan) | わたし (watashi) / あたし (atashi) | あたし (atashi) | わたし (watashi) |
Kamu | きみ (kimi) | おまえ (omae)* | あなた (anata) |
Dia (laki-laki) | あのこ (ano ko) | あいつ (aitsu)* | あのひと (ano hito) |
Dia (perempuan) | あのこ (ano ko) | あいつ (aitsu)* | あのひと (ano hito) |
*Catatan: “おまえ” dan “あいつ” bisa terdengar kasar tergantung siapa yang ngomong dan ke siapa. Biasanya antar teman dekat atau di anime aja ya.
Contoh pemakaian:
Anak-anak:
- ぼくのともだちだよ!(Boku no tomodachi da yo!) – Dia temen aku, lho!
Orang dewasa:
- 私の友人です。(Watashi no yuujin desu.) – Beliau teman saya.
Jadi, walaupun maksudnya sama-sama “aku” atau “kamu”, bentuk kata gantinya bisa kasih kesan beda banget entah itu terdengar imut, cuek, sopan, atau bahkan kasar!

Contoh Percakapan: Anak-anak vs Orang Dewasa
Untuk lebih ngerti gimana sih perbedaan gaya bahasa anak-anak dan orang dewasa dalam percakapan sehari-hari, yuk lihat contoh percakapan berikut!
Percakapan 1: Menanyakan Sesuatu
Anak-anak:
A: ねえ、これなに?(Nee, kore nani?) – Eh, ini apa?
B: それはね、ピカチュウのぬいぐるみだよ。(Sore wa ne, Pikachu no nuigurumi da yo.) – Itu, lho, boneka Pikachu.
Orang Dewasa:
A: すみません、こちらは何でしょうか?(Sumimasen, kochira wa nan deshou ka?) – Permisi, ini apa ya?
B: それはピカチュウのぬいぐるみです。(Sore wa Pikachu no nuigurumi desu.) -Itu adalah boneka Pikachu.
Perbedaannya:
Anak-anak menggunakan bahasa yang lebih langsung, kasual, dan pakai kata ganti seperti ねえ (nee) dan なに (nani).
Orang dewasa memilih bahasa yang lebih sopan, menggunakan kata seperti すみません (sumimasen) dan でしょうか (deshou ka).
Percakapan 2: Meminta Bantuan
Anak-anak:
A: ねえ、ちょっと手伝って!(Nee, chotto tetsudatte!) – Eh, bantuin sebentar dong!
B: うん、いいよ!(Un, ii yo!) – Iya, boleh!

B: (Un, ii yo!) – Iya, boleh!
Orang Dewasa:
A: すみません、少しお手伝いしていただけますか?(Sumimasen, sukoshi otetsudai shite itadakemasu ka?) – Permisi, bisa tolong bantu sebentar?
B: はい、もちろんです。(Hai, mochiron desu.) – Tentu saja.

B: (Hai, mochiron desu.) – Tentu saja.
Perbedaannya:
Anak-anak cenderung langsung menggunakan kata kerja 手伝って (tetsudatte) dalam bentuk imperatif tanpa banyak formalitas.
Orang dewasa pakai bentuk yang lebih sopan dengan いただけますか (itadakemasu ka) untuk menunjukkan rasa hormat.
Percakapan 3: Mengungkapkan Perasaan
Anak-anak:
A: もう!うるさい!(Mou! Urusai!) – Ih, bising banget!
B: ごめん、ごめん。(Gomen, gomen.) – Maaf, maaf.
Orang Dewasa:
A: すみません、ちょっと静かにしていただけますか?(Sumimasen, chotto shizuka ni shite itadakemasu ka?) – Permisi, bisa lebih tenang sedikit?
B: 申し訳ありません、すぐに静かにします。(Moushiwake arimasen, sugu ni shizuka ni shimasu.) – Mohon maaf, saya akan segera menenangkan diri.
Perbedaannya:
Anak-anak lebih spontan dan kadang tidak peduli dengan tingkat kesopanan dalam menyampaikan perasaan mereka.
Orang dewasa akan menggunakan bentuk permintaan yang lebih sopan, seperti いただけますか (itadakemasu ka) dan 申し訳ありません (moushiwake arimasen) untuk menunjukkan penyesalan.
Pengaruh Usia dan Lingkungan terhadap Gaya Bahasa
Usia dan lingkungan adalah dua faktor besar yang mempengaruhi gaya bahasa dalam percakapan sehari-hari di Jepang. Karena bahasa Jepang memiliki berbagai level kesopanan, cara seseorang berbicara bisa berbeda banget tergantung pada berapa usia mereka dan di mana mereka berada.
Pengaruh Usia:
- Anak-anak biasanya masih belajar bagaimana cara bicara yang tepat. Mereka lebih suka ngomong dengan cara yang langsung dan spontan. Seiring bertambahnya usia, mereka mulai belajar menggunakan bentuk keigo (bahasa hormat), terutama saat mereka mulai masuk ke sekolah atau bekerja.
- Contoh:
Anak-anak mungkin akan bilang, これおいしい! (Kore oishii!) yang artinya “Ini enak!” dengan ekspresi yang polos dan sederhana.
Sedangkan orang dewasa akan bilang, こちらはおいしいですね。(Kochira wa oishii desu ne.) yang artinya “Ini enak, ya.” dengan cara yang lebih sopan.
- Orang dewasa lebih memperhatikan siapa lawan bicara mereka. Mereka akan menggunakan bahasa yang lebih sopan dan berhati-hati ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, atau orang asing. Gaya bicara mereka sering kali lebih terstruktur dan terkontrol.

Pengaruh Lingkungan:
- Lingkungan Keluarga: Di dalam keluarga, gaya bicara bisa jadi lebih santai dan kasual. Misalnya, anak-anak akan lebih sering memakai kata ganti seperti ぼく (boku) atau あたし (atashi), dan berbicara langsung tanpa banyak formalitas.
- Contoh:
- Di rumah, anak-anak mungkin akan berkata, ママ、これやりたい!(Mama, kore yaritai!) yang artinya “Mama, aku mau ini!” dengan nada yang lebih tidak formal.
- Lingkungan Sekolah/Teman Sebaya: Di sekolah atau dengan teman, anak-anak juga menggunakan gaya bicara yang lebih ringan dan tidak formal, meskipun tetap menjaga sedikit rasa hormat. Mereka cenderung memakai kata ganti seperti きみ (kimi) atau おまえ (omae) ketika berbicara dengan teman dekat.
- Lingkungan Kerja atau Formal: Ketika berada di lingkungan kerja atau situasi formal, baik anak muda maupun orang dewasa akan berusaha menggunakan keigo untuk menunjukkan rasa hormat kepada atasan, rekan kerja yang lebih senior, atau klien. Misalnya, orang dewasa yang berbicara dengan atasannya akan menggunakan kata-kata seperti こちら (kochira) untuk menyebutkan “saya” atau 〜いたします (itashimasu) untuk bentuk yang sangat sopan dari する (suru) yang berarti “melakukan.”
- Contoh:
Dalam konteks kerja, seseorang akan bilang, こちらの資料をお渡しします。(Kochira no shiryou o owatashi shimasu.) yang artinya “Saya akan menyerahkan dokumen ini” dalam bahasa yang sopan.

Pengaruh Dialek dan Regional:
Di Jepang, dialek regional (atau ben 方言) juga berperan dalam cara orang berbicara. Misalnya, orang dari Osaka (Kansai) cenderung berbicara dengan dialek yang lebih kasual dan ekspresif, seperti menggunakan や (ya) di akhir kalimat untuk memberikan penekanan, sementara orang dari Tokyo mungkin lebih cenderung menggunakan bahasa yang lebih standar dan formal.
Contoh di Kansai:
- なんでやねん!(Nande yanen!) – Kenapa sih?! (Ekspresi kecewa atau marah dalam dialek Kansai)
Contoh di Tokyo:
- なんでですか?(Nande desu ka?) – Kenapa? (Lebih formal dan sopan)
Bahasa Gaul Anak-anak Jepang
Bahasa gaul di Jepang, atau sering disebut dengan istilah 若者言葉 (wakamono kotoba) atau ネットスラング (netto surangu) (bahasa slang di internet), adalah jenis bahasa yang lebih bebas dan santai, sering kali digunakan oleh anak-anak, remaja, dan bahkan orang dewasa muda. Bahasa ini banyak berkembang di kalangan anak muda, terutama di kalangan pelajar atau di dunia maya.
1. Kata-kata Kasual yang Populer
- うるさい (urusai) → Bising
Dalam bahasa gaul, urusai yang artinya “bising” bisa jadi lebih ekspresif dan digunakan untuk menyebut sesuatu yang mengganggu. Misalnya, anak-anak sering bilang うるっさい!(urusai!) untuk menyatakan kekesalan.
- だめ (dame) → Tidak boleh, tidak bisa
Biasanya digunakan untuk menegur atau bilang sesuatu yang tidak diperbolehkan. Namun, dalam bahasa gaul, kata ini sering dipakai dengan intonasi lebih ringan dan santai, misalnya だめだよ!(Dame da yo!) yang bisa berarti “Gak bisa gitu, lho!”
- なんで (nande) → Kenapa
Anak-anak sering menggunakan なんで (nande) untuk menanyakan sesuatu dengan cara yang lebih informal. Misalnya, なんでだよ!(nande da yo!) bisa berarti “Kenapa sih?!”

2. Ekspresi yang Sering Digunakan
- ヤバい (yabai) → Keren/Parah
Yabai adalah salah satu kata slang paling populer yang punya banyak arti. Bisa berarti sesuatu yang sangat baik, seru, atau bahkan bisa juga berarti buruk atau mengerikan, tergantung konteksnya. Misalnya:
- ヤバい!(Yabai!) – Keren banget!
- ヤバいよ、それ!(Yabai yo, sore!) – Itu parah banget!
- すごい (sugoi) → Keren, hebat
Kata ini sebenarnya sudah ada dalam bahasa Jepang standar, tapi dalam bahasa gaul anak-anak, ini sering digunakan untuk mengekspresikan kekaguman dengan cara yang lebih santai. Misalnya, すごくない?(Sugokunai?) yang berarti “Gak keren banget, sih?”
- うける (ukeru) → Lucu banget
Ukeru sering dipakai untuk menunjukkan bahwa sesuatu sangat lucu atau menggelikan. Misalnya:
- それうける!(Sore ukeru!) – Itu lucu banget!
3. Kata Ganti yang Lebih Kasual
- 俺 (ore) → Saya (pria)
Kata ganti ini sering digunakan oleh anak laki-laki dalam percakapan kasual dengan teman-temannya. Misalnya, 俺、行く!(Ore, iku!) yang berarti “Saya pergi!”
- あたし (atashi) → Saya (perempuan)
Atashi digunakan oleh perempuan dalam percakapan santai, meskipun terkadang わたし (watashi) yang lebih formal masih digunakan. Misalnya, あたし、食べたい!(Atashi, tabetai!) yang berarti “Saya mau makan!”
- お前 (omae) → Kamu (umumnya untuk laki-laki)
Kata ini digunakan di antara teman dekat atau dalam situasi yang lebih santai. Meski begitu, penggunaannya harus hati-hati, karena dalam konteks tertentu bisa terdengar kasar. Misalnya: お前、どうしたの?(Omae, doushita no?) yang berarti “Kamu kenapa?”
4. Penggunaan Partikel Gaul
〜ね (ne) → Ya kan?
Partikel ini sering digunakan oleh anak-anak untuk menambahkan nuansa mengajak atau meminta persetujuan. Misalnya, これおいしいね!(Kore oishii ne!) yang berarti “Ini enak, ya kan?”

〜だよ (da yo) → Lho, gitu loh!
Da yo digunakan untuk menegaskan atau memberikan informasi tambahan dengan cara yang lebih kasual. Misalnya: 本当に行くんだよ!(Hontou ni ikun da yo!) yang berarti “Serius, aku pergi!”
Cara Berbicara Formal dan Informal di Kalangan Dewasa
1. Gaya Berbicara Formal:
Gaya bicara formal di Jepang digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, orang asing, atau dalam situasi yang lebih resmi. Biasanya, bahasa formal ini menggunakan keigo (bahasa hormat), yang memiliki tiga bentuk utama: sonkeigo (bahasa hormat), kenjougo (bahasa kerendahan hati), dan teineigo (bahasa sopan).
Contoh Kata Ganti Formal:
- 私 (わたし, watashi): Saya (digunakan untuk orang dewasa dalam situasi formal)
- あなた (anata): Anda (untuk orang yang dihormati, meskipun dalam beberapa kasus lebih baik menghindari ini dan menggunakan nama dengan -san)
Contoh Kalimat Formal:
- 行きます (ikimasu) → Saya pergi. (bentuk sopan dari 行く (iku) yang berarti “pergi”)
- ご協力ありがとうございます (go-kyouryoku arigatou gozaimasu) → Terima kasih atas kerjasamanya. (ungkapan formal yang menunjukkan rasa terima kasih)
Gaya bicara formal digunakan di tempat kerja, dalam pertemuan bisnis, atau dalam situasi resmi lainnya. Orang dewasa sangat menjaga jarak dan sopan santun dalam berbicara, terutama dengan atasan atau orang yang lebih tua.
2. Gaya Berbicara Informal:
Di sisi lain, gaya bicara informal lebih santai dan digunakan di kalangan teman sebaya, keluarga, atau orang yang sangat dekat. Bahasa informal ini lebih ringan dan lebih mudah, tanpa banyak aturan kesopanan yang mengikat.
Contoh Kata Ganti Informal:
- 僕 (ぼく, boku): Saya (digunakan oleh pria muda atau pria yang ingin terdengar lebih sopan meskipun dalam situasi informal)
- 俺 (おれ, ore): Saya (digunakan oleh pria dalam situasi sangat informal dan kasual)
- あんた (anta): Kamu (informal, bisa terdengar kasar tergantung pada konteks)
Contoh Kalimat Informal:
- 行く (iku) → Saya pergi. (bentuk biasa dari 行きます (ikimasu))
- ありがとう (arigatou) → Terima kasih. (bentuk informal dari ありがとうございます (arigatou gozaimasu))
Gaya bicara informal sering digunakan oleh orang yang sudah akrab satu sama lain, seperti teman dekat, anggota keluarga, atau pasangan. Anak muda di Jepang juga cenderung menggunakan bahasa ini, baik dalam percakapan sehari-hari maupun di media sosial.
3. Perbedaan Penggunaan dalam Percakapan Sehari-hari:
Dengan Teman Sebaya atau Orang yang Akrab:
Dalam percakapan dengan teman atau rekan sebaya, orang dewasa di Jepang lebih sering menggunakan informal dan bahasa yang lebih santai.
Contoh:
- お疲れ様、元気? (Otsukaresama, genki?) → Apa kabar, sudah capek?
Di sini, お疲れ様 (Otsukaresama) adalah ungkapan yang lebih informal, meskipun digunakan setelah pekerjaan selesai, dan 元気 (genki) artinya “kabar baik” dalam bentuk yang lebih santai.
Dengan Atasan atau Orang yang Lebih Tua:
Dengan atasan atau orang yang lebih tua, bahasa yang digunakan harus sangat formal dan sopan, untuk menunjukkan rasa hormat.
Contoh:
お疲れ様です。お先に失礼します。 (Otsukaresama desu. Osaki ni shitsurei shimasu.) → Terima kasih atas kerja kerasnya. Mohon izin duluan. Di sini, penggunaan お疲れ様です (Otsukaresama desu) dan お先に失礼します (Osaki ni shitsurei shimasu) menunjukkan tingkat kesopanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan informal.

4. Penggunaan Keigo (Bahasa Hormat) dalam Formal:
Keigo penting dalam situasi formal dan memiliki perbedaan dalam pengucapan, baik itu sonkeigo (bahasa untuk menghormati orang lain), kenjougo (bahasa yang menunjukkan kerendahan diri), atau teineigo (bahasa sopan standar). Gaya bicara formal ini digunakan untuk menghindari kesan sombong dan untuk menunjukkan rasa hormat.
Contoh Keigo dalam Formal:
- おっしゃる (ossharu) → Bentuk kehormatan dari kata 言う (iu) yang berarti “berkata.”
- 社長がおっしゃった通りです (Shachou ga osshatta toori desu) – Seperti yang dikatakan oleh direktur.
- いたす (itasu) → Bentuk kerendahan hati dari する (suru) yang berarti “melakukan.”
- こちらの手続きは私がいたします (Kochira no tetsuzuki wa watashi ga itashimasu) – Saya yang akan melaksanakan prosedur ini.
5. Kapan Menggunakan Formal dan Informal:
Formal:
- Pertemuan bisnis
- Berbicara dengan orang yang lebih tua
- Situasi resmi atau pekerjaan
- Ketika berbicara dengan orang asing atau orang yang baru dikenal
Informal:
- Dengan teman dekat atau keluarga
- Saat berbicara dengan orang sebaya yang sudah sangat akrab
- Di media sosial atau chat yang lebih kasual
Kesimpulan:
Perbedaan cara berbicara antara anak-anak dan orang dewasa di Jepang mencerminkan pentingnya kesopanan, hierarki sosial, dan konteks dalam budaya Jepang. Dalam budaya ini, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol penghormatan dan status. Anak-anak cenderung menggunakan bahasa yang lebih bebas dan langsung, sementara orang dewasa diharapkan berbicara dengan lebih sopan dan memperhatikan norma sosial.
Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih menghargai bagaimana bahasa membentuk identitas sosial dan memengaruhi interaksi dalam berbagai lingkungan, baik formal maupun informal.Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

