Kuliner,  Leisure

10 Makanan Khas Jepang dari 10 Prefekturnya, Lezat dan Bikin Ngiler!

Hai Minasan~! Jepang bukan hanya terkenal dengan pemandangan indah, budaya yang kaya, dan teknologi maju, tapi juga dengan warisan kuliner yang luar biasa. Setiap prefektur di Jepang memiliki keistimewaan kuliner yang mencerminkan sejarah, geografi, dan gaya hidup masyarakatnya.

Dari street food hingga hidangan kelas atas, cita rasa Jepang selalu menghadirkan pengalaman unik yang memadukan tradisi dan inovasi. Pandai Kotoba pada artikel kali ini akan membawa Minasan dalam dunia kuliner Jepang melalui 10 makanan khas Jepang dari 10 prefekturnya. Dibahas mulai dari sejarah, ciri khas, hingga bahan-bahan yang menjadi rahasia kelezatannya. Yuk, kita simak di bawah ini.

Okonomiyaki wikimedia 1
Salah Satu Makanan Khas Jepang dari Hiroshima yaitu Okonomiyaki
commons.wikimedia.org

10 Makanan Khas Jepang dari 10 Prefekturnya

1. Sushi (Prefektur Tokyo)

Makanan khas Jepang yang pertama adalah sushi dari Prefektur Tokyo. Sushi dalam bentuk modernnya berasal dari periode Edo (1603-1868), ketika Tokyo masih disebut Edo. Pada masa itu, Edomae-zushi (sushi ala Edo) berkembang sebagai makanan cepat saji untuk warga kota.

Dengan bahan dasar ikan segar yang ditangkap dari Teluk Edo dan nasi cuka, sushi menjadi simbol kepraktisan dan kualitas. Sebelum ada teknologi pendingin, beberapa ikan direndam dalam kecap asin atau dimarinasi untuk memperpanjang daya tahan sekaligus meningkatkan rasa.

Ciri khas dari sushi biasanya menggunakan ikan segar seperti tuna, makarel, atau belut dari Teluk Tokyo. Nasi yang digunakan dibumbui dengan cuka, gula, dan garam untuk menciptakan rasa yang kontras dengan ikan. Rasa yang muncul ketika makan sushi adalah kombinasi antara rasa manis, asam dari nasi cuka, dan umami dari ikan menciptakan harmoni sempurna.

Umumnya, bahan-bahan utama membuat sushi adalah nasi yang pulen, ikan segar bisa seperti tuna, salmon, udang, lalu wasabi, dan terakhir yaitu shoyu atau kecap asin Jepang.

2. Takoyaki (Prefektur Osaka)

Makanan khas Jepang yang kedua adalah takoyaki dari Prefektur Osaka. Takoyaki pertama kali diperkenalkan oleh Tomekichi Endo pada tahun 1935 di Osaka. Hidangan ini terinspirasi dari akashiyaki, yaitu bola tepung yang lebih sederhana dan menggunakan kaldu dashi. Takoyaki menjadi populer karena rasanya yang kaya dan cocok sebagai makanan jalanan.

Ciri khas yang terdapat takoyaki adalah pada bola-bola kecil adonan tepung yang diisi potongan gurita dan dipanggang dalam cetakan khusus. Kalau soal rasa, jangan ditanya lagi, karena gurih dan renyah di luar, lembut di dalam dengan topping saus manis, mayones, dan taburan bonito flakes.

Bahan-bahan utama untuk membuat takoyaki adalah tepung terigu, gurita, telur, saus takoyaki, katsuobushi atau bonito flakes.

3. Miso Katsu (Prefektur Aichi)

Makanan khas Jepang yang ketiga adalah miso katsu dari Prefektur Aichi. Prefektur ini terkenal dengan hatcho miso, yaitu jenis miso merah pekat yang difermentasi lebih lama dibandingkan miso biasa. Miso katsu muncul sebagai inovasi tonkatsu pada awal abad ke-20 yang mana saus miso merah menggantikan saus tonkatsu standar.

Video Memasak Miso Katsu (youtube.com)

Rasa dari miso katsu adalah kombinasi rasa gurih, manis, dan sedikit asam dari saus miso merah. Maka dari itu, ciri khas dari makanan khas Jepang ini adalah tonjolannya dari saus miso merah yang kaya rasa memberikan kombinasi gurih dan manis. Biasanya disajikan dengan nasi, kol segar, dan sup miso.

Bahan-bahan utama untuk membuat miso katsu adalah daging biasanya ayam dan babi, tepung roti panko, miso merah atau hatcho miso, gula dan mirin sake.

4. Yudofu (Prefektur Kyoto)

Makanan khas Jepang yang keempat adalah yudofu dari Prefektur Kyoto. Sebagai pusat agama Buddha di Jepang, prefektur ini memopulerkan masakan vegetarian yang sederhana tapi bergizi. Yudofu merupakan tahu yang direbus dalam kaldu kombu dan sering disajikan di kuil selama musim dingin untuk memberikan rasa hangat dan kenyamanan.

Video Memasak Yudofu (youtube.com)

Rasa dari yudofu adalah lembut, ringan, dan menenangkan jadi cocok untuk iklim sejuk Kyoto. Oleh karena itu, ciri khas dari makanan khas Jepang ini berasal tahu yang dimasak dalam kaldu kombu dan disajikan dengan saus celup.

Bahan-bahan utama untuk membuat yudofu, di antaranya adalah tahu, kombu, saus ponzu atau saus kecap.

5. Okonomiyaki (Prefektur Hiroshima)

Berikutnya, makanan khas Jepang yang kelima adalah okonomiyaki dari Prefektur Hiroshima. Setelah Perang Dunia II, bahan makanan menjadi langka dan masyarakat Hiroshima mulai menggunakan tepung gandum yang disediakan oleh pemerintah untuk membuat okonomiyaki. Versi Hiroshima dikenal dengan tambahan lapisan mi soba atau udon yang membuatnya berbeda dari versi Osaka.

Ciri khas dari makanan khas Jepang ini adalah lapisan mi yang digunakan memberikan tekstur tambahan. Kubis dan topping seperti saus manis, mayones, dan katsuobushi menjadi elemen utama. Proses memasak menggunakan lapisan demi lapisan menambah kompleksitas rasa.

Cita rasa yang kita rasakan ketika makan okonomiyaki adalah gurih dengan kombinasi berbagai topping seperti saus okonomiyaki, katsuobushi, dan mayones. Bahan-bahan utama yang digunakan dalam membuat okonomiyaki, di antaranya tepung terigu, telur, mi soba atau udon, kubis, dan saus okonomiyaki

6. Hida Beef (Prefektur Gifu)

Selanjutnya, makanan khas Jepang yang kelima adalah hida beef dari Prefektur Gifu. Daging sapi Hida berasal dari sapi Wagyu yang diternak di daerah pegunungan Prefektur Gifu. Karena kondisi alam yang ideal dan metode pemeliharaan khusus, daging sapi ini terkenal dengan kualitas marbling yang tinggi. Pengakuan sebagai daging premium dimulai pada akhir abad ke-20.

Video Memasak Hida Beef (youtube.com)

Rasanya yang juicy, lembut, dan penuh rasa daging sapi premium membuat hida beef menjadikan hida beef lebih nikmat. Oleh karena itu, ciri khas dari makanan khas Jepang yang satu ini terdapat pada marbling lemak yang merata memberikan kelembutan dan rasa yang kaya. Daging sapi Hida biasa diolah menjadi steak.

7. Ramen Hakata (Prefektur Fukuoka)

Berikutnya, makanan khas Jepang yang ketujuh adalah Ramen Hakata dari Prefektur Hakata. Makanan khas Jepang ini berasal dari wilayah Hakata di Fukuoka dan dikenal sejak awal abad ke-20 dan dibuat untuk menciptakan sup yang cepat matang.

Ciri khas dari ramen hakata terletak pada mi tipis dan lurus yang memungkinkan kuah kental meresap ke setiap helai mi. Ramen ini sering dilengkapi dengan topping seperti char siu, telur rebus setengah matang, dan daun bawang. Oleh karena itu, rasa yang muncul ketika makan ramen hakata adalah kuahnya yang creamy dan penuh rasa umami dari tulang babi.

Bahan-bahan utama untuk membuat ramen hakata, yaitu mi tipis, tulang babi, dan topping seperti char siu dan telur rebus.

8. Sanuki Udon (Prefektur Kagawa)

Selanjutnya, makanan khas Jepang yang kedelapan adalah Sanuki Udon dari Prefektur Kagawa. Sanuki udon berasal dari zaman Edo. Pada zaman tersebut, Prefektur Kagawa menjadi pusat produksi gandum. Nama “sanuki” diambil dari nama lama prefektur tersebut. Sanuki udon menjadi terkenal karena metode tradisional pembuatan mi yang menghasilkan tekstur kenyal.

sanuki udon flickr
Sanuki Udon
flickr.com

Ciri khas dari sanuki udon terdapat pada mi udon tebal dan kenyal ini sering disajikan dengan kuah dashi ringan atau sebagai udon dingin dengan saus celup. Oleh karena itu, rasa yang muncul saat makan sanuki udon, yaitu gurih, ringan, dan segar. Bahan-bahan utama untuk membuatnya adalah tepung terigu, kaldu dashi, dan shoyu atau kecap asin Jepang.

9. Ishikari Nabe (Prefektur Hokkaido)

Berikutnya, makanan khas Jepang yang kesembilan adalah Ishikari Nabe dari Prefektur Hokkaido. Ishikari Nabe mendapat namanya dari Sungai Ishikari di Hokkaido yang sungainya terdapat banyak salmon sering ditangkap. Makanan khas Jepang ini mencerminkan gaya hidup masyarakat yang mengandalkan hasil laut dan cocok untuk menghadapi musim dingin.

Video Memasak Ishikari Nabe (youtube.com)

Ishikari Nabe memiliki rasa yang hangat, gurih, dengan rasa laut yang segar. Makanan khas Jepang ini menggunakan salmon segar, miso, dan sayuran seperti kubis, wortel, dan jamur. Kaldu yang kaya memberikan rasa hangat dan bergizi.

Bahan-bahan utama untuk membuat Ishikari Nabe adalah salmon, miso, lubis, wortel, tofu, dan kombu.

10. Gyutan (Prefektur Miyagi)

Terakhir, makanan khas Jepang yang kesepuluh adalah Gyutan dari Prefektur Miyagi. Gyutan adalah lidah sapi yang diperkenalkan di Sendai setelah Perang Dunia II oleh Keishiro Sano, seorang koki yang melihat potensi kuliner dari lidah sapi yang saat itu dianggap bagian kurang bernilai. Sekarang gyutan menjadi salah satu makanan khas Miyagi.

4枚8切・塩)(味の牛たん喜助泉中央駅店)20210213 P1160642 wikimedia
Gyutan dengan Menu Lengkapnya
commons.wikimedia.org

Ciri khas yang terdapat gyutan pada lidah sapi yang diiris tipis, dipanggang, dan disajikan dengan nasi barley. Oleh karena itu, cita rasa yang tercipta ketika makan gyutan adalah gurih dengan tekstur unik yang kenyal namun lembut.

Bahan-bahan utama dalam membuat gyutan adalah lidah sapi, garam atau saus tare, dan nasi barley.


Kuliner Jepang lebih dari sekadar makanan. Perjalanan budaya inilah yang menghubungkan tradisi dengan kehidupan modern. Dari sushi Tokyo yang menyajikan kesegaran laut hingga gyutan Miyagi yang memanfaatkan setiap bagian daging dengan penuh rasa hormat, setiap hidangan mencerminkan filosofi menghargai alam dan bahan makanan.

Menikmati makanan khas Jepang dari berbagai prefekturnya adalah cara terbaik untuk memahami kekayaan budaya dan keragaman rasa negeri Sakura ini. Jadi, bagi yang pencinta kuliner, jangan ragu untuk menjelajahi cita rasa unik ini ya.

Jika Minasan ingin tahu kuliner Jepang lainnya, Pandai Kotoba punya banyak artikelnya lho. Salah satunya bisa yang ini nih: 5 Kuliner Ekstrem Jepang yang Bikin Ngeri. Klik untuk membacanya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *