Mengenal Tahu (豆腐 – Tōfu): Makanan Sederhana Penuh Gizi dalam Budaya Jepang
Siapa nih yang suka makan tahu? Wah, mungkin di kehidupan sebelumnya minasan samurai pecinta kedelai! Tahu 豆腐(とうふ・tōfu) makanan putih, lembut, dan penuh kejutan! Di Jepang, tahu bukan cuma sekadar lauk, tapi juga bintang utama di banyak masakan tradisional. Dari miso shiru sampai agedashi tofu, kehadirannya selalu bikin lidah menari-nari seperti geisha di musim semi. Lucunya, walau bentuknya kalem dan pendiam, tahu sering jadi rebutan di meja makan mirip seperti karakter anime favorit yang diam-diam disukai semua orang!
Kalau minasan termasuk yang berseru “Oishii~!” setiap kali makan tahu, berarti minasan wajib ikut menyelami sejarah, jenis-jenis, dan keunikan tahu dalam budaya Jepang. Yuk, kita mulai perjalanan ini jangan lupa bawa sumpit, ya!

Asal Usul Tahu
Tahu bukanlah makanan asli Jepang. Asal usul tahu dapat ditelusuri kembali ke Cina pada sekitar abad ke-2 SM. Menurut legenda, tahu pertama kali dibuat secara tidak sengaja oleh seorang bangsawan bernama Liu An (劉安), yang mencampur susu kedelai dengan air laut hingga menggumpal.
Tahu kemudian menyebar ke berbagai negara Asia Timur, termasuk Korea dan Jepang, melalui jalur perdagangan dan pertukaran budaya. Diperkirakan tahu masuk ke Jepang sekitar abad ke-8 hingga ke-9, bersamaan dengan penyebaran agama Buddha dari Cina.
Penyebaran Tahu di Jepang
Pada awalnya, tahu digunakan terutama oleh kalangan pendeta Buddha yang menjalankan diet vegetarian (shōjin ryōri / 精進料理). Karena kaya akan protein, tahu menjadi pengganti daging yang sangat baik bagi para biksu.
Pada periode Heian (794–1185), tahu mulai dikenal oleh kalangan bangsawan. Namun, tahu masih dianggap sebagai makanan mewah dan tidak tersedia luas bagi rakyat biasa. Baru pada periode Edo (1603–1868), tahu menjadi lebih umum dan populer di kalangan masyarakat luas berkat kemajuan teknik produksi dan distribusi.
Evolusi Tahu dalam Kuliner Jepang
Seiring waktu, tahu menjadi bahan dasar dalam berbagai jenis makanan Jepang yang khas. Beberapa di antaranya:
- 冷奴(ひややっこ・hiyayakko): tahu dingin yang disajikan dengan kecap asin, jahe, dan daun bawang.
- 湯豆腐(ゆどうふ・yudōfu): tahu yang direbus dalam air panas, sering dimakan di musim dingin.
- 揚げ出し豆腐(あげだしどうふ・agedashi dōfu): tahu goreng yang disajikan dengan saus dashi.
Produksi tahu juga berkembang dengan adanya berbagai varian seperti kinugoshi dōfu (tahu sutra) dan momen dōfu (tahu padat).
Jenis-Jenis Tahu di Jepang
1. 絹ごし豆腐(きぬごしどうふ)– Tahu Sutra
- Ciri: Tekstur sangat lembut, halus seperti sutra.
- Penggunaan: Cocok untuk dimakan langsung seperti hiyayakko, atau digunakan dalam sup seperti miso shiru.
- Catatan: Mudah hancur, jadi tidak cocok untuk digoreng.
2. 木綿豆腐(もめんどうふ)– Tahu Kapas / Tahu Padat
- Ciri: Lebih padat daripada tahu sutra karena proses penyaringan menggunakan kain katun (momen).
- Penggunaan: Cocok untuk digoreng, ditumis, atau digunakan dalam nimono (masakan rebus Jepang).
- Catatan: Teksturnya sedikit kasar tapi kuat.
3. 焼き豆腐(やきどうふ)– Tahu Bakar
- Ciri: Tahu yang sudah dipanggang/dibakar, biasanya dari tahu kapas.
- Penggunaan: Cocok untuk sukiyaki, karena tidak mudah hancur saat direbus.
4. 揚げ出し豆腐(あげだしどうふ)– Tahu Goreng Saus Dashi
- Ciri: Tahu digoreng lalu disajikan dengan saus dashi yang gurih.
- Penggunaan: Umumnya disajikan sebagai makanan pembuka atau lauk di restoran Jepang.
5. 厚揚げ(あつあげ)– Tahu Goreng Tebal
- Ciri: Tahu yang digoreng hingga bagian luar renyah, namun bagian dalam tetap lembut.
- Penggunaan: Dipotong-potong lalu direbus, ditumis, atau dimakan langsung.
6. 油揚げ(あぶらあげ)– Kulit Tahu Goreng Tipis
- Ciri: Lembaran tahu yang digoreng tipis dan mengembang.
- Penggunaan: Untuk membuat inarizushi, isian miso shiru, atau dimasak dengan nasi.
7. 生揚げ(なまあげ)– Tahu Setengah Goreng
- Ciri: Lebih padat daripada tahu biasa, hanya digoreng sekali.
- Penggunaan: Dipakai dalam oden, atau tumisan sederhana.
8. ごま豆腐(ごまどうふ)– Tahu Wijen
- Ciri: Terbuat dari wijen putih dan pati kudzu, bukan dari kedelai.
- Penggunaan: Sering digunakan dalam masakan Buddha (shōjin ryōri).
- Catatan: Rasanya gurih dan teksturnya sangat lembut.
Proses Pembuatan Tahu Tradisional Jepang
Tahu Jepang atau tofu (豆腐) dikenal akan teksturnya yang halus dan rasa alaminya yang lembut. Dibandingkan tahu di negara lain, tahu Jepang memiliki beberapa variasi seperti kinugoshi tofu (tahu sutra) dan momen tofu (tahu kapas), yang dibuat dengan metode tradisional turun-temurun.

1. Perendaman Kedelai (大豆の浸水 – Daizu no shinsui)
Langkah pertama adalah merendam kedelai kering selama 10–12 jam (biasanya semalaman). Ini bertujuan agar kedelai menjadi lunak dan mudah diolah.
2. Penggilingan dan Perebusan (すりつぶしと加熱 – Suritsubushi to kanetsu)
Setelah direndam, kedelai digiling bersama air hingga menjadi bubur halus. Bubur ini lalu direbus sambil diaduk agar tidak gosong. Proses ini menghasilkan go (bubur kedelai).
3. Penyaringan (こし – Koshi)
Bubur kedelai panas disaring dengan kain kasa untuk memisahkan sari kedelai (tōnyū / 豆乳) dan ampas kedelai (okara / おから). Nah, sari kedelai inilah yang akan menjadi tahu!
4. Penggumpalan (凝固 – Gyōko)
Inilah tahap penting! Sari kedelai yang sudah dipanaskan diberi nigari (にがり), yaitu larutan garam mineral alami dari air laut. Nigari berfungsi sebagai koagulan (penggumpal) alami. Cairan pun mulai menggumpal dan membentuk tahu!
5. Pencetakan (型に入れる – Kata ni ireru)
Gumpalan tahu dituangkan ke dalam cetakan kayu atau logam yang dilapisi kain kasa. Tahu kemudian ditekan perlahan untuk membuang kelebihan air dan membentuk tekstur yang diinginkan.
6. Pendinginan dan Penyajian (冷やすと出来上がり – Hiyasu to dekiagari)
Setelah dicetak, tahu didinginkan dalam air bersih agar padat dan siap dipotong. Dari sini, tahu bisa disajikan langsung atau diolah menjadi berbagai masakan Jepang seperti hiyayakko (tahu dingin), yudōfu (tahu rebus), dan lain-lain.
Catatan Menarik:
- Nigari (にがり) memiliki rasa pahit, tapi jangan khawatir rasa pahitnya tidak terasa di tahu, malah justru membuat tekstur tahu jadi lembut dan kenyal.
- Banyak pengrajin tahu di Jepang masih menggunakan metode tradisional ini tanpa mesin, lho. Katanya, tahu buatan tangan rasanya lebih “hangat” dan “hidup.”
Perbedaan Tahu Jepang dan Tahu Negara Lain
Ciri Khas Tahu Jepang
Tahu di Jepang umumnya memiliki rasa yang lebih ringan, tekstur yang sangat halus, dan disajikan dalam bentuk-bentuk sederhana untuk menonjolkan rasa alami kedelai. Tahu Jepang sering disajikan mentah (seperti hiyayakko), dikukus, atau direbus dalam kuah (yudōfu), dan menjadi bahan penting dalam masakan seperti miso shiru dan nabe.
Perbandingan dengan Negara Lain
Negara | Jenis Tahu Umum | Tekstur | Cita Rasa | Cara Penyajian Populer |
Jepang | Kinugoshi, Momen, Yaki-dōfu | Lembut, halus | Ringan, natural | Direbus, mentah, panggang |
Indonesia | Tahu putih, tahu kuning | Padat, agak kenyal | Gurih, asin | Digoreng, ditumis, bacem |
Tiongkok | Douhua, Lao tofu, Stinky tofu | Lembut hingga sangat keras | Kuat, fermentasi | Sup, fermentasi, makanan jalanan |
Korea | Sundubu, Dubu | Lembut (sundubu), keras (dubu) | Agak netral | Sup pedas (sundubu jjigae) |
Vietnam | Đậu phụ, tàu hũ nước đường | Lembut | Manis atau gurih | Sup, makanan penutup |

Ungkapan dan Idiom yang Mengandung Kata Tahu dalam Bahasa Jepang
Tahu (豆腐 / とうふ / tōfu) dikenal sebagai makanan lembut, mudah hancur, dan menyehatkan. Dalam bahasa Jepang, karakteristik tahu ini sering digunakan secara simbolis dalam ungkapan dan idiom untuk menggambarkan sifat manusia, perasaan, atau situasi tertentu.
Daftar Ungkapan dan Idiom
Ungkapan / Idiom | Penulisan | Arti Harfiah | Makna Idiomatik |
豆腐のような心 | Tōfu no yō na kokoro | Hati seperti tahu | Hati yang lembut dan mudah tersentuh, sangat sensitif |
豆腐のような体 | Tōfu no yō na karada | Tubuh seperti tahu | Tubuh yang lemah, mudah sakit |
豆腐の角に頭をぶつけて死ね | Tōfu no kado ni atama o butsukete shine | Hantamkan kepala ke sudut tahu dan mati | Ungkapan kasar yang menyuruh orang melakukan sesuatu yang tidak masuk akal; sarkastik |
豆腐メンタル | Tōfu mentaru | Mental tahu | Mental yang rapuh, mudah stres atau goyah (istilah modern/slang) |
豆腐のように崩れやすい | Tōfu no yō ni kuzure yasui | Mudah hancur seperti tahu | Digunakan untuk menggambarkan struktur atau sistem yang sangat lemah |
Contoh Kalimat pengguanan idiom
- 彼は豆腐のような心を持っているから、すぐに泣いてしまう。(Kare wa tōfu no yō na kokoro o motte iru kara, sugu ni naite shimau.) – Dia memiliki hati selembut tahu, jadi dia mudah menangis.
- この建物は豆腐のように崩れやすいから、地震に弱い。(Kono tatemono wa tōfu no yō ni kuzureyasui kara, jishin ni yowai.) – Bangunan ini mudah roboh seperti tahu, jadi lemah terhadap gempa.
- 豆腐メンタルでも、努力すれば強くなれる。(Tōfu mentaru demo, doryoku sureba tsuyoku nareru.) – Meskipun punya mental tahu, minasanbisa menjadi kuat jika berusaha.
Ungkapan yang mengandung kata tahu (豆腐) dalam bahasa Jepang mencerminkan berbagai sifat seperti kelembutan, kerapuhan, atau kebodohan sarkastik. Ungkapan ini memperkaya bahasa Jepang secara budaya dan emosional, serta sering digunakan baik dalam percakapan santai maupun ekspresi modern (slang).
Tabel Kosakata Terkait Tahu
Bahasa Jepang | Hiragana / Katakana | Romaji | Arti |
豆腐 | とうふ(豆腐) | tōfu | Tahu |
絹ごし豆腐 | きぬごしどうふ | kinugoshi dōfu | Tahu sutra (halus) |
木綿豆腐 | もめんどうふ | momen dōfu | Tahu kapas (padat) |
湯豆腐 | ゆどうふ | yudōfu | Tahu rebus (dalam kaldu panas) |
揚げ出し豆腐 | あげだしどうふ | agedashi dōfu | Tahu goreng dengan saus dashi |
冷奴 | ひややっこ | hiyayakko | Tahu dingin |
豆乳 | とうにゅう | tōnyū | Susu kedelai |
おから | おから | okara | Ampas kedelai |
にがり | にがり | nigari | Koagulan pembuat tahu (bittern) |
味噌汁 | みそしる | misoshiru | Sup miso |
鍋料理 | なべりょうり | naberyōri | Masakan hot pot |
Contoh Kalimat
- 絹ごし豆腐はとても柔らかいです。(Kinugoshi dōfu wa totemo yawarakai desu.) – Tahu sutra sangat lembut.
- すき焼きには焼き豆腐を使います。(Sukiyaki ni wa yaki dōfu o tsukaimasu.) – Untuk sukiyaki digunakan tahu bakar.
- 油揚げは味噌汁によく合います。(Aburaage wa misoshiru ni yoku aimasu.) – Kulit tahu goreng cocok untuk sup miso.
- ごま豆腐は普通の豆腐とは違います。(Goma dōfu wa futsū no dōfu to wa chigaimasu.) – Tahu wijen berbeda dengan tahu biasa.
- 絹ごし豆腐はとてもなめらかで、冷奴にぴったりです。(Kinugoshi dōfu wa totemo nameraka de, hiyayakko ni pittari desu.) – Tahu sutra sangat halus dan cocok untuk tahu dingin.

Kulit tahu goreng cocok untuk sup miso.
- 木綿豆腐は炒め物に使われることが多いです。(Momen dōfu wa itamemono ni tsukawareru koto ga ōi desu.) – Tahu padat sering digunakan untuk tumisan.
- 焼き豆腐は崩れにくいので、鍋料理に適しています。(Yaki dōfu wa kuzurenikui node, naberyōri ni tekishiteimasu.) – Tahu bakar tidak mudah hancur, jadi cocok untuk masakan panci.
- 厚揚げは外がカリッとして、中がふんわりしています。(Atsuage wa soto ga karitto shite, naka ga funwari shiteimasu.) – Tahu goreng tebal renyah di luar dan lembut di dalam.
- 油揚げはよく味を吸うので、煮物に使われます。(Aburaage wa yoku aji o suu node, nimono ni tsukawaremase.) – Kulit tahu goreng mudah menyerap rasa, jadi digunakan dalam rebusan.
- 豆腐は健康的な食べ物として人気があります。(Tōfu wa kenkōteki na tabemono toshite ninki ga arimasu.) – Tahu populer sebagai makanan yang sehat.
- 生揚げは一度揚げた豆腐で、味がしっかりしています。(Namaage wa ichido ageta dōfu de, aji ga shikkari shiteimasu.) – Tahu setengah goreng memiliki rasa yang kuat karena sudah digoreng sekali.

Tahu goreng tebal renyah di luar dan lembut di dalam.
Contoh Percakapan
A(りな): 今日は晩ごはんに鍋を作ろうと思ってるんだけど、どの豆腐がいいかな?(Kyō wa bangohan ni nabe o tsukurou to omotterun da kedo, dono dōfu ga ii kana?) – Hari ini aku ingin membuat masakan nabe untuk makan malam, menurutmu tahu jenis apa yang bagus?
B(ひろし): 鍋なら、崩れにくい焼き豆腐か木綿豆腐がいいと思うよ。( Nabe nara, kuzurenikui yaki dōfu ka momen dōfu ga ii to omou yo. ) – Kalau untuk nabe, aku rasa tahu bakar atau tahu padat yang tidak mudah hancur lebih cocok.
A: なるほど。絹ごし豆腐はやわらかすぎて、鍋では崩れちゃうよね。(Naruhodo. Kinugoshi dōfu wa yawarakasugite, nabe de wa kuzurechau yo ne.) -Masuk akal. Tahu sutra terlalu lembut dan bisa hancur dalam masakan nabe, ya.
B: そうそう。でも、冷奴にするなら絹ごし豆腐が一番おいしいよ。(Sō sō. Demo, hiyayakko ni suru nara kinugoshi dōfu ga ichiban oishii yo.) – Iya, benar. Tapi kalau untuk tahu dingin, tahu sutra yang paling enak.
A: じゃあ、今日は焼き豆腐を買って、今度冷奴用に絹ごし豆腐も買おうっと。(Jā, kyō wa yaki dōfu o katte, kondo hiyayakko-yō ni kinugoshi dōfu mo kaou tto.) -Kalau begitu, hari ini aku beli tahu bakar, dan lain kali beli tahu sutra untuk tahu dingin.
B: ついでに厚揚げも買わない?焼いても、煮てもおいしいよ。(Tsuideni atsuage mo kawanai? Yaite mo, nite mo oishii yo.) – Sekalian beli atsuage juga? Enak digoreng maupun direbus.
A: いいね!厚揚げは中がふわふわで、食べ応えがあるから好き。(Ii ne! Atsuage wa naka ga fuwafuwa de, tabe-gotae ga aru kara suki.) – Bagus juga! Aku suka atsuage karena bagian dalamnya lembut dan mengenyangkan.
B: あと、油揚げもあると便利だよ。味噌汁やいなり寿司にも使えるし。(Ato, aburaage mo aru to benri da yo. Misoshiru ya inarizushi ni mo tsukaeru shi.) -Lagi pula, aburaage juga praktis. Bisa dipakai untuk sup miso dan inarizushi.
A:うん、いろんな豆腐を使って料理を楽しもう!(Un, ironna dōfu o tsukatte ryōri o tanoshimō!) – Yup, mari kita nikmati memasak dengan berbagai jenis tahu!)
Kesimpulan
Tahu dalam budaya Jepang bukan hanya satu jenis, melainkan memiliki beragam bentuk, tekstur, dan cara pengolahan. Mulai dari 絹ごし豆腐 (tahu sutra) yang lembut, hingga 厚揚げ (tahu goreng tebal) yang mengenyangkan, setiap jenis tahu memiliki peran tersendiri dalam berbagai masakan tradisional Jepang. Memahami jenis-jenis tahu ini akan sangat membantu dalam mengenal lebih jauh masakan Jepang dan memperkaya kosakata bahasa Jepang yang digunakan sehari-hari. Selain nilai gizinya yang tinggi, tahu juga mencerminkan filosofi kuliner Jepang yang mengutamakan kesederhanaan, keseimbangan, dan kealamian bahan makanan.
Dengan mengenal berbagai 種類の豆腐(しゅるいのとうふ) atau jenis tahu, kita tidak hanya belajar tentang kuliner, tetapi juga menyelami budaya dan gaya hidup sehat masyarakat Jepang. Jika suatu saat minasan berkunjung ke Jepang atau makan di restoran Jepang, jangan ragu mencoba berbagai jenis tahu dan perhatikan bagaimana mereka disajikan.
Jika minasan mau belajar lebih banyak tata bahasa Jepang, menambah kosakata keren, dan mendapatkan tips belajar yang asyik & mudah dipahami, langsung saja mampir ke Pandaikotoba!. Jangan lupa follow Instagram Pandaikotoba supaya minasan nggak ketinggalan update materi seru setiap minggunya.
日本語の勉強を楽しんでくださいね。頑張って!

