Kotowaza / Peribahasa

Kotowaza Peribahasa Jepang tentang Keluarga

keluarga jepang
Photo by Johannes Waibel on Unsplash

1. 親が親なら子も子 (Oya ga oya nara ko mo ko)

Peribahasa ini memiliki arti orang tua dan anak memiliki banyak kesamaan. Sama seperti peribahasa Indonesia “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.

2. 夫婦喧嘩は犬も食わぬ (Fuufu genka wa inu mo kuwanu)

Peribahasa ini menjelaskan penyebab pertengkaran antara suami istri berasal dari hal-hal sepele. Sebagai orang lain tidak perlu ikut campur karena pertengkaran diantara mereka pasti segera berakhir.

3. 遠い親戚より近くの他人 (Tooi shinseki yori chiikaku no tannin)

Peribahasa jika diterjemahkan artinya “orang lain yang dekat dibandingkan saudara yang tinggal jauh” maksudnya jika ada sesuatu masalah atau hal buruk terjadi pada kita bukanlah saudara yang bisa membantu tapi orang lain yang berada dekat dengan kita.

4. 年寄りは家の宝 (Toshiyori wa ie no takara)

Terjemahan peribahasa ini adalah “Orang yang tertua adalah harta berharga di rumah” maksudnya jika ada orang tua yang sudah lanjut usia sebaiknya dijaga dan dirawat baik-baik karena mereka hidup lebih lama dari kita, mereka lebih banyak mengalami berbagai pahit manisnya kehidupan. Selama mereka hidup pengetahuan dan pengalaman mereka akan bermanfaat bagi kita.

5. いつまでもあると思うな親と金 (Itsumademo aru to omouna oya to kane)

Peribahasa ini bertujuan memberikan kesadaran bahwa semakin berlalunya waktu kehadiran orang tua akan menjauh dan uang jika semakin dipakai akan semakin hilang.

6. 親思う心にまさる親心 (Oya omou kokoro ni masaru oya gokoro)

Arti dari peribahasa ini adalah belas kasih orang tua yang memikirkan anaknya lebih dalam dari pada pikiran anak pada orang tuanya. Dikutip dari kotowaza.avaloky.com, peribahasa ini berkaitan dengan sepenggal kata-kata terakhir dari Yoshida Shouin, salah satu cendikiawan ternama di akhir jaman Edo yang memiliki banyak kontribusi pada Restorasi Meiji. Sebelum eksekusi, Yoshida Shouin yang dikenal berbakti pada orang tuanya ini membuat sebuah lagu yang menggambarkan tentang dirinya memikirkan kesedihan orang tuanya saat mengetahui kabar bahwa dirinya sudah meninggal, dengan lirik berupa kotowaza 「けふの音づれ何と聞くらん」(kefu no oto dzure nan to kiku ran) yang bermakna juga “walaupun aku memikirkan orang tuaku dengan sepenuh hatipun, tetap tidak bisa melampaui kasih sayang orang tua padaku. Jadi, apa yang akan ada dalam benak mereka ketika mendengar tentang kematianku?”

7. 子の心、親知らず (Ko no kokoro oya shirazu)

“Orang tua tidak tahu isi hati anak”. Maksudnya, karena orang tua selalu menganggap anaknya masih kecil, walaupun ia beranjak dewasa, orang tua tidak bisa membaca isi hati anak dengan baik. Ditambah lagi, anak yang beranjak dewasa tidak banyak menampakkan pemikirannya yang sudah matang dan berbagai kerja kerasnya pada orang tua, sehingga menimbulkan kesalahpahaman antar anak dan orang tua. Peribahasa ini merupakan kebalikan dari peribahasa “親の心、子知らず” (Oya no kokoro, ko shirasu).

Itulah beberapa peribahasa Jepang yang berkaitan dengan keluarga. Semoga bisa jadi tambahan pengetahuan bahasa Jepang untuk minasan semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *