Bahasa Jepang,  Culture,  Sejarah

Kesenian Noh (能) : Teater Tradisional Jepang yang Berusia Ratusan Tahun

Berbeda dengan bentuk teater lainnya, Noh dikenal dengan gerakan yang lambat, kostum yang megah, serta penggunaan topeng yang khas. Seni ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, karakteristik, dan elemen penting dalam kesenian Noh.

能
Noh (能)

Pengertian dan Penjelasan Noh (能)

Noh (能) adalah salah satu bentuk teater tradisional Jepang yang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-14. Seni pertunjukan ini menggabungkan drama, musik, tarian, dan puisi dalam satu pementasan yang khas. Kata “Noh” sendiri berarti “keahlian” atau “kemampuan,” yang mencerminkan teknik tinggi yang diperlukan oleh para aktor dalam membawakan pertunjukan ini.

Sejarah Kesenian Noh

Noh berkembang pada zaman Muromachi (1336–1573) dan dikembangkan oleh Kan’ami (観阿弥) serta putranya Zeami (世阿弥). Pada masa itu, seni ini mendapatkan dukungan dari shogun Ashikaga Yoshimitsu, yang menjadikannya bagian dari hiburan resmi istana. Noh kemudian menjadi bentuk teater yang eksklusif bagi kalangan samurai dan bangsawan. Pada periode Edo (1603–1868), kesenian Noh semakin mapan sebagai seni yang berkelas. Hingga kini, meskipun mengalami berbagai perubahan zaman, Noh tetap dijaga sebagai warisan budaya Jepang yang berharga.

Ciri Khas Teater Noh

1. Topeng (Noh-men / 能面)

Aktor utama (shite) sering menggunakan topeng kayu untuk mewakili karakter tertentu, seperti dewa, roh, wanita, atau orang tua.

2. Gerakan Lambat dan Simbolis

Noh terkenal dengan gerakan yang lambat, anggun, dan penuh makna, yang bertujuan untuk menciptakan suasana mendalam.

3. Musik dan Nyanyian (Utai & Hayashi)

  • Pementasan diiringi oleh musik dari alat seperti seruling (nōkan) dan drum (taiko, ōtsuzumi, kotsuzumi).
  • Ada juga nyanyian naratif yang mendukung cerita.

4. Latar dan Kostum yang Simpel namun Elegan

  • Panggung Noh minimalis, sering kali hanya dilengkapi dengan lukisan pohon pinus (kagami-ita).
  • Kostum aktor biasanya mewah dan penuh detail.

5. Tema Cerita yang Mendalam

Kisah dalam Noh sering kali bertema spiritual, mitologi, atau kehidupan manusia, dengan elemen mistis seperti arwah dan dewa.

Karakteristik Kesenian Noh

Pertunjukan Noh (能) memiliki beberapa elemen penting yang membuatnya unik dan khas sebagai seni teater tradisional Jepang. Berikut adalah beberapa poin utama dalam pertunjukan Noh:

1. Penggunaan Topeng (Nōmen – 能面)

Aktor utama (shite – シテ) sering kali memakai topeng Noh untuk menggambarkan karakter tertentu, seperti roh, dewa, wanita, atau makhluk supranatural.

Salah satu ciri khas teater Noh adalah penggunaan topeng kayu yang diukir dengan ekspresi minimalis. Topeng ini dapat mencerminkan berbagai emosi tergantung pada sudut pencahayaan dan gerakan aktor. Beberapa jenis topeng yang sering digunakan adalah:

  • Okina (翁) – Topeng lelaki tua, sering digunakan dalam pertunjukan upacara.
  • Ko-omote (小面) – Topeng wanita muda dengan ekspresi lembut.
  • Hannya (般若) – Topeng iblis perempuan yang melambangkan kemarahan dan kecemburuan.
  • Shikami (顰) – Topeng monster atau roh jahat yang menakutkan.
1834587
Hannya (般若)

2. Pakaian dan Kostum dalam Noh

Kostum dalam pertunjukan Noh disebut Shōzoku (装束) dan memiliki keindahan serta makna simbolis yang mendalam. Beberapa jenis pakaian utama dalam Noh antara lain:

  • Kariginu (狩衣) – Jubah longgar yang sering digunakan untuk peran bangsawan atau dewa.
  • Suikan (水干) – Kostum sederhana yang digunakan oleh biksu atau karakter laki-laki biasa.
  • Chōken (長絹) – Jubah tipis dan transparan yang sering digunakan oleh karakter wanita.
  • Karaori (唐織) – Kimono berlapis dengan pola indah, umumnya dipakai oleh tokoh wanita bangsawan.
  • Atsuita (厚板) – Jubah bertekstur tebal dengan pola yang khas, sering digunakan oleh karakter pejuang atau pria kuat.
  • Obi (帯) – Ikat pinggang yang digunakan untuk mengencangkan pakaian.

Selain pakaian, para aktor Noh juga memakai kaus kaki putih panjang (Tabi – 足袋) dan alas kaki khusus (Zori – 草履) yang mendukung gerakan lambat dan anggun dalam pertunjukan.

3. Struktur Pementasan

Pertunjukan teater Noh memiliki struktur yang khas dan terorganisir dengan baik. Biasanya, dalam satu pementasan penuh, terdapat lima babak yang masing-masing mewakili tema atau genre tertentu. Namun, dalam pementasan modern, sering kali hanya satu atau dua babak yang dipertunjukkan.

Lima Jenis Drama dalam Pementasan Noh
Secara tradisional, satu pertunjukan penuh Noh terdiri dari lima jenis drama berikut:

  • 神 (Shin / Kami-mono) – Kisah tentang dewa
    • Berisi cerita tentang makhluk suci, kuil, atau legenda Shinto.
    • Biasanya menggambarkan dewa yang menampakkan diri untuk memberikan berkah.
    • Contoh: Takasago (高砂).
  • 男 (Nan / Shura-mono) – Kisah tentang prajurit
    • Menceritakan tokoh samurai yang tewas dalam pertempuran dan muncul sebagai roh untuk menceritakan kisahnya.
    • Biasanya menggambarkan penyesalan dan penderitaan roh prajurit.
    • Contoh: Atsumori (敦盛).
  • 女 (Onna-mono) – Kisah tentang perempuan
    • Berkisah tentang wanita bangsawan atau karakter feminin yang sering kali mengalami penderitaan.
    • Penuh dengan keindahan dan kelembutan dalam gerakan serta musik.
    • Contoh: Hagoromo (羽衣).
  • 狂 (Kyō / Zatsu-mono) – Kisah orang gila atau kehidupan sehari-hari
    • Tokoh utama sering kali adalah orang yang kehilangan kewarasannya karena kesedihan atau kegilaan sementara.
    • Bisa juga berisi cerita kehidupan rakyat biasa dengan nuansa ringan.
    • Contoh: Sumidagawa (隅田川).
  • 鬼 (Kiri / Kishin-mono) – Kisah tentang roh, iblis, atau makhluk supranatural
    • Biasanya menampilkan pertarungan antara manusia dan roh atau iblis.
    • Drama jenis ini sering kali menjadi bagian yang paling dinamis dalam pementasan Noh.
    • Contoh: Momijigari (紅葉狩).

Struktur dalam Satu Babak Noh

Setiap babak dalam pementasan Noh memiliki struktur naratif yang khas, terdiri dari:
Cerita berakhir dengan kesimpulan atau pencerahan spiritual.

1. 序 (Jo) – Pendahuluan

  • Tokoh utama (shite) atau narator muncul dan memperkenalkan latar belakang cerita.
  • Dialog dan nyanyian perlahan membangun suasana.

2. 破 (Ha) – Perkembangan Konflik

  • Ketegangan mulai meningkat dengan pengungkapan konflik utama.
  • Tokoh utama sering kali berubah bentuk atau identitas dalam tahap ini.

3. 急 (Kyū) – Klimaks dan Penyelesaian

  • Konflik mencapai puncaknya, sering kali diiringi oleh tarian dan musik dramatis.

Pemeran Utama dalam Teater Noh (能楽の主な役柄)

Dalam pertunjukan Noh, setiap karakter memiliki peran khusus yang mengikuti aturan tradisional. Pemeran utama dalam Noh umumnya dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu Shite (仕手), Waki (脇), Tsure (連れ), Kokata (子方), serta peran tambahan seperti Ai-Kyōgen (アイ狂言).

1. Shite (仕手) – Tokoh Utama

  • Shite adalah karakter utama dalam pertunjukan Noh.
  • Ia bisa berupa dewa, roh, prajurit, wanita, iblis, atau manusia biasa tergantung jenis drama Noh yang dimainkan.
  • Dalam beberapa pertunjukan, shite dapat berubah bentuk, misalnya dari manusia menjadi roh atau iblis di pertengahan cerita.
  • Shite sering kali mengenakan topeng Noh (能面, Nōmen) jika berperan sebagai wanita, roh, atau makhluk supranatural.

Contoh peran shite dalam drama Noh:

  • Takasago (高砂) → Dewa yang memberkati sebuah pernikahan.
  • Atsumori (敦盛) → Roh seorang prajurit muda yang terbunuh di medan perang.
  • Hagoromo (羽衣) → Bidadari yang kehilangan jubahnya.
2106082
Hagoromo (羽衣) → Bidadari yang kehilangan jubahnya.

2. Waki (脇) – Tokoh Pendamping

  • Waki berperan sebagai karakter sekunder yang berinteraksi dengan shite.
  • Biasanya adalah biksu, pejabat, atau pengelana yang mengalami peristiwa mistis.
  • Berbeda dengan shite, waki tidak memakai topeng dan lebih berperan sebagai saksi dalam cerita.
  • Waki sering kali membuka cerita dengan dialog atau monolog tentang tempat dan waktu kejadian.

Contoh peran waki dalam drama Noh:

  • Sumidagawa (隅田川) → Biksu yang bertemu dengan ibu yang kehilangan anaknya.
  • Atsumori (敦盛) → Pendeta yang bertemu dengan roh prajurit Atsumori.

3. Tsure (連れ) – Tokoh Pendukung

  • Tsure adalah karakter yang mengikuti shite atau waki.
  • Jika tsure mengikuti shite, ia bisa berperan sebagai istri, sahabat, atau bawahan dari tokoh utama.
  • Jika tsure mengikuti waki, ia sering kali berperan sebagai pengikut atau teman perjalanan.

Contoh peran tsure dalam drama Noh:

  • Takasago (高砂) → Pasangan dewa suami-istri yang muncul bersama.
  • Aoi no Ue (葵上) → Roh Ikaruga (Lady Rokujō) yang ditemani oleh pengikutnya.

4. Kokata (子方) – Peran Anak-Anak

  • Kokata adalah karakter anak-anak dalam pertunjukan Noh.
  • Biasanya memerankan anak bangsawan, pangeran, atau anak yang hilang.
  • Tidak memakai topeng seperti shite, dan sering kali memainkan peran dengan gaya yang lebih sederhana.

Contoh peran kokata dalam drama Noh:

  • Sumidagawa (隅田川) → Anak yang diculik dan dipisahkan dari ibunya.
  • Chikubushima (竹生島) → Pangeran muda yang menerima wahyu dari dewa.

5. Ai-Kyōgen (アイ狂言) – Tokoh Penghubung atau Komedi

  • Ai-Kyōgen adalah karakter yang muncul di antara babak cerita sebagai selingan.
  • Biasanya dimainkan oleh aktor Kyōgen (komedi), yang membawakan peran dengan gaya ringan dan berbicara dalam bahasa sehari-hari.
  • Bisa berupa petugas kuil, pelayan, nelayan, atau penduduk desa yang membantu menjelaskan cerita.

Contoh peran Ai-Kyōgen dalam drama Noh:

  • Hagoromo → Seorang nelayan yang menemukan jubah bidadari.
  • Atsumori → Seorang nelayan yang menjelaskan kisah kematian Atsumori.
2329108
Ai-Kyōgen (アイ狂言)

Musik Tradisional (Hayashi – 囃子)

Dalam pementasan Noh (能), musik tradisional memainkan peran penting untuk mengiringi aksi, memperkuat suasana, dan memberikan ritme kepada para aktor. Musik ini dikenal sebagai Hayashi (囃子), yaitu sekelompok musisi yang memainkan alat musik tradisional Jepang.

1. Komposisi Hayashi dalam Noh

Dalam teater Noh, kelompok Hayashi terdiri dari empat jenis alat musik utama:

  • Nōkan (能管) → Seruling bambu yang menghasilkan nada tinggi dan mistis.
  • Ōtsuzumi (大鼓) → Drum bahu besar yang dimainkan dengan tangan.
  • Kotsuzumi (小鼓) → Drum bahu kecil yang dapat mengubah nada dengan tekanan tangan.
  • Taiko (太鼓) → Drum besar yang dipukul dengan stik kayu.

Keempat alat musik ini dimainkan bersama untuk menciptakan atmosfer yang khas dalam pertunjukan Noh.

2. Fungsi dan Peran Hayashi

  • Membantu transisi antaradegan dalam drama Noh.
  • Membangun suasana emosional dengan nada yang menggambarkan ketegangan, kegembiraan, atau kesedihan.
  • Memberikan ritme kepada para aktor dalam gerakan tarian dan dialog.
  • Menambah efek dramatis pada adegan-adegan tertentu, seperti kemunculan roh atau adegan pertempuran.

3. Pola Irama dalam Hayashi

Hayashi dalam Noh tidak dimainkan secara terus-menerus, melainkan muncul pada bagian-bagian tertentu untuk mendukung cerita. Ada beberapa pola irama khas dalam Hayashi, seperti:

  • Ranbyōshi (乱拍子) → Irama tidak beraturan yang memberikan efek misterius.
  • Chū-no-mai (中之舞) → Irama yang lebih lambat, sering digunakan untuk tarian yang anggun.
  • Shishi-no-mai (獅子の舞) → Pola cepat yang digunakan untuk adegan dinamis, seperti pertempuran atau roh yang menari.

Gerakan yang Lambat dan Elegan

Salah satu ciri khas utama dalam teater Noh (能) adalah gerakan aktornya yang lambat, anggun, dan penuh makna. Gerakan ini disebut “mai” (舞), yaitu tarian yang menekankan keheningan, keseimbangan, dan ekspresi simbolis.

1. Filosofi di Balik Gerakan Lambat

Gerakan dalam Noh bukan sekadar estetika, tetapi mencerminkan prinsip-prinsip Zen dan wabi-sabi (侘寂), yaitu keindahan dalam kesederhanaan dan keheningan. Dengan gerakan yang lambat, penonton diajak untuk meresapi setiap momen dan emosi yang tersirat dalam pertunjukan.

2. Ciri Khas Gerakan dalam Noh

  • Kaki yang menyeret perlahan: Aktor Noh tidak mengangkat kakinya saat berjalan, melainkan menyeretnya dengan lembut di lantai panggung. Teknik ini disebut “suriashi” (摺り足) dan menciptakan kesan mengambang, seolah-olah aktor melayang.
  • Postur tubuh yang tegak: Aktor mempertahankan posisi tubuh yang lurus dan tenang untuk menunjukkan kebangsawanan dan ketenangan batin.
  • Gerakan tangan yang lembut dan terkendali: Setiap pergerakan tangan memiliki arti simbolis, baik untuk menggambarkan emosi, menunjukkan objek yang tidak terlihat, atau mempertegas dialog.
  • Ekspresi wajah minim: Karena aktor Noh sering menggunakan topeng (Noh-men / 能面), emosi lebih banyak disampaikan melalui gerakan tubuh dibanding ekspresi wajah.

3. Jenis Tarian dalam Noh

Dalam pementasan Noh, terdapat beberapa jenis tarian utama yang menampilkan gerakan lambat dan elegan:

Gerakannya halus namun penuh makna spiritual.

1. Chū-no-mai (中之舞)

  • Tarian dengan tempo sedang, biasanya dilakukan oleh karakter perempuan atau roh wanita bangsawan.
  • Gerakannya melingkar dan penuh kelembutan.

2. Jō-no-mai (序之舞)

  • Tarian dengan tempo paling lambat dan anggun.
  • Biasanya digunakan untuk karakter dewa atau roh suci.

3. Kagura (神楽)

  • Tarian ritual suci yang dipersembahkan untuk para dewa dalam mitologi Jepang.
  • Gerakannya halus namun penuh makna spiritual.
1720844 1
Kagura (神楽)

Panggung Noh yang Khas

Panggung dalam teater Noh (能) memiliki desain yang khas dan unik, yang telah dipertahankan sejak zaman feodal Jepang. Struktur panggung ini mencerminkan nilai estetika, kesederhanaan, serta keterhubungan dengan alam dan spiritualitas.

Karakteristik Utama Panggung Noh

Panggung Noh dikenal dengan bentuknya yang minimalis, terbuka, dan simetris. Berikut adalah beberapa ciri utama panggung Noh:

1. Material Kayu Alami

  • Panggung Noh terbuat dari kayu cemara Jepang (hinoki – 檜) yang memberikan kesan alami dan kehangatan.
  • Tidak ada dekorasi berlebihan, hanya elemen-elemen sederhana yang menonjolkan keindahan alami kayu.

2. Struktur Empat Pilar (Shihon-bashira – 四本柱)

  • Panggung utama ditopang oleh empat pilar besar di setiap sudutnya.
  • Pilar-pilar ini membantu para aktor dalam menentukan posisi, terutama bagi mereka yang mengenakan topeng Noh (Noh-men / 能面) yang membatasi penglihatan.

3. Atap Bergaya Kuil Shinto

  • Atap panggung berbentuk segitiga dengan desain menyerupai kuil Shinto (神社), melambangkan kesucian dan koneksi dengan dunia spiritual.
  • Desain ini menegaskan bahwa pertunjukan Noh memiliki unsur ritual sakral.

4. Jembatan “Hashigakari” (橋掛かり)

  • Hashigakari adalah jembatan panjang yang menghubungkan panggung utama dengan ruang belakang.
  • Digunakan oleh aktor untuk masuk dan keluar panggung, sering kali melambangkan perjalanan antara dunia nyata dan dunia roh.

5. Lukisan Pohon Pinus (Kagami-ita – 鏡板)

  • Dinding belakang panggung dihiasi dengan lukisan pohon pinus (matsu – 松) yang besar.
  • Pohon pinus melambangkan keabadian dan kekuatan spiritual dalam tradisi Jepang.

Elemen Tambahan pada Panggung Noh

Selain struktur utama, terdapat beberapa elemen tambahan yang memperkaya pengalaman teater Noh:

1. Lantai Panggung yang Fleksibel
Lantai panggung dibuat dengan sambungan khusus sehingga dapat sedikit bergetar saat diinjak oleh aktor, menciptakan suara khas yang menambah nuansa dramatis pertunjukan.

2. Tirai Hijau (Agemaku – 揚幕)
Tirai hijau di belakang panggung berfungsi sebagai pintu masuk utama bagi aktor dan musisi.

3. Ruang Musisi (Hayashi-za – 囃子座)
Terletak di sisi kanan panggung, tempat bagi musisi yang memainkan alat musik tradisional seperti taiko (太鼓), nōkan (能管), dan kotsuzumi (小鼓).

1000 F 32943035 R5S4Ogn0B9uytJQ2ZAWy0DColItGSBsk e1742874111737
Panggung Noh

Perbedaan Panggung Noh dengan Panggung Teater Modern

AspekPanggung NohPanggung Teater Modern
BahanKayu alami (cemara)Berbagai bahan (logam, beton, kain)
DesainMinimalis dan tradisionalKompleks dan bisa diubah
DekorasiLukisan pohon pinus, atap kuilLatar belakang yang berubah-ubah
PencahayaanCahaya alami atau lilinLampu panggung modern
SuaraAkustik alamiMikrofon dan pengeras suara

Tema Cerita yang Mendalam

Teater Noh (能楽) terkenal dengan kisah-kisahnya yang mendalam, melibatkan tema-tema spiritual, mitologis, dan emosional. Tidak seperti teater modern yang sering menampilkan aksi dinamis, Noh lebih menekankan pada keheningan, refleksi, dan simbolisme, menciptakan atmosfer yang tenang dan penuh makna.

Tema- Tema Utama dalam Teater Noh

1. Dunia Roh dan Kehidupan Setelah Mati
Banyak lakon Noh mengisahkan roh orang yang sudah meninggal (shite – 主) yang muncul di dunia manusia untuk menceritakan kisah hidupnya atau menyampaikan pesan.

Contoh:

  • “Atsumori” (敦盛) → Kisah roh seorang samurai muda yang tewas dalam pertempuran dan berusaha berdamai dengan pembunuhnya.
  • “Izutsu” (井筒) → Tentang roh seorang wanita yang terus mengenang suaminya yang telah meninggal.

2. Penderitaan dan Penebusan Dosa
Tema ini sering muncul dalam kisah tentang kesalahan, dosa, dan usaha untuk mencapai kedamaian setelah kematian.

Contoh:

  • “Sumidagawa” (隅田川) → Seorang ibu yang kehilangan anaknya dan berusaha mencarinya, hanya untuk menemukan bahwa anaknya telah meninggal.
  • “Dōjōji” (道成寺) → Kisah seorang wanita yang berubah menjadi ular raksasa karena kecemburuan dan kemudian menebus dosanya.

3. Kekuasaan, Perang, dan Takdir Samurai
Banyak kisah Noh diambil dari sejarah Jepang, terutama tentang samurai terkenal, pertempuran epik, dan kesetiaan.

Contoh:

  • “Yashima” (屋島) → Perjuangan samurai Minamoto no Yoshitsune dalam pertempuran Yashima.
  • “Tadanori” (忠度) → Kisah roh samurai Taira no Tadanori yang ingin dikenang sebagai penyair, bukan hanya sebagai prajurit yang gugur.

4. Cinta, Kesetiaan, dan Kerinduan
Kisah cinta dalam Noh sering kali tragis dan melibatkan perpisahan, kematian, atau cinta yang tidak terbalaskan.

Contoh:

  • “Kinuta” (砧) → Seorang istri yang merindukan suaminya yang pergi jauh, hingga akhirnya meninggal karena kesedihan.
  • “Matsukaze” (松風) → Dua saudari yang jatuh cinta pada seorang pria yang sudah meninggal, dan terus mengenangnya selamanya.

5. Elemen Mitologi dan Dewa-Dewa Shinto
Beberapa drama Noh menggambarkan kisah dewa dan roh yang turun ke bumi untuk menyampaikan pesan kepada manusia.

Contoh:

  • “Funa Benkei” (船弁慶) → Perjalanan Minamoto no Yoshitsune yang diganggu oleh roh samurai yang telah ia bunuh.
  • “Takasago” (高砂) → Kisah dua roh pinus tua yang melambangkan keharmonisan dalam pernikahan.

8 . Contoh Drama Noh Terkenal
Beberapa drama Noh klasik yang masih sering dipentaskan antara lain:

  • Atsumori (敦盛): Kisah seorang prajurit muda yang gugur dalam perang Genpei.
  • Hagoromo (羽衣): Tentang bidadari yang kehilangan jubah bulunya.
  • Dojoji (道成寺): Kisah seorang wanita yang berubah menjadi ular karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.
22501399
Dojoji (道成寺)

Pengaruh Noh dalam Budaya Jepang

Teater Noh (能楽) memiliki sejarah lebih dari 700 tahun dan telah memberikan pengaruh besar dalam berbagai aspek budaya Jepang. Seni ini tidak hanya memengaruhi dunia teater tetapi juga seni pertunjukan lainnya, sastra, seni rupa, hingga budaya populer Jepang. Berikut adalah beberapa pengaruh utama Noh dalam budaya Jepang:

1. Pengaruh dalam Teater dan Seni Pertunjukan

  • Kabuki (歌舞伎):

Meskipun lebih dinamis dan berwarna, Kabuki banyak mengambil unsur dari Noh, seperti gerakan lambat yang ekspresif, penggunaan topeng (omote), serta cerita yang sering berkaitan dengan roh dan dunia gaib.

  • Bunraku (文楽 – Teater Boneka):

Banyak tema dalam Bunraku juga berasal dari drama Noh, terutama dalam penggunaan musik tradisional dan tema kesedihan, keadilan, serta nasib manusia.

  • Kyōgen (狂言):

Meskipun merupakan bagian dari pementasan Noh, Kyōgen berkembang sebagai bentuk teater komedi yang berdiri sendiri dan masih populer hingga sekarang.

2. Pengaruh dalam Sastra dan Puisi

Banyak cerita dalam puisi klasik Jepang (waka dan haiku) terinspirasi dari tema yang terdapat dalam Noh, seperti kesedihan, kehidupan setelah kematian, dan refleksi spiritual. Beberapa penulis terkenal seperti Matsuo Bashō juga memasukkan unsur Noh dalam puisi-puisinya.

3. Pengaruh dalam Seni Lukis dan Kaligrafi

Topeng Noh dan adegan-adegan dari drama Noh sering menjadi tema dalam lukisan Jepang klasik. Kaligrafi Jepang juga banyak mengabadikan kutipan terkenal dari lakon-lakon Noh yang mengandung filosofi Zen.

4. Pengaruh dalam Filosofi dan Estetika Jepang

Noh dikenal dengan konsep estetika seperti:

  • Yūgen (幽玄): Keindahan yang misterius dan mendalam
  • Wabi-sabi (侘寂): Keindahan dalam kesederhanaan dan kefanaan
  • Ma (間): Ruang kosong yang memberikan makna dalam seni

Konsep ini tidak hanya berpengaruh dalam seni tetapi juga dalam arsitektur, tata krama, dan seni tradisional seperti upacara minum teh (茶道 – sadō).

5. Pengaruh dalam Budaya Populer Modern

Dalam era modern, banyak elemen Noh muncul dalam berbagai bentuk hiburan:

  • Musik: Beberapa komposer Jepang memasukkan elemen musik Noh (hayashi – 囃子) dalam karya modern mereka.
  • Anime dan Manga: Beberapa karakter dalam anime/manga mengenakan topeng Noh atau memiliki gerakan lambat dan elegan seperti dalam drama Noh (contoh: “Naruto”, “Demon Slayer”, dan “Bleach”).
  • Film: Sutradara seperti Akira Kurosawa menggunakan elemen Noh dalam sinematografi dan akting film-filmnya, seperti Throne of Blood (蜘蛛巣城 – Kumonosu-jō) yang terinspirasi dari Noh.

Tabel kosakata Noh

Bahasa JepangHiraganaRomajiArti
能楽のうがくNōgakuSeni pertunjukan Noh
能面のうめんNōmenTopeng Noh
面打ちおもてうちOmoteuchiPembuat topeng Noh
役者やくしゃYakushaAktor/pemeran Noh
シテしてShitePemeran utama dalam Noh
ワキわきWakiPemeran pendukung dalam Noh
狂言きょうげんKyōgenDrama komedi yang sering dipentaskan bersama Noh
舞台ぶたいButaiPanggung pertunjukan Noh
能装束のうしょうぞくNōshōzokuKostum yang digunakan dalam Noh
囃子はやしHayashiMusik pengiring dalam Noh
太鼓たいこTaikoDrum Jepang yang digunakan dalam pertunjukan Noh
ふえFueSeruling Jepang yang digunakan dalam Noh
小鼓こつづみKotsuzumiDrum kecil yang digunakan dalam musik Noh
大鼓おおつづみŌtsuzumiDrum besar dalam pertunjukan Noh
うたいUtaiNyanyian atau lagu dalam Noh
所作しょさShosaGerakan atau ekspresi dalam Noh
能楽堂のうがくどうNōgakudōGedung pertunjukan khusus untuk Noh
まいMaiTarian dalam Noh
神楽かぐらKaguraTarian sakral yang berhubungan dengan Noh
面箱めんばこMenbakoKotak untuk menyimpan topeng Noh
23150250
小鼓 (Kotsuzumi) – Drum kecil yang digunakan dalam musik Noh

Contoh Kalimat

  • 能楽は日本の伝統的な舞台芸術です。
    (Nōgaku wa Nihon no dentōteki na butai geijutsu desu.) – Noh adalah seni pertunjukan panggung tradisional Jepang.
  • シテは能の主役を演じる役者です。
    (Shite wa Nō no shuyaku o enjiru yakusha desu.) – Shite adalah aktor yang memerankan peran utama dalam Noh.
  • 能面は役によって異なるデザインがあります。
    (Nōmen wa yaku ni yotte kotonaru dezain ga arimasu.) – Topeng Noh memiliki desain yang berbeda tergantung pada perannya.
  • 能楽堂で能を鑑賞しました。
    (Nōgakudō de Nō o kanshō shimashita.) – Saya menonton pertunjukan Noh di gedung Noh.
istockphoto 1328134341 612x612 1
(Nōmen wa yaku ni yotte kotonaru dezain ga arimasu.) – Topeng Noh memiliki desain yang berbeda tergantung pada perannya.
  • 囃子の音が舞台に深みを与えます。
    (Hayashi no oto ga butai ni fukami o atae masu.) – Suara musik pengiring memberikan kedalaman pada panggung.
  • 神楽は能の影響を受けた神聖な舞です。
    (Kagura wa Nō no eikyō o uketa shinsei na mai desu.) – Kagura adalah tarian sakral yang dipengaruhi oleh Noh.
  • 大鼓と小鼓の音が舞台の雰囲気を作り出します。
    (Ōtsuzumi to Kotsuzumi no oto ga butai no fun’iki o tsukuridashimasu.) – Suara Ōtsuzumi dan Kotsuzumi menciptakan suasana di panggung.
  • 面箱にしまった能面は特別な意味を持っています。
    (Menbako ni shimatta Nōmen wa tokubetsu na imi o motteimasu.) – Topeng Noh yang disimpan di dalam kotak memiliki makna khusus.
gagaku gagaku
(Ōtsuzumi to Kotsuzumi no oto ga butai no fun’iki o tsukuridashimasu.) – Suara Ōtsuzumi dan Kotsuzumi menciptakan suasana di panggung.

Contoh Percakapan :

Percakapan 1: Menonton Pertunjukan Noh

Hiroshi: 昨日、能楽堂で能を見ました。(Kinō, nōgakudō de Nō o mimashita.) – Kemarin, saya menonton pertunjukan Noh di gedung Noh.

Takeshi: えっ、本当?どうだった?(E, hontō? Dō datta?) –  Eh, benarkah? Bagaimana pertunjukannya?

Hiroshi: とても面白かったよ。シテの動きが美しかった!(Totemo omoshirokatta yo. Shite no ugoki ga utsukushikatta!) – Sangat menarik! Gerakan pemeran utama (Shite) begitu indah!

Takeshi: そうなんだ。どんな話だったの?(Sō nanda. Donna hanashi datta no?) – Begitu ya. Ceritanya tentang apa?

Hiroshi: 武士の幽霊が現れて、過去の戦いを語る話だったよ。(Bushi no yūrei ga arawarete, kako no tatakai o kataru hanashi datta yo.) – Hantu seorang samurai muncul dan menceritakan pertempuran masa lalunya.

Takeshi: それは興味深いね!僕も今度見に行きたいな。
(Sore wa kyōmibukai ne! Boku mo kondo mi ni ikitai na.) – Itu terdengar menarik! Aku juga ingin menontonnya lain kali.

Percakapan 2: Tentang Topeng Noh

 Aoi: 能面って、不思議な雰囲気があるよね。(Nōmen tte, fushigi na fun’iki ga aru yo ne.) – Topeng Noh memiliki aura yang misterius, ya.

Kenji: そうだね。感情を表さないように見えるけど、角度によって変わるんだよ。(Sō da ne. Kanjō o arawasanai yō ni mieru kedo, kakudo ni yotte kawarun da yo.) – Benar. Kelihatannya tidak menunjukkan emosi, tapi ekspresinya berubah tergantung sudut pandang.

Aoi: へぇ、面白いね。どんな種類の能面があるの?(Hē, omoshiroi ne. Donna shurui no Nōmen ga aru no?) – Wah, menarik! Ada jenis topeng Noh apa saja?

Kenji: 鬼の面や女性の面、それから老人の面などがあるよ。(Oni no men ya josei no men, sorekara rōjin no men nado ga aru yo.) – Ada topeng oni (iblis), topeng wanita, dan juga topeng orang tua.

Aoi: なるほど。今度、能の展示会に行ってみようかな!(Naruhodo. Kondo, Nō no tenjikai ni itte miyō kana!) – Begitu ya. Mungkin aku akan pergi ke pameran Noh lain kali

Kesimpulan

Kesenian Noh adalah salah satu bentuk teater tradisional Jepang yang tetap bertahan hingga saat ini. Dengan keunikannya dalam penggunaan topeng, gerakan lambat yang simbolis, serta iringan musik yang khas, Noh menjadi seni yang penuh nilai estetika dan spiritual. Hingga kini, pertunjukan Noh masih dapat dinikmati di berbagai teater di Jepang dan tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya negara tersebut.


Bagi pecinta budaya Jepang, menonton pertunjukan Noh adalah pengalaman yang tak terlupakan. Seni ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Jika berkesempatan mengunjungi Jepang, jangan lewatkan untuk menyaksikan langsung pesona teater Noh yang telah bertahan selama berabad-abad. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!

Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *