Kata Ganti Orang Ketiga dalam Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, kata ganti orang ketiga digunakan untuk menyebut orang lain yang bukan pembicara (orang pertama) maupun lawan bicara (orang kedua). Dengan kata lain, kata ganti orang ketiga dipakai untuk merujuk pada seseorang atau sekelompok orang yang sedang dibicarakan.
Berbeda dengan bahasa Indonesia yang sering menggunakan kata “dia” atau “mereka,” dalam budaya Jepang penggunaan kata ganti orang ketiga sering dihindari dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika sudah jelas siapa yang sedang dibicarakan. Orang Jepang cenderung menyebut nama orang tersebut langsung atau menambahkan akhiran kehormatan seperti -san, -sensei, -kun, atau -chan untuk menunjukkan rasa hormat atau keakraban.
Meskipun begitu, memahami kata ganti orang ketiga tetap sangat penting, terutama untuk membaca teks, menulis, atau berbicara dalam konteks formal. Dengan menguasai bentuk dan nuansanya, pelajar bahasa Jepang dapat menggunakan kata ganti orang ketiga dengan lebih tepat dan sopan sesuai situasi.

Pengertian Kata Ganti Orang Ketiga
Kata ganti orang ketiga (第三人称 – Daisan-ninshō) dalam bahasa Jepang adalah kata yang digunakan untuk menyebut orang lain selain pembicara (orang pertama) dan lawan bicara (orang kedua). Artinya, kata ganti ini merujuk pada “dia” (orang tunggal) atau “mereka” (jamak) dalam suatu percakapan atau kalimat. Dalam bahasa Jepang, kata ganti orang ketiga memiliki beberapa bentuk yang berbeda tergantung pada jenis kelamin, jumlah orang, dan tingkat kesopanan. Misalnya:
- 彼(かれ / kare) berarti dia (laki-laki).
- 彼女(かのじょ / kanojo) berarti dia (perempuan).
- あの人(あのひと / ano hito) berarti orang itu (netral, dapat untuk siapa pun).
- あの方(あのかた / ano kata) adalah bentuk yang lebih sopan dari ano hito.
Selain itu, bentuk jamaknya juga ada, seperti:
- 彼ら(かれら / karera) – mereka (laki-laki atau campuran).
- 彼女たち(かのじょたち / kanojotachi) – mereka (perempuan).
- あの人たち(あのひとたち / ano hitotachi) – orang-orang itu.
Namun perlu diingat bahwa dalam budaya Jepang, penggunaan kata ganti orang ketiga seperti kare atau kanojo tidak selalu digunakan dalam situasi sosial sehari-hari. Orang Jepang sering menghindari penggunaan kata ganti ini secara langsung karena dapat terkesan terlalu personal atau tidak sopan, terutama saat berbicara tentang seseorang yang hadir dalam percakapan. Sebagai gantinya, mereka lebih sering menyebut nama orang tersebut atau menggunakan jabatan atau gelar (misalnya Tanaka-san, sensei, buchou, dan sebagainya).
Daftar Kata Ganti Orang Ketiga dalam Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa kata ganti orang ketiga yang digunakan untuk menyebut seseorang atau sekelompok orang yang sedang dibicarakan. Penggunaannya bisa berbeda tergantung pada jenis kelamin, jumlah orang (tunggal/jamak), serta tingkat kesopanan dalam percakapan.
Berikut adalah tabel yang memudahkan pemahaman tentang berbagai bentuk kata ganti orang ketiga:
| Bahasa Jepang | Romaji | Arti / Makna | Tingkat Kesopanan | Keterangan Penggunaan |
| 彼 | kare | Dia (laki-laki) | Biasa | Umum digunakan dalam tulisan atau percakapan formal. |
| 彼女 | kanojo | Dia (perempuan) | Biasa | Umum digunakan dalam tulisan; bisa juga berarti “pacar perempuan.” |
| あの人 | ano hito | Orang itu / dia | Netral | Bentuk netral dan umum dalam percakapan sehari-hari. |
| あの方 | ano kata | Orang itu (sopan) | Sopan | Bentuk sopan dari ano hito, digunakan dalam situasi formal. |
| 彼ら | karera | Mereka (laki-laki atau campuran) | Biasa | Jamak dari kare, dipakai untuk sekelompok laki-laki atau campuran. |
| 彼女たち | kanojotachi | Mereka (perempuan) | Biasa | Jamak dari kanojo, khusus untuk perempuan. |
| あの人たち | ano hitotachi | Orang-orang itu / mereka | Netral | Bentuk jamak dari ano hito; digunakan untuk kelompok secara umum. |
| あの方々 | ano katagata | Orang-orang itu (sopan) | Sopan | Bentuk sopan dari ano hitotachi, sering digunakan dalam situasi resmi. |
Catatan Penting:
- Dalam percakapan sehari-hari, orang Jepang lebih memilih menyebut nama orang (misalnya Tanaka-san wa…) daripada menggunakan kata seperti kare atau kanojo secara langsung.
- Penggunaan kata kare dan kanojo juga bisa membawa nuansa romantis, sehingga penggunaannya harus hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
- Dalam konteks formal, bentuk sopan seperti ano kata atau ano katagata lebih disarankan untuk menunjukkan rasa hormat.

Bentuk Sopan dan Kasual dalam Kata Ganti Orang Ketiga
Dalam bahasa Jepang, perbedaan antara bentuk sopan (丁寧 – teineina) dan bentuk kasual (くだけた – kudaketa) sangat penting untuk menunjukkan tingkat kesopanan dan hubungan sosial antara pembicara dengan orang yang dibicarakan. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan kata ganti orang ketiga (第三人称代名詞 – daisan-ninshō dainamishi).
Bahasa Jepang sangat memperhatikan hierarki sosial dan rasa hormat (敬語 – keigo). Oleh karena itu, pemilihan kata yang tepat, baik sopan maupun kasual, dapat mencerminkan kepekaan pembicara terhadap situasi dan lawan bicara.
Berikut penjelasannya
1. Bentuk Kasual (くだけた形 – Kudaketa Kei)
Bentuk kasual digunakan dalam percakapan sehari-hari, antara teman dekat, atau dalam situasi informal. Contoh kata ganti orang ketiga kasual:
| Bahasa Jepang | Romaji | Arti | Penjelasan |
| 彼 | kare | dia (laki-laki) | Umum digunakan dalam tulisan dan percakapan biasa. |
| 彼女 | kanojo | dia (perempuan) | Dapat juga bermakna “pacar perempuan,” jadi perlu hati-hati penggunaannya. |
| あの人 | ano hito | orang itu / dia | Bentuk netral dan sangat sering digunakan dalam percakapan informal. |
| あいつ / やつ | aitsu / yatsu | dia (kasar) | Digunakan antar teman dekat; bisa terdengar kasar jika digunakan pada orang yang tidak akrab. |
Catatan:
Kata seperti aitsu dan yatsu biasanya hanya digunakan di antara teman sebaya atau dalam konteks humor, karena dianggap kurang sopan jika digunakan kepada orang yang dihormati.
2. Bentuk Sopan (丁寧な形 – Teineina Kei)
Bentuk sopan digunakan ketika berbicara dengan atau tentang orang yang dihormati, atasan, guru, pelanggan, atau dalam situasi resmi.
Contoh kata ganti orang ketiga sopan:
| Bahasa Jepang | Romaji | Arti | Penjelasan |
| あの方 | ano kata | orang itu (sopan) | Bentuk sopan dari ano hito, menunjukkan rasa hormat. |
| あの方々 | ano katagata | orang-orang itu (sangat sopan) | Bentuk sopan dari ano hitotachi, digunakan dalam konteks resmi atau profesional. |
| 先生 | sensei | guru / ahli | Digunakan untuk menyebut orang dengan profesi terhormat seperti guru, dokter, atau seniman. |
| 社長 | shachou | direktur / presiden perusahaan | Digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap posisi seseorang. |
- Catatan:
- Dalam bahasa Jepang, sering kali nama orang + akhiran kehormatan (-san, -sama, -sensei) lebih disukai daripada menggunakan kata ganti seperti kare atau kanojo. Misalnya:
- ❌ 彼は来ませんでした。(Kare wa kimasen deshita.) – Dia tidak datang.
- ✅ 田中さんは来ませんでした。(Tanaka-san wa kimasen deshita.) – Artinya sama-sama “Dia (Tanaka) tidak datang,” tetapi versi kedua lebih sopan dan alami.

Perbedaan Penggunaan dalam Konteks Sosial dan Budaya Jepang
Dalam bahasa Jepang, penggunaan kata ganti orang ketiga (第三人称 – daisan-ninshō) tidak hanya bergantung pada struktur bahasa, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial dan budaya Jepang. Budaya Jepang dikenal dengan sistem kesopanan (敬語 – keigo) dan hierarki sosial (上下関係 – jouge kankei) yang kuat. Karena itu, cara seseorang menyebut “dia” atau “mereka” sangat bergantung pada hubungan antara pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan. Berikut penjelasan mendalamnya
1. Menghindari Penggunaan Langsung “Dia” (彼・彼女)
Berbeda dengan bahasa Indonesia yang sering memakai kata “dia,” dalam bahasa Jepang kata seperti 彼 (kare) dan 彼女 (kanojo) jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Mengapa demikian?
Karena dalam budaya Jepang, penggunaan kata ganti langsung dianggap kurang sopan atau terlalu pribadi, terutama jika pembicara dan orang yang dibicarakan tidak memiliki hubungan dekat.
Contoh:
Daripada mengatakan:
- 彼は先生です。(Kare wa sensei desu.) – Dia adalah guru.
Orang Jepang lebih sering mengatakan:
- 田中さんは先生です。(Tanaka-san wa sensei desu.) – Tuan Tanaka adalah guru.
Dengan begitu, kalimat terdengar lebih sopan dan jelas, serta menunjukkan rasa hormat.
2. Menyebut Nama + Akhiran Kehormatan Lebih Disukai
Dalam budaya Jepang, memanggil seseorang dengan nama dan akhiran kehormatan seperti -san, -sama, -sensei, -kun, atau -chan adalah bentuk kesopanan dan kedekatan sosial.
Hal ini menggantikan fungsi kata ganti orang ketiga.
Contoh:
- ❌ Kanojo wa yasashii desu. → “Dia (perempuan itu) baik hati.”
- ✅ Yamada-san wa yasashii desu. → “Nyonya Yamada baik hati.”
Dengan menyebut nama, pembicara dianggap lebih sopan dan memperhatikan status sosial orang yang dibicarakan.
3. Nuansa Hubungan dan Keakraban
Kata ganti orang ketiga juga menunjukkan hubungan sosial antara pembicara dan orang yang dibicarakan.
Misalnya:
- Kare atau kanojo bisa terdengar intim atau romantis, karena sering digunakan untuk menyebut pasangan.
- Ano hito lebih netral dan aman untuk situasi umum.
- Ano kata lebih formal dan sopan, cocok untuk berbicara di tempat kerja atau situasi resmi.
Contoh:
- 彼は私の彼氏です。(Kare wa watashi no kareshi desu.) – Dia (laki-laki itu) adalah pacar saya. → Menunjukkan hubungan pribadi.
- あの方は社長です。(Ano kata wa shachou desu.) – Orang itu adalah direktur. → Menunjukkan rasa hormat dalam konteks bisnis.
4. Konteks Formal vs Informal
Dalam percakapan formal seperti di kantor, sekolah, atau acara resmi, kata seperti ano kata atau ano katagata lebih pantas digunakan.
Namun, dalam percakapan santai bersama teman, bentuk seperti ano hito lebih umum.
| Situasi | Bentuk yang Digunakan | Contoh Kalimat |
| Formal / sopan | あの方 (ano kata) | あの方は先生です。(Ano kata wa sensei desu.) – Orang itu adalah guru. |
| Kasual / santai | あの人 (ano hito) | あの人は友だちです。(Ano hito wa tomodachi desu.) – Orang itu adalah temanku. |
5. Nilai Budaya: Menjaga Kesopanan dan Kerendahan Hati
- Dalam budaya Jepang, menjaga harmony (和 – wa) dan kerendahan hati (謙遜 – kenson) sangat penting. Oleh karena itu, pembicara berusaha tidak terlalu menonjolkan diri atau orang lain dengan kata-kata yang bisa terdengar langsung.
- Sebagai gantinya, mereka menggunakan kata yang lebih halus, tidak langsung, atau penuh hormat, sesuai dengan prinsip komunikasi khas Jepang yang bersifat implisit dan sopan (間接的な表現 – kansetsuteki na hyougen).
Kata Ganti Orang Ketiga Jamak (彼ら・彼女たち・あの人たち)
Dalam bahasa Jepang, bentuk jamak dari kata ganti orang ketiga digunakan untuk menyebut lebih dari satu orang yang sedang dibicarakan. Namun, seperti halnya bentuk tunggal, penggunaannya juga dipengaruhi oleh konteks sosial, hubungan antarpenutur, dan tingkat kesopanan. Secara umum, bahasa Jepang tidak memiliki penanda jamak yang kaku seperti dalam bahasa Inggris (he → they), tetapi dapat membentuk makna jamak dengan menambahkan akhiran -たち (-tachi) atau -ら (-ra) setelah kata ganti atau nama orang.
Berikut penjelasan dan contohnya
1. 彼ら(かれら / karera)– Mereka (laki-laki atau campuran)
Kata 彼ら (karera) merupakan bentuk jamak dari 彼 (kare) yang berarti dia (laki-laki).
Digunakan untuk menyebut sekelompok laki-laki atau kelompok campuran (laki-laki dan perempuan).
Contoh Kalimat:
- 彼らは学生です。(Karera wa gakusei desu.) – Mereka adalah siswa.
- 彼らはサッカーが好きです。(Karera wa sakkā ga suki desu.) – Mereka suka sepak bola.
Catatan:
Dalam percakapan sehari-hari, orang Jepang sering mengganti karera dengan bentuk yang lebih natural seperti ano hitotachi (orang-orang itu), terutama jika konteksnya sudah jelas.

2. 彼女たち(かのじょたち / kanojotachi)– Mereka (perempuan)
Kata 彼女たち (kanojotachi) adalah bentuk jamak dari 彼女 (kanojo) yang berarti dia (perempuan).
Kata ini digunakan secara khusus untuk menyebut sekelompok perempuan.
Contoh Kalimat:
- 彼女たちは友だちです。(Kanojotachi wa tomodachi desu.) – Mereka adalah teman-teman (perempuan).
- 彼女たちは買い物に行きました。(Kanojotachi wa kaimono ni ikimashita.) -Mereka pergi berbelanja.
Catatan:
Sama seperti kare dan kanojo, kata kanojotachi juga jarang dipakai dalam percakapan santai, karena bisa terasa terlalu formal atau terlalu spesifik. Biasanya hanya digunakan dalam tulisan atau narasi.
3. あの人たち(あのひとたち / ano hitotachi)– Orang-orang itu / Mereka (netral)
Kata あの人たち (ano hitotachi) merupakan bentuk jamak dari あの人 (ano hito) dan bersifat netral.
Bentuk ini paling sering digunakan dalam percakapan karena tidak menunjukkan jenis kelamin dan terasa lebih alami dan sopan dibandingkan karera atau kanojotachi.
Contoh Kalimat:
- あの人たちは日本人です。(Ano hitotachi wa nihonjin desu.) – Orang-orang itu orang Jepang.
- あの人たちは会社の人です。(Ano hitotachi wa kaisha no hito desu.) – Mereka adalah orang-orang dari perusahaan.
4. あの方々(あのかたがた / ano katagata)– Orang-orang itu (bentuk sopan)
Bentuk あの方々 (ano katagata) adalah versi sangat sopan dari あの人たち.
Kata ini digunakan dalam situasi resmi, seperti ketika berbicara tentang pelanggan, tamu, guru, atau atasan.
Contoh Kalimat:
- あの方々は先生です。(Ano katagata wa sensei desu.) – Orang-orang itu adalah para guru.
- あの方々はお客様です。(Ano katagata wa okyakusama desu.) – Mereka adalah para tamu (pelanggan).
Perbandingan Bentuk Jamak
| Bahasa Jepang | Romaji | Arti | Nuansa / Penggunaan |
| 彼ら | karera | mereka (laki-laki / campuran) | Umum, tapi agak formal atau tertulis |
| 彼女たち | kanojotachi | mereka (perempuan) | Umum dalam tulisan, jarang dalam percakapan |
| あの人たち | ano hitotachi | orang-orang itu (netral) | Paling sering digunakan dalam percakapan |
| あの方々 | ano katagata | orang-orang itu (sopan) | Sangat sopan, untuk situasi resmi |
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Kata Ganti Orang Ketiga
Meskipun kata ganti orang ketiga seperti 彼 (kare), 彼女 (kanojo), atau あの人 (ano hito) terlihat sederhana, banyak pelajar bahasa Jepang (terutama penutur asing) sering melakukan kesalahan dalam penggunaannya. Hal ini karena bahasa Jepang memiliki kebiasaan sosial dan nuansa kesopanan yang berbeda dari bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia.
Berikut beberapa kesalahan umum dan penjelasannya
1. Terlalu Sering Menggunakan 彼 / 彼女
Dalam bahasa Jepang, menyebut orang ketiga dengan kare atau kanojo secara langsung dianggap kurang alami dan bahkan tidak sopan dalam situasi formal.
Orang Jepang lebih sering menyebut nama orangnya langsung (biasanya dengan akhiran -さん, -さま, atau -くん) daripada menggunakan kata ganti.
Contoh salah:
- ❌ 彼は先生です。(Kare wa sensei desu.) Secara literal: “Dia adalah guru.”
Contoh alami:
- ✅ 田中さんは先生です。(Tanaka-san wa sensei desu.) – Tanaka adalah seorang guru.
Catatan:
Kata kare dan kanojo kadang juga bermakna pacar laki-laki/perempuan, jadi konteks kalimat menjadi sangat penting.
2. Menggunakan Bentuk Kasar kepada Orang yang Dihormati
Kata seperti あいつ (aitsu) atau やつ (yatsu) hanya boleh digunakan antar teman dekat atau dalam konteks santai.
Menggunakannya terhadap orang yang dihormati bisa dianggap kasar atau menghina.
Contoh salah:
- ❌ あいつは社長です。(Aitsu wa shachou desu.) – Orang itu adalah direktur. (sangat tidak sopan!)
Contoh sopan:
- ✅ あの方は社長です。(Ano kata wa shachou desu.) – Beliau adalah direktur.

3. Salah Menggunakan Kata Ganti Jamak
Pelajar sering salah dalam menambahkan akhiran -たち atau -ら tanpa memperhatikan konteks.
Dalam bahasa Jepang, tidak semua kata bisa dijamakkan dengan mudah, terutama untuk menyebut kelompok orang yang dihormati.
Contoh salah:
- ❌ 先生たちは来ました。(Sensei-tachi wa kimashita.) – Para guru sudah datang. (kurang sopan)
Contoh benar:
- ✅ 先生方は来ました。(Sensei-gata wa kimashita.) – Para guru sudah datang.(lebih sopan dan alami)
4. Mencampur Gaya Formal dan Kasual
Kesalahan lain yang umum adalah mencampurkan bentuk kata ganti kasual dengan struktur kalimat sopan, yang terdengar janggal bagi penutur asli.
Contoh salah:
- ❌ あの人は行きますね。(Ano hito wa ikimasu ne.) – Secara tata bahasa benar, tetapi terdengar campur antara sopan dan santai.
Contoh alami:
- ✅ あの方は行かれますね。(Ano kata wa ikaremasu ne.) – Beliau akan pergi, ya. (lebih sopan dan halus)
5. Menggunakan Kata Ganti Saat Tidak Diperlukan
Dalam bahasa Jepang, kata ganti orang ketiga sering dihilangkan jika sudah jelas siapa yang dimaksud dari konteks pembicaraan.
Contoh salah (terlalu eksplisit):
- ❌ 彼は日本に行きました。彼は東京に住んでいます。(Kare wa Nihon ni ikimashita. Kare wa Toukyou ni sundeimasu.) – Dia pergi ke Jepang. Dia tinggal di Tokyo.
Contoh alami:
- ✅ 彼は日本に行きました。東京に住んでいます。(Kare wa Nihon ni ikimashita. Toukyou ni sundeimasu.) – Dia pergi ke Jepang. (Sekarang) tinggal di Tokyo.”
Perbandingan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Untuk memahami penggunaan kata ganti orang ketiga (第三人称 – daisan-ninshō) dalam bahasa Jepang secara lebih mendalam, penting untuk membandingkannya dengan sistem yang digunakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Ketiga bahasa ini memiliki perbedaan mendasar dalam struktur, nuansa kesopanan, dan konteks penggunaannya.
1. Perbandingan Bentuk Dasar
| Bahasa | Kata Ganti Orang Ketiga | Arti / Keterangan |
| Bahasa Jepang | 彼 (kare), 彼女 (kanojo), あの人 (ano hito) | dia (laki-laki), dia (perempuan), orang itu |
| Bahasa Indonesia | dia, ia, beliau, mereka | Tidak membedakan jenis kelamin (kecuali konteks) |
| Bahasa Inggris | he, she, they | Membedakan jenis kelamin, dan bentuk jamak (they) |
Catatan:
- Bahasa Inggris dan Jepang sama-sama membedakan antara “he” dan “she,” sedangkan bahasa Indonesia tidak.
- Namun, bahasa Jepang memiliki tingkat kesopanan dan konteks sosial yang jauh lebih kompleks dibanding dua bahasa lainnya.
2. Penggunaan dalam Percakapan
| Situasi | Bahasa Jepang | Bahasa Indonesia | Bahasa Inggris |
| Menyebut “dia” dalam percakapan biasa | あの人 (ano hito) | dia | he / she |
| Menyebut “beliau” secara sopan | あの方 (ano kata) | beliau | he / she (biasanya disertai sapaan sopan seperti Mr. / Mrs.) |
| Menyebut kelompok orang | 彼ら / 彼女たち (karera / kanojotachi) | mereka | they |
Dalam bahasa Jepang, menyebut langsung nama seseorang dengan tambahan -さん atau -さま sering dianggap lebih sopan dan alami daripada menggunakan kata ganti seperti kare atau kanojo.
➡ Contoh:
- ✅ 田中さんは忙しいです。(Tanaka-san wa isogashii desu.) – Tanaka sedang sibuk.
- ❌ 彼は忙しいです。(Kare wa isogashii desu.) – Secara tata bahasa benar, tetapi bisa terdengar terlalu langsung atau tidak sopan.
3. Tingkat Kesopanan dan Hierarki Sosial
| Aspek | Bahasa Jepang | Bahasa Indonesia | Bahasa Inggris |
| Tingkat kesopanan tinggi (敬語 – keigo) | Sangat penting; pilihan kata berubah tergantung status lawan bicara | Ada, tetapi lebih sederhana (contoh: “beliau”) | Tidak ada perbedaan dalam kata ganti; sopan santun diungkap lewat nada bicara |
| Penggunaan nama | Lebih disukai daripada kata ganti | Umum digunakan | Umum digunakan |
| Menghindari penyebutan langsung “dia” | Umum dalam budaya Jepang | Jarang | Tidak dilakukan |
Catatan Budaya:
Orang Jepang cenderung tidak langsung menyebut orang ketiga secara eksplisit, terutama jika yang dibicarakan hadir di tempat atau memiliki status lebih tinggi. Mereka menggunakan ekspresi tidak langsung atau kata yang lebih sopan seperti ano kata (“beliau itu”).
4. Nuansa dan Konteks Sosial
| Bahasa | Nuansa Penggunaan |
| Bahasa Jepang | Sangat kontekstual; dipengaruhi hubungan sosial, usia, dan status. Penggunaan yang salah bisa dianggap tidak sopan. |
| Bahasa Indonesia | Netral; kata “dia” bisa digunakan untuk siapa pun, tetapi “beliau” digunakan untuk menghormati. |
| Bahasa Inggris | Langsung dan sederhana; hanya perlu menyesuaikan gender dan jumlah. |
5. Contoh Perbandingan Kalimat
| Bahasa | Kalimat | Arti |
| Jepang | 田中さんは来ませんでした。 | Tanaka-san tidak datang. |
| Indonesia | Dia tidak datang. | |
| Inggris | He didn’t come. |
➡ Dalam bahasa Jepang, kata “dia” (kare) tidak digunakan jika nama orangnya sudah jelas. Menyebut nama dengan -さん lebih alami dan sopan.
Contoh Kalimat
1. Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal
- 彼は学生です。(Kare wa gakusei desu.) → Dia (laki-laki) adalah seorang siswa.
- 彼女は親切です。(Kanojo wa shinsetsu desu.) → Dia (perempuan) itu baik hati.
- あの人は先生です。(Ano hito wa sensei desu.) → Orang itu adalah guru.
- あの方は社長です。(Ano kata wa shachou desu.) → Orang itu adalah direktur (bentuk sopan).
Catatan: Dalam percakapan formal, ano kata lebih disukai daripada ano hito karena terdengar lebih hormat.

2. Kata Ganti Orang Ketiga Jamak
- 彼らは会社員です。(Karera wa kaishain desu.) → Mereka (laki-laki atau campuran) adalah pegawai perusahaan.
- 彼女たちは学生です。(Kanojotachi wa gakusei desu.) → Mereka (perempuan) adalah para siswa.
- あの人たちは友だちです。(Ano hitotachi wa tomodachi desu.) → Orang-orang itu adalah teman.
- あの方々は先生です。(Ano katagata wa sensei desu.) → Orang-orang itu adalah para guru (bentuk sopan).
3. Penggunaan dalam Kalimat Sopan dan Formal
- あの方は医者です。(Ano kata wa isha desu.) → Orang itu adalah dokter.
- あの方々はお客様です。(Ano katagata wa okyakusama desu.) → Mereka adalah para tamu (pelanggan).
- 彼は部長です。(Kare wa buchou desu.) → Dia adalah kepala divisi.
- 彼女は私の上司です。(Kanojo wa watashi no joushi desu.) → Dia adalah atasan saya.
4. Penggunaan dalam Percakapan Sehari-hari (Kasual)
- あの人は面白いね。(Ano hito wa omoshiroi ne.) → Orang itu lucu, ya.
- 彼はいつも元気だね。(Kare wa itsumo genki da ne.) → Dia (laki-laki) selalu bersemangat, ya.
- 彼女はかわいいね。(Kanojo wa kawaii ne.) → Dia (perempuan) imut, ya.
- あの人たちは学生みたい。(Ano hitotachi wa gakusei mitai.) → Sepertinya mereka adalah siswa.
5. Penggunaan Nama + たち (-tachi) sebagai Pengganti Kata Ganti
Selain karera atau kanojotachi, dalam percakapan alami orang Jepang lebih suka menggunakan nama + たち (-tachi) untuk menyebut seseorang beserta kelompoknya.
- 田中さんたちは図書館にいます。(Tanaka-san-tachi wa toshokan ni imasu.) -Tanaka dan teman-temannya ada di perpustakaan.
- 山本さんたちは旅行に行きました。(Yamamoto-san-tachi wa ryokou ni ikimashita.) – Yamamoto dan rombongannya pergi berlibur.
- 先生たちは会議中です。(Sensei-tachi wa kaigi-chuu desu.) – Para guru sedang rapat.
Catatan:
Bentuk -tachi terdengar lebih alami dan umum dalam percakapan dibandingkan karera atau kanojotachi.
6. Contoh Campuran dalam Percakapan
A: あの人は誰ですか? (Ano hito wa dare desu ka?) – A: Siapa orang itu?
B: あの方は田中先生です。(Ano kata wa Tanaka-sensei desu.) – B: Itu adalah Guru Tanaka.
A: 彼らはどこに行きましたか? (Karera wa doko ni ikimashita ka?) – A: Mereka pergi ke mana?
B: 学校に行きました。(Gakkou ni ikimashita.) – B: Mereka pergi ke sekolah.
Latihan Soal
Soal 1( )は先生です。
a. あなた
b. わたし
c. 彼
d. あなたたち
Jawaban
c. 彼 (kare)
Penjelasan:
彼 (kare) berarti “dia (laki-laki)”, digunakan untuk menyebut orang ketiga laki-laki.
Kalimatnya berarti “Dia (laki-laki) adalah guru.”
Soal 2( )はきれいな人です。
a. 彼
b. 彼女
c. あなた
d. わたし
Jawaban
b. 彼女 (kanojo)
Penjelasan:
彼女 berarti “dia (perempuan)” atau bisa juga berarti “pacar perempuan.”
Kalimatnya berarti “Dia (perempuan) adalah orang yang cantik.”
Soal 3( )は私の先生です。
a. あの人
b. あの方
c. あの人たち
d. あいつ
Jawaban
b. あの方 (ano kata)
Penjelasan:
あの方 adalah bentuk sopan dari あの人 dan digunakan untuk orang yang dihormati, seperti guru atau atasan.
Kalimatnya berarti “Beliau adalah guru saya.”
Soal 4( )は会社員です。
a. 彼ら
b. 彼女
c. あなた
d. わたしたち
Jawaban
a. 彼ら (karera)
Penjelasan:
彼ら adalah bentuk jamak dari 彼 (kare), artinya “mereka (laki-laki atau campuran).”
Kalimatnya berarti “Mereka adalah pegawai perusahaan.”
Soal 5( )は日本人ですか。
a. あの人
b. あなた
c. ぼく
d. かれら
Jawaban
a. あの人 (ano hito)
Penjelasan:
あの人 berarti “orang itu” atau “dia,” digunakan dalam konteks netral atau kasual.
Kalimatnya berarti “Apakah orang itu orang Jepang?”
Soal 6( )は学生ではありません。
a. 彼女たち
b. 彼
c. あの方
d. ぼく
Jawaban
a. 彼女たち (kanojotachi)
Penjelasan:
彼女たち berarti “mereka (perempuan).”
Kalimatnya berarti “Mereka (para perempuan) bukan pelajar.”
Soal 7 ( )はとても親切な方です。
a. あの人
b. あの方
c. 彼女
d. あいつ
Jawaban
b. あの方 (ano kata)
Penjelasan:
Digunakan untuk menyebut seseorang dengan sopan.
Kalimat berarti “Beliau orang yang sangat baik.”
Soal 8( )は失礼な言い方ですから、使わないほうがいいです。
a. 彼女
b. あの方
c. あいつ
d. あの人
Jawaban
c. あいつ (aitsu)
Penjelasan:
あいつ terdengar kasar dan hanya digunakan antar teman dekat.
Kalimatnya berarti “Karena itu cara bicara yang kasar, sebaiknya tidak digunakan.”
Soal 9 田中さんと山田さんは友だちです。——( )は学生です。
a. 彼
b. 彼女
c. 彼ら
d. あの人
Jawaban
c. 彼ら (karera)
Penjelasan:
Dua orang (Tanaka dan Yamada) → bentuk jamak → gunakan 彼ら (“mereka”).
Kalimat berarti “Tanaka dan Yamada adalah teman. Mereka adalah mahasiswa.”
Soal 10 ( )はお元気ですか。
a. あの方
b. あの人
c. 彼女
d. わたし
Jawaban
a. あの方 (ano kata)
Penjelasan:
Dalam bentuk sopan seperti ini, kata yang sesuai adalah あの方, berarti “beliau.”
Kalimatnya berarti “Apakah beliau sehat?”
Kesimpulan
Kata ganti orang ketiga (第三人称・Daisan-ninshō) dalam bahasa Jepang memiliki peran penting untuk menyebut orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, penggunaannya tidak sesederhana seperti dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Penutur bahasa Jepang sangat memperhatikan tingkat kesopanan (keigo) dan konteks sosial saat memilih kata seperti kare (彼), kanojo (彼女), ano hito (あの人), atau bentuk sopannya ano kata (あの方).
Selain itu, penggunaan kata ganti orang ketiga sering kali dihindari dalam percakapan sehari-hari dan digantikan dengan nama orang, jabatan, atau peran sosial, untuk menunjukkan rasa hormat dan menjaga kesantunan. Bentuk jamak seperti karera (彼ら), kanojotachi (彼女たち), atau ano hitotachi (あの人たち) digunakan untuk menyebut lebih dari satu orang, sementara bentuk seperti Tanaka-san-tachi terdengar lebih alami dalam percakapan.
Dengan berlatih menggunakan bentuk yang tepat dalam berbagai situasi formal, santai, atau profesional pembelajar dapat menghindari kesalahan umum dan berbicara lebih percaya diri dalam bahasa Jepang. Yuk, lanjutkan membaca artikel-artikel menarik lainnya di Pandaikotoba dan supaya nggak ketinggalan update seputar bahasa & budaya Jepang, jangan lupa follow Instagram @pandaikotoba belajar Jepang jadi lebih ringan dan menyenangkan!


