Hokkaido Historical Village, Museum Open Air Era Meiji – Showa
Konnichiwa, minasan~~ Siapa nih yang suka dengan sejarah? Banyak periode yang sudah dilewati oleh Jepang. Bahkan revolusi dari era Jepang tradisional berubah ke pengaruh Barat bisa membantu kita untuk melihat, betapa masif perubahannya. Buat kalian yang ingin tahu, Hokkaido Historical Village yang akan author bahas ini membantu kita untuk melihat perubahan itu.
Terletak di Hokkaido tentu saja, kalian bisa melihat bagaimana Hokkaido yang tadinya merupakan daerah yang diminati Rusia dan tempat tinggal dari suku asli Ainu menjadi daerah tempat lokal Jepang yang berisi para samurai dan warga lokal Jepang lainnya yang berpindah karena restorasi Meiji.
Penasaran? Buat kalian yang suka sejarah dan mau lihat bagaimana perkembangan Hokkaido dari daerah biasa, menjadi daerah yang memiliki populasi dengan imigran tinggi di jaman Meiji hingga Showa, yuk, kita lihat semua tentang Hokkaido Historical Village ini!

credit: Hokkaido Guide
Apa itu Hokkaido Historical Village?
Hokkaido Historical Village adalah museum terbuka yang telah merelokasi, merestorasi, dan menciptakan kembali bangunan-bangunan dari seluruh Hokkaido yang dibangun dari periode Meiji hingga awal periode Showa di lahan seluas 54,2 hektar.
Nah, desa ini dibuka pada bulan April 1983 dengan tujuan agar pengunjung dapat memahami secara langsung kehidupan selama periode perintis, dan melestarikan bangunan-bangunan yang menunjukkan aliran budaya dan mewariskannya kepada generasi mendatang.
Terletak di dalam Taman Hutan Nopporo, Hokkaido Historical Village ini dibangun untuk memperingati 100 tahun berdirinya Hokkaido. Bangunan-bangunan bersejarah dari periode Meiji, Taisho, dan awal Showa telah dipindahkan dan dipugar dari seluruh penjuru Hokkaido untuk melestarikannya, mencerminkan industri, gaya hidup, dan budaya era perintis Hokkaido.
Hokkaido Historical Village ini terbagi menjadi empat area – perkotaan, pedesaan, pegunungan, dan desa nelayan – dan pemandangan pada masa itu telah diciptakan kembali.
Apa Saja Sih Yang Ada di Hokkaido Historical Village?
Minasan, Hokkaido Historical Village ini memiliki banyak bangunan-bangunan bersejarah, terutama bangunan yang erat kaitannya dengan perkembangan Hokkaido dan populasinya didalamnya. Dari museum terbuka ini, minasan bisa mengerti mengapa begitu banyak bangunan dari para samurai, dan imigran lainnya.
Area Perkotaan

Credit: Kaitaku
Former Hokkaido Development Commission Sapporo Main Office
Minasan, gedung ini yang paling ikonik nih. Dibangun pada tahun 1873 (Meiji 3), bangunan ini aslinya berlokasi di Kita 3 Nishi 6, Chuo-ku, Sapporo.
Jadi awalnya, dulu pada tahun 1869 (Meiji 2), pemerintahan Meiji yang baru memutuskan untuk menjadikan Sapporo yang sekarang, sebuah kawasan hutan belantara yang ditutupi padang rumput dan hutan, sebagai pusat politik Hokkaido.
Sebagai bagian dari pembangunan perkotaan baru, arsitektur bergaya Barat diterapkan di kantor-kantor pemerintah, sekolah, dan rumah dinas bagi guru-guru asing, memberikan suasana khas kota Amerika bagian timur di pusat kota Sapporo. Makanya tidak aneh ya bangunannya berbentuk seperti banguna Amerika tempo dulu.
Nah, gedung kantor di Sapporo ini selesai dibangun pada bulan Oktober 1873 (Meiji 6) sebagai bangunan simbolis. Namun, bangunan tersebut hancur akibat kebakaran pada tahun 1879. Yang ada di Hokkaido Historical Villagenya kali ini merupakan replika yang dibuat sesuai dengan bentuk aslinya.

Credit: Kaitaku
Old Sapporo Station
Ini juga salah satu bangunan yang ikonik, minasan. Bangunan ini merupakan reproduksi skala 4/5 dari eksterior dan bentuk depan Stasiun Sapporo, yang dibangun pada tahun 1908 (Meiji 41) dan digunakan hingga tahun 1952 (Showa 27), dan digunakan sebagai gedung administrasi.
Eksteriornya menggabungkan gaya yang dikenal sebagai gaya tongkat, yang digunakan untuk arsitektur kayu di Amerika pada masa yang sama, dan dicirikan oleh pola-pola yang terbuat dari papan kayu dan tongkat.

Credit: Kaitaku
Former Urakawa Public Hall
Minasan, pada tahun 1880, Perusahaan Pengembangan Hokkaido “Sekishinsha” didirikan di Kobe, dan sejak tahun berikutnya, 1881, mereka menetap di desa Nishiya dan Ogibushi sebagai imigran terorganisir.
Banyak pemimpin “Sekishinsha” beragama Kristen, dan pada tahun 1886, “Gereja Umum Urakawa” didirikan. Bangunan gereja ini merupakan tempat ibadah dan pertemuan kedua, setelah sekolah Minggu dan gedung gereja yang didirikan pada tahun 1882. Lokasi sebelumnya dari bangunan ini berada di Ogibushi, Kota Urakawa.

Credit: Kaitaku
Former Otaru Newspaper Company
Di awal-awal suatu daerah, tidak mungkin tidak ada media dong yah. Nah, Otaru Shimbun pertama kali terbit pada tahun 1894, dan merupakan salah satu surat kabar terkemuka di Hokkaido, bersama dengan Hakodate Mainichi Shimbun dan Hokkai Times.
Bangunan ini memiliki rangka kayu dengan batu lunak Sapporo (tuff las) yang ditambang di dekat Sapporo yang ditumpuk di dinding luarnya, menampilkan karakteristik arsitektur batu era Meiji. Lokasi sebelumnya dari bangunan ini adalah di Sakaimachi, Kota Otaru.
Selain bangunan-bangunan ini, masih banyak bangunan di area perkotaan ini ya, minasan. Seperti Traditional Japanese Inn, Former Kondo Clinic, Former Hokkai Junior High School, dan yang lainnya.
Area Pedesaan
Rumah Samurai
Minasan, seiring dengan perubahan kebijakan pembangunan dari Hokkaido Development Commission ke Pemerintah Prefektur Hokkaido, banyak orang bermigrasi ke Hokkaido dari Honshu dan daerah lainnya. Salah banyaknya adalah para klan dari samurai.
Pada awal periode Meiji, banyak samurai dari wilayah Tohoku, termasuk bekas wilayah Aizu dan Sendai, yang kehilangan wilayah mereka akibat konflik dengan pemerintah baru selama Restorasi Meiji, bermigrasi ke Hokkaido. Mereka bermigrasi secara berkelompok, dipimpin oleh mantan penguasa mereka, dan dengan ikatan kuat antara penguasa dan pelayan, mereka memimpin pembangunan wilayah tersebut dengan sukses.
Selain itu, adanya sistem Tondenhei. Sistem Tondenhei didirikan untuk mempertahankan negara dari serbuan Rusia ke selatan, mengembangkan Hokkaido, dan menyediakan lapangan kerja bagi kelas samurai.
Antara tahun 1875 (Meiji 8) dan 1899 (Meiji 32), 37 kompi (desa militer) dikerahkan di seluruh Hokkaido, dan 7.337 rumah tangga dan keluarga, dengan total sekitar 40.000 orang, menetap di sana. Hingga tahun 1890 (Meiji 23), mayoritas pemukim adalah samurai, dan setelah itu rakyat jelata.

Credit: Kaitaku
- Former Iwama Family Farmhouse
Minasan, keluarga Iwama adalah keluarga petani yang menetap pada Februari 1871 sebagai bagian dari sekelompok imigran samurai dari bekas wilayah Watari di Sendai (Kota Watari, Prefektur Miyagi).
Bangunan ini dibangun pada tahun 1882 oleh seorang tukang kayu dari kampung halaman mereka, dan tata letak serta aspek lain dari bangunan ini mempertahankan gaya arsitektur kampung halaman mereka. Namun, bangunan ini juga memiliki atap batu, yang jarang terlihat di daerah Sendai. Lokasi sebelumnya berada di Norizukicho, Kota Date

Credit: Kaitaku
- Former Nanai Tondenbaraya
Tentara Tondenhei tiba di Nanai pada tahun 1895 dan 1896 (28 dan 29 Meiji). Mereka yang mulai bertugas pada tahun 1875 (8 Meiji), tinggal di desa-desa tentara bersama keluarga mereka dan bekerja untuk menjaga perbatasan utara serta mengembangkan pertanian.
Awalnya, samurai direkrut, tetapi sejak tahun 1890, kekuatan utama beralih ke rakyat jelata, dan desa-desa Tondenhei didirikan di wilayah pedalaman utara seperti wilayah Sorachi, Kamikawa, dan Kitami. Lokasi sebelumnya dari bangunan ini adalah di Distrik Nonai Kota Fukagawa 6
Rumah Petani

Credit: Kaitaku
- Former Higuchi Family Farmhouse
Keluarga Higuchi adalah petani padi yang berasal dari Prefektur Toyama, menetap pada tahun 1893, dan membangun rumah ini lima tahun kemudian. Rumah ini dipesan untuk dibangun oleh seorang tukang kayu ahli dari Toyama, dan menampilkan gaya arsitektur Wakunouchi yang menjadi ciri khas kota asal mereka. Material-materialnya konon diambil dari hutan perawan di dekatnya.
Selama restorasi, material-material bekas dari rumah keluarga Yamaguchi, yang dibangun dengan gaya yang sama, juga digunakan. Lokasi sebelumnya berada di 5-3 Atsubetsu Higashi, Distrik Atsubetsu, Kota Sapporo.

Credit: Kaitaku
- Former Kikuta Family Farmhouse
Pada tahun 1886, tokoh-tokoh berpengaruh dari Nagaoka, Prefektur Niigata, termasuk Ohashi Ichizo dan Sekiya Magozaemon, mendirikan Masyarakat Kolonisasi Hokuetsu dengan tujuan mengembangkan Hokkaido dengan bantuan para petani Echigo.
Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1893 oleh seorang anggota masyarakat ini, yang berasal dari Kabupaten Uonuma, Prefektur Niigata, tak lama setelah ia pindah ke sana, dan kemudian dibeli dan ditinggali oleh Kikuta Tsunekichi pertama, yang juga berasal dari Kabupaten Minamikanbara. Lokasi sebelumnya berada di Nishinopporo, Kota Ebetsu.
Area Pegunungan

Credit: Kaitaku
Former Hirazozaibu Hanba
Bangunan ini merupakan replika rumah kos penebangan kayu yang dibangun di Hutan Kekaisaran di Oku-Nayoro, Desa Shimokawa pada akhir periode Taisho. Rumah kos penebangan kayu ini merupakan gubuk di pegunungan tempat para pendaki gunung yang bekerja menebang dan menebang kayu, pengrajin kayu yang bekerja mengumpulkan dan mengangkut kayu, serta para penunggang kuda tinggal.
Sekitar 40 pendaki gunung dan pengrajin kayu tinggal di rumah kos ini, dan rumah kos untuk penunggang kuda merupakan bangunan terpisah. Lokasi sebelumnya berada di Ichinohashi, Shimokawa-cho, Shimokawa-gun

Credit: Kaitaku
Forest Railway Locomotive Shed
Pada tahun 1919, Pemerintah Prefektur Hokkaido menambahkan operasi penebangan langsung di hutan nasional ke dalam rencana kolonisasinya, dan mulai membangun rel kereta api hutan untuk mengangkut kayu. Pembangunan kemudian berlanjut di seluruh prefektur, dan pada awal periode Showa, transportasi kereta api telah menggantikan metode tradisional pengangkutan kayu melalui sungai, dan lokomotif, gerbong barang, gudang lokomotif, dan tempat penyimpanan kayu juga dibangun.
Area Nelayan
Minasan, sudah jelas Hokkaido juga terkenal dengan hasil laut ya. Dan tidak dipungkiri banyak juga rumah nelayan di sekitar Hokkaido.

Credit: Kaitaku
Former Aoyama Family Fishing House
Keluarga Aoyama datang ke Hokkaido dari Prefektur Yamagata pada tahun 1859 dan merupakan keluarga nelayan yang menjalankan bisnis penangkapan ikan haring, terutama di sepanjang pesisir Otaru. Menjalankan bisnis jaring haring membutuhkan banyak fasilitas dan peralatan, termasuk pos jaga, gudang jaring, gudang perahu, area pengeringan makanan laut, dan kanal masuk perahu.
Hanya sedikit tempat di mana bangunan tempat penangkapan ikan haring dilestarikan sedemikian rupa, menjadikannya situs warisan budaya yang berharga. Lokasi sebelumnya berada di 3 Shukutsucho, Kota Otaru

Credit: Kaitaku
Former Tsuchiya Family Home
Gudang yang dibangun sebagai fasilitas tambahan untuk rumah tangga nelayan herring, menjorok ke arah laut agar sesuai dengan topografi pesisir. Barang-barang dapat dimuat dan diturunkan langsung melalui lubang di lantai, tanpa harus melewati bagian depan.
Gudang ini digunakan untuk menyimpan peralatan memancing, hasil tangkapan, dan produk olahan seperti tepung ikan, fillet herring, dan telur ikan herring. Tanggal pembangunan bangunan ini sekitar tahun 1887 (20 Meiji) dengan lokasi sebelumnya berada di Kumaishi-Nezakicho, Kota Yakumo.
Nah, minasan itu semua bangunan yang ada di Hokkaido Historical Village ini ya. Memang tidak semua bangunan yang ada disana, author bahas ya, tapi setidaknya kalian jadi punya bayangan bangunan bersejarah apa saja sih yang bisa kalian kunjungi. Nah, tempat ini bisa kalian masukkan dalam daftar lokasi yang akan kalian kunjungi di Jepang ya.
Oh iya, jangan lupa mampir ke pandaikotoba ya, minasan, biar kalian bisa dapat info menarik tentang Jepang. Dan author akhiri artikel Hokkaido Historical Village ini sampai disini ya. Sampai bertemu di artikel anime dan drama, juga sejarah Jepang yang lainnya. Mata nee~~


