Bahasa Jepang,  Culture

Folklor Jepang: Legenda dan Kisah Rakyat yang Kaya Akan Budaya

Folklor Jepang merupakan bagian penting dari budaya Jepang yang diwariskan secara turun-temurun. Kisah-kisah rakyat ini mencerminkan nilai-nilai kehidupan, kepercayaan spiritual, dan mitologi yang berkembang di Jepang sejak zaman kuno. Berbagai cerita dalam folklor Jepang sering kali melibatkan dewa-dewa, yokai (makhluk supranatural), serta ajaran moral yang mendalam.

Folklor
Otogibanashi (御伽話)

Pengertian Folklor Jepang

Folklor Jepang (民間伝承 Minkan Denshō atau 伝説 Densetsu) adalah kumpulan cerita rakyat, mitos, legenda, dan kepercayaan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat Jepang. Folklor ini mencerminkan budaya, nilai-nilai, serta cara pandang masyarakat Jepang terhadap kehidupan, alam, dan dunia spiritual.

Penjelasan Folklor

Folklor Jepang merupakan cerita rakyat yang berasal dari tradisi lisan dan berkembang di kalangan masyarakat Jepang. Istilah yang digunakan untuk menyebut berbagai bentuk folklor ini beragam, terutama dalam literatur yang diterbitkan setelah zaman Meiji hingga awal zaman Showa. Beberapa istilah yang sering digunakan antara lain:

  • Minwa (民話) – Cerita rakyat yang diwariskan secara lisan di berbagai daerah.
  • Mindan (民譚) atau Ritan (里譚) – Cerita rakyat atau kisah yang berasal dari daerah tertentu.
  • Kōhi (口碑) – Cerita atau kisah yang ditulis di batu sebagai bentuk peninggalan sejarah.
  • Densetsu (伝説) – Legenda yang berkaitan dengan tokoh atau tempat bersejarah.
  • Dōwa (童話) – Cerita anak yang biasanya memiliki pesan moral.
  • Otogibanashi (御伽話) – Dongeng fantasi atau cerita pengantar tidur yang sering berisi unsur magis.
  • Mukashibanashi (昔話) – Kisah zaman dahulu yang sering mengandung pelajaran hidup dan kebijaksanaan.
24026318
Minwa (民話) – Cerita rakyat yang diwariskan secara lisan di berbagai daerah. (Issun Bōshi)

Banyak dari cerita ini masih bertahan hingga sekarang dan menjadi bagian dari budaya populer Jepang, muncul dalam berbagai media seperti anime, manga, dan film. Folklor Jepang juga berfungsi sebagai cerminan nilai-nilai masyarakat, kepercayaan, dan hubungan mereka dengan alam serta dunia spiritual.

Jenis Folklor Jepang

Folklor Jepang dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tema dan karakteristiknya:

a. Mukashibanashi (昔話) – Dongeng Kuno

Mukashibanashi adalah cerita rakyat yang sering diawali dengan frasa “Mukashi, mukashi…” (Dahulu kala…). Cerita-cerita ini biasanya mengandung pesan moral atau ajaran kehidupan.
Contoh:

  • Momotaro (桃太郎) – Kisah anak laki-laki yang lahir dari buah persik dan melawan oni (iblis).
  • Kaguya-hime (かぐや姫) – Kisah putri dari bulan yang ditemukan dalam batang bambu.
  • Issun-bōshi (一寸法師) – Kisah seorang anak kecil seukuran jari yang menjadi seorang pahlawan.

b. Densetsu (伝説) – Legenda

Densetsu adalah kisah yang dipercaya memiliki unsur sejarah atau berkaitan dengan tokoh nyata, meskipun ada unsur mitos di dalamnya.
Contoh:

  • Benkei dan Minamoto no Yoshitsune – Kisah seorang biksu prajurit yang setia kepada panglima perang Yoshitsune.
  • Hoichi si Tanpa Telinga (耳なし芳一) – Kisah seorang pemusik buta yang dikejar arwah samurai klan Heike.
  • Legenda Tanabata – Kisah cinta antara Orihime (Vega) dan Hikoboshi (Altair), yang hanya bisa bertemu setahun sekali.

c. Shinwa (神話) – Mitos

Shinwa adalah kisah yang berkaitan dengan dewa-dewa dan penciptaan dunia dalam kepercayaan Shinto. Banyak mitos ini berasal dari kitab kuno seperti Kojiki dan Nihon Shoki.
Contoh:

  • Amaterasu dan Gua Batu – Kisah dewi matahari Amaterasu yang bersembunyi dalam gua, menyebabkan dunia menjadi gelap.
  • Susanoo dan Ular Yamata no Orochi – Kisah dewa Susanoo yang mengalahkan naga berkepala delapan.
  • Izanagi dan Izanami – Kisah penciptaan Jepang oleh pasangan dewa Izanagi dan Izanami.
386494
Susanoo dan Ular Yamata no Orochi

d. Youkai Monogatari (妖怪物語) – Cerita tentang Makhluk Gaib

Cerita rakyat yang berkisah tentang youkai (makhluk supranatural), roh, atau monster.
Contoh:

  • Kappa – Makhluk air yang suka menculik anak-anak.
  • Tengu – Roh bersayap yang tinggal di pegunungan dan memiliki kekuatan gaib.
  • Kitsune – Rubah yang bisa berubah menjadi manusia dan memiliki kecerdasan luar biasa.

e. Minwa (民話) – Cerita Rakyat Lokal

Minwa adalah kisah-kisah yang berkembang di daerah tertentu dan sering kali diwariskan secara lisan.
Contoh:

  • Legenda Jizo di O-Jizo-sama – Kisah tentang patung Jizo yang melindungi anak-anak di dunia roh.
  • Oni dan Desa – Cerita tentang iblis yang mengganggu suatu desa dan cara penduduk mengusirnya.

f. Dōwa (童話) – Cerita Anak

Dōwa adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak, sering kali memiliki unsur pendidikan dan nilai-nilai moral.
Contoh:

  • Shita-kiri Suzume (舌切り雀) – Kisah burung pipit yang membalas budi kepada orang baik.
  • Urashima Tarou (浦島太郎) – Kisah seorang nelayan yang menyelamatkan kura-kura dan dibawa ke istana bawah laut.
2028630
Urashima Tarou (浦島太郎)

g. Otogibanashi (御伽話) – Dongeng Fantasi

Otogibanashi adalah cerita yang sering mengandung unsur magis dan fantasi.
Contoh:

  • Hanasaka Jiisan (花咲かじいさん) – Kisah seorang kakek yang bisa menumbuhkan bunga dengan abu ajaib.
  • Bunbuku Chagama (ぶんぶく茶釜) – Kisah teko ajaib yang berubah menjadi rakun (tanuki).

Peran Folklor dalam Budaya Jepang

Folklor Jepang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat, seni, dan hiburan modern. Banyak kisah rakyat yang diadaptasi dalam bentuk anime, manga, film, dan pertunjukan teater. Selain itu, berbagai festival dan ritual di Jepang masih mempertahankan unsur-unsur dari folklor ini, seperti Festival Tanabata dan Festival Obon yang berkaitan dengan mitologi dan roh leluhur.

Folklor Jepang Paling Terkenal

Folklor Jepang terdiri dari berbagai cerita yang telah diwariskan turun-temurun. Beberapa cerita sangat terkenal baik di dalam negeri maupun di luar Jepang. Berikut adalah beberapa folklor Jepang yang paling terkenal:

1. Momotaro (桃太郎) – Anak Buah Persik

Ringkasan:
Seorang kakek dan nenek menemukan seorang anak laki-laki di dalam buah persik besar yang hanyut di sungai. Mereka menamainya Momotaro dan membesarkannya. Ketika dewasa, Momotaro pergi untuk mengalahkan oni (iblis) yang mengganggu desa. Dalam perjalanannya, ia berteman dengan seekor anjing, monyet, dan burung pegar, yang membantunya mengalahkan para oni.

Nilai moral: Keberanian, persahabatan, dan membela kebenaran.

25373481
Momotaro (桃太郎) – Anak Buah Persik

2. Kaguya-hime (かぐや姫) – Putri Kaguya

Ringkasan:
Seorang penebang bambu menemukan seorang bayi perempuan bercahaya di dalam batang bambu. Ia membesarkan bayi tersebut, yang tumbuh menjadi wanita cantik bernama Kaguya-hime. Banyak bangsawan melamarnya, tetapi ia menolak semuanya. Akhirnya, Kaguya-hime mengungkapkan bahwa ia berasal dari bulan dan harus kembali ke sana.

Nilai moral: Keindahan dan kebahagiaan bersifat sementara, serta takdir tidak bisa dihindari.

3. Urashima Tarou (浦島太郎) – Nelayan dan Istana Bawah Laut

Ringkasan:
Urashima Tarou, seorang nelayan baik hati, menyelamatkan seekor kura-kura yang disiksa oleh anak-anak. Sebagai tanda terima kasih, kura-kura membawanya ke Istana Naga di bawah laut, di mana ia tinggal beberapa hari bersama Putri Otohime. Ketika ia kembali ke desanya, ia menemukan bahwa waktu telah berlalu ratusan tahun.

Nilai moral: Waktu dan kehidupan tidak dapat diputar kembali, serta pentingnya menghargai waktu yang dimiliki.

4. Issun-bōshi (一寸法師) – Anak Seukuran Ibu Jari

Ringkasan:
Seorang anak laki-laki bernama Issun-bōshi lahir dengan tubuh sebesar ibu jari. Ia pergi ke kota untuk mencari peruntungan dengan membawa jarum sebagai pedang. Suatu hari, ia melawan oni dan menggunakan palu ajaib untuk menjadi besar.

Nilai moral: Kegigihan dan keberanian lebih penting daripada ukuran atau kekuatan fisik.

5. Hanasaka Jiisan (花咲かじいさん) – Kakek yang Membuat Bunga Mekar

Ringkasan:
Seorang kakek baik hati memiliki anjing yang bisa menemukan harta karun. Tetangganya yang jahat membunuh anjing itu karena iri. Namun, kakek tersebut tetap baik dan menggunakan abu dari pohon anjingnya untuk membuat bunga sakura bermekaran.

Nilai moral: Kebaikan akan membawa berkah, sedangkan kejahatan akan membawa hukuman.

6. Shita-kiri Suzume (舌切り雀) – Burung Pipit dengan Lidah Terpotong

Ringkasan:
Seorang pria baik hati menyelamatkan burung pipit yang terluka. Istrinya yang jahat kemudian memotong lidah burung tersebut. Sebagai balas budi, burung pipit memberi pria tersebut hadiah. Namun, istrinya yang serakah memilih hadiah yang lebih besar, tetapi isinya malah membawa malapetaka.

Nilai moral: Keserakahan akan membawa keburukan, sementara kebaikan akan mendatangkan keberuntungan.

24787289
Shita-kiri Suzume (舌切り雀)

7. Tanabata (七夕) – Festival Bintang

Ringkasan:
Legenda ini menceritakan cinta antara Orihime (Vega) dan Hikoboshi (Altair), yang hanya dapat bertemu sekali dalam setahun pada tanggal 7 Juli. Mereka dipisahkan oleh sungai langit (Bima Sakti) sebagai hukuman karena lalai dalam tugas mereka.

Nilai moral: Cinta sejati dapat bertahan meskipun ada rintangan.

Kesimpulan

Folklor Jepang adalah warisan budaya yang kaya dan penuh makna. Cerita-cerita ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga mengandung ajaran moral dan mencerminkan kepercayaan serta tradisi masyarakat Jepang. Dengan terus diwariskan dari generasi ke generasi, folklor Jepang tetap hidup dan relevan dalam kehidupan modern.


Dengan memahami folklor Jepang, kita dapat lebih menghargai keunikan budaya Jepang serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!

Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *