Bahasa Jepang dalam Festival dan Tradisi Jepang
Bahasa Jepang tidak hanya digunakan untuk percakapan sehari-hari, tetapi juga menjadi cermin dari kekayaan budaya dan tradisi negeri sakura. Dari festival meriah yang disebut matsuri hingga kebiasaan menulis harapan di kertas berwarna saat Tanabata, setiap kata membawa makna yang dalam dan sejarah yang panjang.
Melalui berbagai istilah tradisional seperti omatsuri (festival), omikuji (ramalan keberuntungan), dan hanami (melihat bunga), kita tidak hanya mempelajari bahasa, tetapi juga memahami nilai-nilai, kepercayaan, serta keindahan hidup masyarakat Jepang. Dengan mempelajari kata dan frasa yang berkaitan dengan festival dan tradisi, kita dapat merasakan langsung nuansa budaya yang hidup dalam setiap ungkapan.

Apa Itu Matsuri (祭り)? – Memahami Makna Festival Jepang
Dalam budaya Jepang, matsuri (祭り) adalah istilah yang merujuk pada berbagai jenis festival atau perayaan yang biasanya diadakan oleh kuil Shinto, komunitas lokal, atau pemerintah daerah. Kata matsuri berasal dari kata kerja matsuru (祀る) yang berarti “menyembah” atau “memuliakan,” mencerminkan asal-usul spiritual dari banyak festival tradisional di Jepang. Festival matsuri bisa bersifat keagamaan, musiman, atau budaya. Beberapa matsuri merayakan panen, sementara yang lain menghormati dewa lokal (kami) atau memperingati sejarah suatu daerah. Meskipun akar spiritualnya kuat, matsuri modern juga menjadi ajang hiburan, di mana masyarakat berkumpul menikmati makanan khas festival, parade, tarian tradisional (bon odori), serta pertunjukan kembang api (hanabi).
Contoh matsuri yang terken al di Jepang antara lain:
- Gion Matsuri di Kyoto
- Nebuta Matsuri di Aomori
- Tenjin Matsuri di Osaka
- Kanda Matsuri di Tokyo
Setiap matsuri memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari pakaian tradisional (yukata), gerobak festival (dashi), hingga alunan musik khas yang dimainkan dengan taiko (gendang Jepang).
Omatsuri (お祭り): Kata Sopan dan Nuansa Budaya di Baliknya
Kata omatsuri (お祭り) adalah bentuk yang lebih sopan dan lembut dari matsuri (祭り). Awalan “o-” (お) dalam bahasa Jepang sering ditambahkan pada kata benda untuk menunjukkan rasa hormat atau sopan santun, terutama dalam konteks budaya atau keagamaan. Oleh karena itu, matsuri menjadi omatsuri ketika digunakan dalam situasi yang lebih formal atau penuh penghargaan.
Misalnya, saat berbicara dengan orang yang lebih tua, tamu, atau dalam konteks resmi, orang Jepang cenderung menggunakan omatsuri untuk menunjukkan sikap yang lebih sopan. Penggunaan awalan “o-” ini juga mencerminkan rasa hormat terhadap perayaan atau upacara yang sakral, karena banyak festival di Jepang memang berasal dari kegiatan keagamaan atau spiritual.
Contoh penggunaan:
- 今日は近くの神社でお祭りがあります。(Kyou wa chikaku no jinja de omatsuri ga arimasu.) – Hari ini ada festival di kuil dekat sini.
- 夏のお祭りはとてもにぎやかです。(Natsu no omatsuri wa totemo nigiyaka desu.) – Festival musim panas sangat meriah.
Dalam percakapan santai atau antara teman dekat, bentuk sederhana matsuri bisa saja digunakan. Namun, penggunaan omatsuri menunjukkan bagaimana bahasa Jepang mencerminkan tata krama, penghormatan, dan rasa keindahan dalam kehidupan sehari-hari.

Omikuji (おみくじ): Ramalan Keberuntungan di Kuil Jepang
Omikuji (おみくじ) adalah salah satu tradisi menarik yang bisa ditemukan di kuil Shinto atau kuil Buddha di Jepang. Kata omikuji terdiri dari awalan kehormatan “o-“, dan “mikuji” (籤), yang berarti undian atau lotere. Secara harfiah, omikuji berarti “ramalan undian” dan digunakan untuk mengetahui keberuntungan seseorang. Biasanya, omikuji tersedia dalam bentuk gulungan kertas atau kotak undian. Pengunjung kuil dapat menarik satu kertas secara acak yang berisi ramalan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti:
- Kesehatan (健康 – kenkou)
- Cinta (恋愛 – ren’ai)
- Bisnis (商売 – shoubai)
- Perjalanan (旅行 – ryokou)
- Pendidikan dan ujian (学業 – gakugyou)
Tingkat keberuntungan dalam omikuji pun bervariasi, mulai dari:
- 大吉 (daikichi) – Keberuntungan besar
- 中吉 (chuukichi) – Keberuntungan sedang
- 小吉 (shoukichi) – Keberuntungan kecil
- 吉 (kichi) – Cukup beruntung
- 末吉 (suekichi) – Keberuntungan di akhir
- 凶 (kyou) – Nasib buruk
Jika mendapatkan hasil yang baik, orang biasanya membawa pulang omikuji-nya sebagai jimat keberuntungan. Namun, jika ramalan kurang baik, tradisi umum menyarankan untuk mengikat kertas tersebut pada pohon atau rak khusus di kuil, dengan harapan bahwa nasib buruk akan tertinggal di sana dan tidak mengikuti si pembaca pulang.
Contoh kalimat:
- お寺でおみくじを引きました。(Otera de omikuji o hikimashita.) – Saya menarik ramalan keberuntungan di kuil.
Omikuji adalah contoh nyata bagaimana bahasa Jepang dan tradisi spiritual menyatu dalam kegiatan sehari-hari, memberi pengalaman unik dan menyenangkan saat mengunjungi tempat-tempat suci di Jepang.

Tanabata (七夕): Festival Bintang dan Harapan yang Ditulis di Kertas
Tanabata (七夕), yang secara harfiah berarti “malam ketujuh,” adalah salah satu festival tradisional Jepang yang paling indah dan penuh makna. Festival ini dirayakan setiap tanggal 7 Juli (atau Agustus di beberapa daerah), dan berasal dari legenda romantis Tiongkok tentang dua bintang: Orihime (織姫 – bintang Vega) dan Hikoboshi (彦星 – bintang Altair), yang hanya dapat bertemu sekali dalam setahun di langit malam, yaitu pada malam Tanabata.
Salah satu tradisi paling khas dari Tanabata adalah menulis harapan atau impian di atas kertas warna-warni yang disebut tanzaku (短冊), lalu menggantungkannya di ranting bambu. Ranting tersebut sering dihias dengan ornamen kertas berbentuk bintang, pita, atau burung bangau origami, menciptakan suasana yang meriah namun sakral.
Contoh harapan dalam tanzaku:
- 日本語が上手になりますように。(Nihongo ga jouzu ni narimasu you ni.) – Semoga saya menjadi lebih mahir berbahasa Jepang.
- 家族が健康でいられますように。(Kazoku ga kenkou de iraremasu you ni.) – Semoga keluarga saya selalu sehat.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang untuk membuat permohonan, tetapi juga sarana bagi masyarakat untuk merayakan musim panas, mengenang mitos klasik, dan menghargai keindahan alam serta bintang-bintang di langit malam.
Contoh kalimat:
- 七夕に願い事を書いて、竹に飾ります。(Tanabata ni negaigoto o kaite, take ni kazarimasu.) – Pada Tanabata, kita menulis permohonan dan menghias bambu dengan harapan itu.
Tanabata mencerminkan semangat harapan dan keindahan budaya Jepang yang penuh dengan simbolisme dan kepercayaan.

Hanami (花見): Tradisi Menikmati Mekarnya Bunga Sakura
Hanami (花見), yang secara harfiah berarti “melihat bunga,” adalah tradisi musim semi di Jepang di mana orang-orang berkumpul untuk menikmati keindahan bunga sakura yang sedang mekar. Kata hana (花) berarti bunga, dan mi (見) berasal dari kata kerja miru (見る), yang berarti melihat. Tradisi hanami sudah berlangsung sejak zaman Heian (794–1185), dan awalnya merupakan kegiatan kalangan bangsawan. Kini, hanami menjadi kebiasaan nasional yang dirayakan oleh semua lapisan masyarakat, baik di taman, tepi sungai, halaman sekolah, maupun halaman kantor. Saat musim hanami tiba (sekitar akhir Maret hingga awal April), banyak keluarga, teman, dan kolega membawa tikar, makanan, dan minuman untuk berpiknik di bawah pohon sakura. Momen ini bukan hanya untuk menikmati bunga, tetapi juga untuk merayakan kehidupan, harapan baru, dan hubungan antar sesama.
Contoh ungkapan yang umum digunakan:
- 花見に行きましょう!(Hanami ni ikimashou!) – Ayo pergi melihat bunga sakura!
- 桜が満開です。花見の季節ですね。(Sakura ga mankai desu. Hanami no kisetsu desu ne.) – Sakura sedang mekar penuh. Ini musim hanami, ya.
Selain menjadi kegiatan sosial, hanami juga mengandung makna filosofis. Mekarnya bunga sakura yang hanya berlangsung singkat melambangkan kefanaan (無常 – mujou) dalam hidup. Inilah yang membuat hanami bukan sekadar kegiatan melihat bunga, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap keindahan yang sementara.

Kosakata Penting dalam Festival Jepang
Berikut adalah beberapa kosakata penting yang sering muncul dalam konteks festival dan tradisi Jepang. Kata-kata ini tidak hanya berguna untuk memahami budaya Jepang, tetapi juga sering muncul dalam percakapan sehari-hari, pelajaran bahasa Jepang, dan bahkan ujian JLPT.
Kosakata | Kanji | Arti | Keterangan |
お祭り (omatsuri) | お祭り | Festival | Bentuk sopan dari matsuri |
祭り (matsuri) | 祭り | Festival, perayaan | Digunakan dalam konteks umum |
神社 (jinja) | 神社 | Kuil Shinto | Tempat umum untuk festival |
屋台 (yatai) | 屋台 | Kios makanan | Stand jajanan di festival |
浴衣 (yukata) | 浴衣 | Kimono musim panas | Pakaian khas saat festival |
花火 (hanabi) | 花火 | Kembang api | Sering ada saat festival musim panas |
太鼓 (taiko) | 太鼓 | Drum tradisional | Digunakan dalam pertunjukan |
笛 (fue) | 笛 | Seruling | Alat musik tradisional di matsuri |
おみくじ (omikuji) | おみくじ | Ramalan keberuntungan | Ditarik di kuil |
願い事 (negaigoto) | 願い事 | Permohonan, harapan | Sering ditulis saat Tanabata |
短冊 (tanzaku) | 短冊 | Kertas harapan | Digantung di bambu saat Tanabata |
花見 (hanami) | 花見 | Melihat bunga | Terutama bunga sakura |
提灯 (chouchin) | 提灯 | Lampion | Dekorasi tradisional festival |
盆踊り (bon odori) | 盆踊り | Tarian Bon | Tarian rakyat musim panas |

Ungkapan dan Ekspresi yang Umum Digunakan saat Festival
Saat menghadiri matsuri (festival) di Jepang, minasan akan sering mendengar berbagai ungkapan khas yang digunakan untuk menyapa, menunjukkan antusiasme, atau mengekspresikan kesenangan. Ungkapan-ungkapan ini juga mencerminkan keramahan dan semangat kebersamaan masyarakat Jepang.
Berikut beberapa ungkapan umum dan artinya:
Ungkapan Jepang | Arti | Keterangan / Situasi |
わあ、すごい! (Waa, sugoi!) | Wah, hebat! | Ungkapan kagum saat melihat kembang api, tarian, dll. |
お祭りって楽しいね! (Omatsuri tte tanoshii ne!) | Festival itu menyenangkan, ya! | Digunakan saat menikmati festival bersama teman. |
浴衣、似合ってるね。(Yukata, niatteru ne.) | Yukatamu cocok sekali. | Pujian untuk seseorang yang memakai yukata. |
一緒に写真を撮ろう!(Issho ni shashin o torou!) | Ayo foto bareng! | Ajakan saat momen seru di festival. |
どの屋台が美味しいかな?(Dono yatai ga oishii kana?) | Kira-kira kios mana yang enak ya? | Saat mencari jajanan di festival. |
金魚すくいやってみたい!(Kingyo sukui yatte mitai!) | Aku mau coba menangkap ikan emas! | Aktivitas khas di festival musim panas. |
花火が始まるよ!(Hanabi ga hajimaru yo!) | Kembang api akan mulai! | Untuk memberitahu teman atau keluarga. |
願い事を書いた?(Negaigoto o kaita?) | Sudah menulis permohonanmu? | Saat Tanabata, bertanya tentang tanzaku. |

(Ajakan saat momen seru di festival.)
Perbedaan Kata: Matsuri vs Omatsuri – Apa Bedanya?
Dalam bahasa Jepang, minasan mungkin sering melihat dua bentuk kata untuk “festival”: 祭り (matsuri) dan お祭り (omatsuri). Meskipun keduanya merujuk pada hal yang sama, yaitu festival atau perayaan tradisional, ada perbedaan kecil dalam nuansa, tingkat kesopanan, dan penggunaan dalam konteks sosial.
1. Matsuri (祭り) – Bentuk Dasar
Kata matsuri adalah bentuk dasar dan netral dari kata “festival.” Ini biasanya digunakan dalam tulisan formal, berita, atau ketika menyebut nama resmi suatu festival.
Contoh:
- 祇園祭は有名な祭りです。(Gion matsuri wa yuumei na matsuri desu.) – Festival Gion adalah festival yang terkenal.
- 秋の祭りに参加しました。(Aki no matsuri ni sanka shimashita.) – Saya ikut serta dalam festival musim gugur.
2. Omatsuri (お祭り) – Bentuk Sopan & Lebih Lembut
Penambahan awalan kehormatan “お” (o-) menjadikan kata ini lebih sopan dan terasa lebih akrab atau ramah. Omatsuri sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika berbicara dengan anak-anak, tamu, atau orang yang lebih tua. Ini juga menciptakan nuansa bahwa festival tersebut menyenangkan dan dinikmati bersama.
Contoh:
- 今日はお祭りに行きます。(Kyou wa omatsuri ni ikimasu.) – Hari ini saya pergi ke festival.
- お祭りって楽しいね!(Omatsuri tte tanoshii ne!) – Festival itu menyenangkan, ya!

Belajar Bahasa Jepang Lewat Tradisi Musiman
Bahasa Jepang sangat erat kaitannya dengan perubahan musim dan tradisi yang mengikutinya. Setiap musim di Jepang membawa serta perayaan, kebiasaan, dan kata-kata khusus yang bisa membantu pembelajar memahami budaya dan kosakata secara lebih alami. Dengan mempelajari tradisi musiman (季節の行事 – kisetsu no gyouji), minasan bisa mengenal banyak ungkapan, kata benda, dan bahkan tata bahasa yang khas digunakan dalam konteks tertentu. Ini adalah cara yang menyenangkan dan efektif untuk memperdalam pemahaman bahasa Jepang.
Contoh Tradisi Musiman dan Bahasa yang Bisa Dipelajari:
Musim | Tradisi | Kosakata yang Terkait |
Musim Semi (春) | Hanami (melihat bunga sakura) | 花見 (hanami), 桜 (sakura), 満開 (mankai), お弁当 (obentou) |
Musim Panas (夏) | Omatsuri & Hanabi Taikai | 祭り (matsuri), 花火 (hanabi), 屋台 (yatai), 浴衣 (yukata) |
Musim Gugur (秋) | Tsukimi (melihat bulan) | 月見 (tsukimi), 団子 (dango), 月 (tsuki), 秋の風 (aki no kaze) |
Musim Dingin (冬) | Oshougatsu (Tahun Baru) | 正月 (oshougatsu), 初詣 (hatsumoude), 餅 (mochi), お年玉 (otoshidama) |
Melalui tradisi-tradisi ini, kamu juga akan terbiasa dengan ekspresi seperti:
- ~に行く (pergi untuk~) → 祭りに行く (pergi ke festival)
- ~が楽しみです (menantikan~) → 花火大会が楽しみです。
- ~をする (melakukan~) → 初詣をする (berdoa di kuil pada Tahun Baru)
Tradisi musiman memberikan konteks nyata yang membantu kita memahami bagaimana kata dan frasa digunakan secara alami dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Contoh Kalimat
- お祭りに行きたいです。
(Omatsuri ni ikitai desu.) – Saya ingin pergi ke festival.
- この神社で夏の祭りがあります。
(Kono jinja de natsu no matsuri ga arimasu.) – Ada festival musim panas di kuil ini.
- 屋台でたこ焼きを買いました。
(Yatai de takoyaki o kaimashita.) – Saya membeli takoyaki di kios festival.
- 浴衣を着て花火を見ました。
(Yukata o kite hanabi o mimashita.) – Saya mengenakan yukata dan melihat kembang api.

- おみくじを引いて、大吉が出ました!
(Omikuji o hiite, daikichi ga demashita!) – Saya menarik ramalan dan mendapatkan keberuntungan besar!
- 太鼓の音がにぎやかですね。
(Taiko no oto ga nigiyaka desu ne.) – Suara drum tradisionalnya meriah, ya.
- 提灯がたくさん飾ってあります。
(Chouchin ga takusan kazatte arimasu.) – Banyak lampion digantung sebagai hiasan.
- 短冊に願い事を書きました。
(Tanzaku ni negaigoto o kakimashita.) – Saya menulis harapan saya di kertas tanzaku.

- 友だちと盆踊りをしました。
(Tomodachi to bon odori o shimashita.) – Saya menari Bon Odori bersama teman.
- 初詣で家族の健康を祈りました。
(Hatsumoude de kazoku no kenkou o inorimashita.) – Saya berdoa untuk kesehatan keluarga saat kunjungan tahun baru.
Soal Latihan
I. Pilihan Ganda
1. Kata “浴衣(ゆかた)” biasanya dipakai saat…
A. Musim dingin
B. Festival musim panas
C. Tahun Baru
D. Upacara pernikahan
Jawaban
B. Festival musim panas
Penjelasan: Yukata adalah kimono ringan dari katun, umumnya dipakai saat festival musim panas atau saat melihat kembang api (花火).
2. Saat 花見(はなみ), orang Jepang biasanya…
A. Bermain salju
B. Melihat bunga sakura
C. Mengambil omikuji
D. Membuat tanzaku
Jawaban
B. Melihat bunga sakura
Penjelasan: 花見 (hanami) berarti melihat bunga, biasanya sakura, dan merupakan tradisi penting di musim semi Jepang.
3. おみくじ(Omikuji)bisa kamu dapatkan di…
A. Supermarket
B. Sekolah
C. Kuil
D. Festival musik
Jawaban
C. Kuil
Penjelasan: Omikuji adalah kertas ramalan yang bisa diambil di kuil Shinto atau Buddha.
4. 七夕(Tanabata)berhubungan dengan…
A. Bunga sakura
B. Harapan yang ditulis di kertas
C. Musik tradisional
D. Upacara pernikahan
Jawaban
B. Harapan yang ditulis di kertas
Penjelasan: Saat Tanabata, orang menulis harapan di kertas bernama 短冊(たんざく)dan menggantungnya di bambu.
5. Kata “にぎやか” menggambarkan suasana festival yang…
A. Tenang
B. Gelap
C. Ramai dan meriah
D. Menyedihkan
Jawaban
C. Ramai dan meriah
Penjelasan: にぎやか berarti “ramai” atau “meriah,” cocok untuk menggambarkan suasana festival.
II. Isian Kosong
6. お正月に神社へ行って、______を引きました。(Saya pergi ke kuil saat Tahun Baru dan menarik ______.)
Jawaban
おみくじ
Penjelasan: Di awal tahun, banyak orang Jepang mengambil omikuji (ramalan) di kuil.
7. お祭りで_______を着て写真を撮りました。(Saya memakai ______ di festival dan mengambil foto.)
Jawaban
浴衣(ゆかた)
Penjelasan: Yukata sering dipakai di festival musim panas.
8. 春にはみんなで______をします。(Di musim semi, semua orang melakukan ______.)
Jawaban
花見(はなみ)
Penjelasan: Hanami adalah aktivitas melihat bunga sakura saat musim semi.
III. Terjemahkan ke Bahasa Indonesia
9. お祭りはとてもにぎやかです。
Jawaban
Festivalnya sangat meriah.
Penjelasan: にぎやか = ramai/meriah; とても = sangat
10. 七夕の日に願いごとを書きました。
Jawaban
Pada hari Tanabata, saya menulis harapan.
Penjelasan: 願いごと(ねがいごと)= harapan/tulisan harapan
Kesimpulan
Belajar bahasa Jepang tidak hanya soal menghafal kosakata dan tata bahasa, tetapi juga tentang memahami budaya di balik kata-kata tersebut. Melalui festival (お祭り), tradisi seperti hanami, tanabata, atau menarik omikuji, kita dapat melihat bagaimana bahasa Jepang hidup dalam kegiatan sehari-hari masyarakatnya.
Kosakata dan ungkapan yang digunakan dalam konteks budaya dan tradisi mencerminkan nilai-nilai penting dalam kehidupan orang Jepang, seperti rasa kebersamaan (wa), kesopanan, dan penghormatan terhadap alam serta musim. Dengan memahami itu semua, kita tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga semakin dekat dengan jiwa dan semangat budaya Jepang itu sendiri.Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

