Phobia dalam Bahasa Jepang: Nama-Nama Ketakutan yang Unik!
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mengalami rasa takut terhadap sesuatu, baik itu hewan, tempat, atau situasi tertentu. Ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional terhadap objek atau keadaan ini dikenal dengan istilah fobia. Fobia bukan hanya sekadar rasa takut biasa, tetapi bisa memengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan. Dalam bahasa Jepang, istilah-istilah fobia juga dikenal dan digunakan, terutama dalam bidang medis dan psikologi.

Apa Itu フォビア (phobia/fobia)?
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional terhadap suatu objek, situasi, atau aktivitas tertentu. Fobia termasuk dalam gangguan kecemasan dan bisa menyebabkan reaksi panik hanya karena melihat atau membayangkannya saja. Contohnya seperti takut pada ketinggian (acrophobia) atau takut pada serangga (entomophobia).
Istilah “Fobia” dalam Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, istilah “fobia” biasanya diterjemahkan sebagai 恐怖症(きょうふしょう・kyōfushō), yang secara harfiah berarti “gangguan ketakutan” atau “penyakit ketakutan.” Kata ini digunakan dalam konteks medis maupun umum untuk menggambarkan rasa takut berlebihan terhadap suatu objek, situasi, atau kondisi tertentu.
Selain itu, dalam beberapa kasus, bahasa Jepang juga mengadopsi kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu フォビア (phobia). Kata ini sering digunakan dalam artikel psikologi populer, anime, manga, atau percakapan sehari-hari yang bernuansa modern atau ilmiah.
Contoh penggunaan istilah “fobia” dalam bahasa Jepang:
- 高所恐怖症(こうしょきょうふしょう・kōsho kyōfushō)
Fobia terhadap ketinggian (acrophobia)
- 閉所恐怖症(へいしょきょうふしょう・heisho kyōfushō)
Fobia terhadap ruang sempit (claustrophobia)
- 対人恐怖症(たいじんきょうふしょう・taijin kyōfushō)
Fobia sosial (takut berinteraksi dengan orang lain)
- 犬恐怖症(いぬきょうふしょう・inu kyōfushō)
Fobia terhadap anjing
Penambahan kata 恐怖症 (kyōfushō) di belakang sebuah kata benda merupakan pola umum dalam menyebutkan jenis fobia dalam bahasa Jepang. Jadi, jika minasan tahu nama objeknya, minasan bisa menggunakannya untuk menyusun istilah fobianya.

(heisho kyōfushō, claustrophobia)
Asal Usul Istilah Fobia dalam Budaya Jepang
Istilah “fobia” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata φόβος (phobos) yang berarti “ketakutan” atau “rasa takut yang tidak rasional.” Dalam bahasa Jepang, istilah untuk fobia biasanya diterjemahkan sebagai 恐怖症 (きょうふしょう, kyōfushō), yang secara harfiah berarti “gangguan ketakutan.” Kata ini terdiri dari:
- 恐怖 (きょうふ, kyōfu) = rasa takut
- 症 (しょう, shō) = sindrom atau gangguan (suffix yang sering dipakai dalam istilah medis)
Masuknya istilah ini ke dalam bahasa Jepang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu psikologi Barat yang diperkenalkan ke Jepang pada akhir era Meiji (akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20). Seiring berkembangnya ilmu kedokteran dan psikiatri di Jepang, banyak istilah psikologis dari Barat yang diterjemahkan secara harfiah ke dalam kanji agar mudah dipahami oleh masyarakat Jepang.
Contohnya, istilah seperti arachnophobia (takut terhadap laba-laba) dalam bahasa Jepang menjadi 蜘蛛恐怖症 (くもきょうふしょう, kumo kyōfushō) – “gangguan ketakutan terhadap laba-laba”, dengan 蜘蛛 (くも, kumo) berarti laba-laba.
Dalam budaya Jepang sendiri, konsep ketakutan atau fobia juga sudah lama ada, meskipun tidak selalu diklasifikasikan sebagai “fobia” dalam pengertian ilmiah. Misalnya, rasa takut terhadap roh jahat (お化け, obake) atau hantu (幽霊, yūrei) sudah lama menjadi bagian dari cerita rakyat, kepercayaan, dan bahkan seni tradisional seperti kabuki dan ukiyo-e. Namun, pengklasifikasian fobia secara sistematis sebagai gangguan psikologis baru benar-benar diadopsi di Jepang setelah pengaruh Barat menguat dan ilmu psikologi menjadi bagian dari kurikulum medis.
Fobia yang Unik dan Aneh di Jepang
Meskipun masyarakat Jepang dikenal tenang, tertib, dan sopan, bukan berarti mereka bebas dari rasa takut atau kecemasan. Ada beberapa jenis ketakutan atau fobia yang umum dirasakan oleh orang Jepang, baik dalam konteks tradisional maupun kehidupan modern. Berikut ini beberapa ketakutan yang sering dijumpai dalam kehidupan orang Jepang:
- 恥をかくこと (haji o kaku koto) – Takut Malu di Depan Umum
Di budaya Jepang yang menjunjung tinggi keharmonisan sosial (和, wa), banyak orang merasa takut melakukan kesalahan atau mempermalukan diri di depan orang lain. Rasa malu ini bisa sangat kuat dan memicu kecemasan sosial (対人恐怖症, たいじんきょうふしょう, taijin kyōfushō).
- 人前で話すこと (hito-mae de hanasu koto) – Takut Berbicara di Depan Umum
Public speaking adalah sumber ketakutan bagi banyak orang Jepang. Ini terkait dengan rasa takut dinilai atau membuat kesalahan bahasa, terutama dalam lingkungan profesional atau akademik.
- 失敗すること (shippai suru koto) – Takut Gagal
Karena budaya kerja di Jepang sangat kompetitif dan menekankan kesempurnaan, kegagalan bisa menjadi momok. Banyak pelajar dan pekerja mengalami tekanan tinggi karena takut mengecewakan harapan orang tua, atasan, atau rekan kerja.
- 幽霊やお化け (yūrei ya obake) – Takut Hantu dan Makhluk Halus
Kepercayaan terhadap arwah dan makhluk gaib masih sangat kuat di Jepang. Banyak orang takut melewati kuburan di malam hari atau mengunjungi tempat-tempat angker, apalagi saat musim panas yang identik dengan cerita horor.
- 地震・津波・台風 ( jishin / tsunami / taifū) – Takut Bencana Alam
Karena Jepang rawan gempa, tsunami, dan topan, ketakutan terhadap bencana alam adalah hal yang sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari. Banyak anak-anak bahkan diajarkan latihan evakuasi sejak dini.
- 他人に迷惑をかけること (tanin ni meiwaku o kakeru koto) – Takut Mengganggu Orang Lain
Konsep “meiwaku” atau mengganggu orang lain sangat dihindari. Bahkan saat seseorang sakit, mereka cenderung tetap masuk kerja karena takut dianggap tidak bertanggung jawab atau merepotkan tim.
- 満員電車 (man’in densha) – Takut Kereta Penuh Sesak
Beberapa orang mengalami klaustrofobia atau kecemasan sosial saat berada dalam kereta penuh sesak di jam sibuk, terutama di kota besar seperti Tokyo.
- SNSでの評価 (SNSでのひょうか, SNS de no hyōka) – Takut Dinilai di Media Sosial
Dalam era digital, banyak anak muda Jepang mengalami tekanan psikologis karena takut mendapatkan komentar negatif atau cyberbullying melalui media sosial.
- 電話恐怖症(でんわきょうふしょう・Denwa Kyōfushō) – Fobia terhadap menelepon atau menerima telepon.
Di era komunikasi digital, banyak orang terutama generasi muda merasa cemas saat harus menelepon seseorang. Mereka lebih nyaman menggunakan teks daripada suara.

- 注目恐怖症(ちゅうもくきょうふしょう・Chūmoku Kyōfushō)- Fobia menjadi pusat perhatian.
Umumnya dialami oleh orang yang pemalu atau mengalami kecemasan sosial, mereka merasa tidak nyaman saat dilihat atau diperhatikan banyak orang.
- 自己紹介恐怖症(じこしょうかいきょうふしょう・Jikoshōkai Kyōfushō)- Fobia memperkenalkan diri.
Fobia ini sering muncul di sekolah atau tempat kerja saat seseorang harus memperkenalkan diri di depan umum. Mereka merasa sangat tertekan karena takut dihakimi.
- 目恐怖症(めきょうふしょう・Me Kyōfushō)– Fobia terhadap tatapan mata atau kontak mata.
Di Jepang, menatap mata terlalu lama bisa dianggap tidak sopan. Beberapa orang mengembangkan fobia karena merasa terintimidasi dengan kontak mata langsung.
- 人形恐怖症(にんぎょうきょうふしょう・Ningyō Kyōfushō)– Fobia terhadap boneka.
Boneka Jepang seperti ningyō tradisional kadang dianggap memiliki aura mistis. Tak sedikit orang merasa takut melihat boneka yang “terlalu hidup.”
- 食事恐怖症(しょくじきょうふしょう・Shokuji Kyōfushō)– Fobia makan di depan orang lain.
Bisa jadi karena takut dinilai cara makannya, atau karena pernah mengalami trauma saat makan bersama.
- 笑われ恐怖症(わらわれきょうふしょう・Waraware Kyōfushō)– Fobia terhadap ditertawakan.
Takut menjadi bahan tertawaan membuat sebagian orang sangat waspada dalam bersosialisasi.
Catatan Budaya: Rasa takut atau kecemasan di Jepang sering kali tidak langsung diungkapkan secara terbuka, karena budaya “menahan diri” (我慢, がまん, gaman) masih sangat dijunjung tinggi. Oleh karena itu, meskipun seseorang mengalami fobia atau ketakutan, mereka bisa jadi memendamnya agar tidak “merepotkan” orang lain.
Kosakata Fobia dalam Bahasa Jepang
Bahasa Indonesia | Bahasa Jepang (Kanji) | Hiragana / Katakana | Romaji |
Fobia / Phobia | 恐怖症 | きょうふしょう | kyōfushō |
Takut ketinggian | 高所恐怖症 | こうしょきょうふしょう | kōsho kyōfushō |
Takut ruangan sempit | 閉所恐怖症 | へいしょきょうふしょう | heisho kyōfushō |
Takut gelap | 暗所恐怖症 | あんしょきょうふしょう | ansho kyōfushō |
Takut keramaian / sosial | 対人恐怖症 / 社交不安障害 | たいじんきょうふしょう / しゃこうふあんしょうがい | taijin kyōfushō / shakōfuan |
Takut memerah | 赤面恐怖症 | せきめんきょうふしょう | sekimen kyōfushō |
Takut berbicara di depan umum | 発表恐怖症 | はっぴょうきょうふしょう | happyō kyōfushō |
Takut suara keras / suara | 音恐怖症 | おときょうふしょう | oto kyōfushō |
Takut angka / matematika | 数字恐怖症 / 数学恐怖症 | すうじきょうふしょう / すうがくきょうふしょう | sūji kyōfushō / sūgaku kyōfushō |
Takut sekolah | 学校恐怖症 | がっこうきょうふしょう | gakkō kyōfushō |
Takut mati | 死恐怖症 | しきょうふしょう | shi kyōfushō |
Takut darah | 血液恐怖症 | けつえききょうふしょう | ketsueki kyōfushō |
Takut petir | 雷恐怖症 | かみなりきょうふしょう | kaminari kyōfushō |
Takut air | 水恐怖症 | みずきょうふしょう | mizu kyōfushō |
Takut naik pesawat | 飛行機恐怖症 | ひこうききょうふしょう | hikōki kyōfushō |
Takut disuntik | 注射恐怖症 | ちゅうしゃきょうふしょう | chūsha kyōfushō |
Takut burung | 鳥恐怖症 | とりきょうふしょう | tori kyōfushō |
Takut laba-laba | 蜘蛛恐怖症 | くもきょうふしょう | kumo kyōfushō |
Takut anjing | 犬恐怖症 | いぬきょうふしょう | inu kyōfushō |
Takut hewan | 動物恐怖症 | どうぶつきょうふしょう | dōbutsu kyōfushō |
Takut boneka | 人形恐怖症 | にんぎょうきょうふしょう | ningyō kyōfushō |
Takut kotor / menyentuh kotoran | 汚れ恐怖症 | よごれきょうふしょう | yogore kyōfushō |
Takut jamur / lubang kecil (trypophobia) | 集合体恐怖症 | しゅうごうたいきょうふしょう | shūgōtai kyōfushō |
Takut tertidur / mimpi buruk | 睡眠恐怖症 | すいみんきょうふしょう | suimin kyōfushō |
Takut sendirian | 孤独恐怖症 | こどくきょうふしょう | kodoku kyōfushō |
Takut cahaya terang | 光恐怖症 | ひかりきょうふしょう | hikari kyōfushō |
Takut meninggalkan rumah / tempat ramai | 広場恐怖症 / アゴラフォビア | こうじょうきょうふしょう / アゴラフォビア | kōjō kyōfushō / agoraphobia |

飛行機恐怖症 (hikōki kyōfushō)
Perbedaan Ekspresi Formal dan Kasual Saat Bicara tentang Fobia
Dalam bahasa Jepang, cara menyampaikan sesuatu bisa berbeda tergantung pada situasi dan siapa lawan bicaranya. Ketika berbicara tentang fobia atau ketakutan, ada perbedaan jelas antara gaya formal dan kasual. Berikut penjelasan serta contoh kalimatnya:
Ekspresi Formal (ていねい語・敬語 / Teineigo・Keigo)
Digunakan dalam situasi profesional, wawancara, pertemuan resmi, atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua/penting. Contoh:
- 高所恐怖症があります。(Kōsho kyōfushō ga arimasu.) – Saya memiliki fobia terhadap ketinggian.
- 人前で話すことに恐怖を感じております。(Hitomae de hanasu koto ni kyōfu o kanjite orimasu.) – Saya merasa takut ketika harus berbicara di depan umum.
- 注射がとても苦手でございます。(Chūsha ga totemo nigate de gozaimasu.) – Saya sangat tidak nyaman dengan suntikan (cara sopan untuk menyampaikan ketakutan).
Ekspresi Kasual (くだけた話し方 / Kudaketa Hanashikata)
Digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan teman dekat, keluarga, atau orang sebaya. Contoh:
- 高いところ、マジでムリ。
(Takai tokoro, maji de muri.) – Tempat tinggi? Nggak bisa banget deh!
- 注射とか超こわいよ。
(Chūsha toka chō kowai yo.) – Suntikan tuh serem banget, deh.
- 俺、狭いところダメなんだよね。
(Ore, semai tokoro dame nan da yo ne.) – Aku nggak tahan tempat sempit.
Tips:
- Dalam situasi resmi, hindari kata-kata seperti 「ムリ」(muri: nggak bisa), 「やばい」(yabai: parah/serem), atau 「超」(chō: super) yang terlalu santai.
- Gunakan bentuk kata kerja sopan seperti 「あります」「感じます」「苦手です」untuk menunjukkan rasa hormat.
Contoh Kalimat
- 私は高所恐怖症なので、高いところが苦手です。( Watashi wa kōsho kyōfushō na no de, takai tokoro ga nigate desu.) – Saya menderita fobia ketinggian, jadi saya tidak suka tempat yang tinggi.
- 彼は閉所恐怖症で、エレベーターに乗るのが怖いです。( Kare wa heisho kyōfushō de, erebētā ni noru no ga kowai desu.) – Dia menderita klaustrofobia, jadi takut naik lift.
- クモ恐怖症の人は、クモを見るだけでパニックになります。( Kumo kyōfushō no hito wa, kumo o miru dake de panikku ni narimasu.) – Orang yang takut laba-laba bisa panik hanya dengan melihatnya.
- 注射恐怖症のため、予防接種を受けるのがとてもつらいです。( Chūsha kyōfushō no tame, yobō sesshu o ukeru no ga totemo tsurai desu.) – Karena saya takut jarum suntik, menerima vaksinasi sangat menyulitkan.

- 彼女は人前で話すのが苦手で、軽い対人恐怖症かもしれません。( Kanojo wa hito-mae de hanasu no ga nigate de, karui taijin kyōfushō kamoshiremasen.) – Dia tidak nyaman berbicara di depan umum, mungkin mengalami fobia sosial ringan.
- 犬恐怖症を克服するために、毎日犬に少しずつ近づく練習をしています。( Inu kyōfushō o kokufuku suru tame ni, mainichi inu ni sukoshi zutsu chikazuku renshū o shiteimasu.) – Untuk mengatasi fobia anjing, saya berlatih mendekatinya sedikit demi sedikit setiap hari.
- 彼は飛行機恐怖症ですが、出張のためにどうしても乗らなければなりません。( Kare wa hikōki kyōfushō desu ga, shucchō no tame ni dōshitemo noranakereba narimasen.) – Dia takut naik pesawat, tapi harus menaikinya karena urusan dinas.
- 試験恐怖症のせいで、勉強していても本番ではうまくいきません。( Shiken kyōfushō no sei de, benkyō shiteite mo honban de wa umaku ikimasen.) - Karena fobia ujian, saya tidak bisa tampil baik meskipun sudah belajar.
Contoh Percakapan
Tema: 高所恐怖症 (Fobia terhadap ketinggian)
さゆり (Sayuri), ひろし (Hiroshi)
さゆり:
ねえ、週末に遊園地に行かない?ジェットコースターに乗ろうよ!
(Nee, shūmatsu ni yūenchi ni ikanai? Jettokōsutā ni norou yo!) – Hei, mau ke taman bermain akhir pekan ini? Ayo naik roller coaster!
ひろし:
ええっ…ごめん、それはちょっと…。実は僕、高所恐怖症なんだ。
(Ee… gomen, sore wa chotto… Jitsu wa boku, kōsho kyōfushō nanda.) – Eh… maaf, aku agak ragu. Sebenarnya, aku punya fobia ketinggian.
さゆり:
そうだったんだ!知らなかった。無理に誘ってごめんね。
(Sō dattan da! Shiranakatta. Muri ni sasotte gomen ne.) – Oh begitu! Aku tidak tahu. Maaf sudah memaksamu.
ひろし:ううん、気にしないで。地上のアトラクションなら大丈夫だよ!
(Uun, ki ni shinaide. Chijō no atorakushon nara daijōbu da yo!) – Nggak apa-apa, jangan khawatir. Kalau wahana di permukaan tanah sih nggak masalah.
さゆり:それなら、一緒にメリーゴーランドに乗ろうか!
(Sore nara, issho ni merīgōrando ni norou ka!) – Kalau begitu, bagaimana kalau kita naik komidi putar bersama?
ひろし:いいね!それなら楽しめそう!ありがとう、さゆり。
(Ii ne! Sore nara tanoshimesō! Arigatō, Sayuri.) – Ide bagus! Sepertinya aku bisa menikmatinya! Terima kasih, Sayuri.

Kesimpulan
Fobia atau ketakutan berlebihan terhadap sesuatu dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah 恐怖症(きょうふしょう / kyōfushō). Istilah ini bisa digabungkan dengan objek ketakutan untuk membentuk kosakata yang lebih spesifik, seperti 高所恐怖症 (fobia ketinggian), 閉所恐怖症 (fobia ruang sempit), atau 対人恐怖症 (fobia sosial).
Memahami istilah-istilah ini dalam bahasa Jepang tidak hanya menambah kosakata, tetapi juga membantu kita berkomunikasi secara lebih empatik dan tepat ketika berbicara tentang kesehatan mental atau perasaan seseorang. Dengan belajar ungkapan dan percakapan seputar fobia, kita juga semakin bisa menghargai keanekaragaman ekspresi dalam budaya Jepang. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

