Hina Ningyō: Cerita di Balik Boneka Hina dalam Perayaan Hina Matsuri
Hina Ningyō (雛人形) adalah boneka tradisional Jepang yang digunakan dalam perayaan Hina Matsuri (雛祭り) atau Hari Anak Perempuan, yang jatuh pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Boneka ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga melambangkan harapan akan kesehatan, kebahagiaan, dan masa depan cerah bagi anak perempuan di Jepang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang asal-usul Hina Ningyō, susunan boneka dalam Hina Matsuri, makna di baliknya, cara merawatnya, dan berbagai tradisi unik yang berkaitan dengan boneka ini.

Asal Usul Hina Matsuri dan Peran Hina Ningyō dalam Tradisi Jepang
Hina Matsuri (雛祭り), atau yang dikenal sebagai Festival Boneka, merupakan salah satu perayaan tradisional Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret. Perayaan ini secara khusus ditujukan untuk mendoakan kesejahteraan, kesehatan, dan kebahagiaan anak perempuan. Di tengah perayaan ini, Hina Ningyō (雛人形), yaitu boneka-boneka indah yang biasanya terbuat dari bahan seperti porselen atau kayu, menjadi simbol utama yang tidak hanya mencerminkan aspek estetika, tetapi juga sarat dengan makna budaya dan spiritual.
Asal Usul Hina Matsuri
Festival Hina Matsuri berawal pada zaman Heian (794–1185) di Jepang, ketika masyarakat Jepang mempraktikkan tradisi “Hina-nagashi” (雛流し), yaitu melepaskan boneka di sungai untuk mengusir roh jahat dan penyakit. Boneka tersebut dipercaya dapat membawa kesialan dan penyakit, sehingga dibuang sebagai bentuk pelindung. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi sebuah festival untuk anak perempuan dengan doa agar mereka diberi kesehatan, kebahagiaan, dan kehidupan yang bahagia.
Pada masa Edo (1603–1868), Hina Matsuri mulai lebih dikenal sebagai sebuah festival yang melibatkan pameran boneka-boneka Hina, yang semakin indah dan beragam dalam desainnya. Seiring dengan itu, Hina Ningyō muncul sebagai elemen penting dalam perayaan ini.
Peran Hina Ningyō dalam Tradisi Jepang
Hina Ningyō terdiri dari serangkaian boneka yang mewakili kaisar dan permaisuri, bersama dengan pelayan dan pengiring lainnya, yang disusun dalam urutan tertentu di atas tatami berlapis. Boneka Hina ini memiliki makna simbolis yang mendalam, melambangkan keharmonisan, keberuntungan, dan pengharapan bagi anak perempuan. Dalam tradisi ini, setiap elemen boneka, dari pakaian hingga posisi, memiliki arti khusus.
- Kaisar dan Permaisuri biasanya ditempatkan di posisi paling atas, melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan. Pelayan dan pengiring lainnya, yang ditempatkan di bawahnya, menggambarkan peran dan kesetiaan dalam kehidupan rumah tangga serta hierarki sosial pada masa itu. Pameran Hina Ningyō juga mencerminkan nilai-nilai tradisional Jepang seperti kehormatan, penghormatan terhadap keluarga, dan pentingnya menjaga keharmonisan dalam kehidupan.
- Seiring waktu, meski Hina Matsuri tidak lagi melibatkan praktik melepaskan boneka, Hina Ningyō tetap menjadi simbol penting dalam budaya Jepang, mengingatkan masyarakat akan pentingnya merayakan kehidupan, kebahagiaan, dan kesehatan, terutama bagi anak perempuan.

Dengan demikian, Hina Matsuri dan Hina Ningyō bukan hanya sekadar perayaan musiman, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan sosial dan budaya Jepang, serta menjadi sarana untuk menghormati tradisi dan harapan baik bagi generasi muda.
Desain dan Karakteristik Hina Ningyō: Dari Pakaian hingga Posisi
Hina Ningyō (雛人形) atau boneka hina adalah elemen penting dalam perayaan Hina Matsuri di Jepang. Setiap detail dalam desain boneka ini, mulai dari pakaian hingga posisi mereka, memiliki makna yang dalam dan mencerminkan aspek penting dari budaya Jepang. Berikut ini adalah penjelasan mengenai desain dan karakteristik Hina Ningyō yang membedakannya dari boneka lainnya.
1. Pakaian Hina Ningyō: Kecantikan Tradisional Jepang
Pakaian yang dikenakan oleh Hina Ningyō sangat mencerminkan kebudayaan Jepang pada zaman Heian (794–1185), saat festival Hina Matsuri pertama kali berkembang. Setiap boneka mengenakan pakaian yang sangat terperinci dan mewah, biasanya terbuat dari bahan sutra berwarna cerah dan dihiasi dengan bordiran halus.
- Kaisar (Odai) memakai kimono dengan lapisan banyak, yang mencerminkan status sosial dan kedudukan tinggi. Pakaian ini sering kali berwarna merah atau emas, simbol kemakmuran dan kekuasaan. Pada bagian kepala, ia mengenakan kanmuri (冠), mahkota tradisional Jepang, yang melambangkan kewibawaan dan keagungan.
- Permaisuri (Ojo) mengenakan furisode (振袖), kimono dengan lengan panjang yang dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah. Warna pakaian permaisuri lebih lembut, seperti merah muda atau ungu, yang melambangkan kelembutan dan kehormatan wanita. Seperti halnya Kaisar, Permaisuri juga mengenakan aksesoris kepala yang terbuat dari emas atau perak, serta berbagai perhiasan yang mewakili kemewahan.
2. Posisi dan Penataan Boneka: Menjaga Hierarki
Posisi dan penataan Hina Ningyō sangat penting, karena mereka ditempatkan sesuai dengan hierarki sosial yang ada pada masa Heian. Pemasangan boneka ini tidak hanya sebagai hiasan, tetapi juga mencerminkan susunan struktur sosial dan peran masing-masing figur.
- Kaisar dan Permaisuri selalu ditempatkan di posisi teratas, biasanya di tengah, di bagian depan panggung atau altar. Mereka duduk berdampingan, melambangkan pasangan yang harmonis dan saling mendukung dalam kehidupan. Posisi mereka yang paling tinggi melambangkan kedudukan tertinggi dalam keluarga dan masyarakat.
- Pelayan dan Pengiring lainnya, seperti musikawan, pengawal, dan pelayan, ditempatkan di bawah pasangan kaisar dan permaisuri. Setiap kelompok boneka ini memiliki posisi tertentu yang menandakan peran sosial mereka, seperti pelayan yang bertugas melayani kebutuhan keluarga, atau pengawal yang menjaga keamanan.
3. Detail Wajah dan Ekspresi: Simbol Kesehatan dan Keharmonisan
Wajah Hina Ningyō biasanya digambarkan dengan ekspresi yang tenang dan harmonis, menggambarkan nilai-nilai kebijaksanaan dan kedamaian yang diharapkan dalam kehidupan keluarga. Setiap boneka dirancang dengan perhatian pada detail seperti mata yang indah, bibir yang kecil dan rapi, serta ekspresi wajah yang penuh kelembutan. Fitur wajah ini tidak hanya memperindah tampilan, tetapi juga mencerminkan doa dan harapan agar anak perempuan yang merayakan Hina Matsuri tumbuh dengan penuh kesehatan, kebahagiaan, dan keharmonisan.
4. Aksesoris dan Perlengkapan: Setiap Elemen Memiliki Makna
Setiap boneka Hina dilengkapi dengan berbagai aksesoris yang juga memiliki makna simbolis. Beberapa aksesoris yang umum ditemukan di antara boneka Hina adalah:
- Alat Musik: Boneka pelayan yang membawa alat musik, seperti gongs atau biwa (sejenis alat musik gesek), melambangkan keharmonisan dan kebudayaan Jepang yang kaya akan seni musik.
- Perlengkapan Rumah Tangga: Ada juga boneka pelayan yang memegang peralatan rumah tangga, seperti sake (arak Jepang) atau alat makan. Ini menggambarkan peran mereka dalam kehidupan sehari-hari dan pentingnya kebersihan serta keteraturan dalam rumah tangga.
- Tirai dan Altar: Dalam penataan, boneka-boneka Hina sering ditempatkan di atas panggung yang dihiasi dengan tirai warna-warni dan altar mini. Ini menciptakan suasana yang mirip dengan istana atau rumah bangsawan pada masa Heian, memberi kesan kedalaman sejarah dan pengaruh budaya.

5. Bentuk dan Ukuran Boneka: Representasi Keanggunan
Hina Ningyō umumnya memiliki bentuk yang lebih ideal dan elegan dibandingkan dengan boneka lainnya. Mereka sering dibuat dalam ukuran kecil hingga sedang, untuk memudahkan penataan di atas panggung perayaan. Meskipun ukuran bervariasi, setiap boneka dirancang dengan proporsi yang indah dan seimbang, menciptakan keanggunan yang memancarkan keindahan budaya Jepang.
Selain itu, boneka-boneka ini memiliki detail yang sangat halus pada bagian seperti rambut, pakaian, dan aksesori, yang menunjukkan keahlian tinggi dalam kerajinan tangan tradisional Jepang. Pembuatan boneka ini melibatkan proses yang panjang, dengan kerajinan tangan yang dilakukan oleh pengrajin ahli untuk memastikan setiap boneka memiliki kesempurnaan yang tak tertandingi.
Makna dan Simbolisme Hina Ningyō
Hina Ningyō (雛人形) atau boneka hina yang dipamerkan dalam perayaan Hina Matsuri bukan hanya sekadar dekorasi atau mainan, tetapi memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Jepang. Setiap elemen dari boneka ini dipilih dengan hati-hati untuk mewakili nilai-nilai, harapan, dan doa-doa untuk kesejahteraan, terutama bagi anak perempuan. Berikut ini adalah beberapa makna simbolik yang terkandung dalam Hina Ningyō:
1. Keharmonisan dalam Keluarga
Boneka Hina yang menampilkan pasangan kaisar dan permaisuri, yang dikenal sebagai Odaijin (お大臣) dan Ojo (お嬢), ditempatkan di bagian paling atas di atas panggung. Mereka melambangkan keharmonisan dalam keluarga serta hubungan yang penuh rasa hormat dan saling mendukung antara suami dan istri. Keharmonisan dalam keluarga adalah nilai yang sangat dihargai dalam budaya Jepang, dan pasangan ini mencerminkan ideal hubungan dalam kehidupan rumah tangga.
2. Keberuntungan dan Perlindungan
Boneka Hina, terutama yang digunakan dalam perayaan Hina Matsuri, diyakini membawa keberuntungan dan perlindungan bagi anak perempuan. Dulu, boneka ini memiliki peran sebagai “pembersih” yang mengusir roh jahat dan penyakit. Dalam tradisi ini, boneka-boneka tersebut berfungsi untuk melindungi anak perempuan dari kesialan dan bahaya, serta menjaga mereka agar tetap sehat dan bahagia. Ini menjadikan Hina Ningyō simbol pengharapan dan perlindungan yang kuat bagi masa depan anak-anak.
3. Penghormatan terhadap Tradisi dan Keluarga
Hina Ningyō juga memiliki peran sebagai pengingat akan pentingnya tradisi dan penghormatan terhadap leluhur dan keluarga. Setiap tahun, keluarga Jepang dengan anak perempuan biasanya mengeluarkan dan menata boneka-boneka Hina ini dengan penuh perhatian. Ritual ini bukan hanya tentang merayakan festival, tetapi juga tentang melanjutkan tradisi dan mempererat ikatan keluarga. Boneka ini menjadi simbol warisan budaya yang dijaga dan dihormati dari generasi ke generasi.
4. Simbol Peran Sosial dan Kehidupan Sehari-hari
Selain pasangan kaisar dan permaisuri, Hina Ningyō juga terdiri dari berbagai boneka pengiring, seperti para pelayan, musik, dan pejabat tinggi. Masing-masing boneka ini menunjukkan peran sosial yang ada dalam masyarakat Jepang pada masa lampau. Misalnya, boneka pelayan yang membawa peralatan makan atau alat musik menggambarkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan kegiatan keluarga. Dengan demikian, Hina Ningyō mengajarkan nilai-nilai sosial seperti pentingnya saling mendukung, berkontribusi dalam keluarga, dan menjalankan kewajiban sosial.
5. Harapan untuk Masa Depan yang Bahagia
Setiap detail dalam pameran Hina Ningyō, mulai dari pakaian yang digunakan hingga posisi mereka, melambangkan harapan dan doa untuk masa depan yang penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Para orang tua akan memamerkan boneka-boneka ini sebagai doa agar anak perempuan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan sukses dalam kehidupan. Ini mencerminkan keinginan orang tua agar anak-anak mereka dapat memiliki kehidupan yang harmonis dan penuh dengan kebahagiaan, di dalam keluarga maupun masyarakat.
6. Estetika dan Kecantikan Tradisional Jepang
Boneka Hina juga merupakan karya seni yang indah dan menunjukkan keahlian tinggi dalam kerajinan tangan Jepang. Setiap boneka dibuat dengan penuh ketelitian, mulai dari desain pakaian yang mewah hingga ekspresi wajah yang penuh makna. Melalui Hina Ningyō, orang Jepang mengapresiasi kecantikan seni tradisional, dan ini menunjukkan hubungan yang kuat antara budaya Jepang dengan estetika, di mana keindahan bukan hanya terlihat pada benda mati, tetapi juga memberi dampak pada kehidupan spiritual dan sosial.

Perawatan dan Penyimpanan Hina Ningyō
Hina Ningyō bukan hanya boneka biasa, tetapi juga barang pusaka keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, perawatan yang baik sangat penting:
Jangan Biarkan Terlalu Lama Dipajang
- Boneka harus disimpan segera setelah Hina Matsuri berakhir (biasanya tanggal 4 Maret).
- Dipercaya bahwa jika boneka tidak disimpan dengan cepat, anak perempuan dalam keluarga akan sulit menikah.
Hindari Paparan Langsung Sinar Matahari
- Warna dan bahan boneka dapat pudar jika terkena sinar matahari langsung dalam waktu lama.
Simpan dalam Kotak Khusus
- Boneka harus disimpan dalam kotak kayu atau kertas dengan silica gel untuk mencegah kelembaban dan jamur.
Hina Ningyō dalam Budaya Populer Jepang: Dari Festival ke Rumah Tangga
Hina Ningyō, boneka yang dikenal luas sebagai bagian dari perayaan Hina Matsuri di Jepang, bukan hanya simbol dari harapan dan doa untuk kesehatan anak perempuan, tetapi juga telah menjadi elemen penting dalam budaya populer Jepang. Dari festival tradisional yang merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan anak perempuan hingga penampilannya yang sering terlihat dalam media modern, Hina Ningyō memiliki tempat khusus dalam kehidupan masyarakat Jepang. Berikut adalah cara boneka ini berperan dalam budaya Jepang yang lebih luas.
1. Dari Hina Matsuri ke Kehidupan Sehari-hari
Hina Matsuri, atau Festival Boneka, yang dirayakan setiap tanggal 3 Maret, adalah kesempatan bagi keluarga untuk memajang Hina Ningyō sebagai simbol keberuntungan dan doa agar anak perempuan tumbuh dengan baik. Meskipun perayaan ini awalnya berfokus pada upacara dan doa untuk kesehatan anak perempuan, kini Hina Ningyō juga menjadi bagian dari dekorasi rumah tangga, dan sering kali dipajang di rumah sebagai hiasan.
Dalam banyak keluarga Jepang, Hina Ningyō menjadi simbol kasih sayang orang tua terhadap anak perempuan mereka. Boneka ini dianggap sebagai lambang perlindungan dari penyakit dan malapetaka. Setiap tahun, pada saat Hina Matsuri, keluarga akan membersihkan dan merawat boneka-boneka ini dengan penuh perhatian, menjadikannya bukan sekadar benda, tetapi sebuah warisan budaya yang dilestarikan dari generasi ke generasi.
2. Hina Ningyō dalam Media Populer dan Hiburan
Seiring berjalannya waktu, Hina Ningyō mulai muncul di berbagai bentuk hiburan Jepang, termasuk manga, anime, dan drama televisi. Dalam cerita-cerita ini, boneka Hina sering kali menjadi simbol keindahan, tradisi, atau bahkan nostalgia. Penampilan Hina Ningyō di media ini mencerminkan betapa dalamnya pengaruhnya dalam budaya Jepang, dan bagaimana elemen tradisional ini terus beradaptasi dengan zaman modern.
Dalam anime atau manga yang bertema festival atau kehidupan keluarga, Hina Ningyō sering kali menjadi simbol yang kuat dari ikatan keluarga dan tradisi. Beberapa karakter mungkin terlibat dalam persiapan untuk Hina Matsuri, dan Hina Ningyō akan menjadi objek yang dihormati atau dihargai, memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dalam cerita tersebut.
3. Hina Ningyō dalam Desain Produk dan Fashion
Selain di rumah tangga dan festival, Hina Ningyō juga telah menjadi inspirasi dalam berbagai desain produk dan fashion di Jepang. Misalnya, gambar Hina Ningyō sering digunakan pada produk-produk musiman seperti pernak-pernik, tas, perhiasan, atau bahkan pakaian yang dirilis menjelang Hina Matsuri. Penampilan Hina Ningyō dalam desain ini menggambarkan pengaruh kuat dari tradisi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Selain itu, beberapa desainer dan pembuat produk di Jepang menggabungkan elemen-elemen dari Hina Ningyō dalam koleksi mereka untuk menciptakan item yang memadukan unsur tradisional dengan modernitas. Ini adalah contoh bagaimana Hina Ningyō, yang awalnya hanya sebuah simbol dalam festival, telah berkembang menjadi ikon budaya yang menginspirasi banyak aspek kehidupan masyarakat Jepang.

4. Hina Ningyō dalam Koleksi dan Pasar Seni
- Bagi kolektor seni dan barang antik, Hina Ningyō merupakan item yang sangat berharga. Boneka-boneka ini, yang sering dibuat dengan kerajinan tangan yang sangat terperinci, menjadi barang koleksi yang dicari di pasar seni. Banyak kolektor yang membeli Hina Ningyō untuk menambah koleksi mereka, tidak hanya karena nilai estetika, tetapi juga karena makna budaya yang terkandung di dalamnya.
- Beberapa kolektor bahkan berfokus pada mencari boneka-boneka antik yang lebih langka dan unik, yang berasal dari periode tertentu atau memiliki ciri khas desain yang khas. Pasar ini menjadi salah satu cara Hina Ningyō dipelihara dan dihargai oleh generasi yang lebih muda dan orang-orang yang ingin melestarikan warisan budaya Jepang.
5. Hina Ningyō dalam Pendidikan dan Pengajaran Budaya
Di beberapa sekolah di Jepang, Hina Ningyō digunakan sebagai alat pengajaran untuk memperkenalkan anak-anak pada budaya tradisional Jepang. Guru-guru menggunakan boneka ini sebagai bagian dari pelajaran sejarah dan budaya, mengajarkan tentang pentingnya Hina Matsuri serta makna dan simbolisme yang terkandung dalam setiap elemen dari festival ini. Ini adalah cara yang efektif untuk memastikan bahwa tradisi seperti Hina Ningyō tetap hidup di kalangan generasi muda.
Selain itu, Hina Ningyō juga digunakan dalam berbagai pameran budaya, baik di Jepang maupun di luar negeri, untuk memperkenalkan budaya Jepang kepada dunia. Pameran ini sering kali menampilkan koleksi Hina Ningyō yang disusun dengan indah, serta memberikan wawasan tentang sejarah dan makna di balik perayaan Hina Matsuri.
6. Peningkatan Kepopuleran di Luar Jepang
Meskipun Hina Matsuri adalah festival yang sangat Jepang, popularitas Hina Ningyō telah berkembang ke luar negeri. Di luar Jepang, orang-orang mulai mengenal Hina Ningyō melalui acara budaya Jepang, pameran seni, dan bahkan toko-toko yang menjual barang-barang bertema Jepang. Beberapa orang di luar Jepang bahkan mengadopsi tradisi memajang Hina Ningyō di rumah mereka sebagai bagian dari kecintaan mereka terhadap budaya Jepang.
Tabel Kosakata Terkait Hina Ningyō (雛人形)
Kanji | Hiragana/Katakana | Romaji | Arti |
雛人形 | ひなにんぎょう | hina ningyō | Boneka Hina |
雛祭り | ひなまつり | Hina Matsuri | Festival Hina (Hari Anak Perempuan) |
雛壇 | ひなだん | hina-dan | Panggung bertingkat untuk boneka Hina |
男雛 | おびな | obina | Boneka Kaisar (Laki-laki) |
女雛 | めびな | mebina | Boneka Permaisuri (Perempuan) |
三人官女 | さんにんかんじょ | san-nin kanjo | Tiga dayang perempuan |
五人囃子 | ごにんばやし | go-nin bayashi | Lima musisi pengiring |
随臣 | ずいじん | zuijin | Dua menteri (penjaga istana) |
仕丁 | しちょう | shichō | Tiga pelayan |
屏風 | びょうぶ | byōbu | Paravan lipat (hiasan di belakang Kaisar & Permaisuri) |
提灯 | ちょうちん | chōchin | Lampion hias |
御所車 | ごしょぐるま | gosho-guruma | Kereta kuda kerajaan |
飾り台 | かざりだい | kazari-dai | Meja pajangan untuk boneka |
内裏雛 | だいりびな | dairibina | Pasangan Kaisar dan Permaisuri |
流し雛 | ながしびな | nagashi-bina | Ritual membuang boneka ke sungai untuk mengusir roh jahat |
伝統 | でんとう | dentō | Tradisi |
飾る | かざる | kazaru | Menghias, mendekorasi |
片付ける | かたづける | katazukeru | Merapikan, menyimpan kembali |
幸せ | しあわせ | shiawase | Kebahagiaan |
健康 | けんこう | kenkō | Kesehatan |

Contoh Kalimat
- 今年も雛人形を飾りました。
(Kotoshi mo hina ningyō o kazari mashita.) – Tahun ini, aku juga memasang Hina Ningyō.
- 雛人形はとても繊細で美しいです。
(Hina ningyō wa totemo sensai de utsukushii desu.) – Hina Ningyō sangat halus dan indah.
- 母から伝わる雛人形を持っています。
(Haha kara tsutawaru hina ningyō o motteimasu.) – Aku memiliki Hina Ningyō yang diwariskan dari ibuku.
- うちには雛人形がありません。
(Uchi ni wa hina ningyō ga arimasen.) – Di rumahku tidak ada Hina Ningyō.

- 昔は雛人形を飾っていましたが、今はしなくなりました。
(Mukashi wa hina ningyō o kazatte imashita ga, ima wa shinaku narimashita.) – Dulu aku memasang Hina Ningyō, tapi sekarang tidak lagi.
- 雛人形はいつ飾るのですか?
(Hina ningyō wa itsu kazaru no desu ka?) – Kapan biasanya memasang Hina Ningyō?
- 雛人形はどこで買えますか?
(Hina ningyō wa doko de kaemasu ka?) – Di mana bisa membeli Hina Ningyō?
- この雛人形はいくらぐらいしますか?
(Kono hina ningyō wa ikura gurai shimasu ka?) – Berapa harga Hina Ningyō ini?
Contoh Percakapan :
Percakapan 1: Menjelaskan Hina Ningyō
Ami: もうすぐひな祭りですね!(Mou sugu Hina Matsuri desu ne!) – Sebentar lagi Hina Matsuri, ya!
Yuki: そうですね。今年も雛人形を飾る予定です。(Sou desu ne. Kotoshi mo hina ningyō o kazaru yotei desu.) – Iya, aku berencana memasang Hina Ningyō tahun ini juga.
Ami: 雛人形って、何段飾りなんですか?(Hina ningyō tte, nandan kazari nan desu ka?) – Hina Ningyō itu dipajang berapa tingkat?
Yuki: うちは七段飾りですよ。一番上に天皇と皇后の人形があります。(Uchi wa shichidan kazari desu yo. Ichiban ue ni tennou to kougou no ningyō ga arimasu.) –
Di rumahku ada tujuh tingkat. Di bagian paling atas ada boneka Kaisar dan Permaisuri.
Ami: すごい!とても豪華ですね。(Sugoi! Totemo gouka desu ne.) – Wah, keren! Sangat mewah, ya.

Yuki: (Sou desu ne. Kotoshi mo hina ningyō o kazaru yotei desu.) – Iya, aku berencana memasang Hina Ningyō tahun ini juga.
Percakapan 2: Membeli Hina Ningyō
Taro: すみません、この雛人形はいくらですか?(Sumimasen, kono hina ningyō wa ikura desu ka?) – Permisi, berapa harga Hina Ningyō ini?
Penjual: こちらは五段飾りで、80,000円です。(Kochira wa godan kazari de, hachiman en desu.) – Ini adalah pajangan lima tingkat, harganya 80.000 yen.
Taro: ちょっと高いですね。もう少し小さいものはありますか?(Chotto takai desu ne. Mou sukoshi chiisai mono wa arimasu ka?) – Agak mahal, ya. Ada yang lebih kecil?
Penjual: はい、こちらの親王飾りは20,000円です。(Hai, kochira no shin’ou kazari wa ni-man en desu.) – Ya, set Kaisar dan Permaisuri ini harganya 20.000 yen.
Taro: それなら買います!(Sore nara kaimasu!) – Kalau begitu, saya beli!
Kesimpulan
Hina Ningyō (雛人形) merupakan boneka tradisional Jepang yang memiliki makna mendalam dalam perayaan Hina Matsuri. Boneka ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga melambangkan doa dan harapan bagi kesehatan serta kebahagiaan anak perempuan di Jepang. Dengan sejarah panjang dan beragam jenis serta cara penataannya, Hina Ningyō menjadi bagian penting dari budaya Jepang yang masih dijaga hingga saat ini.
Demikianlah penjelasan mengenai Hina Ningyō, boneka tradisional yang memiliki nilai budaya dan sejarah yang kaya. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai tradisi Jepang dan menambah pengetahuan tentang keindahan Hina Ningyō.
Jika minasan tertarik dengan budaya Jepang, perayaan Hina Matsuri adalah salah satu momen yang sangat menarik untuk dipelajari dan disaksikan. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

