Mengenal Nama Binatang Unik di Jepang yang Jarang Diketahui Wisatawan
Jepang dikenal tidak hanya karena budaya dan teknologinya yang maju, tetapi juga karena keanekaragaman hayatinya. Banyak hewan unik yang hanya bisa ditemukan di Jepang, mulai dari yang imut hingga yang tidak biasa. Beberapa di antaranya bahkan jarang diketahui oleh para wisatawan.

Pengertian Binatang Unik
Binatang unik adalah hewan yang memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari spesies lainnya. Keunikan ini bisa berupa bentuk fisik, perilaku, habitat, atau bahkan perannya dalam budaya dan mitologi suatu daerah.
Di Jepang, banyak binatang yang hanya ditemukan di wilayah tertentu karena kondisi geografisnya yang beragam, mulai dari pegunungan bersalju di Hokkaido hingga hutan subtropis di Okinawa. Beberapa hewan ini tidak hanya menarik dari segi ilmiah, tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam kepercayaan masyarakat setempat.
Penjelasan Binatang Unik di Jepang
Jepang adalah negara kepulauan dengan ekosistem yang beragam, mulai dari hutan pegunungan hingga pantai tropis. Kondisi geografis yang unik ini menyebabkan munculnya berbagai spesies hewan yang tidak ditemukan di tempat lain. Beberapa binatang ini memiliki bentuk, perilaku, atau habitat yang berbeda dari spesies pada umumnya, menjadikannya unik dan menarik untuk dipelajari.
Selain keberagaman biologis, binatang-binatang ini juga sering memiliki peran dalam budaya Jepang. Beberapa di antaranya muncul dalam legenda, seni, atau bahkan memiliki makna simbolis dalam kehidupan masyarakat Jepang. Oleh karena itu, mengenal binatang unik Jepang tidak hanya memberikan wawasan tentang fauna negara ini, tetapi juga memperkaya pemahaman terhadap budaya dan tradisinya.
Berikut adalah beberapa binatang unik di Jepang yang patut untuk dikenali!
1. Binatang Imut di Jepang
Jika berbicara tentang hewan imut, Jepang memiliki beberapa spesies yang sangat menggemaskan. Beberapa di antaranya adalah:
a. Shima Enaga (シマエナガ) – Burung Pipit Salju Hokkaido
Shima Enaga (シマエナガ) adalah subspesies burung ekor panjang (Aegithalos caudatus japonicus) yang hanya ditemukan di Pulau Hokkaido, Jepang. Burung ini dikenal dengan julukan “Pipit Salju Hokkaido” karena bulunya yang putih bersih dan tampilan menggemaskan seperti bola kapas kecil.
Ciri-Ciri Shima Enaga
Ukuran Kecil – Panjang tubuhnya sekitar 13–15 cm, dengan ekor panjang yang membuatnya tampak lebih besar.
- Bulu Putih Bersih – Berbeda dengan subspesies lain, Shima Enaga tidak memiliki pola hitam di wajahnya, menjadikannya tampak lebih bersih dan lembut.
- Paruh Kecil dan Mata Bulat – Memberikan ekspresi wajah yang menggemaskan.
- Ekor Panjang – Meskipun tubuhnya mungil, ekornya bisa mencapai setengah dari panjang tubuhnya sendiri.
- Aktif di Siang Hari – Burung ini aktif mencari makan sepanjang siang dan sering terlihat dalam kelompok kecil.
Habitat dan Persebaran
Shima Enaga hanya dapat ditemukan di Hokkaido, Jepang. Mereka hidup di hutan beriklim dingin, terutama di hutan konifer dan daerah bersalju. Selama musim dingin, mereka sering terlihat dalam kelompok kecil yang berkeliling mencari makanan.
Makanan dan Kebiasaan Hidup
- Shima Enaga adalah omnivora dengan makanan utama:
- Serangga kecil (ulat, laba-laba, dan kutu daun)
- Biji-bijian dan buah-buahan
- Nektar bunga di musim semi
- Mereka aktif bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya, melompat-lompat dengan cepat sambil berkicau dengan suara lembut.
Makna dan Popularitas di Jepang
- Simbol Kelembutan dan Keberuntungan
- Karena bentuknya yang menggemaskan, Shima Enaga sering dianggap sebagai “burung keberuntungan”.
Daya Tarik Pariwisata Hokkaido
Banyak wisatawan dan fotografer burung datang ke Hokkaido untuk melihat dan mengabadikan momen burung ini di habitat aslinya.
Terkenal dalam Budaya Pop
- Sering muncul dalam souvenir, karakter anime, ilustrasi, dan dekorasi musim dingin di Jepang.
- Dijuluki sebagai “burung peri salju” (雪の妖精, yuki no yousei) karena kemunculannya yang anggun di tengah salju.

b. Ezo Momonga (エゾモモンガ) – Tupai Terbang Hokkaido
Ezo Momonga (エゾモモンガ) adalah spesies tupai terbang kecil yang berasal dari Hokkaido, Jepang. Hewan ini merupakan subspesies dari tupai terbang Siberia (Pteromys volans orii). Ezo Momonga dikenal karena mata bulatnya yang besar dan ekspresi wajahnya yang menggemaskan, menjadikannya salah satu hewan favorit di Jepang, terutama dalam budaya pop dan pariwisata Hokkaido.
Ciri-Ciri Ezo Momonga
- Ukuran Kecil – Panjang tubuhnya sekitar 14–20 cm, dengan ekor sepanjang 10–14 cm.
- Mata Besar dan Bulat – Memberikan tampilan yang menggemaskan serta membantu dalam penglihatan malam.
- Bulu Halus dan Warna Abu-Abu – Memiliki bulu lembut berwarna abu-abu atau kecoklatan, dengan bagian bawah tubuh yang lebih terang.
- Membran Terbang (Patagium) – Seperti tupai terbang lainnya, Ezo Momonga memiliki membran kulit yang menghubungkan kaki depan dan belakang, memungkinkannya meluncur dari pohon ke pohon.
- Aktif di Malam Hari – Ezo Momonga adalah hewan nokturnal, yang berarti lebih aktif pada malam hari untuk mencari makanan.
Makanan dan Pola Hidup
Ezo Momonga adalah herbivora yang mengonsumsi berbagai jenis makanan, seperti:
- Daun dan Tunas
- Buah-buahan dan Biji-bijian
- Kulit Pohon
- Kacang-kacangan
- Mereka biasanya mencari makanan di malam hari dan menyimpannya untuk persediaan musim dingin.
Habitat dan Persebaran
Ezo Momonga hanya ditemukan di Pulau Hokkaido, Jepang. Mereka hidup di hutan boreal yang kaya akan pohon cemara dan konifer, yang menjadi tempat tinggal sekaligus sumber makanan utama mereka.
Makna dan Popularitas di Jepang
- Simbol Kehangatan dan Keberuntungan
Dianggap sebagai makhluk yang menggemaskan dan membawa kebahagiaan. - Daya Tarik Pariwisata Hokkaido
Banyak wisatawan datang ke Daisetsuzan National Park atau Kushiro Shitsugen untuk melihat Ezo Momonga di habitat aslinya. - Terkenal dalam Budaya Pop
Wajahnya yang imut sering muncul dalam souvenir, kartu pos, hingga desain karakter Jepang.

c. Nihon Kamoshika (日本カモシカ) – Kambing Gunung Jepang
Nihon Kamoshika (日本カモシカ) atau Serow Jepang (Capricornis crispus) adalah mamalia endemik Jepang yang menyerupai kambing gunung. Hewan ini merupakan bagian dari keluarga Bovidae, tetapi lebih dekat dengan antelope daripada kambing. Kamoshika adalah simbol konservasi alam di Jepang dan sering ditemukan di pegunungan berhutan di Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
Ciri-Ciri Nihon Kamoshika
Ukuran Sedang dan Tubuh Kekar
- Panjang tubuhnya sekitar 110–130 cm, dengan tinggi 50–80 cm di bahu.
- Beratnya berkisar 30–45 kg, lebih kecil dibandingkan kambing gunung lainnya.
Bulu Tebal dan Warna yang Berubah
- Musim panas: Berwarna abu-abu kecoklatan atau kehitaman.
- Musim dingin: Bulu lebih tebal dan cenderung lebih cerah atau keputihan untuk beradaptasi dengan salju.
Tanduk Pendek dan Melengkung
Baik jantan maupun betina memiliki tanduk kecil dan melengkung sepanjang 10–15 cm, yang digunakan untuk pertahanan diri.
Wajah Unik dan Ekspresi Lembut
Memiliki mata besar dan ekspresi wajah yang sering dianggap tenang dan bijaksana.
Habitat dan Persebaran
- Nihon Kamoshika hidup di hutan pegunungan Jepang, terutama di:
- Honshu (termasuk Pegunungan Alpen Jepang)
- Shikoku
- Kyushu
- Mereka biasanya tinggal di lereng curam dan berbatu yang sulit dijangkau oleh predator.
Makanan dan Kebiasaan Hidup
Sebagai herbivora, Nihon Kamoshika memakan:
- Daun dan tunas pohon
- Rerumputan dan lumut
- Kulit pohon dan ranting (terutama di musim dingin ketika makanan lebih sedikit)
Mereka dikenal sebagai hewan yang soliter atau hidup dalam kelompok kecil, berbeda dengan spesies kambing gunung lainnya yang sering hidup dalam kawanan besar.
Makna dan Peran dalam Budaya Jepang
Simbol Konservasi Alam
Nihon Kamoshika ditetapkan sebagai “Monumen Alam Khusus” (特別天然記念物, Tokubetsu Tennen Kinenbutsu) Jepang pada tahun 1955, yang berarti dilindungi oleh hukum dan tidak boleh diburu.
Dianggap sebagai Hewan yang Bijaksana
Ekspresi wajahnya yang tenang membuatnya sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kesabaran dalam budaya Jepang.
Sering Dijadikan Karakter dalam Media
Hewan ini beberapa kali muncul dalam film dokumenter, manga, dan anime sebagai simbol ketenangan dan kehidupan liar Jepang.

d. Rubah Hokkaido (キタキツネ – Kita Kitsune)
Kita Kitsune (キタキツネ), atau Rubah Merah Hokkaido, adalah subspesies rubah merah (Vulpes vulpes schrencki) yang hidup di Hokkaido, pulau paling utara Jepang. Hewan ini terkenal karena penampilannya yang menggemaskan, bulu lebat, serta perannya dalam mitologi dan budaya Jepang.
Ciri-Ciri Kita Kitsune
Bulu Tebal dan Warna Berubah Sesuai Musim
- Musim panas: Bulu lebih pendek dengan warna merah kecoklatan.
- Musim dingin: Bulu menjadi lebih tebal dan keemasan, membantu mereka bertahan di suhu dingin Hokkaido.
Ekor Panjang dan Lebat
Kita Kitsune memiliki ekor panjang dan berbulu tebal yang sering mereka gunakan untuk menghangatkan diri saat tidur di salju.
Telinga Tajam dan Mata Tajam
Memiliki telinga besar dan runcing yang membantu mendeteksi suara mangsa, serta mata tajam yang memberikan ekspresi licik dan cerdik.
Habitat dan Persebaran
Kita Kitsune dapat ditemukan di berbagai wilayah di Hokkaido, termasuk:
- Pegunungan dan hutan lebat
- Dataran salju dan ladang pertanian
- Dekat pemukiman manusia, terutama di daerah pedesaan
- Mereka adalah hewan soliter tetapi sering terlihat berburu di sekitar jalan atau hutan terbuka.
Makanan dan Kebiasaan Hidup
Sebagai omnivora, Kita Kitsune memakan:
- Tikus, kelinci, dan burung kecil
- Serangga dan ikan
- Buah, biji-bijian, dan jamur
- Mereka juga dikenal sebagai pemburu yang cerdik dan mampu menyimpan makanan untuk digunakan nanti.
Makna dan Peran dalam Budaya Jepang
Dikaitkan dengan Kitsune dalam Mitologi Jepang
Dalam cerita rakyat Jepang, Kitsune (狐) adalah rubah mistis yang dapat berubah bentuk dan memiliki kecerdasan luar biasa. Kita Kitsune sering dianggap sebagai perwujudan rubah dalam legenda, terutama karena sifatnya yang cerdas dan sulit ditebak.
Sering Muncul dalam Anime, Manga, dan Sastra Jepang
Kita Kitsune sering menjadi inspirasi karakter dalam anime dan manga, seperti dalam cerita-cerita tentang yokai (makhluk gaib) atau hewan peliharaan ajaib.
Wisata Alam dan Daya Tarik Wisatawan
Di Hokkaido, banyak wisatawan datang ke tempat-tempat seperti Kita Kitsune Farm di Kitami untuk melihat rubah-rubah ini secara langsung.
Fakta Menarik tentang Kita Kitsune
- Beradaptasi dengan Musim Dingin: Bulu mereka yang tebal membantu bertahan dalam suhu ekstrem di Hokkaido.
- Dikenal Cerdik: Mereka memiliki kebiasaan “mencuri” makanan dari desa atau tempat wisata, yang semakin menambah citra rubah sebagai hewan licik.
- Bisa Membawa Virus Echinococcus: Sayangnya, beberapa Kita Kitsune membawa parasit berbahaya, sehingga orang diimbau untuk tidak menyentuh rubah liar.

e. Kelinci Amami (アマミノクロウサギ – Amami no Kuro Usagi)
Kelinci Amami (アマミノクロウサギ), atau Amami no Kuro Usagi, adalah spesies kelinci langka dan primitif yang hanya ditemukan di dua pulau di Jepang, yaitu Pulau Amami Oshima dan Pulau Tokunoshima di Prefektur Kagoshima. Kelinci ini sering disebut sebagai “fosil hidup” karena memiliki karakteristik kuno yang mirip dengan nenek moyang kelinci dari zaman purba.
Ciri-Ciri Kelinci Amami
Bulu Tebal dan Hitam
Berbeda dengan kelinci biasa, kelinci Amami memiliki bulu tebal, hitam kecoklatan, yang membantunya berkamuflase di hutan gelap.
Telinga Pendek dan Bulat
Tidak seperti kelinci lain yang bertelinga panjang, kelinci Amami memiliki telinga kecil dan bulat, mirip dengan kelinci purba.
Kaki Depan yang Kuat dengan Cakar Tajam
Mereka memiliki cakar panjang dan tajam, digunakan untuk menggali tanah dan mencari makanan di dalam hutan.
Habitat dan Persebaran
- Hanya ditemukan di Pulau Amami Oshima dan Pulau Tokunoshima
- Hidup di hutan subtropis lebat dengan banyak pepohonan dan gua-gua kecil
- Hewan nokturnal, lebih aktif di malam hari untuk menghindari predator
Makanan dan Kebiasaan Hidup
Kelinci Amami adalah herbivora, memakan:
- Daun, rumput, dan kulit pohon
- Buah dan tunas tanaman liar
- Mereka adalah hewan penyendiri, lebih sering bersembunyi di siang hari dan hanya keluar untuk mencari makan saat malam.
Ancaman dan Status Konservasi
Predator Alami dan Ancaman Manusia
- Kucing liar dan musang yang diperkenalkan manusia menjadi ancaman utama bagi kelinci ini.
- Perusakan habitat akibat pembangunan dan deforestasi juga mengurangi populasi mereka.
Dilindungi oleh Hukum Jepang
- Kelinci Amami dikategorikan sebagai Spesies Terancam Punah oleh IUCN.
- Pemerintah Jepang telah menetapkannya sebagai Monumen Alam Khusus, melarang perburuan dan perdagangan mereka.
Upaya Pelestarian
- Program konservasi dilakukan di Pulau Amami Oshima dan Tokunoshima untuk melindungi habitat alami mereka.
- Kampanye kesadaran masyarakat untuk mengurangi gangguan manusia terhadap kelinci ini.
Peran dalam Budaya Jepang
Simbol Keunikan Alam Jepang
- Karena kelangkaannya, kelinci Amami menjadi ikon keanekaragaman hayati Jepang.
- Banyak digunakan dalam poster kampanye lingkungan untuk melindungi satwa liar.
Terinspirasi dalam Budaya Populer
Beberapa karakter dalam anime dan manga terinspirasi dari kelinci ini, terutama dalam cerita bertema lingkungan dan alam liar.

f. Ezo Fukuro (エゾフクロウ) – Burung Hantu Ezo
Ezo Fukuro (エゾフクロウ) adalah subspesies burung hantu Ural (Strix uralensis japonica) yang hidup di Pulau Hokkaido, Jepang. Nama “Ezo” mengacu pada Hokkaido, sedangkan “Fukuro” (フクロウ) berarti burung hantu dalam bahasa Jepang. Burung hantu ini memiliki penampilan yang menggemaskan, suara khas yang menggema di malam hari, dan peran penting dalam budaya serta mitologi Jepang.
Ciri-Ciri Ezo Fukuro
Ukuran Sedang hingga Besar
- Panjang tubuh sekitar 50 cm dengan lebar sayap mencapai 110 cm.
- Salah satu burung hantu terbesar di Jepang.
Bulu Berwarna Abu-Abu dengan Corak Garis-Garis
Membantu mereka berkamuflase di antara batang pohon saat beristirahat di siang hari.
Mata Hitam Besar dan Mimik Ekspresif
Berbeda dengan beberapa burung hantu lainnya yang bermata kuning, Ezo Fukuro memiliki mata gelap yang memberi kesan lembut dan bijaksana.
Paruh Kecil Kekuningan
Digunakan untuk menangkap mangsa seperti tikus, serangga, dan burung kecil.
Suara Lembut dan Bergema di Hutan
Suaranya berupa “hoo-hoo-hoo” yang bergema di malam hari, menciptakan suasana mistis di hutan Hokkaido.
Habitat dan Persebaran
- Hidup di Hutan-Hutan Tua Hokkaido
Menyukai hutan dengan pohon besar berlubang yang bisa dijadikan sarang. - Sering Terlihat di Taman Nasional dan Cagar Alam
Seperti Taman Nasional Daisetsuzan dan Taman Nasional Shiretoko. - Tidak Bermigrasi
Ezo Fukuro tidak berpindah tempat, mereka hidup sepanjang tahun di wilayah yang sama.
Makanan dan Kebiasaan Berburu
- Pemangsa Nokturnal (Aktif di Malam Hari)
Mereka berburu di malam hari dengan penglihatan dan pendengaran yang tajam. - Memakan Hewan Kecil
Tikus, burung kecil, katak, serangga besar, bahkan kadang-kadang ikan. Berperan penting dalam mengendalikan populasi tikus di ekosistem hutan.
Teknik Berburu dengan Senyap
Sayap mereka memiliki struktur khusus yang membuat mereka bisa terbang tanpa suara, sehingga mangsa tidak menyadari kehadiran mereka.
Ancaman dan Status Konservasi
- Hilangnya Habitat
Penebangan pohon besar membuat mereka kehilangan tempat bersarang. - Dampak Perubahan Iklim
Perubahan suhu bisa memengaruhi ketersediaan makanan bagi mereka. - Dilindungi di Jepang
Termasuk dalam daftar spesies yang dilindungi, dan beberapa taman nasional memiliki program konservasi untuk melindungi habitat mereka.
Peran dalam Budaya dan Mitologi Jepang
Simbol Kebijaksanaan dan Keberuntungan
- Dalam kepercayaan Jepang, burung hantu sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dan perlindungan dari roh jahat.
- Kata “Fukuro” (フクロウ) juga bisa diartikan sebagai “tidak ada kesulitan” (不苦労 – fukurou), sehingga dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Sering Digambarkan dalam Seni dan Kerajinan Jepang
- Motif burung hantu sering ditemukan pada patung, kain kimono, dan dekorasi rumah sebagai jimat keberuntungan.
Muncul dalam Cerita Rakyat dan Anime
- Burung hantu sering muncul sebagai karakter bijak dan misterius dalam cerita rakyat dan anime Jepang.

g. Tupai Merah Hokkaido (エゾリス – Ezo Risu)
Tupai Merah Hokkaido, atau Ezo Risu (エゾリス), adalah subspesies dari tupai merah Eurasia (Sciurus vulgaris orientis) yang hidup di Pulau Hokkaido, Jepang. Berbeda dengan tupai merah di daratan utama Jepang, Ezo Risu memiliki bulu yang lebih tebal dan adaptasi khusus untuk bertahan di lingkungan musim dingin Hokkaido.
Ciri-Ciri Tupai Merah Hokkaido
Bulu Tebal yang Berubah Sesuai Musim
- Musim panas: Bulu merah kecoklatan dengan bagian perut berwarna putih.
- Musim dingin: Bulu menjadi lebih tebal dan keabu-abuan untuk melindungi dari dingin.
Telinga Panjang dengan Jumbai Bulu di Ujungnya
Saat musim dingin, jumbai bulu di telinga semakin panjang, memberi mereka tampilan yang khas.
Ekor Panjang dan Lebat
Digunakan untuk menjaga keseimbangan saat melompat dan sebagai selimut saat tidur di musim dingin.
Habitat dan Persebaran
- Hanya ditemukan di Pulau Hokkaido.
- Hidup di hutan campuran yang terdiri dari pohon cemara dan pohon gugur.
- Aktif sepanjang tahun, tidak hibernasi meskipun suhu di Hokkaido sangat dingin di musim dingin.
Makanan dan Kebiasaan Hidup
Tupai merah Hokkaido adalah omnivora, mereka makan:
- Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang ek dan biji cemara.
- Buah-buahan liar dan jamur.
- Serangga kecil dan telur burung sebagai sumber protein.
- Mereka sering mengubur makanan di dalam tanah untuk persiapan musim dingin. Namun, terkadang mereka lupa tempat menyimpannya, yang justru membantu pohon ek dan cemara tumbuh di hutan!
Ancaman dan Status Konservasi
- Ancaman dari Hilangnya Habitat
Deforestasi untuk pembangunan menyebabkan berkurangnya pohon besar tempat mereka bersarang. - Predator Alami
Burung pemangsa seperti elang dan rubah Hokkaido (Kita Kitsune) adalah predator utama mereka. - Dilindungi di Jepang
Meskipun tidak masuk dalam daftar spesies terancam punah, Ezo Risu dilindungi oleh hukum Jepang karena perannya yang penting dalam ekosistem hutan.
Peran dalam Budaya Jepang
- Hewan yang Disukai Masyarakat
Tupai merah Hokkaido sering muncul dalam cerita anak-anak dan ilustrasi karena penampilannya yang menggemaskan. - Daya Tarik Ekowisata
Banyak wisatawan datang ke taman nasional di Hokkaido untuk melihat tupai ini di alam liar.

h. Ezo Okojo (エゾオコジョ) – Cerpelai Hokkaido
Ezo Okojo (エゾオコジョ) adalah subspesies cerpelai Jepang yang ditemukan di Pulau Hokkaido. Nama ilmiahnya adalah Mustela erminea orientalis, yang merupakan bagian dari spesies ermine (stoat) atau cerpelai ekor pendek. Hewan ini dikenal dengan bulu musim dinginnya yang putih bersih dan sikapnya yang lincah serta agresif, meskipun berukuran kecil.
Ciri-Ciri Ezo Okojo
Ukuran Kecil dan Tubuh Panjang
Panjang tubuhnya sekitar 17–32 cm, dengan ekor sepanjang 7–12 cm.
Bulu Berubah Warna
- Musim panas: Berwarna coklat di bagian atas dan putih di bagian bawah.
- Musim dingin: Seluruh tubuhnya menjadi putih bersih, kecuali ujung ekor yang tetap berwarna hitam.
Ekor Hitam Khas
Ujung ekornya tetap hitam sepanjang tahun, membantu membedakannya dari cerpelai lainnya.
Lincah dan Agresif
Meskipun kecil, Ezo Okojo adalah predator tangguh yang sangat aktif berburu mangsa.
Habitat dan Persebaran
Ezo Okojo hanya ditemukan di daerah pegunungan dan hutan di Hokkaido, termasuk di sekitar Taman Nasional Daisetsuzan. Mereka lebih menyukai lingkungan yang dingin dan berbatu, sering ditemukan di daerah bersalju.
Makanan dan Kebiasaan Hidup
Sebagai karnivora, Ezo Okojo memakan:
- Tikus dan hewan pengerat kecil
- Burung kecil dan telur burung
- Serangga dan reptil kecil
- Mereka dikenal sebagai pemburu yang cepat dan ganas, sering menyerang mangsa yang lebih besar dari tubuhnya.
Makna dan Popularitas di Jepang
- Simbol Keberanian dan Ketahanan
Karena sifatnya yang liar dan tak kenal takut, Ezo Okojo sering dianggap sebagai hewan yang kuat dan pemberani.
- Hewan yang Jarang Terlihat
Meskipun banyak hidup di alam liar Hokkaido, Ezo Okojo sulit ditemukan karena sifatnya yang lincah dan pemalu.
- Daya Tarik Fotografi Alam
Warna bulunya yang berubah setiap musim membuatnya menjadi objek favorit bagi fotografer satwa liar di Jepang.

2. Binatang Tidak Biasa yang Bisa Ditemukan di Jepang
Selain hewan-hewan imut, Jepang juga memiliki berbagai hewan yang terlihat unik dan tidak biasa, di antaranya:
a. Ōsanshōuo (オオサンショウウオ) – Salamander Raksasa Jepang
Ōsanshōuo adalah salamander raksasa Jepang yang termasuk dalam spesies amfibi terbesar di dunia. Hewan ini bisa tumbuh hingga 1,5 meter dan memiliki tubuh besar dengan kulit kasar berbintik coklat, yang membantunya berkamuflase di dasar sungai. Mereka hidup di perairan pegunungan yang jernih dan berarus lambat, terutama di daerah Honshu dan Shikoku.
Salamander raksasa ini memiliki kehidupan yang cukup panjang, bahkan bisa hidup lebih dari 50 tahun. Mereka bernafas melalui kulit dan lebih aktif di malam hari. Dalam budaya Jepang, Ōsanshōuo sering dikaitkan dengan mitologi dan cerita rakyat, terkadang dianggap sebagai makhluk mistis yang menjaga sungai. Karena kerusakan habitat dan polusi air, populasi hewan ini semakin berkurang dan kini masuk dalam kategori spesies yang dilindungi.

Salamander Raksasa Jepang
b. Namako (ナマコ) – Timun Laut Jepang
Namako (ナマコ), atau timun laut Jepang, adalah hewan laut yang memiliki bentuk silindris dan tekstur kenyal. Namako sering ditemukan di dasar laut Jepang dan dikenal dengan kemampuannya untuk meremajakan tubuh dengan melepaskan bagian tubuhnya sebagai pertahanan diri. Selain peran ekologisnya dalam membersihkan dasar laut, timun laut ini juga dimanfaatkan dalam kuliner Jepang, seperti hidangan sashimi atau konowata (fermentasi timun laut). Namako dipercaya memiliki manfaat kesehatan, terutama dalam tradisi pengobatan Jepang.
c. Iriomote Yamaneko (イリオモテヤマネコ) – Kucing Liar Iriomote
Iriomote Yamaneko (イリオモテヤマネコ), atau Kucing Liar Iriomote, adalah spesies kucing liar endemik yang hanya ditemukan di Pulau Iriomote, Okinawa, Jepang. Dengan tubuh berukuran sedang dan bulu coklat gelap, kucing ini aktif di malam hari dan memiliki kebiasaan berburu di hutan lebat. Karena habitatnya yang terbatas dan ancaman dari perusakan habitat serta hewan predator, populasi Iriomote Yamaneko sangat langka dan terancam punah. Diperkirakan hanya ada sekitar 100 ekor yang tersisa di alam liar, dan mereka dilindungi oleh pemerintah Jepang.
d. Okinawa Rail (ヤンバルクイナ – Yanbaru Kuina)
Okinawa Rail (ヤンバルクイナ – Yanbaru Kuina) adalah burung endemik yang hanya ditemukan di hutan Yanbaru, Pulau Okinawa, Jepang. Burung ini tidak bisa terbang dan lebih sering berlari di tanah. Mereka memiliki tubuh berwarna coklat kehijauan dengan kaki merah yang kuat. Yanbaru Kuina terancam punah akibat perusakan habitat dan predator seperti musang. Saat ini, berbagai upaya konservasi dilakukan untuk melindungi spesies langka ini.
e. Rusa Sika (シカ – Shika)
Rusa Sika adalah spesies rusa yang umum ditemukan di Jepang. Mereka memiliki tubuh yang ramping, bulu berwarna coklat kemerahan dengan bintik putih, dan tanduk bercabang pada jantan. Rusa Sika dapat ditemukan di berbagai wilayah Jepang, terutama di Nara, Miyajima, dan Hokkaido.
Di Nara Park, rusa ini dianggap hewan suci dalam kepercayaan Shinto dan hidup berdampingan dengan manusia. Mereka dikenal cerdas dan bisa membungkuk sebagai tanda meminta makanan.
Namun, di beberapa daerah, populasi rusa Sika meningkat pesat dan menyebabkan kerusakan tanaman dan hutan, sehingga perlu dikendalikan. Meskipun demikian, rusa ini tetap menjadi bagian penting dari budaya dan alam Jepang.

3. Tempat Melihat Hewan Unik di Jepang
Jika ingin melihat hewan-hewan unik ini secara langsung, ada beberapa tempat terbaik yang bisa dikunjungi:
a. Pulau Zao Kitsune Mura (Miyagi) – Desa Rubah
Di sini, pengunjung bisa melihat lebih dari 100 rubah yang berkeliaran bebas. Tempat ini terkenal dengan rubah merah Jepang yang cantik.
b. Pulau Tashirojima (Miyagi) – Pulau Kucing
Pulau ini dihuni oleh ratusan kucing yang dianggap membawa keberuntungan oleh penduduk setempat.
c. Jigokudani Monkey Park (Nagano) – Monyet Salju
Taman ini terkenal dengan monyet salju yang berendam di onsen alami, terutama saat musim dingin.
d. Hutan Hokkaido – Habitat Shima Enaga, Ezo Momonga, Rubah Hokkaido, dan Tupai Merah Hokkaido
Hutan bersalju di Hokkaido adalah tempat terbaik untuk melihat burung pipit salju, tupai terbang khas Jepang, dan rubah Hokkaido yang sering berkeliaran di alam liar.
e. Kepulauan Amami (Kagoshima) – Habitat Kelinci Amami
Hutan-hutan di pulau ini menjadi habitat alami Kelinci Amami, meskipun cukup sulit untuk menemukannya karena mereka aktif di malam hari.
Apakah Binatang Unik di Atas Terjaga Dari Kepunahan?
Sayangnya, beberapa hewan unik di Jepang berada dalam ancaman kepunahan akibat perusakan habitat, perubahan iklim, dan perburuan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk melindungi mereka:
- Iriomote Yamaneko, dan Okinawa Rail, terancam punah dan termasuk dalam daftar spesies yang dilindungi.
- Shima Enaga, Ezo Momonga, dan Rusa Sika masih memiliki populasi yang cukup stabil.
- Salamander Raksasa Jepang dan Kelinci Amami mengalami penurunan populasi karena kehilangan habitat alami mereka.
Kesadaran masyarakat dan upaya konservasi terus dilakukan untuk memastikan hewan-hewan unik ini tetap lestari untuk generasi mendatang.
Beberapa hewan di Jepang memang memiliki peran penting dalam budaya dan mitologi Jepang.
Berikut adalah beberapa hewan yang dianggap memiliki nilai simbolis atau peran dalam cerita rakyat dan kepercayaan Jepang:
- Rubah (Kitsune)
Peran dalam Budaya dan Mitologi: Rubah, atau kitsune (狐), merupakan makhluk yang sangat dihormati dalam budaya Jepang. Dalam mitologi, kitsune dianggap sebagai makhluk yang memiliki kekuatan supernatural, termasuk kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia. Kitsune sering kali dikaitkan dengan kami (dewa) dari kuil Inari, yang melindungi pertanian dan kemakmuran. Rubah dipercaya memiliki kemampuan untuk membawa keberuntungan, tetapi juga bisa menjadi penipu atau pembawa sial jika tidak dihormati dengan benar.

- Burung Hantu (Fukuro)
Peran dalam Budaya dan Mitologi: Burung hantu, atau fukuro (フクロウ), sering dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dan perlindungan dalam budaya Jepang. Dalam banyak cerita rakyat, burung hantu dihubungkan dengan hal-hal mistis, dan sering dianggap sebagai penjaga atau pembawa peringatan terhadap bahaya. Beberapa orang Jepang juga percaya bahwa fukuro membawa keberuntungan dan melindungi rumah dari roh jahat.
Rusa (Shika)
Peran dalam Budaya dan Mitologi: Rusa shika (鹿) adalah simbol kedamaian dan keberuntungan. Di kota Nara, rusa dianggap sebagai utusan dewa Kasuga, dan mereka dihormati sebagai makhluk suci yang tinggal di taman nasional Nara. Rusa juga sering dikaitkan dengan dewa Ame-no-Koyane, yang dalam mitologi Shinto dikatakan memiliki hubungan dengan rusa sebagai utusannya.
Kesimpulan
Jepang memiliki banyak hewan unik dan khas, seperti Ezo Momonga, Shima Enaga, Ezo Fukuro, Nihon Kamoshika, dan Kita Kitsune, yang hidup di berbagai ekosistem dari Hokkaido hingga pulau-pulau selatan. Hewan-hewan ini tidak hanya memiliki keunikan fisik dan perilaku, tetapi juga sering dikaitkan dengan mitologi dan budaya Jepang.
Keanekaragaman satwa liar di Jepang adalah bagian penting dari alam dan budaya negara ini. Melestarikan habitat mereka sangatlah penting agar generasi mendatang tetap dapat menikmati keindahan dan keunikan hewan-hewan ini. Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

