~なさいよ : Teguran Ringan dengan Nada Perhatian
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu pernah menegur seseorang entah itu anak kecil yang lupa mencuci tangan, atau teman yang terlalu larut menonton drama. Di dalam bahasa Jepang, ada berbagai cara untuk menyampaikan teguran, dan salah satunya adalah dengan menggunakan ungkapan “nasai yo” (なさいよ). Meskipun terdengar seperti perintah, ungkapan ini justru sering digunakan dengan nada yang lembut dan penuh perhatian, terutama dalam hubungan yang dekat, seperti antara orang tua dan anak, atau guru dan murid.
Melalui artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat bagaimana ungkapan “nasai yo” digunakan, makna di baliknya, dan bagaimana ia mencerminkan budaya Jepang yang penuh nuansa dalam berbicara. Yuk, kita pelajari bersama!

Pengertian “Nasai yo”
Ungkapan “nasai yo” (なさいよ) merupakan bentuk perintah yang berasal dari kata kerja bentuk sopan “nasai”, yang sering digunakan oleh orang yang memiliki posisi lebih tinggi atau lebih tua seperti orang tua, guru, atau atasan untuk memberikan instruksi atau teguran kepada orang yang lebih muda atau dekat dengannya.
Meskipun bentuknya adalah perintah, “nasai yo” biasanya disampaikan dengan intonasi yang lembut namun tegas, sehingga terasa seperti teguran ringan yang penuh perhatian. Dalam banyak kasus, ungkapan ini tidak dimaksudkan untuk memarahi, tetapi lebih kepada mengajak atau mengingatkan dengan kasih sayang.
Contoh penggunaannya sering kita dengar dalam situasi sehari-hari, seperti:
早く寝なさいよ。(Hayaku nenasai yo.) – Cepat tidur, ya.
→ Dikatakan oleh ibu kepada anaknya yang masih bermain larut malam.
Dengan kata lain, “nasai yo” menciptakan nuansa teguran yang tidak kaku, tapi tetap menunjukkan perhatian dan kepedulian.
Mengungkap Makna ‘Nasai yo’: Teguran Halus Penuh Perhatian dalam Bahasa Jepang
Dalam budaya Jepang yang menjunjung tinggi kesopanan dan nuansa dalam berbicara, bentuk teguran pun memiliki berbagai tingkatan. Salah satu bentuk teguran yang menarik untuk dipelajari adalah ungkapan “nasai yo” (なさいよ). Ungkapan ini merupakan bentuk perintah yang tidak keras, melainkan lembut namun tetap menunjukkan otoritas dan perhatian.
Secara gramatikal, “nasai” adalah bentuk perintah sopan yang berasal dari kata kerja dasar. Misalnya:
- たべる (taberu) → たべなさい (tabenasai) → Silakan makanlah.
- ねる (neru) → ねなさい (nenasai) → Tidurlah.
Penambahan partikel “yo” di akhir kalimat berfungsi untuk menekankan perintah atau nasihat tersebut, sekaligus mempertegas bahwa pembicara berharap lawan bicara benar-benar melakukannya. Namun, karena bentuk “nasai” sudah memiliki nuansa sopan, gabungan “nasai yo” sering terdengar seperti nasihat penuh perhatian, bukan sekadar perintah tegas.
Ungkapan ini biasanya digunakan oleh:
- Orang tua kepada anaknya
- Guru kepada murid
- Orang yang lebih tua kepada yang lebih muda
- Dalam hubungan dekat yang penuh kasih sayang
Meskipun terdengar seperti perintah, “nasai yo” tidak dimaksudkan untuk memarahi. Sebaliknya, ia menunjukkan kekhawatiran, perhatian, dan keinginan agar orang yang ditegur melakukan hal yang benar demi kebaikannya sendiri.
Fungsi Ungkapan “Nasai yo”
Ungkapan “nasai yo” memiliki beberapa fungsi utama dalam percakapan sehari-hari, khususnya dalam konteks yang melibatkan hubungan dekat atau hierarki sosial. Berikut penjelasannya:
1. Memberikan perintah dengan nada sopan
Digunakan untuk menyuruh seseorang melakukan sesuatu, namun dengan cara yang tidak kasar.
Contoh: 早く起きなさいよ。(Hayaku okinasai yo) – Bangun cepat ya.

2. Memberikan teguran ringan
Digunakan ketika ingin menegur dengan nada lembut, seperti ibu kepada anaknya.
Contoh: ちゃんと勉強しなさいよ。(Belajarlah yang benar, ya.)
3. Menunjukkan perhatian dan kepedulian
Terkadang, penggunaan “nasai yo” bukan hanya perintah, tetapi menunjukkan kekhawatiran atau rasa sayang.
Contoh: 風邪引くよ。ちゃんと着なさいよ。(Nanti masuk angin, loh. Pakailah bajunya dengan benar, ya.)
4. Menekankan harapan atau dorongan
Partikel “yo” di akhir menambahkan penekanan bahwa pembicara sungguh-sungguh berharap lawan bicara melakukannya.
Pola Kalimat “Nasai yo”
Untuk membuat kalimat dengan “nasai yo”, kita perlu menggunakan bentuk perintah sopan dari kata kerja (~なさい) lalu menambahkan partikel penegas “yo” di akhir. Pola Umum:
Kata kerja bentuk akar + なさい + よ
Kata kerja bentuk akar adalah bentuk dasar tanpa -ます
Contoh Pola:
Kata Kerja Dasar | Bentuk “Nasai yo” | Arti dalam Bahasa Indonesia |
たべる (makan) | たべなさいよ | Makanlah, ya. |
ねる (tidur) | ねなさいよ | Tidurlah, ya. |
べんきょうする (belajar) | べんきょうしなさいよ | Belajarlah, ya. |
きる (memakai) | きなさいよ | Pakailah, ya. |
Saat Teguran Menjadi Bentuk Kasih Sayang: Memahami Ungkapan ‘Nasai yo’
Di balik nada teguran yang terkandung dalam “nasai yo”, sebenarnya tersimpan rasa peduli dan kasih sayang dari si pembicara. Ungkapan ini bukan sekadar instruksi untuk melakukan sesuatu, tapi sering kali merupakan cara halus seseorang menunjukkan bahwa ia memperhatikan keadaan lawan bicaranya.
Misalnya, seorang ibu yang berkata kepada anaknya:
遅くまで起きてないで、もう寝なさいよ。(Osoku made okite naide, mou nenasai yo.) – Jangan begadang, ayo tidur sekarang ya.
Dalam kalimat tersebut, ibu tidak sedang marah, melainkan menunjukkan rasa sayang dan kekhawatiran terhadap kesehatan anaknya. Nada lembut dari “nasai yo” menandakan bahwa teguran tersebut datang dari hati yang ingin melindungi, bukan menghakimi.
Hal ini sangat mencerminkan budaya Jepang yang menghargai komunikasi tidak langsung (間接的・kanseiteki) dan nuansa emosional dalam bahasa. Di mana, bahkan dalam memberi tahu atau menegur seseorang, perasaan yang halus tetap disisipkan.
Dalam konteks hubungan keluarga, sekolah, atau bahkan antar teman dekat, “nasai yo” menjadi jembatan antara keinginan untuk membimbing dan ungkapan kepedulian. Dengan memilih ungkapan ini, seseorang bisa menyampaikan perintah atau nasihat tanpa menciptakan jarak atau rasa tersinggung.

‘Nasai yo’: Antara Larangan Lembut dan Perhatian Tulus
Dalam bahasa Jepang, teguran tidak selalu hadir dalam bentuk larangan yang keras. Kadang, justru larangan yang terdengar lembutlah yang paling menyentuh hati. Ungkapan “nasai yo” adalah contohnya di mana nada perintah disampaikan dengan kelembutan dan perhatian yang tulus.
Sering kali kita mendengar bentuk ini digunakan dalam konteks yang seolah melarang atau menghentikan suatu tindakan, tapi bukan dengan nada keras, melainkan dengan maksud menjaga dan mengingatkan.
Contohnya:
そんな言い方、やめなさいよ。(Sonna iikata, yamenasai yo.) – Berhenti berbicara seperti itu, ya.
Kalimat ini mungkin terdengar seperti larangan, tapi sebenarnya lebih kepada ajakan untuk memperbaiki sikap, bukan memarahi. Di dalamnya terkandung rasa ingin membimbing dan melindungi agar orang yang ditegur tidak menyakiti diri sendiri ataupun orang lain.
Ungkapan ini juga mencerminkan betapa kompleks dan halusnya bahasa Jepang, di mana satu bentuk kata bisa menyampaikan beragam nuansa emosional tergantung pada hubungan, situasi, dan intonasi. Dengan begitu, “nasai yo” bukan hanya soal memberi perintah. Ia adalah cara berbicara dengan hati, mengingatkan dengan empati, dan menegur dengan cinta.
Dibalik Nada Tegas, Ada Kepedulian: Mengenal Ungkapan ‘Nasai yo’
Sekilas, ungkapan “nasai yo” terdengar seperti sebuah perintah yang tegas. Tapi jika diperhatikan lebih dalam, kita akan menemukan bahwa ungkapan ini sebenarnya berakar dari kepedulian sebuah dorongan yang lembut namun penuh makna agar seseorang melakukan sesuatu demi kebaikannya sendiri.
“Nasai yo” memang digunakan untuk memberikan instruksi atau teguran, namun intonasi dan kontekslah yang membuatnya terasa hangat. Dalam percakapan antara orang tua dan anak, guru dan murid, atau antar teman dekat, ungkapan ini menjadi cara untuk menunjukkan:
“Aku peduli padamu, karena itu aku menegurmu.”
Contohnya saat seorang kakak berkata kepada adiknya:
寒いでしょ。コートを着なさいよ。(Samui desho. Kooto o kinasai yo.) – Dingin, kan? Pakailah mantelmu, ya.
Kalimat tersebut bukan sekadar menyuruh, tapi juga menunjukkan bahwa sang kakak memikirkan kenyamanan dan kesehatan adiknya. Ungkapan “nasai yo” menambah sentuhan emosi dan perhatian dalam pesan itu.
Inilah keunikan dalam bahasa Jepang: teguran bisa menjadi bentuk cinta, dan perintah bisa disampaikan tanpa menimbulkan jarak. “Nasai yo” menjadi bukti bahwa kata-kata yang tepat dapat menguatkan hubungan, bukan merusaknya.

Belajar Tegur dengan Halus: Fungsi Sosial Ungkapan ‘Nasai yo’
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan budaya dan nilai sosial. Dalam konteks masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kesopanan, keharmonisan, dan empati, ungkapan seperti “nasai yo” memainkan peran sosial yang penting.
Ungkapan “nasai yo” tidak sekadar bentuk tata bahasa, tapi juga menjadi cara masyarakat Jepang menegur, menasihati, atau mendorong seseorang dengan cara yang tidak menyakitkan. Teguran tidak diberikan dengan nada tinggi atau marah, melainkan dengan pilihan kata yang tetap menyampaikan rasa peduli.
Secara sosial, fungsi “nasai yo” antara lain:
1. Menjaga Keharmonisan Antarpribadi (人間関係 / ningen kankei)
Dalam hubungan dekat seperti orang tua dan anak, pasangan, atau teman dekat, “nasai yo” digunakan agar komunikasi tetap terbuka tanpa menimbulkan konflik.
2. Memberi Bimbingan dengan Empati
Terutama di lingkungan pendidikan, guru atau orang dewasa menggunakan bentuk ini untuk mengarahkan anak atau murid dengan cara yang lembut, namun tetap jelas.
3. Membangun Sikap Peduli dalam Teguran
Dengan “nasai yo”, seseorang tidak hanya memberi perintah, tapi juga menunjukkan bahwa ia memperhatikan keadaan dan perasaan lawan bicaranya.
4. Menghindari Konfrontasi Langsung
Sesuai dengan budaya Jepang yang cenderung tidak suka konfrontasi, ungkapan ini menjadi alat komunikasi efektif untuk menyampaikan hal serius dengan nada halus.
Contoh penggunaan:
ちゃんと食べなさいよ。元気がなくなるよ。(Chanto tabenasai yo. Genki ga naku naru yo.) – Makan yang benar, ya. Nanti kamu jadi nggak bertenaga, lho.
Dalam kalimat itu, si pembicara menggabungkan nasihat, perhatian, dan dorongan dengan sangat halus. Inilah fungsi sosial dari “nasai yo” yang membuatnya lebih dari sekadar bentuk tata bahasa biasa.
‘Nasai yo’ dalam Konteks Keluarga dan Sekolah: Kasih Sayang Tersembunyi
Dalam budaya Jepang, hubungan antara orang tua dan anak, serta antara guru dan murid, sangat dihargai. Di sinilah ungkapan “nasai yo” sering digunakan untuk menunjukkan kasih sayang yang tersembunyi di balik setiap nasihat atau teguran. Meskipun terdengar seperti perintah, kalimat ini sebenarnya membawa perasaan peduli yang mendalam.
1. Di Lingkungan Keluarga
Ketika orang tua mengatakan kepada anaknya,
ちゃんと勉強しなさいよ。(Chanto benkyou shinasai yo.) – Belajarlah dengan serius, ya.
Kalimat ini tidak hanya menyuruh anak untuk belajar, tetapi juga mengingatkan anak akan pentingnya masa depan mereka. Orang tua yang menggunakan “nasai yo” ingin menunjukkan bahwa mereka peduli, bukan hanya soal hasil akademis, tetapi juga tentang kesejahteraan dan kesuksesan anak di masa depan. Di sini, “nasai yo” berfungsi sebagai media komunikasi penuh perhatian yang membawa pesan dengan cara yang tidak membebani, bahkan bisa mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

2. Di Lingkungan Sekolah
Begitu juga dalam konteks sekolah, seorang guru mungkin menggunakan “nasai yo” saat menegur muridnya. Contohnya,
宿題を忘れないで、ちゃんと提出しなさいよ。(Shukudai o wasurenaide, chanto teishutsu shinasai yo.) – Jangan lupa tugasnya, ya. Serahkan dengan benar.
Dalam kalimat ini, sang guru bukan hanya memberikan instruksi, tetapi juga menunjukkan bahwa ia peduli dengan perkembangan akademik muridnya. Dengan menambahkan “yo”, guru tersebut menyampaikan pesan yang lebih hangat dan empatik, menghindari kesan keras atau menuntut.
3. Menghubungkan Kasih Sayang dengan Pendidikan
Baik di rumah maupun di sekolah, ungkapan “nasai yo” lebih dari sekadar perintah. Ia adalah cara lembut untuk menunjukkan perhatian dan bimbingan, sehingga si penerima pesan merasa didukung, bukan dipaksa. Ungkapan ini menjembatani keinginan untuk mengoreksi dengan kebaikan hati dan perhatian, membuatnya terasa lebih seperti ajakan untuk tumbuh, bukan sekadar teguran.
Perbedaan Nuansa dengan Bentuk Teguran Lain
Ungkapan “nasai yo” dalam bahasa Jepang memiliki nuansa yang lebih lembut dan penuh perhatian jika dibandingkan dengan bentuk teguran lainnya. Berikut adalah perbandingan dengan beberapa bentuk teguran lainnya dalam bahasa Jepang, serta perbedaannya dalam hal nuansa dan konteks penggunaannya:
1. “Nasai yo” vs. “Shinasai”
“Shinasai” adalah bentuk perintah yang lebih langsung dan formal dibandingkan dengan “nasai yo.” Walaupun sama-sama digunakan untuk memberi perintah atau arahan, “shinasai” terdengar lebih tegas dan kadang terkesan lebih keras, terutama jika digunakan tanpa nada lembut atau perhatian.
Contoh:
- Shinasai: 宿題をしなさい。 (Shukudai o shinasai.) – Kerjakan tugasmu.
- Nasai yo: 宿題をしなさいよ。 (Shukudai o shinasai yo.) – Kerjakan tugasmu, ya.
Pada kalimat dengan “shinasai,” perintahnya lebih langsung dan bisa terdengar lebih formal atau keras. Sebaliknya, “nasai yo” menambah sentuhan yang lebih pribadi dan penuh perhatian, mengurangi kesan imperatif yang terlalu kuat.
2. “Nasai yo” vs. “Kudasai”
“Kudasai” (bersama bentuk permintaan) digunakan untuk meminta sesuatu dengan cara yang sangat sopan dan tidak memaksa. Sementara “nasai yo” lebih menekankan arah atau saran daripada permintaan, sehingga terdengar lebih mengarah dan penuh perhatian.
Contoh:
- Kudasai: それを取ってください。 (Sore o totte kudasai.) – Tolong ambilkan itu.
- Nasai yo: それを取ってくださいよ。 (Sore o totte kudasai yo.) – Ambilkan itu, ya.
Perbedaan di sini adalah bahwa “kudasai” sangat sopan, namun bisa terasa sedikit lebih distant atau formal, sedangkan “nasai yo” membuat permintaan terdengar lebih akrab dan mengandung elemen kasih sayang yang lebih kuat.
3. “Nasai yo” vs. “Da-me”
“Da-me” adalah kata yang digunakan untuk melarang seseorang dengan cara yang lebih kasar dan langsung. Ini biasanya digunakan dalam situasi yang lebih tegas dan ketika si pembicara merasa tidak setuju keras dengan tindakan orang lain.
Contoh:
- Da-me: それをやってはだめ! (Sore o yatte wa da-me!) – Jangan lakukan itu!
- Nasai yo: それをやらないほうがいいよ。 (Sore o yaranai hou ga ii yo.) – Lebih baik kamu tidak melakukannya, ya.
“Da-me” sangat langsung dan lebih keras dalam menyatakan larangan. Sementara itu, “nasai yo” sering kali lebih mengarah pada saran atau pengingat, dan meskipun tetap menyampaikan maksud yang sama, nuansanya jauh lebih lembut dan penuh perhatian.

4. “Nasai yo” vs. “Yamete”
“Yamete” adalah bentuk imperatif yang digunakan untuk meminta seseorang berhenti melakukan sesuatu dengan cara yang tegas. Biasanya digunakan saat seseorang sudah melakukan sesuatu yang tidak diinginkan atau berbahaya.
Contoh:
- Yamete: それをやめて! (Sore o yamete!) – Berhenti lakukan itu!
- Nasai yo: それはやめたほうがいいよ。 (Sore wa yameta hou ga ii yo.) – Lebih baik kamu berhenti, ya.
“Yamete” terdengar lebih keras dan langsung, sementara “nasai yo” memberikan nuansa yang lebih halus dan peduli dalam menyampaikan saran atau teguran.
Contoh Kalimat
- ちゃんと寝なさいよ。明日早いからね。(Chanto nasai yo. Ashita hayai kara ne.) – Tidurlah yang benar, ya. Besok kita bangun pagi.
- そんなに頑張りすぎないで、休憩しなさいよ。(Sonnani ganbari suginaide, kyuukei shinasai yo.) – Jangan terlalu memaksakan diri, ya. Istirahatlah sejenak.
- もっと集中して勉強しなさいよ。君ならできるよ!(Motto shuuchuu shite benkyou shinasai yo. Kimi nara dekiru yo!) – Belajarlah dengan lebih fokus, ya. Kamu pasti bisa!
- 宿題を提出しなさいよ。期限を守らなきゃね。(Shukudai o teishutsu shinasai yo. Kigen o mamoranakya ne.) – Serahkan tugasmu, ya. Kamu harus tepat waktu.

- そんなに遅くまで遊んでいないで、帰りなさいよ。(Sonnani osoku made asonde inaide, kaerinasai yo.) – Jangan bermain terlalu lama, ya. Pulanglah sekarang.
- 無理しないで休んだほうがいいよ。(Murishinai de yasunda hou ga ii yo.) -Jangan dipaksakan, ya. Lebih baik istirahat.
- 今日は野菜をもっと食べなさいよ。体にいいからね。(Kyou wa yasai o motto tabenasai yo. Karada ni ii kara ne.) – Hari ini, makanlah lebih banyak sayuran, ya. Itu baik untuk tubuhmu.
- もう遅いから、寝なさいよ。明日も忙しいよ。(Mou osoi kara, nasai yo. Ashita mo isogashii yo.) – Sudah larut malam, tidurlah, ya. Besok kamu juga sibuk.

- しっかり勉強しなさいよ。テストが近いんだから。(Shikkari benkyou shinasai yo. Tesuto ga chikai n dakara.) – Belajarlah dengan sungguh-sungguh, ya. Ujian sudah dekat.
- 早く教室に戻りなさいよ。授業が始まるよ!(Hayaku kyoushitsu ni modorinasai yo. Jugyou ga hajimaru yo!) – Kembalilah ke kelas segera, ya. Pelajaran akan dimulai!”
- 今日の約束を忘れないで、遅れずに来なさいよ。(Kyou no yakusoku o wasurenaide, okurezu ni kinasai yo.) – Jangan lupa janji kita hari ini, ya. Datanglah tepat waktu.
- 今日はもう遅いよ。家に帰りなさいよ。(Kyou wa mou osoi yo. Ie ni kaerinasai yo.) – Hari ini sudah larut, ya. Pulanglah ke rumah.

Contoh percakapan
1. Percakapan di Keluarga: Orang Tua dan Anak
母: 今日も遅くまでゲームしてるの?ちゃんと寝なさいよ。明日早いんだから。(Kyou mo osoku made geemu shiteru no? Chanto nasai yo. Ashita hayai n dakara.) – Hari ini masih main game sampai malam? Tidurlah yang benar, ya. Besok kita bangun pagi.
子供:でも、まだ少しだけゲームしたいんだ。(Demo, mada sukoshi dake geemu shitain da.) – Tapi, aku masih ingin main sedikit lagi.
母:うーん、でも明日の朝早いから。寝ないと体に良くないよ。(Uun, demo ashita no asa hayai kara. Nain to karada ni yokunai yo.) – Hm, tapi besok pagi kita bangun pagi. Kalau tidak tidur, itu tidak baik untuk tubuhmu.
子供: わかった、じゃあ寝るよ。(Wakatta, jaa neru yo.) – Baiklah, kalau begitu aku tidur.

子供: (Demo, mada sukoshi dake geemu shitain da.) – Tapi, aku masih ingin main sedikit lagi.
2. Percakapan di Sekolah: Guru dan Murid
先生:あなた、宿題忘れたんでしょ?明日までに提出しなさいよ。(Sensei: Anata, shukudai wasuretan desho? Ashita made ni teishutsu shinasai yo.) – Kamu lupa tugas, kan? Serahkan besok juga, ya.
生徒: すみません、先生。すぐにやります。(Seito: Sumimasen, sensei. Sugu ni yarimasu.) – Maaf, guru. Saya akan segera mengerjakannya.
先生: ちゃんとやるんだよ。頑張りなさいよ。(Sensei: Chanto yarun da yo. Ganbari nasai yo.) – Kerjakan dengan baik, ya. Semangat ya!”
3. Percakapan Antara Teman
友達A:今日は遅くまで遊んでたんじゃない?帰りなさいよ。(Tomodachi A: Kyou wa osoku made asonde tan janai? Kaerinasai yo.) – Kamu bermain sampai larut malam, kan? Pulanglah, ya.”
友達B:まだ少しだけ話したいんだけど…。(Tomodachi B: Mada sukoshi dake hanashitain dakedo…) – Aku masih ingin ngobrol sedikit lagi…
友達A: もう遅いよ。家に帰りなさいよ。(Tomodachi A: Mou osoi yo. Ie ni kaerinasai yo.) – Sudah larut, lho. Pulanglah ke rumah, ya.
友達B: わかった、じゃあまたね。(Tomodachi B: Wakatta, jaa mata ne.) – Baiklah, sampai jumpa lagi.
Kesimpulan
Ungkapan “nasai yo” dalam bahasa Jepang membawa makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar sebuah perintah atau teguran. Meskipun terdengar seperti instruksi, kalimat ini sering digunakan dengan nuansa lembut dan penuh perhatian, menunjukkan bahwa si pembicara peduli dengan kesejahteraan orang lain. Dalam berbagai konteks baik di keluarga, sekolah, maupun antara teman “nasai yo” menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan dengan cara yang tidak memaksa namun tetap tegas.
Sebagai penutup, penting untuk menyadari bahwa dalam bahasa Jepang, cara kita menyampaikan pesan sering kali lebih bernuansa dan penuh perasaan. Ungkapan seperti “nasai yo” mengingatkan kita bahwa teguran atau nasihat bukan hanya tentang menunjukkan kebenaran, tetapi juga tentang menjaga hubungan yang penuh rasa saling menghormati. Jadi, mari kita gunakan kata-kata dengan penuh perhatian dan kasih sayang, agar setiap pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mempererat hubungan antar sesama.
Yuk, terus semangat latihan dan jangan malu buat coba-coba berbagai contoh kalimat! Sampai ketemu lagi di materi seru berikutnya bareng Pandaikotoba. Oh iya, jangan lupa follow Instagram-nya juga ya, Minasan!
Belajar bahasa Jepang itu asyik banget, lho. がんばってね!!

