Ashita (Besok) Belajar Bahasa Jepang – JLPT N5
Konichiwa, minasan! Dalam bahasa Jepang, konsep waktu memiliki berbagai nuansa dan cara penyampaian yang berbeda. Salah satu istilah penting yang sering digunakan untuk merujuk pada waktu mendatang adalah “ashita” (明日), yang berarti “besok.”
Kata ini tidak hanya membantu dalam menentukan waktu secara sederhana tetapi juga membawa makna yang lebih dalam, seperti harapan dan rencana masa depan. Dalam artikel ini, kita akan membahas penggunaan ashita, perbedaan antara istilah-istilah terkait seperti asu dan myounichi, serta bagaimana memahami nuansa dan konteks penggunaannya dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang minasan.
Penjelasan “Ashita” (明日)
Ashita (明日) adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti “besok” atau “hari esok.” Kata ini digunakan untuk menunjukkan waktu satu hari setelah hari ini (kyou). Dalam percakapan sehari-hari, ashita adalah salah satu kata yang paling sering digunakan untuk merujuk pada rencana, kejadian, atau aktivitas yang akan dilakukan di hari berikutnya.
Penggunaan “Ashita” dalam Kalimat
- Menyatakan Rencana atau Kegiatan
Ashita sering digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan di hari esok, seperti jadwal, rencana pribadi, atau acara tertentu.
Contoh Kalimat:
明日は会議があります。(Ashita wa kaigi ga arimasu.) – Besok ada rapat.
- Menyatakan Prediksi atau Perkiraan
Dapat digunakan untuk membuat prediksi atau menyatakan sesuatu yang diharapkan akan terjadi.
Contoh Kalimat:
明日は雨が降るでしょう。(Ashita wa ame ga furu deshou.) – Besok mungkin akan hujan.
- Dalam Berbagai Situasi Waktu
Ashita bisa dikombinasikan dengan istilah waktu lain untuk menjelaskan waktu yang lebih spesifik, seperti pagi, siang, atau malam.
- 明日の朝 。(Ashita no asa.) – Besok pagi.
- 明日の昼 。(Ashita no hiru.) – Besok siang.
- 明日の夜 。(Ashita no yoru.) – Besok malam.
- Formalitas
Dalam konteks formal, “asu” (明日) dapat digunakan sebagai alternatif untuk “ashita”, meskipun memiliki arti yang sama. “Asu” lebih jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari tetapi lebih sering muncul dalam tulisan resmi dan pidato.
Penggunaan dalam Tenses
Karena ashita merujuk pada waktu yang akan datang, kalimat yang menggunakan kata ini biasanya menggunakan bentuk masa depan atau bentuk tegas yang menggambarkan niat, seperti “~masu,” “~desu,” atau bentuk volitional.
Ashita adalah keterangan waktu penting dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk merencanakan dan menyampaikan aktivitas atau kejadian yang akan terjadi besok. Kata ini mudah diingat dan sangat sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, sehingga memahaminya adalah kunci untuk berbicara tentang waktu di masa depan dalam bahasa Jepang.
Dalam bahasa Jepang, “besok” dapat dinyatakan dengan tiga kata yang berbeda: ashita (明日), asu (明日), dan myounichi (明日), yang semuanya ditulis dengan kanji yang sama namun memiliki nuansa dan konteks penggunaan yang sedikit berbeda:
- Ashita (明日):
Penggunaan: Ini adalah bentuk yang paling umum dan informal digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyatakan “besok.”
Contoh Kalimat:
明日はテストがあります。(Ashita wa tesuto ga arimasu.) – Besok ada ujian.
- Asu (明日):
Penggunaan: Meskipun artinya sama dengan “ashita,” kata asu sering dianggap sedikit lebih formal dan lebih banyak ditemukan dalam tulisan atau ucapan yang lebih resmi, meskipun masih digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contoh Kalimat:
明日、出発します。(Asu, shuppatsu shimasu.) – Saya akan berangkat besok.
- Myounichi (明日):
Penggunaan: Ini adalah istilah yang paling formal di antara ketiganya dan jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Myounichi sering muncul dalam konteks yang sangat resmi, seperti surat-surat bisnis, dokumen resmi, dan pidato formal.
Contoh Kalimat:
明日、ご来社いただきありがとうございます。(Myounichi, gorai-sha itadaki arigatou gozaimasu.) – Terima kasih atas kedatangan Anda besok.
Meskipun ketiga kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu “besok,” pilihan kata yang digunakan bergantung pada konteks formalitas dan gaya bahasa. Ashita adalah yang paling umum, asu lebih sedikit formal dan sering digunakan, sedangkan myounichi paling formal dan jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Memahami perbedaan ini dapat membantu dalam memilih kata yang tepat sesuai situasi komunikasi.
Perbedaaan Ashita, Asu, dan Myounichi
Perbedaan antara ashita, asu, dan myounichi. Berikut adalah rangkuman dari perbedaan tersebut beserta tambahan informasi mengenai nuansa penggunaan kata ashita.
Ashita (明日):
- Penggunaan: Umumnya digunakan sebagai “bahasa verbal” baik dalam situasi formal maupun non-formal. Ashita adalah istilah yang paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Nuansa: Mengandung nuansa “adanya harapan” terhadap masa yang akan datang. Selain berarti “besok,” ashita juga dapat diartikan sebagai “masa depan” atau “masa yang akan datang.”
- Contoh Kalimat: 明日はもっと良くなるでしょう。(Ashita wa motto yoku naru deshou.) – Besok (masa depan) akan menjadi lebih baik.
Asu (明日):
- Penggunaan: Sebagai bentuk bahasa lama yang kini lebih umum ditemukan dalam “bahasa tulisan,” seperti dalam puisi, novel, atau lirik lagu. Jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Nuansa: Kata asu lebih cenderung digunakan untuk memberikan nuansa artistik atau puitis dalam tulisan.
- Contoh Kalimat: 明日を信じて生きる。(Asu o shinjite ikiru.) -Hidup dengan mempercayai esok hari (masa depan).
Myounichi (明日):
- Penggunaan: Merupakan bentuk formal dan sopan dari asu, lebih sering ditemukan dalam tulisan yang bersifat resmi dan jarang digunakan sebagai “bahasa verbal.”
- Nuansa: Myounichi digunakan dalam konteks yang sangat formal, seperti dokumen resmi, surat bisnis, atau pidato.
- Contoh Kalimat: 明日、お伺いいたします。(Myounichi, oukagai itashimasu.) -Saya akan berkunjung besok (dalam konteks yang sangat formal).
Ketiga istilah ini meskipun memiliki arti yang sama, yaitu “besok,” memiliki perbedaan penting dalam konteks penggunaannya. Ashita adalah yang paling fleksibel dan sering digunakan dalam percakapan dengan nuansa optimisme atau harapan. Asu memberikan sentuhan artistik dan lebih banyak ditemukan dalam tulisan, sedangkan myounichi adalah bentuk yang sangat formal dan digunakan dalam konteks resmi.
Keterangan Waktu Lain yang Berhubungan dengan “Ashita”
Berikut beberapa keterangan waktu lain yang digunakan untuk menunjukkan waktu yang akan datang.
Asatte (明後日)
Asatte (明後日) dalam bahasa Jepang berarti “lusa,” yaitu hari kedua setelah hari ini. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan waktu yang lebih jauh dibandingkan “besok” (ashita), tetapi lebih dekat daripada hari-hari yang lebih jauh seperti “minggu depan” (raishuu).
Penjelasan Lengkap tentang Asatte:
- Makna: Asatte secara harfiah berarti “dua hari setelah hari ini,” atau lebih sederhananya “lusa.”
- Penggunaan: Kata ini umum digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk merujuk pada kegiatan, rencana, atau kejadian yang akan berlangsung lusa. Karena jelas dan spesifik, asatte sering dipakai untuk memastikan pemahaman waktu ketika berbicara tentang rencana yang akan datang.
Contoh Penggunaan dalam Kalimat:
- 明後日、試験があります。
(Asatte, shiken ga arimasu.) – “Lusa, ada ujian.”
- 明後日、友達と旅行に行きます。
(Asatte, tomodachi to ryokou ni ikimasu.) -“Lusa, saya akan pergi berlibur dengan teman.”
- 明後日の天気はどうですか?
(Asatte no tenki wa dou desu ka?) -“Bagaimana cuaca lusa?”
“Asatte” adalah kata yang spesifik dan berguna untuk merujuk pada hari kedua setelah hari ini, yaitu lusa. Memahami penggunaan “asatte” akan memudahkan percakapan sehari-hari terutama saat berbicara mengenai rencana atau kejadian yang akan berlangsung dalam waktu dekat, namun tidak segera.
Yokujitsu
Yokujitsu (翌日) dalam bahasa Jepang berarti “hari berikutnya” atau “hari setelahnya.“ Istilah ini digunakan untuk merujuk pada hari setelah suatu hari tertentu, bukan hanya “besok” (ashita). Yokujitsu lebih fleksibel dan biasanya digunakan dalam konteks yang lebih formal atau tertulis, seperti laporan, berita, atau komunikasi resmi.
Penjelasan Lengkap tentang Yokujitsu:
- Makna: Yokujitsu secara harfiah berarti “hari berikutnya” atau “hari setelahnya.” Tidak terbatas hanya pada “besok” tetapi bisa merujuk ke hari setelah waktu tertentu yang disebutkan sebelumnya.
- Penggunaan: Yokujitsu sering digunakan dalam konteks resmi atau tertulis, seperti dalam dokumen, berita, laporan bisnis, dan komunikasi formal lainnya. Karena sifatnya yang lebih formal, kata ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contoh Penggunaan dalam Kalimat:
- 翌日、会議が予定されています。
(Yokujitsu, kaigi ga yotei sareteimasu.) – “Rapat dijadwalkan pada hari berikutnya.”
- 彼は翌日、出発しました。
(Kare wa yokujitsu, shuppatsu shimashita.) – “Dia berangkat pada hari berikutnya.”
- 翌日にメールを送ります。
(Yokujitsu ni meeru o okurimasu.) -“Saya akan mengirim email pada hari berikutnya.”
“Yokujitsu” adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada hari setelah hari tertentu, bukan hanya besok, dan sering digunakan dalam konteks formal. Memahami penggunaannya akan mempermudah penyampaian informasi secara tepat, terutama dalam tulisan atau komunikasi resmi, serta membantu memperjelas urutan waktu dalam berbagai situasi formal.
Shiasatte (しあさって) – Tulat
Shiasatte (しあさって) digunakan untuk menyatakan “tulat,” yaitu tiga hari setelah hari ini. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada hari ketiga setelah hari sekarang, dan meskipun tidak sering digunakan dalam percakapan sehari-hari seperti ashita atau asatte, kata ini tetap dipahami dengan baik oleh penutur bahasa Jepang. Shiasatte digunakan untuk menyampaikan jadwal, rencana, atau peristiwa yang akan terjadi pada hari ketiga ke depan.
Contoh Penggunaan dalam Kalimat:
- しあさって、仕事の会議があります。
(Shiasatte, shigoto no kaigi ga arimasu) -Tulat ada rapat kerja.
- しあさっての天気予報は雨です。
(Shiasatte no tenki yohou wa ame desu) -Prakiraan cuaca untuk tulat adalah hujan.
- しあさって、彼と会う予定です。
(Shiasatte, kare to au yotei desu) – Saya berencana bertemu dengannya tulat.
Informasi Tambahan
- Shiasatte lebih jarang dipakai dibandingkan dengan ashita dan asatte, karena tidak setiap percakapan melibatkan perencanaan yang jauh ke hari ketiga. Namun, istilah ini tetap relevan dan penting, terutama dalam konteks perencanaan dan penjadwalan.
- Kata ini tidak memiliki bentuk yang lebih formal atau tulisan khusus, sehingga bisa digunakan dalam berbagai konteks baik formal maupun informal, asalkan relevan dengan pembicaraan tentang waktu tiga hari mendatang.
Dengan pemahaman tentang istilah shiasatte, minasan dapat mengungkapkan rencana atau kejadian yang akan berlangsung tiga hari dari sekarang dengan lebih jelas dan akurat dalam bahasa Jepang.
Contoh Kalimat
- 明日、友達と映画を見に行きます。
(Ashita, tomodachi to eiga o mi ni ikimasu.) -“Besok, saya akan pergi menonton film dengan teman.”
- 明日、天気が良くなるそうです。
(Ashita, tenki ga yoku naru sou desu.) -“Besok, cuacanya sepertinya akan menjadi baik.”
- 明日、会社のイベントがあります。
(Ashita, kaisha no ibento ga arimasu.) -“Besok, ada acara perusahaan.”
- 明日、友達とランチに行きます。
(Ashita, tomodachi to ranchi ni ikimasu.) -“Besok, saya akan makan siang dengan teman.”
- 明日、仕事があります。
(Asu, shigoto ga arimasu.) -“Besok, saya ada pekerjaan.”
- 明日、彼に会います。
(Myounichi, kare ni aimasu.) -“Besok, saya akan bertemu dengannya.”
- 明日、雨が降るかもしれません。
(Asu, ame ga furu kamoshiremasen.) -“Besok, mungkin akan hujan.”
- 明日 (みょうにち)、重要なプレゼンテーションがあります。
(Myounichi, juuyou na purezentēshon ga arimasu.) – “Besok, ada presentasi penting.”
- 明後日、試験があります。
(Asatte, shiken ga arimasu.) -“Lusa, ada ujian.”
- 明後日は休みなので、家でゆっくりします。
(Asatte wa yasumi na node, ie de yukkuri shimasu.) -“Lusa adalah hari libur, jadi saya akan bersantai di rumah.”
- 会議は翌日に延期されました。
(Kaigi wa yokujitsu ni enki saremashita.) -“Rapat ditunda ke hari berikutnya.”
- 彼は翌日、出張に行きました。
(Kare wa yokujitsu, shucchou ni ikimashita.) -“Dia pergi dinas ke luar kota pada hari berikutnya.”
- 明後日、友達の結婚式に参加します。
(Asatte, tomodachi no kekkonshiki ni sankashimasu.) -“Lusa, saya akan menghadiri pernikahan teman.”
- 明後日までにレポートを提出してください。
(Asatte made ni repōto o teishutsu shite kudasai.) -“Silakan serahkan laporan sebelum lusa.”
- 昨日、映画を見て、翌日、レビューを書きました。
(Kinou, eiga o mite, yokujitsu, rebyū o kakimashita.) -“Kemarin, saya menonton film, dan pada hari berikutnya, saya menulis ulasannya.”
- 彼の病気は翌日に悪化しました。
(Kare no byouki wa yokujitsu ni akka shimashita.) -“Penyakitnya memburuk pada hari berikutnya.”
Kesimpulan
Ashita adalah istilah yang paling umum digunakan dalam bahasa Jepang untuk menyatakan “besok” dan memiliki nuansa harapan terhadap masa depan. Meskipun kata ashita, asu, dan myounichi memiliki arti dasar yang sama, yaitu “besok,” masing-masing memiliki perbedaan dalam penggunaan, nuansa, dan konteks.
- Ashita digunakan dalam percakapan sehari-hari, baik formal maupun informal, sementara asu lebih sering ditemukan dalam tulisan yang bersifat puitis atau artistik.
- Myounichi digunakan dalam konteks yang sangat formal dan resmi. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk memilih kata yang tepat sesuai dengan situasi komunikasi.
Penggunaan kata ashita dan istilah lainnya yang berkaitan dengan “besok” tidak hanya membantu dalam menyampaikan waktu, tetapi juga memberikan nuansa yang lebih dalam dalam komunikasi.
Dengan menguasai perbedaan di antara ashita, asu, dan myounichi, minasan akan dapat menggunakan bahasa Jepang dengan lebih tepat dan sesuai konteks, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam situasi yang lebih formal. Teruslah berlatih dan jangan ragu untuk mencoba berbagai contoh kalimat! Sampai jumpa lagi di materi selanjutnya di Pandaikotoba dan follow juga instagramnya ya minasan.
Ingat belajar bahasa Jepang itu menyenangkan! がんばって!!