JLPT N4,  Tata Bahasa N4

JLPT N4  ∼てしまう(Te shimau/chau) ”Tidak Sengaja Melakukan / Melakukan Sampai Selesai”

Pernahkah minasan secara tidak sengaja menumpahkan kopi ke baju putihmu? Atau, apakah minasan pernah menyelesaikan tugas tepat waktu dengan hasil yang memuaskan?

Dalam bahasa Jepang, ada dua kata ajaib yang bisa membantumu mengungkapkan momen-momen tak terduga dan penyelesaian sempurna ini, yaitu “Te Shimau” dan “Chau”. Salah satu pola yang sering digunakan adalah “Te Shimau” (てしまう) atau bentuk kasualnya “Chau” (ちゃう).

Pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan sudah selesai dengan penekanan tertentu, seperti penyesalan, kejutan, atau sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Artikel ini akan menjelaskan pola kalimat “Te Shimau / Chau” dengan cara yang mudah dipahami.

Pengertian Pola Kalimat ~てしまう(Te Shimau / Chau

“Te Shimau” digunakan setelah bentuk te (て) dari kata kerja, dan menambahkan makna bahwa tindakan tersebut telah selesai dengan nuansa penyesalan, kekecewaan, atau tidak dapat dihindari.

Dalam percakapan sehari-hari, “Te Shimau” (~てしまう) sering disingkat menjadi “Chau” (~ちゃう) untuk kesan yang lebih santai dan kasual.

“Te Shimau” dan “Chau” adalah dua pola kalimat yang digunakan untuk menunjukkan:

  • Kejadian yang tidak disengaja: “Te Shimau” digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi secara tidak sengaja dan diluar kendali.
  • Contohnya:
    • コーヒーをこぼしてしまいました. (Koffee o koboshite shimaimashita.) “Saya tidak sengaja menumpahkan kopi.”
    • 本を忘れてしまいました。(Hon o wasurete shimaimashita.) “Saya tidak sengaja lupa membawa buku.”
てしまう
Koffee o koboshite shimaimashita.
  • Penyelesaian yang sempurna:”Chau” digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu telah selesai dengan sempurna dan sesuai dengan rencana.
  • Contohnya:
    • 私は期限内に仕事を達成しました。(Watashi wa kigen nai ni shigoto o tassei shimashita.”) “Saya berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu.”
    • この本は最後まで読んじゃった。(kono hon wa saigomade yonjyatta) “(Aku) sudah membaca buku ini sampai akhir.”
syorui morau woman
Watashi wa kigen nai ni shigoto o tassei shimashita.

Kita mungkin akan lebih sering mendengar penggunaan “te shimau” untuk arti yang pertama, yaitu “tidak sengaja”. Pola ini menggunakan kata kerja bentuk “te”, yang kemudian ditambahkan kata “shimau”.

Jika ingin mengungkapkan bentuk sopan, maka minasan hanya perlu menggantinya menjadi “te shimaimasu”, dan ini berlaku juga untuk bentuk perubahan lainnya.

Pola ini cenderung lebih sering diungkapkan dalam bentuk lampau, yaitu “te shimatta” atau “te shimaimashita”. Selain itu, dalam percakapan sehari-hari yang lebih kasual, kata “te shimau” bisa disingkat menjadi sebagai berikut, tergantung bentuk “te”nya :

  • Te shimau (~てしまう) : chau / chatta (lampau), misalnya tabete shimau : tabechau
  • Tte shimau (~ってしまう) : cchau / cchatta (lampau), misalnya itte shimau : icchau
  • De shimau (~でしまう) : jau / jatta (lampau), misalnya yonde shimau : yonjau

Jadi apa perbedaan pola “te shimau” (~てしまう) dengan kata kerja pada umumnya?

Misalnya dalam hal yang tidak sengaja, mari ambil contoh kata “wasureru” dan “wasurete shimau”. Kata “wasureru” hanya berarti “lupa”, sedangkan “wasurete shimau” ada penekanan makna “lupa secara tidak sengaja, karena sebenarnya tidak ingin melakukannya”.

Contoh lain adalah kata “motsu” dan “motte shimau”. Kata “,motsu” hanya berarti “membawa”, sedangkan “motte shimau” ada penekanan makna “tanpa sengaja membawanya”.

Namun, perhatikan kembali konteks kalimatnya ya! Bisa saja maksud “motte shimau” adalah “tidak sengaja membawanya”, karena sebenarnya tidak bermaksud membawanya, dan mungkin ada perasaan menyesal karena membawanya.

Contoh perubahan kata kerja menjadi bentuk “te”

Kelompok 1 (berakhiran u, ku, su, tsu, nu, bu, mu, gu, ru)

  • u menjadi tte : kau (membeli) : katte
  • ku menjadi ite* : hataraku (bekerja) : hataraite
  • su menjadi shite : kaesu (mengembalikan) :kaeshite
  • tsu menjadi tte : motsu (membawa) : motte
  • nu menjadi nde : shinu (mati) : shinde
  • bu menjadi nde : asobu (bermain) : asonde
  • mu menjadi nde : yomu (membaca) : yonde
  • gu menjadi ide : oyogu (berenang) : oyoide
  • ru menjadi tte : kiru (memotong) : kitte

*pengecualian untuk kata iku (pergi)= itte (meski berakhiran ku, khusus kata ini, akan berubah menjadi itte)

Kelompok 2 (berakhiran eru dan iru)

  • eru menjadi ete : taberu (makan) :tabete
  • iru menjadi ite : miru (melihat) : mite

Kelompok tidak beraturan (berakhiran suru dan kata kuru)

  • suru menjadi shite : yoyaku suru (melakukan reservasi) : yoyaku shite
  • kuru (datang) : kite

Cara Penggunaan Te Shimau / Chau

Untuk menggunakan “Te Shimau”, kita menggabungkannya dengan bentuk te dari kata kerja. Untuk bentuk kasual “Chau”, ada sedikit perubahan tergantung pada jenis kata kerja.

Rumus Umum:

  • Kata Kerja (bentuk te) + しまう (Shimau)
  • Kata Kerja (bentuk te) + ちゃう (Chau) [untuk kata kerja -ru]
  • Kata Kerja (bentuk te) + じゃう (Jau) [untuk kata kerja -u]

Contoh:

  • 食べてしまう (tabete shimau) -> 食べちゃう (tabechau) – Sudah terlanjur makan
  • 忘れてしまう (wasurete shimau) -> 忘れちゃう (wasurechau) – Sudah terlanjur lupa
  • 飲んでしまう (nonde shimau) -> 飲んじゃう (nonjau) – Sudah terlanjur minum

Contoh Kalimat

Berikut beberapa contoh kalimat menggunakan pola “Te Shimau / Chau”:

  • 宿題を忘れてしまった。
    • Shukudai o wasurete shimatta.
    • Saya sudah terlanjur lupa mengerjakan PR.
  • 財布を家に忘れちゃった。
    • Saifu o ie ni wasurechatta.
    • Saya sudah terlanjur lupa dompet di rumah.
  • 全部食べちゃった!
    • Zenbu tabechatta!
    • Saya sudah terlanjur makan semuanya!
  • 雨が降ってしまった。
    • Ame ga futte shimatta.
    • Hujan sudah turun (dan saya tidak bisa berbuat apa-apa).
syukudai natsuyasumi boy aseru
Shukudai o wasurete shimatta.

Dalam setiap contoh di atas, pola “Te Shimau / Chau” menunjukkan bahwa tindakan tersebut sudah selesai, seringkali dengan penekanan pada hasil yang tidak diinginkan atau tidak dapat dihindari.

Variasi Penggunaan

Pola “Te Shimau / Chau” bisa digunakan dengan berbagai kata kerja untuk mengekspresikan berbagai situasi. Beberapa contoh lainnya termasuk:

  • 飲んでしまう (nonde shimau) -> 飲んじゃう (nonjau) – Sudah terlanjur minum
  • 壊してしまう (kowashite shimau) -> 壊しちゃう (kowashichau) – Sudah terlanjur merusak
  • 寝てしまう (nete shimau) -> 寝ちゃう (nechau) – Sudah terlanjur tidur
てしまう
nonjau

Pola kalimat “Te Shimau / Chau” dalam bahasa Jepang adalah cara yang efektif untuk mengekspresikan bahwa suatu tindakan telah selesai dengan penekanan tertentu, seperti penyesalan atau kejutan. Dengan memahami dan menggunakan pola ini, minasan dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Jepang dengan lebih kaya dan ekspresif.

Perjalanan kita menjelajahi “Te Shimau” telah sampai pada penghujungnya. Kini, minasan telah membuka gerbang pemahaman baru tentang bagaimana mengungkapkan kejadian tak terduga dalam bahasa Jepang.

“Te Shimau” bagaikan kunci ajaib yang membantumu menceritakan momen-momen di luar kendali dengan cara yang lebih ekspresif dan penuh makna.

  • Gunakan kata ajaib ini untuk menunjukkan kekecewaan, penyesalan, atau bahkan humor dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.
  • Ingatlah untuk menggunakan “Te Shimau” setelah kata kerja dasar dan tambahkan “shimashita” di akhir kalimat untuk menunjukkan waktu lampau.
  • Berlatihlah menggunakan “Te Shimau” dalam berbagai situasi untuk semakin memahaminya.
  • Gabungkan “Te Shimau” dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang sesuai untuk memperkuat maknanya.
  • Jangan ragu untuk bereksperimen dan ciptakan kalimat-kalimat unik dengan “Te Shimau”.

Ikuti terus webnya pandaikotoba untuk menambah wawasan minasan mengenai pembelajaran bahasa Jepang dan kejepangan, follow juga instagramnya.

Semoga penjelasan ini bermanfaat! Selamat belajar dan semoga Anda terus berkembang dalam perjalanan bahasa Jepang Anda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *